Surat Qaf Ayat 19
وَجَآءَتْ سَكْرَةُ ٱلْمَوْتِ بِٱلْحَقِّ ۖ ذَٰلِكَ مَا كُنتَ مِنْهُ تَحِيدُ
Arab-Latin: Wa jā`at sakratul-mauti bil-ḥaqq, żālika mā kunta min-hu taḥīd
Artinya: Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Berharga Terkait Dengan Surat Qaf Ayat 19
Paragraf di atas merupakan Surat Qaf Ayat 19 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam tafsir berharga dari ayat ini. Didapati aneka ragam penjabaran dari berbagai mufassirun terkait makna surat Qaf ayat 19, antara lain seperti tertera:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Sakratul maut dengan kesulitannya datang dengan kebenaran yang tidak bisa ditolak dan tidak bisa berlari darinya. Itulah yang berusaha kamu hindari dan kamu berlari darinya (wahai manusia).
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
19-22. Orang yang mendustakan ayat-ayat Allah ini didatangi sakaratul maut yang membawa perkara yang sangat menakutkan; perkara berat yang dahulu kamu hindari.
Dan malaikat meniup sangkakala tiupan yang kedua, itulah waktu yang sangat menakutkan, yang merupakan hari yang Allah janjikan kepada orang-orang kafir, dan setiap orang akan digiring oleh malaikat ke padang mahsyar, dan malaikat yang lain menjadi saksi atas apa yang ia lakukan di dunia.
Hai orang yang kafir, sungguh kamu dahulu lalai dari kejadian mengerikan ini, maka sekarang Kami singkap penutup yang dahulu menutupi hati, pendengaran, dan penglihatanmu di dunia; sehingga hari ini penglihatanmu sangat tajam.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
19. Dan telah datang kerasnya kematian dengan sebenar-benarnya, yang tidak ada tempat lari darinya. Dan itulah yang kamu -wahai manusia yang lalai- selalu berusaha berpaling dan lari darinya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
19. وَجَآءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ (Dan datanglah sakaratul maut)
Yakni datang keras dan sakitnya kematian yang menimpa manusia, yang mengalahkan akal pikirannya.
بِالْحَقِّ ۖ (dengan sebenar-benarnya)
Yakni ketika kematian datang, jelaslah kebenaran yang sesungguhnya. Akan nampak kebenaran kabar tentang kebangkitan, surga, dan neraka yang dikabarkan oleh para Rasul.
ذٰلِكَ (Itulah)
Yakni kematian itu.
مَا كُنتَ مِنْهُ تَحِيدُ (yang kamu selalu lari daripadanya)
Yakni yang selalu kalian jauhi dan hindari.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
1) Ketika Abu Bakar sedang sekarat, Aisha membacakan sebaris puisi, maka Abu Bakar menampakkan wajahnya dan berkata: Tidak...bukan itu, tetapi katakanlah: { وَجَآءَتْ سَكْرَةُ ٱلْمَوْتِ بِٱلْحَقِّ ۖ ذَٰلِكَ مَا كُنتَ مِنْهُ تَحِيدُ } "Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya".
2). Tuhan Yang Maha Kuasa menggambarkan beratnya kematian dalam empat ayat:
1- { وَجَآءَتْ سَكْرَةُ ٱلْمَوْتِ بِٱلْحَقِّ ۖ ذَٰلِكَ مَا كُنتَ مِنْهُ تَحِيدُ } "Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya".
2- { وَلَوْ تَرَىٰٓ إِذِ ٱلظَّٰلِمُونَ فِى غَمَرَٰتِ ٱلْمَوْتِ } "Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut" [Q.S. Al-An'am : 93].
3- { فَلَوْلَآ إِذَا بَلَغَتِ ٱلْحُلْقُومَ } "Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan". [Q.S. Al-Waqi'ah : 83]
4- { كَلَّآ إِذَا بَلَغَتِ ٱلتَّرَاقِىَ } "Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan" [Q.S. Al-Qiyamah : 26].
