Surat Az-Zariyat Ayat 29
فَأَقْبَلَتِ ٱمْرَأَتُهُۥ فِى صَرَّةٍ فَصَكَّتْ وَجْهَهَا وَقَالَتْ عَجُوزٌ عَقِيمٌ
Arab-Latin: Fa aqbalatimra`atuhụ fī ṣarratin fa ṣakkat waj-hahā wa qālat 'ajụzun 'aqīm
Artinya: Kemudian isterinya datang memekik lalu menepuk mukanya sendiri seraya berkata: "(Aku adalah) seorang perempuan tua yang mandul".
« Az-Zariyat 28 ✵ Az-Zariyat 30 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Mendalam Terkait Surat Az-Zariyat Ayat 29
Paragraf di atas merupakan Surat Az-Zariyat Ayat 29 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam tafsir mendalam dari ayat ini. Terdapat bermacam penjelasan dari banyak ulama tafsir terhadap isi surat Az-Zariyat ayat 29, sebagiannya seperti berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
29-30. Maka ketika istri Ibrahim mendengar ucapan para malaikat tersebut, dia datang kepada mereka dengan berteriak, dia menampar wajahnya karena takjub kepada perkara ini. Dia berkata, “Bagaimana aku melahirkan sementara aku adalah wanita tua yang mandul?” malaikat-malaikat Allah itu menjawab, “Demikianlah, Tuhanmu berfirman sebagaimana yang kami kabarkan kepadamu. Dia MahaKuasa atas itu, tidak ada yang aneh dalam KuasaNya. Sesungguhnya Allah MahaBijaksana yang meletakkan sesuatu pada tempatnya, juga Maha Mengetahui kemaslahatan hamba-hambaNya.”
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
29. Ketika istrinya mendengar berita gembira itu, mulailah ia menjerit karena gembira, sambil menepuk wajahnya ia berkata dengan keheranan, “Apakah orang yang sudah tua bisa melahirkan? Dan dia pada dasarnya adalah seorang yang mandul!"
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
29. فَأَقْبَلَتِ امْرَأَتُهُۥ فِى صَرَّةٍ (Kemudian isterinya datang memekik)
Makna (الصرة) yakni berteriak.
فَصَكَّتْ وَجْهَهَا (lalu menepuk mukanya sendiri)
Yakni ia menepuk mukanya sebagaimana kebiasaan kaum wanita ketika merasa takjub.
وَقَالَتْ عَجُوزٌ عَقِيمٌ (berkata: “(Aku adalah) seorang perempuan tua yang mandul”)
Yakni bagaimana aku akan melahirkan sedangkan aku adalah perempuan tua yang mandul?
Ia merasa itu adalah hal mustahil karena umurnya telah tua, terlebih lagi ia adalah orang mandul; bahkan ketika ia masih muda, iapun tidak dapat memberikan Ibrahim keturunan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
Ad-Dhahhak ditanya tentang firman Allah ta'ala : { عَجُوزٌ عَقِيمٌ } "(Aku adalah) seorang perempuan tua yang mandul" dan ayat { ٱلرِّيحَ ٱلْعَقِيمَ } "angin yang membinasakan" [Q.S. Az-Zariyat : 41], dan ayat { عَذَابُ يَوْمٍ عَقِيمٍ } "azab hari kiamat" [Q.S. Al-Haj : 55], maka beliau berkata: { عَجُوزٌ عَقِيمٌ } perempuan yang tidak punya anak, { ٱلرِّيحَ ٱلْعَقِيمَ } Yang tidak ada keberkahannya, tidak ada manfaatnya, dan tidak ada penyerbukannya, adapun ayat { عَذَابُ يَوْمٍ عَقِيمٍ } yaitu hari yang tidak ada malamnya.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
29. Kemudian Istrinya (Sarah) mendekat dengan menjerit dan berteriak. Dia menampar-nampar wajahnya menggunakan jari-jarinya karena terkejut dan malu. Dia berkata: “Bagaimana bisa aku melahikan, sedangkan aku adalah perempuan tua berusia lanjut yang mandul dan tidak bisa melahirkan siapapun?!”
