Surat Qaf Ayat 33
مَّنْ خَشِىَ ٱلرَّحْمَٰنَ بِٱلْغَيْبِ وَجَآءَ بِقَلْبٍ مُّنِيبٍ
Arab-Latin: Man khasyiyar-raḥmāna bil-gaibi wa jā`a biqalbim munīb
Artinya: (Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat,
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Berharga Terkait Surat Qaf Ayat 33
Paragraf di atas merupakan Surat Qaf Ayat 33 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa kandungan berharga dari ayat ini. Didapatkan beberapa penafsiran dari banyak ulama berkaitan kandungan surat Qaf ayat 33, sebagiannya seperti berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
32-33. Dikatakan kepada mereka, “Inilah yang dulu dijanjikan kepada kalian (wahai orang-orang yang bertakwa) bagi setiap orang yang bertaubat dari dosa-dosanya, menjaga apa yang mendekatkannya kepada Tuhannya, yaitu amal-amal ketaatan dan kewajiban, orang yang takut kepada Allah di dunia dan bertemu denganNya di Hari Kiamat dengan hati yang bertaubat dari dosa-dosanya.”
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
33. Barangsiapa takut kepada Allah saat sembunyi-sembunyi di mana tidak ada yang melihat kecuali Allah, menjumpai Allah dengan hati yang bersih, bertobat kepada-Nya dan tunduk.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
33. مَّنْ خَشِىَ الرَّحْمٰنَ بِالْغَيْبِ ((Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak melihat-Nya)
Yakni ketika dia sedang sendirian tidak ada yang melihatnya. Imam al-Hasan mengatakan, yakni jika dia telah memasang tirai dan menutup pintu.
وَجَآءَ بِقَلْبٍ مُّنِيبٍ (dan dia datang dengan hati yang bertaubat)
Yakni kembali kepada Allah dengan hati yang ikhlas mentaati-Nya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
1). { مَنْ خَشِيَ الرَّحْمَٰنَ بِالْغَيْبِ } "(Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya)" Al-Fudhayl bin 'Iyad berkata: Dia adalah orang yang mengingat dosa-dosanya dalam kesendirian dan meminta ampun kepada Allah ta'ala atas dosa-dosanya.
Termasuk dalam makna ini adalah salah satu dari tujuh orang yang dinaungi Allah di bawah naungan-Nya: "dan seorang laki-laki yang hanya mengingat Allah Kemudian matanya berbinar", yakni: dari ingatannya akan kebesaran Allah dan pertemuannya dengan-Nya, dan makna-makna serupa yang terlintas di hati.
2). Siapa yang meninggalkan pelanggaran karena takut akan azab Allah maka ia adalah orang bertaubat, dan siapa yang meninggalkan karena malu maka ia orang yang kembali, dan siapa yang meninggalkan karena meninggikan keagungan Allah Yang Maha Esa, dialah orang yang benar-benar bertaubat.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
33. Barangsiapa takut dengan hukuman Allah di waktu dan tempat yang tidak diketahui oleh siapapun, datang dengan hati yang selamat mau menaati Allah dan Ikhlas dalam beribadah
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{orang yang takut} takut {kepada Dzat Yang Maha Pengasih dengan tanpa melihatNya} dengan ghaib dimana tidak ada satupun yang melihatNya kecuali Allah itu sendiri {dan dia datang dengan hati yang bertaubat} kembali kepada Allah SWT
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
33. “(Yaitu) orang yang takut kepada Rabb Yang Maha Pemurah,” artinya, takut kepadaNya karena mengenal Rabbnya, mengharap rahmatNya serta senantiasa takut terhadap Allah meski tidak berada di hadapan orang. Dan inilah rasa takut yang sebenarnya. Sedangkan rasa takut di hadapan dan dalam pandangan orang, maka rasa takut itu adalah riya’ dan sum’ah yang tidak menunjukkan rasa takut. Rasa takut yang membawa manfaat adalah rasa takut, baik di kala sendirian maupun ketika bersama orang lain. Kemungkinan maksud ayat ini juga adalah takut terhadap Allah meski tidak terlihat oleh mata seperti halnya yang dimaksud dengan beriman kepada yang ghaib. Ghaib adalah kebalikan dari nyata, karena iman dan rasa takut adalah sesuatu yang vital bukan alternative karena bisa menentukan azab, kemudian ayat-ayat Allah datang dan inilah yang Nampak.
“Dan ia datang dengan hati yang kembali,” ia disifati dengan kembali kepada Penolongnya serta tertarik oleh berbagai faktor pendorong menuju keridhaanNYa.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 30-35
Allah SWT berfirman kepada neraka Jahanam pada hari kiamat, "Apakah kamu telah penuh?" Demikian itu karena Allah SWT telah berjanji kepadanya bahwa Dia akan memenuhinya dengan jin dan manusia.