Semoga Allah merahmati seorang hamba yang telah siap menghadapi kematian itu!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
19. Telah datang kematian yang sangat menyakitkan dan mengacaukan akal orang kafir tentang hakikat setiap perkara yang diingkarinya berupa perkara akhirat. Itulah kematian yang kamu hindari dan takuti. Saat sakaratul maut, ditampakkan kepada orang kafir itu kebenaran sesuatu yang dibawa oleh para rasul, berupa kabar tentang hari kebangkitan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Dan datanglah sakratul maut} kedahsyatan kematian {dengan sebenar-benarnya. Itulah yang dahulu hendak kamu hindari} kalian hindari dan lari
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
19. Artinya, orang yang lari serta mendustakan ayat-ayat Allah ini didatangi oleh “sakaratul maut yang sebenar-benarnya,” yang tidak bisa ditolak dan dihindari. “Itulah yang kamu selalu lari dari padanya,” yang kau hindari dan lari darinya.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 16-22
Allah SWT memberitahukan tentang kekuasaanNya atas manusia, bahwa Dialah Dzat yang menciptakannya, dan pengetahuanNya meliputi semua urusannya, sehingga Allah SWT mengetahui apa yang dibisikkan hati manusia berupa kebaikan dan keburukan. Disebutkan dalam hadits shahih Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT memaafkan umatku apa yang dibisikkan hatinya selama dia tidak mengucapkannya atau mengerjakannya”
Firman Allah: (dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya) yaitu malaikat-malaikat Allah SWT lebih dekat kepada manusia daripada urat lehernya. Dan ada yang menafsirkannya sebagai ilmu Allah, sesungguhnya yang dimaksud hanyalah untuk menjauhkan agar tidak ada dugaan untuk bertempat atau bersatu, karena kedua sifat tersebut merupakan hal yang mustahil menurut kesepakatan semua ulama, Maha Tinggi dan Maha Suci Allah dari keduanya. Akan tetapi jika ditinjau dari segi lafazhnya, maka ayat ini tidak mengandung hal itu, karena Allah SWT tidak berfirman, "Aku lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya" melainkan Dia berfirman: (dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya) Sebagaimana Allah SWT berfirman tentang datangnya ajal: (dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu tidak melihat (85)) (Surah Al-Waqi'ah) yaitu malaikat-malaikatNya. Sebagaimana Allah berfirman: (Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya) (Surah Al-Hijr: 9) Para malaikat turun membawa Al-Qur'an dengan seizin Allah SWT. Demikian juga para malaikat yang lebih dekat kepada manusia daripada urat lehernya berkat kekuasaan Allah SWT yang diberikan kepada mereka untuk hal itu. Maka malaikat itu mempunyai jalan masuk ke dalam manusia sebagaimana setan juga mempunyai jalan masuk ke dalam manusia melalui aliran darahnya, sebagaimana yang telah diberitahukan Nabi SAW. Oleh karena itu di sini Allah SWT berfirman: ((yaitu) ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya) yaitu dua malaikat yang mencatat amal perbuatan manusia.
(yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri) yaitu, selalu mengawasi (Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya) manusia tidak mengucapkan suatu kalimat pun (melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir) yaitu melainkan ada malaikat yang selalu mengawasi dan mencatatnya. Tidak ada suatu kalimat dan gerakan pun yang tidak tercatat. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu) (10) yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu) (11) mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan (12)) (Surah Al-Infithar)
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firman Allah: (Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya, melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir (18)) Bahwa semua yang diucapkan berupa kebaikan atau keburukan itu dicatat, sehingga benar-benar dicatat ucapannya yang mengatakan,"Aku telah makan dan minum, aku telah pergi dan aku baru datang, dan aku telah melihat" sehingga apabila hari Kamis, maka ucapan dan amal perbuatannya itu ditampilkan di hadapannya, lalu dia mengakuinya, apakah itu yang baik atau buruk, sedangkan selain dari itu tidak dianggap. Demikian itulah yang dimaksud firmanNya SWT: (Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nyalah terdapat Ummul Kitab (Lauh Manfuz) (39)) (Surah Ar-Ra'd)
Para Mufasir berbeda pendapat tentang orang yang diajak bicara, yaitu dengan firmanNya: (Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya (19)) Pendapat yang benar bahwa orang yang diajak bicara adalah manusia itu sendiri. Dikatakan bahwa dia adalah orang kafir, dan pendapat yang lainnya mengatakan selain itu.
