Surat Az-Zariyat Ayat 16

ءَاخِذِينَ مَآ ءَاتَىٰهُمْ رَبُّهُمْ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا۟ قَبْلَ ذَٰلِكَ مُحْسِنِينَ

Arab-Latin: ākhiżīna mā ātāhum rabbuhum, innahum kānụ qabla żālika muḥsinīn

Artinya: Sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan.

« Az-Zariyat 15Az-Zariyat 17 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Kandungan Berharga Berkaitan Surat Az-Zariyat Ayat 16

Paragraf di atas merupakan Surat Az-Zariyat Ayat 16 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam kandungan berharga dari ayat ini. Terdokumentasikan beragam penjelasan dari kalangan pakar tafsir berkaitan makna surat Az-Zariyat ayat 16, di antaranya sebagaimana terlampir:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

15-16. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa kepada Allah berada di dalam surga-surga yang besar, dan mata-mata air yang mengalir. Allah memberi mereka segala keinginan mereka dari berbagai macam kenikmatan. Mereka menerimanya dengan penuh kerelaan, jiwa mereka berbahagia. Sesungguhnya mereka sebelum mendapatkan nikmat ini adalah orang-orang berbuat baik di dunia dengan amal-amal shalih mereka.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

16. Sambil mengambil balasan indah yang diberikan kepada mereka oleh Rabb mereka. Sesungguhnya sebelum pembalasan yang indah ini mereka adalah orang-orang yang berbuat baik di dunia.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

16. ءَاخِذِينَ مَآ ءَاتَىٰهُمْ رَبُّهُمْ ۚ (sambil menerima segala pemberian Rabb mereka)
Berupa kebaikan dan kemuliaan.

إِنَّهُمْ كَانُوا۟ قَبْلَ ذٰلِكَ مُحْسِنِينَ(Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan)
Yakni sebab mereka ketika di dunia adalah orang-orang yang membaikkan amalan mereka dan senantiasa merasa diawasi Allah.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

16. Mereka menerima dan meridhai apa yang diberikan oleh Tuhan mereka berupa pahala, kebaikan, dan kemuliaan, Karena sesungguhnya mereka saat di dunia adalah orang-orang yang memperbaiki amal ibadah mereka. { Innahum} bermakna Li annahum, Sebagai alasan bahwa mereka pantas menerima hal itu.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Mereka dapat mengambil apa saja yang dianugerahkan Tuhan kepada mereka} apa yang diberikan kepada mereka {Sesungguhnya mereka sebelum itu adalah orang-orang yang berbuat kebaikan