Dia memerintahkan untuk mencampakkan ke dalam neraka orang-orang yang Dia kehendaki, sedangkan neraka itu mengatakan, ("Masih adakah tempat tambahan bagiku?") yaitu apakah masih ada yang tersisa untuk ditambahkan kepadaku?. Demikianlah yang tampak dalam konteks ayat ini dan seperti apa yang ditunjukkan oleh banyak hadits.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik dari Nabi SAW yang bersabda: Neraka diisi, dan neraka mengatakan, "Apakah masih ada tambahan?" sehingga akhirnya Allah meletakkan telapak kakiNya ke dalam neraka maka neraka mengatakan, "Cukup, cukup”
Al-Walid bin Muslim meriwayatkan dari Yazid bin Abu Maryam, bahwa dia pernah mendengar Mujahid berkata bahwa masih terus-menerus dimasukkan ke dalam neraka hingga neraka neagatakan, "Aku telah penuh" dan mengatakan, ("Masih adakah tempat tambahan bagiku?"). Diriwayatkan dari Abdurrahman bin Zaid bin Aslam pendapat yang serupa. Menurut mereka, makna firman Allah SWT: (Apakah kamu sudah penuh?) hanyalah sesudah Allah SWT meletakkan telapak kakiNya di dalamnya, maka neraka menjadi surut dan saat itu ia mengatakan, "Masih adakah bagiku suatu tempat untuk ditambahkan kepadaku?" Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa yang demikian itu dikatakan ketika tidak ada suatu tempat pun di dalam neraka yang dapat memuat sebatang jarum, hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Firman Allah SWT: (Dan didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tiada jauh (dari mereka) (31)) Qatadah berkata bahwa makna (uzlifat) adalah didekatkan kepada orang-orang yang bertakwa (pada tempat yang tiada jauh (dari mereka)) Demikian itu pada hari kiamat. Dan dikatakan “tidak jauh” karena pasti terjadi, dan setiap yang akan terjadi maka itu dekat (Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali) yaitu kembali bertaubat dan tidak mengulangi (lagi memelihara) memelihara janji, tidak pernah merusaknya dan tidak pula menyalahinya.
(dan dia datang dengan hati yang bertaubat) yaitu bertemu dengan Allah SWT di hari kiamat nanti dengan hati yang bertaubat, berserah diri, dan tunduk di hadapanNya (masukilah surga itu dengan aman)
Firman Allah: (itulah hari kekekalan) yaitu mereka kekal di dalam surga, dan tidak akan mati selamanya, tidak akan pergi darinya serta tidak mau pindah darinya. Firman Allah: (Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki) yaitu, bagaimanapun yang mereka minta, maka mereka langsung mendapatkannya, yaitu berbagai macam kesenangan dan kenikmatan, ketika mereka memintanya langsung disuguhkan kepada mereka.
Firman Allah SWT: (dan pada sisi Kami ada tambahannya) sebagaimana firmanNya: (Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya) (Surah Yunus: 26) Telah disebutkan dalam hadits shahih Muslim dari Shuhaib bin Sinan Ar-Rumi bahwa itu memandang kepada Allah SWT yang Maha Mulia.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Qaf ayat 33: Ketika kemudian dikatakan kepada mereka: Ketahuilah bahwasanya kenikmatan ini adalah balasan bagi hamba yang takut kepada Allah dalam kesendirian maupun keramaian, mereka adalah orang-orang yang meluruskan hatinya untuk Allah yang istiqomah di atas ketaatan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Yakni takut kepada-Nya dengan mengenal Tuhannya, berharap kepada rahmat-Nya dan senantiasa takut kepada Allah dalam keadaan gaibnya, yakni dalam keadaan tidak diketahui manusia. Inilah takut yang hakiki, adapun takut ketika di hadapan manusia, maka bisa saja riya’ dan sum’ah sehingga tidak menunjukkan takut. Bahkan takut yang bermanfaat adalah takut baik pada saat terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Bisa juga maksud “bilghaib” dalam ayat di atas adalah sekalipun tidak kelihatan olehnya.
Yakni sifatnya kembali kepada Allah dan terdorong dirinya untuk mengerjakan hal-hal yang diridhai-Nya.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Qaf Ayat 33
Allah menjelaskan pada ayat ini sifat-sifat orang yang bertakwa, yaitu orang yang takut kepada Allah yang maha pengasih sekalipun dia maha ghaib, tidak kelihatan olehnya dan dia datang kepada-Nya dengan hati yang bertobat dan tunduk kepada-Nya. 34. Sebagai penghormatan kepada mereka, para malaikat berkata, "masuklah ke dalam surga dengan aman, tanpa dihalangi, dan damai, penuh ketenteraman. Maka bergembiralah dan bersenang-senanglah kalian semua. Itulah hari yang abadi, tidak ada kematian dan kesulitan sesudah itu. '.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian bermacam penjelasan dari banyak ahli ilmu terhadap kandungan dan arti surat Qaf ayat 33 (arab-latin dan artinya), semoga membawa faidah untuk kita bersama. Bantulah perjuangan kami dengan memberikan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.