Firman Allah: (Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman (20)) Telah disebutkan pembahasan hadits tentang tiupan sangkakala, kegemparan, kematian, dan kebnangkitan, yang semuanya itu pada hari kiamat.
(Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat, penggiring dan seorang malaikat penyaksi (21)) yaitu malaikat yang menggiringnya ke padang mahsyar dan malaikat yang menjadi saksi terhadap semua amal perbuatan yang dia lakukan. Demikianlah makna yang tampak pada ayat ini dan itulah pendapat yang dipilih Ibnu Jarir. Kemudian Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ismail bin Abu Khalid, dari Yahya bin Rafi' maula Tsaqif yang mengatakan,”Aku mendengar Utsman bin Affan berkhutbah, lalu membaca firmanNya: (Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat, penggiring dan seorang malaikat penyaksi (21)) dia berkata,”Malaikat penggiring yang menggiringnya menghadap kepada Allah dan malaikat penyaksi yang menyaksikan semua amal perbuatannya. Demikian juga dikatakan Mujahid, Qatadah, dan Ibnu Zaid.
Ibnu Jarir meriwayatkan tiga pendapat tentang makna yang dimaksud firman Allah SWT: (Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan darimu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam (22))
Pendapat yang pertama bahwa yang dimaksud adalah orang kafir. Pendapat ini diriwayatkan Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu Abbas. Demikian juga dikatakan Adh- Dhahhak bin Muzahim dan Shalih bin Kaisan.
Pendapat yang kedua bahwa yang diajak bicara adalah semua orang, baik yang berbuat kebaikan maupun yang durhaka; karena sesungguhnya akhirat itu jika dibandingkan dengan dunia sama dengan bangun, sedangkan dunia itu seperti tidur. Ini adalah pendapat yang dipilih Ibnu Jarir, dia menukilnya dari Husain bin Abdullah bin Ubaidillah, dari Abdullah ibnu Abbas.
Pendapat yang ketiga bahwa yang diajak bicara adalah Nabi SAW. Pendapat ini dikatakan Zaid bin Aslam dan anaknya. Makna ayat menurut pendapat keduanya adalah: Sesungguhnya sebelumnya kami dalam keadaan lalai dari Al-Qur'an ini, yaitu sebelum Al-Qur’an diturunkan kepadamu, lalu Kami bukakan darimu penutup yang menutupi dirimu dengan menurunkannya kepadamu, maka sekarang penglihatanmu menjadi tajam. Akan tetapi, yang jelas dari konteksnya berbeda dengan ini, bahkan yang diajak bicara adalah manusia itu sendiri. Makna yang dimaksud firmanNya SWT: (Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini) yaitu dari hari ini (maka Kami singkapkan terhadapmu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari ini amat tajam) yaitu kuat karena setiap orang di hari kiamat mempunyai penglihatan yang tajam, sehingga orang-orang kafir ketika di dunia, maka di hari kiamat mereka berada pada jalan yang lurus, tetapi hal itu tidak memberi manfaat sedikitpun bagi mereka. Allah SWT berfirman: (Alangkah terangnya pendengaran mereka dan alangkah tajamnya penglihatan mereka pada hari mereka datang kepada Kami) (Surah Maryam: 38) dan (Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata), "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin” (12)) (Surah As-Sajdah)
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Qaf ayat 19: Maka sungguh telah datang kepadamu wahai manusia kesengsaraan dari kematian dan kengerian dengan sebenar-benarnya, yang tidak ada tempat untuk lari darinya, di mana engkau akan berusaha lari dan meloloskan diri darinya.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Kepada orang yang lalai lagi mendustakan ayat-ayat Allah.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Qaf Ayat 19
Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya, yakni pasti dan tidak dapat dihindari oleh siapa pun. Datangnya kematian itulah yang dahulu hendak kamu hindari. 20. Dan ditiuplah sangkakala, pada hari kiamat itulah hari yang diancamkan, hari kebangkitan manusia untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah beragam penjelasan dari para ahli tafsir berkaitan isi dan arti surat Qaf ayat 19 (arab-latin dan artinya), moga-moga menambah kebaikan untuk kita. Bantu usaha kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.