Surat An-Najm Ayat 7
وَهُوَ بِٱلْأُفُقِ ٱلْأَعْلَىٰ
Arab-Latin: Wa huwa bil-ufuqil-a'lā
Artinya: Sedang dia berada di ufuk yang tinggi.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Berharga Mengenai Surat An-Najm Ayat 7
Paragraf di atas merupakan Surat An-Najm Ayat 7 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa kandungan berharga dari ayat ini. Didapati beberapa penjabaran dari banyak ahli tafsir terhadap kandungan surat An-Najm ayat 7, sebagiannya seperti terlampir:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
5-11. Yang mengajari Muhammad adalah malaikat yang mempunyai kekuatan besar, pemilik penampilan yang baik, yaitu Jibril, yang duduk dan Nampak terlihat oleh Rasulullah dalam wujud aslinya di ufuk tertinggi, yaitu ufuk matahari saat ia terbit, kemudian Jibril mendekat kepada Rasulullah, dia semakin mendekat, sehingga kedekatannya sedekat dua busur panah atau lebih dekat lagi. Lalu Allah mewahyukan kepada hambaNya, Muhammad apa yang Dia wahyukan melalui Jibril. Hati Muhammad tidak mendustakan apa yang dia lihat dan saksikan.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
7. Dan dia berada di ufuk yang tinggi dari langit.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
7. Jibril berada di sudut langit yang tinggi. Maknanya yaitu sudut yang sangat tinggi untuk dilihat di langit.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{ketika dia berada di ufuk yang tinggi} di ufuk matahari ketika terbit
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
7. “Sedang dia berada di ufuk yang tinggi,” yaitu berada di ufuk langit di atas bumi, itulah tempat bersemayamnya ruh yang tidak bisa dicapai dan tidak mungkin bagi setan untuk sampai kepadanya.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 5-18
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang hamba dan RasulNya, nabi Muhammad SAW bahwa Dia mengajarkan kepada beliau apa yang harus disampaikan kepada manusia (yang sangat kuat) yaitu malaikat Jibril, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Al-Qur'an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril) (19) yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai Arsy (20) yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya (21)) (Surah At-Takwir) Di sini Allah berfirman: (Yang mempunyai akal yang cerdas) yaitu mempunyai kekuatan. Pendapat ini dikatakan oleh Mujahid, Al-Hasan, dan Ibnu Zaid.
Ibnu Abbas berkata bahwa yang dimaksud adalah yang mempunyai penampilan yang bagus.
Tidak ada pertentangan di antara kedua pendapat di atas karena sesungguhnya malaikat Jibril itu mempunyai penampilan yang baik, mempunyai kekuatan yang hebat.
Disebutkan dalam hadits shahih dari Ibnu Umar dan Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda:”Sedekah itu tidak halal bagi orang yang kaya dan tidak halal bagi orang yang mempunyai kekuatan yang sempurna”
Firman Allah SWT: (dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli) yaitu malaikat Jibril. Pendapat itu dikatakan Mujahid, dan Ar-Rabi' bin Anas.
(sedangkan dia berada di ufuk yang tinggi (7)) yaitu malaikat Jibril bertengger di ufuk yang tinggi. Pendapat ini dikatakan Ikrimah dan lainnya.
Ikrimah berkata bahwa maknannya adalah ufuk yang tertinggi adalah tempat yang datang darinya cahaya subuh.
Qatadah berkata tempat datangnya siang.
Diriwayatkan dari Abu Wa’il dari Abdullah, dia berkata bahwa Rasulullah SAW melihat malaikat Jibril dalam rupa aslinya, yang memiliki enam ratus sayap. Setiap sayap memenuhi ufuk; dari sayapnya berjatuhan permata-permata dan yaqut yang hanya diketahui Allah
Firman Allah SWT: (maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi) (9)) yaitu ketika turun di bumi, malaikat Jibril mendekat menemui beliau nabi Muhammad SAW, sehingga jarak antara dia dan nabi Muhammad SAW sama dengan dua ujung busur panah ketika dibentangkan. Pendapat ini dikatakan Mujahid dan Qatadah. Dikatakan bahwa makna yang dimaksud adalah jarak antara tali busur panah dengan busurnya.
