Surat An-Najm Ayat 23
إِنْ هِىَ إِلَّآ أَسْمَآءٌ سَمَّيْتُمُوهَآ أَنتُمْ وَءَابَآؤُكُم مَّآ أَنزَلَ ٱللَّهُ بِهَا مِن سُلْطَٰنٍ ۚ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا ٱلظَّنَّ وَمَا تَهْوَى ٱلْأَنفُسُ ۖ وَلَقَدْ جَآءَهُم مِّن رَّبِّهِمُ ٱلْهُدَىٰٓ
Arab-Latin: In hiya illā asmā`un sammaitumụhā antum wa ābā`ukum mā anzalallāhu bihā min sulṭān, iy yattabi'ụna illaẓ-ẓanna wa mā tahwal-anfus, wa laqad jā`ahum mir rabbihimul-hudā
Artinya: Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengadakannya; Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk (menyembah)nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Menarik Terkait Dengan Surat An-Najm Ayat 23
Paragraf di atas merupakan Surat An-Najm Ayat 23 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai pelajaran menarik dari ayat ini. Diketemukan berbagai penafsiran dari beragam mufassir terkait isi surat An-Najm ayat 23, misalnya sebagaimana tertera:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
21-23. Apakah kalian menjadikan anak lelaki yang kalian harapkan untuk diri kalian lalu kalian menjadikan anak perempuan kepada Allah, padahal kalian sendiri tidak menerimanya untuk diri kalian? Jika demikian, maka itu adalah sebuah pembagian yang curang. Berhala-berhala itu hanya nama, yang sedikit pun tidak memiliki sifat kesempurnaan. Ia hanya nama-nama yang kalian dan leluhur kalian berikan sesuai dengan hawa nafsu kalian yang batil, Allah tidak menurunkan bukti yang membenarkan klaim kalian tentangnya. Orang-orang musyrik itu tidak mengikuti kecuali dugaan dan hawa nafsu mereka yang menyimpang dari fitrah yang selamat. Sungguh telah datang kepada mereka dari Tuhan mereka melalui Nabi, apa-apa yang mengandung hidayah bagi mereka, tetapi mereka tidak mau mengambil manfaat darinya.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
23. Berhala-berhala ini tidak lain hanyalah nama-nama yang tidak mempunyai arti. Ia tidak mempunyai bagian dari sifat-sifat ketuhanan, kalian dan bapak-bapak kalian menamakannya hanya dari diri kalian, Allah tidak menurunkan keterangan tentang hal itu. Orang-orang musyrik tidak lain hanyalah mengikuti prasangka dalam keyakinan mereka dan apa yang diinginkan oleh hawa nafsu mereka dari apa yang dijadikan indah oleh setan-setan di dalam hati mereka, dan sungguh telah datang kepada mereka petunjuk dari Rabb mereka melalui lisan Nabi-Nya, akan tetapi mereka tidak mengambil petunjuk itu.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
23. إِنْ هِىَ إِلَّآ أَسْمَآءٌ سَمَّيْتُمُوهَآ أَنتُمْ وَءَابَآؤُكُم (tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengadakannya)
Sebab berhala-berhala itu tidak dapat melihat dan mendengar, tidak dapat memahami dan berfikir, serta tidak dapat memberi manfaat atau mudharat. Itu hanyalah nama-nama yang kalian dan nenek moyang kalian sebut sebagai tuhan-tuhan, dan tidak memiliki sifat ketuhanan sedikitpun, orang yang akhir mengikuti orang sebelumnya dan anak-anak mengikuti bapak-bapak mereka.
مَّآ أَنزَلَ اللهُ بِهَا مِن سُلْطٰنٍ ۚ( Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk (menyembah)nya)
Yakni tanpa ada hujjah yang dapat mereka gunakan sebagai bukti bahwa itu adalah tuhan-tuhan yang sesungguhnya.
إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ(Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan)
Dan prasangka tidak membuktikan kebenaran sedikitpun.
