Surat Az-Zariyat Ayat 7
وَٱلسَّمَآءِ ذَاتِ ٱلْحُبُكِ
Arab-Latin: Was-samā`i żātil-ḥubuk
Artinya: Demi langit yang mempunyai jalan-jalan,
« Az-Zariyat 6 ✵ Az-Zariyat 8 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Berharga Tentang Surat Az-Zariyat Ayat 7
Paragraf di atas merupakan Surat Az-Zariyat Ayat 7 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam pelajaran berharga dari ayat ini. Ditemukan aneka ragam penafsiran dari banyak mufassirun terkait makna surat Az-Zariyat ayat 7, sebagiannya seperti tertera:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
7-9. Allah juga bersumpah dengan langit yang Dia ciptakan dengan baik, sesungguhnya kalian (wahai orang-orang yang mendustakan) benar-benar dalam perkataan yang tidak jelas tentang al-Quran ini dan juga tentang Rasul. Akan dipalingkan dari al-Quran dan dan Rasul ini, orang yang dipalingkan dari iman kepada keduanya, karena dia berpaling dari dalil-dalil Allah dan bukti-buktiNya yang meyakinkan, sehingga tidak diberi taufik kepada kebaikan.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
7-9. Demi langit yang memiliki hiasan dan penciptaan yang indah, sungguh kalian -hai orang-orang musyrik- dalam perkataan yang bertentangan tentang al-Qur’an dan Rasulullah. Akan berpaling dari keimanan kepada al-Qur’an dan Rasulullah, orang yang dipalingkan oleh setan darinya.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
7. Dan Allah bersumpah dengan langit yang mempunyai jalan-jalan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
7. وَالسَّمَآءِ ذَاتِ الْحُبُكِ (Demi langit yang mempunyai jalan-jalan)
Yakni yang mempunyai penciptaan yang indah. Dan pendapat lain mengatakan maknanya adalah memiliki garis-garis dan jalan-jalan yang ada di permukaan jalan yang rata, seperti permukaan laut yang tenang jika terkena hembusan angin yang lembut.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
7. Aku bersumpah demi langit yang memiliki banyak rute untuk lintasan planet-planet.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Demi langit yang mempunyai jalan-jalan yang kokoh} Aku bersumpah demi langit yang memiliki jalan-jalan yang tersusun
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 1-14
Telah disebutkan pula melalui berbagai jalur dari Amirul Mu’minin Ali bin Abi Thalib bahwa dia menaiki mimbar di Kufah lalu berkata, "Tidaklah kalian bertanya kepadaku tentang suatu ayat dalam kitab Allah dan tidak pula dari sunnah Rasulullah SAW melainkan aku menjelaskannya kepada kalian tentangnya." Maka berdirilah Ibnu Al-Kawa, lalu bertanya,"Wahai Amirul Mu’minin, apakah makna firman Allah SWT: (Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan sekuat-kuatnya (1)?") Maka Ali menjawab,"Maknanya adalah angin" Ibnu Al-Kawa’ menanyakan tentang firmanNya: (dan awan yang mengandung hujan (2)) Ali menjawab, bahwa itu adalah awan. Lalu Ibnu Al-Kawa’ bertanya tentang firmanNya: (dan kapal-kapal yang berlayar dengan mudah (3)) Ali menjawab bahwa yang dimaksud adalah kapal-kapal. Ibnu Al-Kawa’ bertanya tentang firmanNya: ((malaikat-malaikat) yang membagi-bagi urusan (4)) Maka Ali berkata bahwa yang dimaksud adalah malaikat-malaikat.
Adapun “Al-jariyat” maka pendapat yang terkenal dari mayoritas ulama, yaitu kapal-kapal yang berlayar dengan mudah di atas permukaan air. Sebagian dari mereka berkata bahwa yang dimaksud adalah bintang-bintang yang beredar pada garis edarnya masing-masing. Demikian itu agar ungkapan ini bertingkat dari yang paling bawah kemudian menjadi yang paling atas. Maka angin di atasnya terdapat awan, dan bintang-bintang di atas semua itu, dan yang lebih atas lagi adalah para malaikat yang ditugaskan untuk membagi-bagi urusan; mereka turun dengan membawa perintah-perintah Allah, baik yang berupa syariat atau yang berupa perkara alam. Ungkapan ini merupakan sumpah dari Allah SWT yang menunjukkan atas terjadinya hari kiamat. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar (5)) yaitu berita yang benar (dan sesungguhnya (hari) pembalasan) yaitu hari perhitungan (itu pasti terjadi) yaitu pasti terjadi.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Demi langit yang mempunyai jalan-jalan (7)) Ibnu Abbas berkata bahwa yang dimaksud adalah langit yang mempunyai keindahan, kemegahan, dan kerapian. Demikian juga dikatakan oleh Mujahid, Ikrimah, Sa'id bin Jubair, Qatadah, Ar-Rabi' bin Anas, dan lainnya.
Diriwayatkan dari Abu Shalih mengatakan, artinya yang mempunyai ikatan yang erat.
