Surat Az-Zariyat Ayat 11

ٱلَّذِينَ هُمْ فِى غَمْرَةٍ سَاهُونَ

Arab-Latin: Allażīna hum fī gamratin sāhụn

Artinya: (yaitu) orang-orang yang terbenam dalam kebodohan yang lalai,

« Az-Zariyat 10Az-Zariyat 12 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Hikmah Penting Terkait Dengan Surat Az-Zariyat Ayat 11

Paragraf di atas merupakan Surat Az-Zariyat Ayat 11 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa hikmah penting dari ayat ini. Terdokumentasikan beberapa penjelasan dari para ulama mengenai makna surat Az-Zariyat ayat 11, sebagiannya sebagaimana terlampir:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

10-11. Terkutuklah orang-orang yang berdusta yang menyangka dengan sangkaan yang tidak benar, yaitu orang-orang yang lalai dan berkubang dalam gelombang kekafiran dan kesesatan.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

11. Yaitu orang-orang yang berada dalam kebodohan, lalai dari alam akhirat, tidak peduli dengannya.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

11. الَّذِينَ هُمْ فِى غَمْرَةٍ سَاهُونَ ((yaitu) orang-orang yang terbenam dalam kebodohan yang lalai)
Yakni mereka dalam keingkaran dan keraguan serta lalai dari apa yang akan mendatangi mereka.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

11. Mereka itu berada dalam kebodohan yang mengacaukan mereka. Tidak akan ada kemudahan dalam apa yang diperintahkan untuk mereka dan apa menunggu mereka di akhirat


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{orang-orang yang terbenam} dalam kebodohan {lagi lalai} lalai dari perkara akhirat


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 1-14
Telah disebutkan pula melalui berbagai jalur dari Amirul Mu’minin Ali bin Abi Thalib bahwa dia menaiki mimbar di Kufah lalu berkata, "Tidaklah kalian bertanya kepadaku tentang suatu ayat dalam kitab Allah dan tidak pula dari sunnah Rasulullah SAW melainkan aku menjelaskannya kepada kalian tentangnya." Maka berdirilah Ibnu Al-Kawa, lalu bertanya,"Wahai Amirul Mu’minin, apakah makna firman Allah SWT: (Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan sekuat-kuatnya (1)?") Maka Ali menjawab,"Maknanya adalah angin" Ibnu Al-Kawa’ menanyakan tentang firmanNya: (dan awan yang mengandung hujan (2)) Ali menjawab, bahwa itu adalah awan. Lalu Ibnu Al-Kawa’ bertanya tentang firmanNya: (dan kapal-kapal yang berlayar dengan mudah (3)) Ali menjawab bahwa yang dimaksud adalah kapal-kapal. Ibnu Al-Kawa’ bertanya tentang firmanNya: ((malaikat-malaikat) yang membagi-bagi urusan (4)) Maka Ali berkata bahwa yang dimaksud adalah malaikat-malaikat.
Adapun “Al-jariyat” maka pendapat yang terkenal dari mayoritas ulama, yaitu kapal-kapal yang berlayar dengan mudah di atas permukaan air. Sebagian dari mereka berkata bahwa yang dimaksud adalah bintang-bintang yang beredar pada garis edarnya masing-masing. Demikian itu agar ungkapan ini bertingkat dari yang paling bawah kemudian menjadi yang paling atas. Maka angin di atasnya terdapat awan, dan bintang-bintang di atas semua itu, dan yang lebih atas lagi adalah para malaikat yang ditugaskan untuk membagi-bagi urusan; mereka turun dengan membawa perintah-perintah Allah, baik yang berupa syariat atau yang berupa perkara alam. Ungkapan ini merupakan sumpah dari Allah SWT yang menunjukkan atas terjadinya hari kiamat. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar (5)) yaitu berita yang benar (dan sesungguhnya (hari) pembalasan) yaitu hari perhitungan (itu pasti terjadi) yaitu pasti terjadi.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Demi langit yang mempunyai jalan-jalan (7)) Ibnu Abbas berkata bahwa yang dimaksud adalah langit yang mempunyai keindahan, kemegahan, dan kerapian. Demikian juga dikatakan oleh Mujahid, Ikrimah, Sa'id bin Jubair, Qatadah, Ar-Rabi' bin Anas, dan lainnya.
Diriwayatkan dari Abu Shalih mengatakan, artinya yang mempunyai ikatan yang erat.
Al-Hasan bin Abu Al-Hasan Al-Bashri mengatakan bahwa yang dimaksud dengan (dzatil hubuk) adalah yang mempunyai ikatan dengan bintang-bintang.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar tentang firmanNya: (Demi langit yang mempunyai jalan-jalan (7)) yaitu langit ketujuh, seakan-akan (hanya Allah yang lebih Mengetahui) yang dimaksudkan adalah langit yang padanya terdapat bintang-bintang yang tetap, yang menurut kebanyakan ulama falak berada di cakrawala yang kedelapan di atas cakrawala yang ketujuh; hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Semua pendapat yang disebutkan diatas merujuk kepada satu hal, yaitu menggambarkan tentang keindahan dan kemegahannya, sebagaimana yang dikatakan Ibnu Abbas bahwa termasuk keindahan langit adalah ketinggian, kejernihan, kekokohan bangunan, keluasan cakrawala, dan kelihatan cantik dalam kemegahannya dihiasi dengan bintang-bintang yang tetap dan yang beredar, serta dihiasi dengan matahari, bulan, dan bintang-bintang yang bercahaya. Firman Allah SWT: (sesungguhnya kamu benar-benar dalam keadaan berbeda-beda pendapat (8)) yaitu sesungguhnya kalian, wahai orang-orang musyrik yang mendustakan para rasul- benar-benar dalam keadaan berselisih, kacau, tidak rukun, dan tidak bersatu.
Qatadah berkata bahwa maknanya adalah bahwa sesungguhnya kalian benar-benar berada dalam kekacauan pendapat antara membenarkan dan mendustakan Al-Qur'an.
(dipalingkan darinya (Rasul dan Al-Qur'an) orang yang dipalingkan (9)) yaitu sesungguhnya yang berputar-putar dengan itu hanyalah orang yang tersesat. Karena itu adalah perkataan yang bathil, dan dia mengikuti dan tersesat karenannya. Dan yang termakan hanyalah orang yang memang ditakdirkan sesat lagi tidak punya pengertian. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Maka sesungguhnya kamu dan apa-apa yang kamu sembah itu (161) sekali-kali tidak dapat menyesatkan (seseorang) terhadap Allah (162) kecuali orang-orang yang akan masuk neraka yang menyala-nyala (163)) (Surah Ash-Shaffat)
Hasan Al-Bashri berkata bahwa orang yang mendustakan Al-Qur'an itu dipalingkan darinya.
Firman Allah SWT: (Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta (10)) Mujahid berkata bahwa yang dimaksud adalah para pendusta. Ungkapan ini merupakan perumpamaan, sama dengan apa yang terdapat di dalam surah Abasa: (Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya? (17)) (Surah 'Abasa) Al-Kharrasun adalah orang-orang yang mengatakan bahwa kami tidak akan dibangkitkan, mereka tidak mempercayainya. Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta (10)) yaitu, terkutuklah orang-orang yang ragu-ragu.
Firman Allah: ((yaitu) orang-orang yang terbenam dalam kebodohan lagi lalai (11)) Ibnu Abbas dan lainnya berkata bahwa yang dimaksud adalah orang-orang yang tenggelam dalam kekafiran, keraguan, dan kelalaian
(mereka bertanya, "Bilakah hari pembalasan itu?” (12)) Sesungguhnya mereka menanyakan hal ini hanya semata-mata karena mendustakan, ingkar, dan menganggap mustahil. Allah SWT berfirman: ((Hari pembalasan itu ialah) pada hari ketika mereka diazab di atas api neraka (13)) Ibnu Abbas, Mujahid, Al-Hasan dan lainnya berkata bahwa makna (yuftanuna) adalah mereka diazab.
Mujahid berkata bahwa makna yang dimaksud adalah sebagaimana emas dibakar di atas api.
((Dikatakan kepada mereka), "Rasakanlah azabmu itu) Mujahid berkata bahwa makna yang dimaksud adalah yang membakar kalian. Dan selain Mujahid berkata bahwa maknannya adalah rasakanlah azab ini (Inilah azab yang dahulu kamu minta supaya disegerakan) yaitu dikatakan hal ini kepada mereka sebagai kecaman, cemoohan, dan penghinaan terhadap.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Az-Zariyat ayat 11: 10-11. Allah melaknat orang-orang yang mendustakan yang ragu-ragu dalam janji Allah dan ancaman-Nya bagi pemiliki ucapan yang berselisih; Yang mereka dalam kelalaian dan buta serta bodoh dari urusan akhirat, dan mereka lalai dari sesuatu yang sia-sia, yang memalingkan mereka dari ditimpakan adzab Allah.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Terhadap akhirat.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Az-Zariyat Ayat 11