وَمَا تَهْوَى الْأَنفُسُ ۖ( dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka)
Yakni yang diinginkan oleh hawa nafsu tanpa memandang kebenaran yang wajib diikuti.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
1). Fitnah orang-orang musyrik dan kebohongan mereka terhadap Tuhan semesta alam disebabkan oleh dua hal: kecurigaan dan hawa nafsu, dan keduanya digabungkan dalam firman Allah ta'ala: { إِنْ هِيَ إِلَّا أَسْمَاءٌ سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَمَا تَهْوَى الْأَنْفُسُ } "Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengadakannya; Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk (menyembah)nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka..." Hal-hal itulah yang menghalangi kaum musyrik untuk mengikuti kebenaran.
2). Siapa pun yang tidak sependapat dengan Rasul, pasti mengikuti kecurigaan dan apa yang diinginkan hawa nafsunya: { إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَمَا تَهْوَى الْأَنْفُسُ } "Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka".
3). Al-Qur’an berduka atas orang-orang yang berlari di belakang kecurigaan yang mengisi pikiran mereka dengan takhayul, dan merusak masa kini dan masa depan mereka dengan kebohongan. Allah berfirman: { إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَمَا تَهْوَى الْأَنْفُسُ ۖ وَلَقَدْ جَاءَهُمْ مِنْ رَبِّهِمُ الْهُدَىٰ } "Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka".
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
23. Berhala-berhala ini tidak lain hanyalah nama-nama yang kalian dan leluhur kalian sebut sebagai Tuhan. Allah tidak menurunkan dalil dan bukti untuk menyembah berhala-berhala itu. Apa yang mereka ikuti dalam menyembah berhala-berhala itu tidak lain kecuali anggapan yang tidak berdasarkan dalil dan hanya menuruti hawa nafsu saja. Sungguh telah datang kepada mereka bukti yang nyata dari Tuhan mereka yaitu Rasulallah dan Al-Qur’an yang menunjukkan bahwa yang layak disembah hanya Allah, namun mereka tidak berhenti dari kesyirikan mereka.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{(Berhala) itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kalian dan nenek moyang kalian buat. Allah tidak menurunkan suatu keterangan} dalil {apa pun untuknya. Mereka tidak lain hanya mengikuti dugaan dan apa yang diinginkan oleh hawa nafsu. Sungguh benar-benar telah datang kepada mereka petunjuk dari Tuhan mereka
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
23. Allah berfirman, “Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengada-adakannya, Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun untuk (menyembah) nya,” berupa hujjah dan bukti atas kebenaran pandangan kalian. Semua hal yang tidak diturunkan keterangannya oleh Allah adalah batil, rusak dan tidak boleh dijadikan sebagai anutan. Sebenarnya mereka sendiri pun tidak mengikuti bukti yang mereka yakini sebagai pendapat. Pendorong mereka mengucapkan perkataan itu hanyalah dugaan keliru, kebodohan hina, dan hawa nafsu mereka yang menginginkan kesyirikan dan bid’ah yang sesuai dengan kemauan mereka. Nyatanya, mereka tidak memiliki motif untuk mengikuti prasangka selain karena tidak adanya ilmu dan petunjuk. Karena itulah Allah berfirman, “Dan sungguh telah datang petunjuk kepada mereka dari Rabb mereka,” yakni yang menunjukkan mereka dalam masalah tauhid, kenabian serta seluruh hal yang dibutuhkan oleh manusia; semuanya telah dijelaskan oleh Allah dengan jelas, dan tujuannya pun telah ditunjukkan dengan menegakkan berbagai dalil serta bukti nyata yang mewajibkan mereka dan lainnya untuk mengikuti sehingga tidak tersisa satu alasan pun bagi seseorang setelah penjelasan dan bukti nyata itu diberikan. Karena jalan yang mereka tempuh itu berujung pada penurutan praduga dan berakhir dengan kesengsaraan abadi serta azab yang kekal, maka tetap berada dalam kondisi seperti ini menjadikannya orang yang paling bodoh dan zhalim.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 19-26
Allah SWT berfirman seraya mengecam orang-orang musyrik karena mereka menyembah berhala-berhala dan sekutu-sekutu. Mereka membuat rumah-rumah untuk berhala-berhala itu sebagai tandingan Ka'bah yang dibangun nabi Ibrahim (Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap Al-Lata) Lata adalah sebuah batu besar yang berwarna putih yang dipahat dan merupakan sebuah rumah yang di Thaif yang mempunyai kain kelambu dan para pelayan. Di sekitarnya terdapat halaman yang disucikan oleh penduduk Thaif. Mereka adalah dari Bani Tsaqif dan para pengikutnya. Mereka bangga dengan itu atas orang-orang selain mereka yaitu orang-orang Arab kecuali orang-orang Quraisy.