Firman Allah SWT: (atau lebih dekat (lagi)) telah disebutkan bahwa ungkapan ini menurut bahasa digunakan untuk menguatkan yang memberitahukan berita, tapi menafikan apa yang lebih darinya. Sebagaimana firmanNya: (Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi) (Surah Al-Baqarah: 74) yaitu hatinya itu menjadi sekeras batu, bahkan lebih keras lagi. Demikian juga dijelaskan dalam firmanNya: (mereka takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat daripada itu takutnya) (Surah An-Nisa: 77)
Berdasarkan apa yang kami sebutkan, maka firman Allah (Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan.(10)) maknannya adalah “lalu malaikan Jibril menyampaikan wahyu kepada hamba Allah, nabi Muhammad SAW apa yang telah diwahyukan” atau “lalu Allah SWT memberikan wahyu kepada hambaNya, nabi Muhammad SAW apa yang Dia wahyukan melalui malaikat Jibril'. Kedua makna ini benar.
Firman Allah SWT: (Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain (13) (yaitu) di Sidratul Muntaha (14) Di dekatnya ada surga tempat tinggal (15))
Ini yang kedua kalinya dimana Rasulullah SAW melihat malaikat Jibril dalam wujud aslinya sebagaimana yang diciptakan Allah SWT, dan hal itu terjadi di malam Isra’.
Mujahid berkata tentang firmanNya: (Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupa aslinya) pada waktu yang lain (13)) bahwa Rasulullah SAW telah melihat malaikat Jibril dalam wujudnya yang asli sebanyak dua kali. Demikian juga dikatakan Qatadah, Ar-Rabi' bin Anas dan lainnya.
Firman Allah SWT: ((Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya (16)) Telah disebutkan sebelumnya dalam hadits-hadits tentang Isra’, bahwa dia ditutupi dengan penutup dari emas,
Firman Allah SWT: (Penglihatan (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya (17)) tidak pergi ke arah kanan dan tidak pula ke kiri (dan tidak (pula) melampauinya) yaitu tidak melampaui apa yang diperintahkan kepada beliau. Ini merupakan sifat yang agung yang menggambarkan keteguhan dan ketaatan, karena sesungguhnya Nabi SAW tidak berbuat melainkan berdasarkan apa yang diperintahkan kepada beliau, tidak pula meminta lebih dari apa yang diberikan. Alangkah baiknya apa yang dikatakan oleh seorang penyair:
“Dia telah melihat surga tempat tinggal dan alam yang ada di atasnya; seandainya dia melihat hal yang lain dari apa yang telah dilihatnya, tentulah pandangannya akan tersesat”
Firman Allah SWT: (Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda Tuhannya yang paling besar (18)) sebagaimana firmanNya: (agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami) (Surah Thaha: 23) yaitu menunjukkan atas kekuasaan dan kebesaran Kami. Berdasarkan kedua ayat ini sebagian ulama ahlus sunnah wal jama'ah berkata bahwa penglihatan di malam itu tidak terjadi, karena Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda Tuhannya yang paling besar (18)) Seandainya dia melihat Tuhannya, maka hal itu diberitahukan dan orang-orang akan mengatakan hal yang sama. Pembahasan tentang hal ini telah dikemukakan dalam surah Al-Isra’.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat An-Najm ayat 7: 5-9. Allah mengabarkan bahwa yang mengajarkan Al Qur’an ini kepada Muhammad adalah Jibril yang di antara sifatnya adalah sangat kuat, yang memiliki pandangan yang baik, dan yang nampak dan berada di atas (ufuk langit) dalam bentuk yang hakiki (asli), sebagaimana betuk asli yang Allah ciptakan. Dia di atas langit, dan langit penuh karena besarnya dirinya, ini adalah ru’yah awal dari Nabi ﷺ. Kemudian Jibril mendekat kepada Nabi ﷺ di gua hira, dan semakin mendekat hingga berjarak dua busur panah atau lebih dekat daripada itu kepada Nabi ﷺ, akan tetapi dalam bentuk manusia; Sebab ketika dalam bentuk (asli) di ufuk langit, tidak terbayang bisa masuk ke dalam gua hira. Dan malaikat memiliki kemampuan merubah dirinya dalam bentuk manusia, sebagaimana dilakukan oleh para malaikat yang diberikan tugas untuk membinasakan kaum Luth, ketika Nabi Ibrahim berziarah (menuju kaum Luth) bersama para malaikat.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Yaitu ufuk/ujung langit yang tinggi pula dari bumi.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Najm Ayat 7
7-8. Sedang dia, yaitu jibril, pada saat itu berada di ufuk langit yang tinggi. Kemudian dia mendekat ke arah nabi Muhammad, lalu turun sehingga bertambah dekat lagi
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah sekumpulan penjelasan dari kalangan pakar tafsir terhadap isi dan arti surat An-Najm ayat 7 (arab-latin dan artinya), semoga memberi kebaikan bagi ummat. Sokonglah dakwah kami dengan mencantumkan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.