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Istrinya datang sambil berteriak} berteriak dan gaduh {lalu menepuk-nepuk wajahnya} menampar wajahnya dengan tangannya karena kaget {dan berkata,“Seorang perempuan tua yang mandul”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 24-30
Kisah ini disebutkan dalam surah Hud dan Al-Hijr. Maka firman Allah: (Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tamu Ibrahim (malaikat-malaikat) yang dimuliakan? (24)) yaitu orang-orang yang kedatangannya harus dihormati. Imam Ahmad dan sejumlah ulama berkata bahwa wajib menjamu tamu. Sunnah juga menganjurkan hal itu, sebagaimana yang tampak dalam ayat. Firman Allah SWT: (lalu mereka mengucapkan, "Salaman." Ibrahim menjawab, "Salamun”) Rafa' lebih kuat daripada nashab, maka dia menjawab dengan itu lebih utama. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa)) (Surah An-Nisa: 86) Nabi Ibrahim memilih yang terbaik.
Firman Allah SWT: ((kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal) Demikian itu karena para malaikat datang menemui nabi Ibrahim dalam rupa para pemuda yang tampan dengan wibawa yang besar. Oleh karena itu maka nabi Ibrahim berkata: ((kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal) Firman Allah: (Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya) yaitu mundur secara diam-diam dengan cepat (kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk (yang dibakar)) yaitu dari ternak pilihan hartanya. Sedangkan dalam ayat lain (maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang) (Surah Hud: 69) yaitu dibakar di atas bara api (lalu dihidangkannya kepada mereka) yaitu, disuguhkan kepada mereka (Ibrahim berkata.”Silahkan kamu makan”) Ungkapan mempersilahkan dengan baik.
Ayat ini mengandung etika menjamu tamu. Nabi Ibrahim menyuguhkan makanan tanpa sepengetahuan tamu-tamunya dengan cepat dan tidak menawarkannya lebih dahulu kepada mereka, sehingga berkata,"Kami akan memberi kalian makanan" Melainkan nabi Ibrahim datang dengan cepat dan tersembunyi, lalu menyuguhkan makanannya yang paling enak dari hartanya, yaitu sapi muda yang gemuk yang dipanggang, lalu nabi Ibrahim tidak meletakkannya terlebih dahulu, lalu baru mengatakan, "Kemarilah menyantap suguhan ini" melainkan dia meletakkannya langsung ke hadapan tamu-tamunya, dan tidak memberatkan tamu-tamunya itu, melainkan mengatakan kepada mereka: (Silakan kamu makan) yaitu dengan mempersilahkan dan menawarkan dengan lemah lembut, sebagaimana dikatakan seseorang yang berkata,"Hari ini, jika kamu bisa menawarkan sesuatu, berbuat baik dan bersedekah, maka lakukanlah"
Firman Allah SWT: ((Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka) Hal ini tidak mungkin dengan berdasarkan kisah yang disebutkan dalam surah lain, yaitu firman Allah SWT: (Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut terhadap mereka. Malaikat itu berkata, "Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat) yang diutus kepada kaum Luth” (70) Dan istrinya berdiri (di balik tirai), lalu dia tersenyum) (Surah Hud) yaitu merasa gembira dengan pembinasaan mereka karena mereka pembangkangan dan keingkaran mereka terhadap Allah SWT. Maka pada saat itu juga para malaikat menyampaikan kabar gembira kepada istrinya tentang kelahiran nabi Ishaq dan sesudahnya nabi Ya'qub (Istrinya berkata, "Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak, padahal aku adalah perempuan tua, dan ini suamiku pun dalam keadaan yang sudah tua pula? Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh” (72) Para malaikat itu berkata, "Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlul bait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah (73)) (Surah Hud) Oleh karena itu Allah berfirman di sini: (dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim) Kabar gembira baginya itu juga kabar gembira bagi istrinya, karena anak itu adalah dari keduanya, jadi keduanya mendapat berita gembira ini.