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 15-23
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang orang-orang yang bertakwa kepada Allah SWT bahwa sesungguhnya mereka di hari mereka dikembalikan kepadaNya, mereka berada di taman-taman dan mata air-mata air. Berbeda dengan orang-orang yang celaka. Mereka mengalami azab, pem­balasan, dibakar, dan dirantai dengan belenggu-belenggu.
Firman Allah SWT: (sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka) Ibnu Jarir berkata bahwa maknanya adalah mengamalkan kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan Allah SWT atas mereka (Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik) yaitu sebelum diperintahkan untuk mengerjakan hal-hal fardhu, mereka adalah orang-orang yang berbuat baik dalam amal perbuatannya
Tafsir yang dikemukakan Ibnu Jarir masih perlu ditinjau kembali, karena firman Allah SWT, (Akhidzina) merupakan “haal” dari firmanNya: (berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata air-mata air) Maka orang-orang yang bertakwa, di dalam taman-taman dan mata air-mata air yang mereka terima dari pemberian Tuhan mereka berupa kenikmatan, kegembiraan, dan kesenangan. Firman Allah: (Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia) yaitu di dunia (adalah orang-orang yang berbuat baik) sebagaimana firmanNya: ((kepada mereka dikatakan), "Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu” (24)) (Surah Al-Haqqah) Kemudian Allah SWT menjelaskan kebaikan amal perbuatan mereka, jadi Allah berfirman: (Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam (17))
Hasan Al-Bahsri berkata firmanNya: (Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam (17)) Mereka menjalani shalat malam hari dengan keteguhan hati, sehingga mereka tidak tidur di malam hari kecuali hanya sedikit. Mereka mengerjakannya dengan semangat sehingga mereka memanjangkan waktunya sampai waktu sahur, sehingga bacaan istighfarnya di waktu sahur.
Ma'mar berkata tentang firmanNya: (Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam) (17)) Az-Zuhri dan Al-Hasan, keduanya berkata bahwa mereka banyak tidur di malam hari dan tidak shalat.
Ibnu Abbas dan Ibrahim An-Nakha'i berkata tentang firmanNya: (Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam (17)) yaitu mereka tidak tidur.
Firman Allah: (Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah) (18))
Mujahid dan lainnya berkata bahwa maknanya adalah mereka melakukan shalat. Ulama lainnya berkata bahwa mereka mendirikan shalat sunnah di malam hari, dan istighfarnya sampai waktu sahur. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (dan yang memohon ampun di waktu sahur) (Surah Ali Imran: 17) Dan ketika istighfar dilakukan dalam shalat, maka itu lebih baik.
Firman Allah: (Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian (19)) Setelah Allah SWT menyifati mereka sebagai orang-orang yang rajin shalat, lalu menyebutkan sifat terpuji mereka lainnya, dengan menunaikan zakat, berbuat baik, dan menyambung silaturahmi. Maka Allah SWT berfirman: (Dan pada harta mereka ada hak) yaitu bagian yang dpisahkan, sengaja disiapkan untuk diberikan kepada orang yang meminta dan yang tidak mendapat bagian. Adapun “As-sa’il” maka itu sudah diketahui, yaitu orang yang mulai meminta-minta dan dia berhak untuk itu,
Adapun “Al-mahrum” maka Ibnu Abbas dan Mujahid berkata bahwa artinya orang yang beruntung karena tidak mempunyai jatah dari Baitul Mal, tidak mempunyai mata pencaharian, tidak mempunyai keahlian yang dapat dijadikan untuk memenuhi penghidupannya.
Qatadah dan Az-Zuhri berkata bahwa (Al-mahrum) adalah orang yang tidak pernah meminta sesuatu pun dari orang lain.
Ibnu Jarir memilih pendapat yang mengatakan bahwa “Al-mahrum” adalah orang yang tidak memiliki harta lagi karena suatu penyebab, semua hartanya telah lenyap. Baik hal itu karena dia tidak mampu mencari pencaharian atau karena hartanya habis karena musibah atau hal yang sejenis.
Firman Allah: (Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin (20)) yaitu di bumi banyak terdapat tanda-tanda yang menunjukkan kebesaran penciptaan dan kekuasaanNya yang mengagumkan, yaitu melalui apa yang Dia sebar di bumi ini berupa berbagai macam tumbuhan, hewan-hewan, dan bumi yang terhampar, gunung-gunung, hutan belukar, sungai-sungai, lautan, dan perbedaan lisan dan warna kulit manusia serta pembawaan yang telah diciptakan dalam mereka berupa berbagai kehendak dan kekuatan, serta perbedaan yang ada pada mereka dalam akal, pemahaman, gerakan, kebahagiaan, dan kecelakaan. Pada susunan tubuh mereka terdapat hikmah karena Allah telah meletakkan setiap anggota tubuh pada mereka di tempat-tempat yang tepat dan dibutuhkan. Oleh karena itu Allah berfirman: (dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan? (21))
Kemudian Allah berfirman: (Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu) yaitu hujan (dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu) yaitu surga. Pendapat ini dikatakan Mujahid dan lainnya.
Firman Allah: (Maka demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti perkataan yang kamu ucapkan (23)) Allah SWT bersumpah dengan menyebut DzatNya yang Maha Mulia, bahwa apa yang Dia janjikan kepada mereka terkait hari kiamat, hari kebangkitan, dan hari pembalasan bahwa itu pasti akan terjadi dan merupakan kebenaran yang tidak diragukan lagi. Oleh karena itu, janganlah ragu-ragu, sebagaimana kalian tidak ragu bahwa manusia itu dapat berbicara. Mu'adz bin Jabal apabila berbicara mengenai sesuatu, dia mengatakan kepada orang yang diajak bicara bahwa sesungguhnya ini merupakan kebenaran, sebagaimana kebenaran keberadaanmu di sini.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Az-Zariyat ayat 16: 15-16. Ketika Allah menyebutkan kondisi penghuni nereka, maka Allah juga sebutkan kondisi penghuni surga; Allah mengabarkan bahwa mereka yang bertakwa kepada Allah dari makhluknya, berada di kebun-kebun yang di dalamnya ada mata air yang mengalir yang tidak pernah mungkin habis. Allah menjelaskan bahwa mereka adalah orang-orang yang ridha atas apa yang diberikan oleh Rabbnya dari kemulian dan kenikmatan, karena mereka di dunia sebelum masuk ke dalam suga adalah orang-orang yang ikhlas dalam keimanan dan ketaatan mereka kepada Tuhan mereka. Dan mereka adalah orang-orang yang banyak beramal shalih dan ikhlas.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Bisa maksudnya, bahwa penghuni surga telah diberikan oleh Allah Subhaanahu wa Ta'aala semua yang mereka inginkan berupa aneka macam kenikmatan, lalu mereka mengambilnya dengan ridha, sejuk mata mereka, dan jiwa mereka bergembira. Mereka tidak meminta lagi gantinya dan tidak ingin pindah darinya. Bisa juga maksudnya, bahwa itulah sifat orang-orang yang bertakwa di dunia, yaitu mereka mengambil apa yang diberikan Tuhan mereka berupa perintah dan larangan; mereka menerimanya dengan lapang dada dan senang sambil tunduk kepada perintah Allah dengan melaksanakannya secara sempurna dan menjauhi larangan-Nya secara sempurna. Beban perintah dan larangan adalah pemberian yang paling utama yang haknya adalah diterima dengan disyukuri dan ditaati.

