Surat Al-Waqi’ah Ayat 14

وَقَلِيلٌ مِّنَ ٱلْءَاخِرِينَ

Arab-Latin: Wa qalīlum minal-ākhirīn

Artinya: Dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian

« Al-Waqi'ah 13Al-Waqi'ah 15 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Tafsir Penting Tentang Surat Al-Waqi’ah Ayat 14

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Waqi’ah Ayat 14 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai tafsir penting dari ayat ini. Didapatkan pelbagai penjabaran dari berbagai ahli ilmu mengenai isi surat Al-Waqi’ah ayat 14, misalnya seperti tercantum:

📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

14. Dan sedikit dari manusia di akhir jaman, mereka adalah orang-orang yang terdepan dan didekatkan.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

14. وَقَلِيلٌ مِّنَ الْاٰخِرِينَ (dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian)
Yakni dari umat ini. Disebut dengan golongan kecil karena dibandingkan dengan orang-orang sebelum mereka yang lebih banyak, karena telah banyak nabi yang diutus kepada mereka dan banyak orang-orang yang beriman kepada para nabi tersebut.
Pendapat lain mengatakan, yang dimaksud dengan golongan yang besar adalah orang-orang terdahulu dari umat Nabi Muhammad, sedangkan golongan yang kecil adalah generasi setelah mereka.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

14-15. Dan sedikit dari umat nabi SAW. Digambarkan dengan prosentase sedikit karena kumpulan umat sebelumnya terbilang lebih banyak. Imam Ahmad dan Abu Hurairah berkata: “Saat ayat {Tsullatum minal awwaliin wa qaliilun …} diturunkan, hal itu memecah belah orang-orang muslim, kamudian diturunkan ayat {Tsullatum minal awwalin wa tsullatum minal aakhiriin}” Di atas permadani-permadani yang ditenun dengan rapi dan dihiasi dengan benang-benang emas


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{dan sedikit dari orang-orang yang datang kemudian} yang akan datang dari umat ini