Ibnu Jarir berkata bahwa mereka mengambil akar namanya dari salah satu nama Allah. Jadi mereka mengatakan Lata dengan maksud bentuk bentuk mu'annats dari Allah. Maha Tinggi Allah dari ucapan mereka dengan ketinggian yang Maha besar.
Diriayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (Al-Lata dan Uzza) bahwa di masa Jahiliyah ada seorang laki-laki yang pekerjaannya menggiling sawiq untuk makanan para jamaah haji. Ibnu Jarir berkata, bahwa demikian juga Uzza dari kata “Al-Aziz”, pada mulanya merupakan sebuah pohon yang dibuatkan bangunan dan diberi kain kelambu di Nakhlah, yaitu di antara Makkah dan Thaif, dahulu orang-orang Quraisy mengagungkan bangunan itu, sebagaimana yang dikatakan Abu Sufyan saat perang Uhud, "Kami mempunyai Uzza, sedangkan kalian tidak mempunyai Uzza" Maka Rasulullah SAW bersabda,”Katakanlah,"Allah adalah Pelindung kami dan tidak ada pelindung bagi kalian!"
Kemudian Allah SWT berfirman: (Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan?) yaitu apakah kalian menganggap bahwa Allah memiliki anak dan kalian menganggap bahwa itu adalah anak perempuan, sedangkan kalian memilih untuk diri kalian sendiri anak laki-laki. Seandainya kalian berbagi dengan sesama kalian dengan cara pembagian seperti ini, sungguh pembagian tersebut adalah: (suatu pembagian yang tidak adil) yaitu tidak jujur dan bathil. Lalu bagaimana bisa kalian berbagi dengan Tuhan kalian dengan pembagian ini; yang sekiranya hal ini dilakukan di antara kalian, itu merupakan pembagian yang tidak adil.
Kemudian Allah SWT berfirman seraya membantah kedustaan dan kebohongan yang mereka buat-buat dan kekafiran mereka, seperti menyembah berhala dan menjadikannya sebagai tuhan (Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengada-adakannya) yaitu, dari diri kalian (Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun untuk (menyembah)nya) yaitu, tidak ada suatu hujjah pun (Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka) yaitu tidak ada sandaran selain dari prasangka baik mereka terhadap nenek moyang mereka yang menempuh jalan yang bathil itu sebelum mereka, dan jika tidak demikian, maka mereka hanya menginginkan agar tetap menjadi pemimpin dan mengagungkan nenek moyang mereka yang terdahulu (dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka) Sesungguhnya Allah telah mengutus kepada mereka para rasul dengan membawa kebenaran yang menerangi dan hujjah yang pasti, tetapi sekalipun demikian mereka tidak mau mengikuti dan tunduk terhadap apa yang disampaikan para rasul itu.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Atau apakah manusia akan mendapat segala yang dicita-citakannya (24)) yaitu, tidak semua orang yang mengharapkan kebaikan dapat mendapatkannya ((Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan bukan (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab) (Surah An-Nisa: 123) yaitu tidaklah semua orang yang mengakui bahwa dirinya mendapat petunjuk sesuai dengan apa yang dia katakan, tidak pula semua orang yang mengharapkan sesuatu dapat mendapatkannya.
