Surat An-Najm Ayat 41
ثُمَّ يُجْزَىٰهُ ٱلْجَزَآءَ ٱلْأَوْفَىٰ
Arab-Latin: ṡumma yujzāhul-jazā`al-aufā
Artinya: Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna,
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Penting Berkaitan Dengan Surat An-Najm Ayat 41
Paragraf di atas merupakan Surat An-Najm Ayat 41 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka tafsir penting dari ayat ini. Terdokumentasi beraneka penjabaran dari beragam ahli ilmu mengenai makna surat An-Najm ayat 41, di antaranya seperti berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
41-42. Kemudian manusia dibalas atas usahanya dengan balasan yang sempurna untuk seluruh amalnya. Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmu (wahai Rasul) tempat kembali seluruh makhluk di Hari Kiamat.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
41. Kemudian pahala amalnya itu diberikan secara sempurna tanpa dikurangi.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
41. ثُمَّ يُجْزَىٰهُ (Kemudian akan diberi balasan kepadanya)
Yakni perbuatan seseorang akan dibalas.
الْجَزَآءَ الْأَوْفَىٰ( dengan balasan yang paling sempurna)
Yakni dengan balasan penuh tanpa pengurangan sedikitpun.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
41. Lalu dia dibalas atas semua perbuatannya dengan balasan yang sempurna. Ayat-ayat ini (33-41) diturunkan untuk Walid bin Mughirah yang memberikan harta kepada sebagian orang-orang musyrik untuk memikul dosa-dosanya kepada Allah SWT. Dia memberikan sebaian yang dijanjikan lalu sisanya tidak diberikan.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{kemudian dia akan diberi balasan atas itu} manusia akan diberi balasan atas amalnya itu {dengan balasan yang paling sempurna
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
38-41. Terdapat berbagai hukum dalam lembaran-lembaran itu, di antara yang terpenting adalah yang disebutkan Allah dalam FirmanNYa, “(yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.” Artinya, setiap orang akan menanggung akibat amalannya, baik maupun buruk. Setiap orang tidak akan mendapatkan balasan apa pun dari amalan orang lain dan tidak menanggung dosa siapa pun.
“dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya),” yakni di akhirat, dan kebaikan akan dipisahkan dari keburukan, “kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna,” yaitu yang mencakup seluruh amal; amalan baik dibalas baik dan amalan buruk dibalas buruk.
Balasan adil uang membuat semua manusia mengakuinya dan memuji Allah atas keadilanNya bahkan penghuni neraka sekalipun pada saat dimasukkan ke dalam neraka, tapi hatinya penuh pujian terhadap Rabb mereka serta mengakui kesempurnaan hikmah Nya dan marah terhadap diri mereka sendiri. Mereka mengetahui bahwa yang menyebabkan mereka masuk ke dalam tempat kembali yang paling buruk adalah diri mereka sendiri.
Ada yang mengambil dalil dari Firman Allah, “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,” dengan berpendapat bahwa amal kebaikan yang mendekatkan diri kepada Allah tidak boleh dihadiahkan kepada orang yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Menurut mereka, karena Allah berfirman, “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,” sampainya usaha orang lain pada seseorang menafikan ayat ini. Cara pengambilan dalil ini perlu dikaji ulang, karena ayat ini menunjukkan, seseorang tidak akan mendapatkan apa pun selain yang telah dikerjakan sendiri, ini memang benar dan tidak perlu diperdebatkan, namun ayat ini tidak menunjukkan bahwa seseorang tidak mendapatkan manfaat dari hasil usaha orang lain jika yang bersangkutan menghadiahkannya pada yang lain. Sama seperti harta, seseorang tidak memiliki harta selain yang dimiliki, hal itu tidak mengharuskan yang bersangkutan tidak memiliki harta yang diberikan oleh orang lain kepadanya di samping harta yang dimilikinya itu.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 33-41
Allah SWT berfirman seraya mencela orang-orang yang berpaling dari ketaatan kepada Allah (Dan ia tidak mau membenarkan (Rasul dan Al-Qur'an) dan tidak mau mengerjakan shalat (31) tetapi ia mendustakan (Rasul) dan berpaling (dari kebenaran) (32)) (Surah Al-Qiyamah) dan (serta memberi sedikit dan tidak mau memberi lagi? (34)) Ibnu Abbas berkata yaitu taat sebentar, kemudian berhenti. Demikian juga dikatakan Mujahid, Sa'id bin Jubair, Ikrimah, Qatadah dan lainnya.