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

10-14. “Dan orang-orang yang paling dahulu beriman. Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah),” maksudnya adalah bahwa orang-orang yang ketika di dunia paling dahulu kepada kebaikan (keimanan), mereka di akhirat adalah orang-orang yang paling dahulu masuk surga. Mereka itulah yang memiliki sifat didekatkan kepada Allah, “berada dalam surga-surga kenikmatan,” di tempat yang paling tinggi, di tempat tertinggi yang tidak ada tempat lagi di atasnya. Dan mereka yang disebutkan adalah “segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu,” maksudnya, jumlah golongan besar orang-orang terdahulu dari umat ini secara umum daripada umat yang datang selanjutnya, karena orang-orang yang didekatkan (kepada Allah) dari golongan pertama lebih banyak daripada golongan orang-orang yang kemudian. Dan orang-orang yang didekatkan kepada Allah adalah manusia-manusia istimewa.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 13-26
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang orang-orang yang paling dahulu yang didekatkan, bahwa mereka: Segolongan besar, yaitu segolongan dari orang-orang yang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. Para mufasir berbeda pendapat tentang yang dimaksud firmanNya,"Al-awwalin" dan "Al-akhirin". Dikatakan bahwa yang dimaksud dengan "Al-awwalin" adalah umat-umat terdahulu, sedangkan "Al-akhirin" adalah umat ini. Ini adalah riwayat dari Mujahid dan pendapat inilah yang dipilih Ibnu Jarir dengan alasan ada sabda Rasulullah SAW,”Kita adalah umat yang terakhir, tetapi yang paling dahulu pada hari kiamat”
Pendapat yang dipilih Ibnu Jarir dalam hal ini perlu ditinjau bahkan merupakan pendapat yang lemah karena umat ini adalah umat yang terbaik dengan nash Al-Qur'an, sehingga jauh jika orang-orang yang didekatkan ada pada selainnya dalam jumlah yang lebih banyak daripada umat ini, kecuali jika mereka semua digabungkan menjadi satu untuk mengimbangi umat ini. Yang jelas bahwa orang-orang yang didekatkan dari kalangan mereka jauh lebih banyak daripada umat-umat yang lain. Hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Jadi pendapat yang kedualah yang lebih kuat, yaitu yang mengartikan firmanNya: (segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu (13)) yaitu dari kalangan permulaan umat ini (dan segolongan yang kecil dari orang-orang yang kemudian (14)) yaitu dari umat ini.
Al-Hasan membaca firmanNya: (Dan orang-orang yang paling dahulu beriman merekalah yang paling dulu (masuk surga) (10) Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah) (11) Berada dalam surga kenikmatan (12) Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu (13)) dia berkata bahwa yang dimaksud adalah segolongan besar dari umat ini yang telah pergi. Diriwayatkan dari Muhammad bin Sirin, bahwa dia berjata tentang firmanNya: (Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu (13) dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian (14)) dia berkata bahwa dahulu mereka berkata atau berharap semoga semuanya itu dari kalangan umat ini. Dapat diartikan bahwa makna ayat ini bersifat umum mencakup semua umat, yang masing-masing umat sesuai perhitungannya. Oleh karena itu disebutkan dalam hadits yang terdapat dalam kitab-kitab shahih dan lainnya bahwa Rasulullah SAW bersabda:”Sebaik-baik generasi adalah generasiku, kemudian orang-orang yang sesudah mereka, kemudian orang-orang yang sesudah mereka” sampai akhir hadits.
Firman Allah SWT: (Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata (15)) Ibnu Abbas berkata bahwa itu dihiasi dengan emas, yaitu dilapisi dengannya. Demikian juga dikatakan Mujahid, Zaid bin Aslam, dan Qatadah
Ibnu Jarir berkata bahwa di antaranya juga dinamakan tali pengikat pelana yang ada di bawah perut unta. Kata itu mengikuti wazan “fa'il” yang maknanya “maf'ul”, karena menunjukkan sesuatu yang dipintal, maka demikian juga dipan-dipan di surga dihiasi dengan emas dan permata.
Firman Allah SWT; (seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan (16)) yaitu wajah sebagian dari mereka berhadapan dengan sebagian yang lain, tidak ada seorangpun yang berada di belakang yang lain. (Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda (17)) yaitu mereka tetap kekal dalam rupa yang sama, tidak menua, tidak beruban, dan tidak berubah (dengan membawa gelas, cerek, dan piala berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir (18) Adapun “Al-akwab” adalah gelas yang tidak ada pegangan dan moncongnya. Sedangkan “Al-abariq” adalah yang menghimpun kedua sifat tersebut, yaitu cerek. Semuanya diisi dengan khamr dari sungai khamr yang mengalir, bukan dari botol minuman, bahkan langsung dari sumbernya yang terus-menerus mengalir.
Firman Allah SWT: (mereka tidak pening karena meminumnya dan tidak pula mabuk (19)) yaitu kepala mereka tidak pusing dan akal mereka tidak tertutup, bahkan tetap normal dengan pengaruh yang menyenangkan dan merasakan kelezatan.
Mereka berkata tentang firmanNya: (dan tidak pula mabuk) yaitu tidak menghilangkan akal sehat mereka.
Firman Allah SWT: (dan buah-buahan dari apa yang mereka inginkan (20) dan daging burung dari apa yang mereka inginkan (21)) yaitu mengelilingi mereka dengan membawa segala macam buah-buahan yang mereka pilih.
Firman Allah SWT: (Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli (22) laksana mutiara yang tersimpan dengan baik (23)) Sebagian dari mereka membacanya dengan bacaan rafa’ yang bentuknya bagi mereka ada bidadari-bidadari yang bermata jeli di dalam surga. Sedangkan yang membaca jar mengandung dua makna; salah satunya bahwa i'rabnya dianggap mengikuti kalimat sebelumnya, sebagaimana firmanNya: (Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda (17) dengan membawa gelas, cerek, dan piala berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir (18) mereka tidak pening karena meminumnya dan tidak pula mabuk (19) dan buah-buahan dari apa yang mereka inginkan (20) dan daging burung dari apa yang mereka inginkan (21) Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli (22)) Sebagaimana Allah SWT berfirman: (dan usaplah kepalamu dan (basuhlah) kedua kakimu (6)) (Surah Al-Maidah) dan (Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal) (Surah Al-Insan:21)
Makna yang kedua menunjukkan bahwa di antara anak-anak muda yang mengelilingi mereka terdapat juga bidadari-bidadari yang bermata jeli, tetapi hal ini terjadi di dalam istana-istana, bukan di kalangan sebagian mereka dengan sebagian lainnya, bahkan di dalam kemah masing-masing mereka dikelilingi oleh para pelayan surga dan bidadari-bidadari yang bermata jeli; hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Firman Allah SWT: (laksana mutiara yang tersimpan (23)) yaitu seakan-akan seperti mutiara dalam hal keputihan dan kejernihannya, sebagaimana yang disebutkan dalam surah Ash-Shaffat (seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan dengan baik (49)) (Surah Ash-Shaffat) Dan telah disebutkan dalam surah Ar-Rahman gambaran tentang mereka. Oleh karena itu Allah berfirman: (Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan (24)) yaitu sajian yang Kami suguhkan kepada mereka merupakan balasan dari amal baik yang mereka kerjakan.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa (25) tetapi mereka mendengar ucapan salam (26)) yaitu dalam surga mereka tidak mendengar perkataan yang tidak ada gunanya yaitu yang sia-sia atau yang mengandung makna yang kotor atau rendah, sebagaimana Allah SWT berfirman: (di dalamnya tidak kamu dengar perkataan yang tidak berguna (11)) (Surah Al-Ghasyiyah) yaitu, kalimat yang tidak ada gunanya.
(dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa) yaitu kata-kata yang mengandung keburukan (tetapi mereka mendengar ucapan salam (26)) yaitu hanya kata salam dari sebagian mereka kepada sebagian lain. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (salam penghormatan mereka ialah 'Salam' (Surah Ibrahim: 23) dan pembicaraan mereka juga bersih dari sia-sia dan yang mengandung keburukan