Namun maksud pertama lebih dekat dengan susunan kalimatnya.

Yakni sebelum masuk ke surga.

Mereka berbuat ihsan, baik dalam beribadah kepada Allah, maupun dalam bergaul dengan hamba-hamba Allah.

Contoh berbuat ihsan dalam beribadah adalah mengerjakan ibadah itu baik shalat, puasa, hajji maupun ibadah-ibadah lainnya dengan benar yakni dengan menyempurnakan syarat dan rukunnya, kemudian memperhatikan sunnah-sunnah dan adabnya, dan hal ini tidak akan sempurna kecuali apabila seorang hamba memiliki rasa muraqabah (merasa diawasi Allah) yang tinggi sampai seakan-akan ia melihat-Nya atau minimal merasakan bahwa dirinya sedang diperhatikan Allah. Dengan cara inilah akan tercapai ihsan dalam beribadah.

Sedangkan contoh ihsan dalam bergaul dengan hamba-hamba Allah adalah:

a. Kepada kedua orang tuanya, yaitu dengan berbakti sebaik mungkin kepada keduanya.

b. Kepada kerabat (saudara dekat), yaitu dengan berbuat baik dan bersikap sayang kepada mereka, berbuat yang menyenangkan mereka dan menghindarkan diri dari menyakiti mereka.

c. Kepada anak yatim, yaitu dengan menjaga harta mereka, menjaga hak-hak mereka, mendidik mereka, tidak menyakiti mereka, ceria di hadapan mereka dan mengusap kepala mereka.

d. Kepada orang miskin, yaitu dengan memenuhi kebutuhan mereka, menutupkan aurat mereka, mendorong orang lain memberi makan mereka, tidak mencela kehormatan mereka, tidak menghina dan tidak menimpakan hal yang buruk atau hal yang tidak disukai mereka.

e. Kepada pelayan, yaitu dengan tidak memaksanya dan tidak membebaninya dengan beban yang tidak disanggupinya, mengupahnya dsb. Jika sebagai pembantu rumah tangga, maka dengan memberinya makanan seperti yang dimakannya dan memberinya pakaian seperti yang dipakainya.

f. Kepada semua orang, yaitu dengan berkata-kata yang lembut, bergaul yang baik tentunya dengan diiringi amr ma’ruf dan nahy mungkar, membimbing yang tersesat, mengajarkan orang yang tidak tahu, mengakui hak mereka dan menjaga diri dari mengerjakan yang bisa menyakiti dan mengganggu mereka.

g. Kepada amalan kita, yaitu dengan memperbagus amalan, mengosongkannya dari sifat ghisy (keinginan untuk menipu orang lain) dsb.

Di antara ihsan dalam beribadah kepada Allah, yang paling utama adalah shalat malam, dimana hal ini menunjukkan keikhlasan dan sejalannya antara hati dengan lisan.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Az-Zariyat Ayat 16

Mereka sangat menikmati ganjaran ini dan mengambil apa yang diberikan tuhan kepada mereka. Orang-orang yang bertakwa itu mendapat anugerah yang membahagiakan ini karena sesungguhnya mereka sebelum itu, yakni saat kehidupannya di dunia adalah orang-orang yang selalu tekun beribadah dan berbuat baik kepada sesama dengan tujuan untuk mendapatkan rida-Nya. 17-18. Mereka, orang-orang yang bertakwa itu, sedikit sekali tidur pada waktu malam, sebagian waktunya dipergunakan untuk melakukan kebaikan dan ibadah kepada tuhannya, dan pada akhir malam, setelah melaksanakan salat tahajud mereka melanjutkan dengan zikir dan memohon ampunan kepada Allah yang maha pengampun kepada semua makhluk-Nya yang bertobat.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian berbagai penjabaran dari para ahli tafsir terkait isi dan arti surat Az-Zariyat ayat 16 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah bagi ummat. Bantulah perjuangan kami dengan memberikan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Paling Sering Dikunjungi

Terdapat ratusan topik yang paling sering dikunjungi, seperti surat/ayat: Yusuf 87, Tiga (3) Terakhir al-Baqarah, Al-Baqarah 255, Al-Kautsar 2, At-Taubah 103, Luqman 12. Ada juga Al-Baqarah 156, Ali ‘Imran 173, At-Talaq 3, An-Nahl, An-Nahl 97, Az-Zalzalah 7-8.

  1. Yusuf 87
  2. Tiga (3) Terakhir al-Baqarah
  3. Al-Baqarah 255
  4. Al-Kautsar 2
  5. At-Taubah 103
  6. Luqman 12
  7. Al-Baqarah 156
  8. Ali ‘Imran 173
  9. At-Talaq 3
  10. An-Nahl
  11. An-Nahl 97
  12. Az-Zalzalah 7-8

Pencarian: surat ibrahim ayat 10, fafirru ilallah ayat, surah luqman ayat 13-14 beserta artinya, surat al imran ayat 190 beserta artinya, qs al ahzab ayat 40

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.