Firman Allah SWT: ((Tidak), maka hanya bagi Allah kehidupan akhirat dan kehidupan dunia (25)) yaitu sesungguhnya semua urusan itu hanya milik Allah, Dzat yang Maha Merajai dan Mengatur dunia dan akhirat. Dialah Dzat yang dengan kehendakNya sesuatu menjadi ada dan apa yang tidak Dia kehendaki tidak ada.
Firman Allah SWT: (Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikit pun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai(Nya) (26)) Sebagaimana firmanNya: (Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya) (Surah Al-Baqarah: 255) dan (Dan tiadalah berguna syafaat di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafaat itu) (Surah Saba': 23) Apabila ini ditetapkan terhadap para malaikat yang didekatkan, maka bagaimana bisa kalian mengharapkan syafaat dari berhala-berhala dan sekutu-sekutu itu di sisi Allah SWT, wahai orang-orang yang bodoh, sedangkan Allah SWT tidak memerintahkan dan mengizinkan penyembahannya, melainkan Dia melarang melakukan penyembahan itu melalui lisan para rasul, dan menurunkan larangan itu di dalam kitab-kitabNya?
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat An-Najm ayat 23: Kemudian Allah kembali menjelaskan hakikat berhala yang mereka ibadahi, Allah mengabarkan bahwa berhala-berhala itu tidak memiliki sifat-sifat yang sempurna, berhala-berhala itu hanyalah nama-nama yang kalian berikan kepada mereka wahai orang-orang musyrik yang kalian dan nenek moyangmu berikan nama kepada berhala-berhala tersebut. Dan di sisi kalian tidak ada hujjah dan bukti atas klaim kalian, bahkan tidaklah kalian mengikuti kecuali hanyalah sangkaan belaka dan hawa nafsu sesat kalian, bersamaan dengan itu kalian mendatangkan sesuatu yang buruk dari lisan-lisan kalian di atas lisan Nabi ﷺ.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Dalam menyembahnya, bukan di atas ilmu, keterangan dan petunjuk.
Yang telah dihias oleh setan, berupa syirk dan bid’ah-bid’ah yang sejalan dengan hawa nafsu mereka.
Melalui lisan Rasul-Nya Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yang diperkuat dengan dalil dan bukti yang qath’i (pasti); yang menerangkan kepada mereka ‘aqidah yang benar dan segala tuntutan yang dibutuhkan hamba, dimana Allah Subhaanahu wa Ta'aala telah menerangkannya secara jelas dan gamblang, namun mereka tetap saja tidak mau mengikuti.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Najm Ayat 23
Wahai kaum musyrik, sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah itu tidak lain hanyalah nama-nama belaka, yang tidak memiliki sifat ketuhanan dan karenanya tidak layak disembah. Kamulah pada masa ini dan nenek moyangmu pada masa lalu yang mengada-adakan nama mereka, sedang Allah tidak menurunkan suatu keterangan apa pun terkait ketuhanannya sehingga kamu tidak punya alasan untuk menyembah-Nya. Sesungguhnya mereka, yaitu kaum musyrik, hanya mengikuti dugaan yang tidak berdasar dan apa yang diingini oleh keinginannya. Padahal sungguh, telah datang petunjuk yang benar dari tuhan mereka. Andai saja mereka mau memahami dan menerimanya. 24-25. Kaum musyrik mestinya menerima petunjuk Allah dan mendapatkan keselamatan atau apakah manusia yang musyrik itu akan mendapat segala yang dicita-citakannya, yaitu yang terkait dengan harta, kedudukan, dan kesenangan hidup' tidak! mereka hanya makhluk yang telah ditetapkan oleh Allah, maka sesungguhnya milik Allahlah kehidupan akhirat yang abadi dan kehidupan dunia yang fana.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah sekumpulan penjabaran dari berbagai ahli ilmu berkaitan isi dan arti surat An-Najm ayat 23 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat untuk ummat. Sokonglah usaha kami dengan memberikan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.