Firman Allah SWT: (Apakah dia mempunyai pengetahuan tentang yang gaib sehingga dia mengetahui? (35)) yaitu apakah orang yang menggenggamkan tangannya, tidak mau berinfak, tidak mau berbuat kebaikannya dan mengetahui hal yang ghaib bahwa apa yang ada di tangannya akan habis, yang karenanya dia tidak mau berbuat kebaikan, maka apakah dia melihat akibat itu dengan matanya sendiri? yaitu perkaranya tidak demikian. Sesungguhnya dia menggenggamkan tangannya dari bersedekah dan berbuat kebaikan, dan silaturahmi -mata karena kekikirannya.
Firman Allah SWT: (Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa? (36) Dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji? (37)) Sa’id bin Jubair berkata bahwa makna yang dimaksud adalah menyampaikan semua yang diperintahkan kepadanya.
Qatadah berkata tentang firmanNya (menyempurnakan janji) karena ketaatannya kepada Allah dan menyampaikan risalahNya kepada makhlukNya. Pendapat inilah yang dipilih Ibnu Jarir. Pendapat ini diperkuat dengan firman Allah SWT: (Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman, "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”) (Surah Al-Baqarah: 124) Maka dia mengerjakan semua perintah itu, meninggalkan semua larangan, dan menyampaikan risalah dengan lengkap dan sempurna. Maka dia berhak menjadi pemimpin bagi seluruh manusia yang dijadikan panutan dalam semua keadaan, ucapan, dan perbuatan. Allah SWT berfirman: (Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif " dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan (123)) (Surah An-Nahl)
Firman Allah SWT: (Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya) (40)) yaitu pada hari kiamat, sebagaimana firmanNya: (Dan katakanlah, "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (105)) (Surah At-Taubah) yaitu Dia akan memberitahukan kepada kalian tentang itu dan membalaskan kalian dengan pembalasan yang sempurna. Jika kebaikan, maka balasannya kebaikan; dan jika keburukan, maka balasannya keburukan. Demikianlah Allah berfirman di sini: (Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna (41)) yaitu, yang penuh
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat An-Najm ayat 41: 40-41. Allah menjelaskan bahwa manusia akan melihat dan memandang usahanya sendiri-sendiri di hari kiamat. Kemudian Allah akan menghisab dan membalas mereka dengan sesempuna-sempurnanya balasan; Jika baik maka akan dibalas dengan kebaikan, jika buruk maka akan dibalas dengan keburukan.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Yang baik dengan Al Husna (yang terbaik), dan yang buruk dengan yang buruk, sedangkan yang bercampur maka disesuaikan dengan keadaannya sebagai balasan yang ihsan dan adil, dimana semuanya merasakan kepuasan dan Allah berhak mendapatkan segala puji terhadapnya, sehingga penghuni neraka masuk ke neraka sedangkan hati mereka penuh dengan pujian terhadap Tuhan mereka serta mengakui kebijaksanaan-Nya dan mereka marah kepada diri mereka sendiri, dan bahwa merekalah yang membuat diri mereka masuk ke tempat yang buruk itu.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Najm Ayat 41
41-42. Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna. Amal yang baik akan mendapat balasan yang berlipat ganda, dan amal yang buruk akan dibalas sesuai kadar keburukannya. Dan selain itu, disebutkan pula dalam lembaran-lembaran kitab suci itu bahwa sesungguhnya hanya kepada tuhanmu permulaan dan kesudahan segala sesuatu
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah beberapa penjelasan dari para ahli ilmu terhadap makna dan arti surat An-Najm ayat 41 (arab-latin dan artinya), moga-moga memberi kebaikan bagi kita semua. Bantu usaha kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.