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Waqi’ah ayat 14: 13-14. Allah menjelaskan bahwa golongan ini adalah pilihan dari orang-orang yang beriman, yang mereka dari umat Muhammad ﷺ dan selainnya, dan sedikit dari umat-umat yang lain. Ini menunjukkan akan keutamaan para salafush shalih dari para sahabat Muhammad ﷺ dan para tabi’in; Mereka adalah orang-orang yang dekat dengan pahala dan besar kemuliaannya.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Ayat ini menunjukkan keutamaan generasi pertama umat ini secara jumlah (garis besar) daripada generasi yang datang kemudian, karena orang-orang yang didekatkan dari kalangan orang-orang terdahulu lebih banyak daripada orang-orang yang datang kemudian.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Waqi’ah Ayat 14

13-16. Ayat-ayat ini menerangkan kenikmatan yang akan mereka terima di surga tersebut. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu beriman kepada Allah dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian yang tetap teguh dalam ketaatan dan tauhid akan mendapat balasan yang dia janjikan. Mereka berada di atas dipan yang kukuh dan indah karena bertahta emas dan permata, seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan sambil mensyukuri nikmat yang mereka terima


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah aneka ragam penjelasan dari beragam ulama tafsir terkait makna dan arti surat Al-Waqi’ah ayat 14 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat bagi kita semua. Sokonglah kemajuan kami dengan mencantumkan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Sering Dibaca

Terdapat ratusan materi yang sering dibaca, seperti surat/ayat: Luqman 12, Ali ‘Imran 173, Al-Baqarah 156, Yusuf 87, An-Nahl 97, An-Nahl. Juga Al-Kautsar 2, Az-Zalzalah 7-8, At-Talaq 3, At-Taubah 103, Al-Baqarah 255, Tiga (3) Terakhir al-Baqarah.

  1. Luqman 12
  2. Ali ‘Imran 173
  3. Al-Baqarah 156
  4. Yusuf 87
  5. An-Nahl 97
  6. An-Nahl
  7. Al-Kautsar 2
  8. Az-Zalzalah 7-8
  9. At-Talaq 3
  10. At-Taubah 103
  11. Al-Baqarah 255
  12. Tiga (3) Terakhir al-Baqarah

Pencarian: surah yang menjelaskan tentang perintah ikhlas adalah surah, surat mutafifin, arti dari surat al-ashr, robbij'alni muqimassholati wa min dzurriyyati robbana wa taqobbal du'a', makna surat yusuf

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.