10-11. Binasa dan terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta dan sering berbicara dengan tanpa dasar sehingga menyesatkan orang, mereka yang berperilaku demikian yaitu orang-orang yang terbenam dalam ke-sesatan, kebodohan dan sering kali berada dalam kelalaian, sehingga tidak memperhatikan bukti-bukti tentang kekuasaan Allah dan petunjuk-petunjuk-Nya. 12. Para pembohong yang lalai sehingga mereka dikutuk itu memperolok-olokkan dakwah rasulullah dan cenderung mengingkarinya. Oleh karena itu mereka bertanya yang tujuannya adalah untuk mengejek dan bukan karena tidak tahu. Mereka berkata, 'kapankah datangnya hari pembalasan yang selalu engkau ungkapkan itu''.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah beragam penafsiran dari berbagai mufassirun mengenai isi dan arti surat Az-Zariyat ayat 11 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat bagi kita bersama. Support kemajuan kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Link Banyak Dilihat

Kaji ratusan konten yang banyak dilihat, seperti surat/ayat: Al-Baqarah 255, At-Taubah 103, Luqman 12, Ali ‘Imran 173, At-Talaq 3, Yusuf 87. Juga Az-Zalzalah 7-8, Al-Kautsar 2, An-Nahl, Al-Baqarah 156, Tiga (3) Terakhir al-Baqarah, An-Nahl 97.

  1. Al-Baqarah 255
  2. At-Taubah 103
  3. Luqman 12
  4. Ali ‘Imran 173
  5. At-Talaq 3
  6. Yusuf 87
  7. Az-Zalzalah 7-8
  8. Al-Kautsar 2
  9. An-Nahl
  10. Al-Baqarah 156
  11. Tiga (3) Terakhir al-Baqarah
  12. An-Nahl 97

Pencarian: bacaan surat maryam ayat 1-15, laingsakartum la azidanakum, tuliskan ayat yang menjelaskan perintah membaca al-quran perlahan-lahan, qs yunus ayat 10, idgham berarti

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.