Surat Ar-Rahman Ayat 57

فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

Arab-Latin: Fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān

Artinya: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

« Ar-Rahman 56Ar-Rahman 58 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Penting Mengenai Surat Ar-Rahman Ayat 57

Paragraf di atas merupakan Surat Ar-Rahman Ayat 57 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai pelajaran penting dari ayat ini. Terdapat berbagai penafsiran dari banyak pakar tafsir mengenai makna surat Ar-Rahman ayat 57, antara lain sebagaimana termaktub:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

57. Maka nikmat manakah dari nikmat-nikmat Tuhan kalian berdua (wahai jin dan manusia) yang kalian dustakan?


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

57. Maka dengan nikmat Allah yang banyak untuk kalian -wahai jin dan manusia- yang mana yang kalian dustakan?


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

56-57. Di dalam kedua surga yang telah disebutkan kenikmatan dan permadaninya itu ada wanita-wanita yang menundukkan pandangannya kepada suami-suaminya yang duduk di atas permadani. Belum ada satupun manusia atau jin yang pernah menyentuhnya. Maka nikmat Tuhan mana yang kalian dustakan?!


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Maka nikmat Tuhan kalian yang manakah yang kalian dustakan


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 54-61
Allah SWT berfirman: (Mereka bertelekan) yaitu penghuni surga. Makna yang dimaksud dengan “Al-ittika'” adalah duduk bersandar. Dikatakan bahwa itu adalah duduk bersila. (di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutra) yaitu kain sutra yang tebal, Pendapat itu dikatakn Ikrimah, dan Qatadah.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud, dia berkata bahwa ini adalah bagian dalamnya, maka bagaimana jika kalian melihat bagian luarnya?
(Dan buah-buahan kedua surga itu dapat (dipetik) dari dekat) yaitu buah-buahannya dekat kepada mereka, kapanpun mereka mau, maka mereka dapat memetiknya dengan mudah. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Buah-buahannya dekat (23)) (Surah Al-Haqqah) Allah SWT berfirman: (Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buah­nya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya (14)) (Surah Al-Insan) yaitu tidak menolak dari orang yang mau memetiknya, bahkan dengan sendirinya turun sendiri kepadanya dengan tangkainya (Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (55)) Setelah menyebutkan tentang permadani penghuni surga yang sangat besar itu, selanjutnya Allah SWT berfirman: (Di dalam surga itu) yaitu di atas hamparan permadani itu (ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya) yaitu selalu menundukkan pandangannya kepada selain suami mereka dan tidak ada sesuatupun yang mereka lihat di dalam surga itu yang lebih baik bagi mereka selain dari suami-suami mereka. Pendapat ini dikatakan Qatadah, Atha’ Al-Khurrasani, dan Ibnu Zaid.
(tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin) yaitu, bahkan mereka tetap dalam keadaan perawan dan berusia muda setara dengan suami mereka. Tidak ada seorangpun yang menyentuh mereka sebelum suami mereka, dari kalangan manusia maupun jin. Ayat ini juga merupakan suatu dalil yang menunjukkan bahwa jin yang mukmin masuk surga.
Kemudian Allah SWT menggambarkan ciri mereka itu orang-orang yang diajak bicara: (Seakan-akan bidadari itu permata yaqut dan marjan (58))
Mujahid, Al-Hasan, Ibnu Zaid dan selain mereka berkata bahwa yang dimaksud adalah sejernih yaqut dan seputih marjan, dan yang dimaksud dengan marjan di sini adalah mutiara.
Firman Allah SWT: (Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula) (60)) yaitu tidak ada balasan bagi orang yang berbuat kebaikan di dunia, melainkan memperoleh kebaikan di akhirat. Sebagaimana Allah SWT berfirman (Bagi orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya) (Surah Yunus: 26)


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Ar-Rahman ayat 57: Telah berlalu tafsirnya pada ayat 13 dalam surat ini.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ar-Rahman Ayat 57

56-57. Tidak saja buah-buahan, di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang menjadi pasangan para pria penghuni surga, dan bagi wanita ada pula pasangannya, yang amat santun sehingga membatasi pandangan dan tidak menoleh kecuali kepada pasangannya. Mereka itu perawan yang tidak pernah disentuh oleh manusia maupun jin sebelumnya. Maka, wahai manusia dan jin, nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan'58-59. Para bidadari itu demikian cantik dan sedap dipandang seakan-akan mereka itu permata yakut dan marjan. Maka, wahai manusia dan jin, nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan'.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah berbagai penjabaran dari beragam ahli tafsir terhadap kandungan dan arti surat Ar-Rahman ayat 57 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat bagi kita. Sokonglah syi'ar kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Paling Sering Dilihat

  1. Ali ‘Imran 173
  2. Al-Baqarah 255
  3. Luqman 12
  4. Al-Kautsar 2
  5. Az-Zalzalah 7-8
  6. Tiga (3) Terakhir al-Baqarah
  7. An-Nahl 97
  8. An-Nahl
  9. Al-Baqarah 156
  10. At-Talaq 3
  11. Yusuf 87
  12. At-Taubah 103
Bantu Kami

Setiap bulan 1.000.000+ orang membaca dan mempelajari al-Qur’an di TafsirWeb secara gratis. Untuk itu kami butuh biaya operasional

Bantu keberlangsungan kami dengan memiliki buku digital Jalan Rezeki Berlimpah karya TafsirWeb

Dapatkan rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala jariyah menebar ilmu bermanfaat, Insya Allah