Firman Allah: (Kemudian istrinya datang memekik (tercengang)) yaitu memekik tercengang bercampur gembira. Pendapat itu dikatakan Ibnu Abbas, Mujahid, Zaid bin Aslam, dan As-Suddi yaitu ucapannya: (Sungguh mengherankan)
(lalu menepuk mukanya sendiri) yaitu memukulkan telapak tangannya ke keningnya. Pendapat itu dikatakan Mujahid dan Ibnu Sabith. Ibnu Abbas berkata bahwa istri nabi Ibrahim menampar dirinya karena merasa heran sebagaimana wanita merasa heran terhadap sesuatu yang aneh (seraya berkata,"(Aku adalah) seorang perempuan tua yang mandul”) yaitu, bagaimana mungkin aku dapat melahirkan anak, sedangkan aku adalah seorang perempuan tua, dan aku di waktu muda, aku mandul, tidak punya anak? (Mereka berkata, "Demikianlah Tuhanmu memfirmankan” Sesungguhnya Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui (30)) yaitu Dia Maha Mengetahui siapa saja yang berhak mendapat kemuliaan dan Maha Bijaksana dalam firman dan perbuatanNya
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Az-Zariyat ayat 29: 29-30. Maka ketika Sarah mendengar apa yang dikabarkan oleh malaikat terkejut, kemudian Sarah mendatangi para malaikat, dan ia menangis dan menampar mukanya sendiri karena kagum dengan ucapan mereka para malaikat, dan Sarah berkata : Bagaimana aku dapat melahirkan sedangkan aku sudah tua dan mandul ? Maka malaikat berkata kepadanya : Kami mengabarkan kepadamu, dan kami mengatakan sesuai apa yang dikatakan oleh Tuhanmu, dan sungguh Allah Maha Kuasa atas segala sesuatunya, Dialah yang Maha Bijaksana dalam menjaga dan merubah-ubah urusan hamba-Nya, Yang Maha Mengetahui atas kondisi dari para hamba-Nya dan yang baik untuk hamba-Nya.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Yaitu Sarah.
Inilah perkataan atau perbuatan yang biasa terjadi pada wanita ketika senang.
Yakni bagaimana aku punya anak, sedangkan aku seorang wanita yang mandul dan sudah lanjut usia, dimana pada usia tersebut biasanya wanita tidak melahirkan. Di samping itu, suaminya (Nabi Ibrahim ‘alaihis salam) adalah seorang yang sudah tua.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Az-Zariyat Ayat 29
Ketika mendengar berita yang disampaikan para tamu itu tentang akan lahirnya seorang anak yang alim, maka kemudian istrinya, yaitu sarah datang memekik dengan tercengang karena heran dan gembira. Namun setelah menyadari keadaan dirinya, ia lalu menepuk wajah-Nya sendiri seraya berkata, 'aku ini seorang perempuan tua yang mandul, bagaimana mungkin aku bisa melahirkan anak'. 30. Ketika para tamu itu mengetahui keraguan sarah, maka mereka berkata, 'demikianlah, yaitu seperti yang kami sampaikan tuhanmu berfirman, dan ketetapan-Nya itu yang kami kabarkan. Sungguh, dialah sendiri yang mahabijaksana dengan menempatkan segala sesuatu pada posisinya dan dalam waktu yang paling tepat, lagi maha mengetahui terhadap apa saja yang akan terjadi'.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian berbagai penjabaran dari beragam ahli ilmu berkaitan makna dan arti surat Az-Zariyat ayat 29 (arab-latin dan artinya), moga-moga bermanfaat bagi kita semua. Sokong syi'ar kami dengan mencantumkan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.