Al-Hasan bin Abu Al-Hasan Al-Bashri mengatakan bahwa yang dimaksud dengan (dzatil hubuk) adalah yang mempunyai ikatan dengan bintang-bintang.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar tentang firmanNya: (Demi langit yang mempunyai jalan-jalan (7)) yaitu langit ketujuh, seakan-akan (hanya Allah yang lebih Mengetahui) yang dimaksudkan adalah langit yang padanya terdapat bintang-bintang yang tetap, yang menurut kebanyakan ulama falak berada di cakrawala yang kedelapan di atas cakrawala yang ketujuh; hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Semua pendapat yang disebutkan diatas merujuk kepada satu hal, yaitu menggambarkan tentang keindahan dan kemegahannya, sebagaimana yang dikatakan Ibnu Abbas bahwa termasuk keindahan langit adalah ketinggian, kejernihan, kekokohan bangunan, keluasan cakrawala, dan kelihatan cantik dalam kemegahannya dihiasi dengan bintang-bintang yang tetap dan yang beredar, serta dihiasi dengan matahari, bulan, dan bintang-bintang yang bercahaya. Firman Allah SWT: (sesungguhnya kamu benar-benar dalam keadaan berbeda-beda pendapat (8)) yaitu sesungguhnya kalian, wahai orang-orang musyrik yang mendustakan para rasul- benar-benar dalam keadaan berselisih, kacau, tidak rukun, dan tidak bersatu.
Qatadah berkata bahwa maknanya adalah bahwa sesungguhnya kalian benar-benar berada dalam kekacauan pendapat antara membenarkan dan mendustakan Al-Qur'an.
(dipalingkan darinya (Rasul dan Al-Qur'an) orang yang dipalingkan (9)) yaitu sesungguhnya yang berputar-putar dengan itu hanyalah orang yang tersesat. Karena itu adalah perkataan yang bathil, dan dia mengikuti dan tersesat karenannya. Dan yang termakan hanyalah orang yang memang ditakdirkan sesat lagi tidak punya pengertian. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Maka sesungguhnya kamu dan apa-apa yang kamu sembah itu (161) sekali-kali tidak dapat menyesatkan (seseorang) terhadap Allah (162) kecuali orang-orang yang akan masuk neraka yang menyala-nyala (163)) (Surah Ash-Shaffat)
Hasan Al-Bashri berkata bahwa orang yang mendustakan Al-Qur'an itu dipalingkan darinya.
Firman Allah SWT: (Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta (10)) Mujahid berkata bahwa yang dimaksud adalah para pendusta. Ungkapan ini merupakan perumpamaan, sama dengan apa yang terdapat di dalam surah Abasa: (Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya? (17)) (Surah 'Abasa) Al-Kharrasun adalah orang-orang yang mengatakan bahwa kami tidak akan dibangkitkan, mereka tidak mempercayainya. Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta (10)) yaitu, terkutuklah orang-orang yang ragu-ragu.
Firman Allah: ((yaitu) orang-orang yang terbenam dalam kebodohan lagi lalai (11)) Ibnu Abbas dan lainnya berkata bahwa yang dimaksud adalah orang-orang yang tenggelam dalam kekafiran, keraguan, dan kelalaian
(mereka bertanya, "Bilakah hari pembalasan itu?” (12)) Sesungguhnya mereka menanyakan hal ini hanya semata-mata karena mendustakan, ingkar, dan menganggap mustahil. Allah SWT berfirman: ((Hari pembalasan itu ialah) pada hari ketika mereka diazab di atas api neraka (13)) Ibnu Abbas, Mujahid, Al-Hasan dan lainnya berkata bahwa makna (yuftanuna) adalah mereka diazab.
Mujahid berkata bahwa makna yang dimaksud adalah sebagaimana emas dibakar di atas api.
((Dikatakan kepada mereka), "Rasakanlah azabmu itu) Mujahid berkata bahwa makna yang dimaksud adalah yang membakar kalian. Dan selain Mujahid berkata bahwa maknannya adalah rasakanlah azab ini (Inilah azab yang dahulu kamu minta supaya disegerakan) yaitu dikatakan hal ini kepada mereka sebagai kecaman, cemoohan, dan penghinaan terhadap.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Az-Zariyat ayat 7: 7-9. Allah kembali bersumpah dengan sumpah yang lain, Allah berkata : Aku bersumpah dengan langit sebagai makhluk yang indah dan elok serta tinggi, yang Allah jadikan indah dengan bintang yang berkilau, Allah juga jadikan padanya galaxy yang menjulang tinggi. Sungguh bagimu wahai orang-orang musyrik yang mendustakan, akan mempunyai ucapan yang berbeda dan berselisih satu sama lain akan Al Qur’an dan Muhammad ﷺ; Dan ketahuilah wahai orang-orang musyrik, perselisihan kalian akan Al Qur’an tidaklah sama, tidak juga dapat disatukan dan tidak juga kemana-mana kecuali (intinya) hanya kesesatan bagi diri kalian masing-masing, karena ucapan kalian bathil. Kemudian Allah menjelaskan bahwa Al Qur’an ini memalingkan dari keimanan bagi siapa yang mendustakannya dan mendustakan Rasulullah ﷺ.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Maksudnya adalah orbit bintang-bintang dan planet-planet.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Az-Zariyat Ayat 7
Melanjutkan sumpah-Nya, 'demi langit yang mempunyai jalan-jalan yang merupakan garis edar atau orbit yang teratur sebagai arah dari pergerakan semua benda langit, seperti bumi, bintang-bintang, planet-planet, dan galaksi-galaksi. 8. 'sungguh, wahai orang-orang musyrik kamu benar-benar dalam keadaan berbeda-beda pendapat, tentang nabi Muhammad dan Al-Qur'an. " di antara mereka ada yang menganggap beliau sebagai tukang sihir, ada yang mengatakan bahwa ia adalah ahli syair, dan ada pula yang meng-anggapnya gila. Sedang mengenai Al-Qur'an, ada yang menyebutnya sebagai dongeng tentang kisah masa lalu, ada yang menilainya sebagai kitab syair, dan ada pula yang menganggapnya sebagai mantra sihir.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian berbagai penjabaran dari berbagai ulama tafsir mengenai kandungan dan arti surat Az-Zariyat ayat 7 (arab-latin dan artinya), semoga membawa manfaat untuk ummat. Sokong perjuangan kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.