Surat Qaf Ayat 6
أَفَلَمْ يَنظُرُوٓا۟ إِلَى ٱلسَّمَآءِ فَوْقَهُمْ كَيْفَ بَنَيْنَٰهَا وَزَيَّنَّٰهَا وَمَا لَهَا مِن فُرُوجٍ
Arab-Latin: A fa lam yanẓurū ilas-samā`i fauqahum kaifa banaināhā wa zayyannāhā wa mā lahā min furụj
Artinya: Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun?
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Penting Terkait Surat Qaf Ayat 6
Paragraf di atas merupakan Surat Qaf Ayat 6 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi kandungan penting dari ayat ini. Terdokumentasi variasi penjabaran dari beragam ahli ilmu berkaitan kandungan surat Qaf ayat 6, antara lain seperti terlampir:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Apakah mereka itu lalai saat mereka mendustakan kebangkitan, lalu mereka tidak melihat kepada langit diatas mereka, bagaimana Kami membangunnya dengan pilar-pilarnya yang seimbang dan tegak kokoh, dan Kami menghiasinya dengan bintang-bintang yang tidak retak dan pecah, serta bebas dari ketidakserasian dan cacat?
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
6-8. Allah mengingkari orang-orang yang tidak mempercayai kebangkitan: Tidakkah mereka melihat dengan seksama pada langit dunia yang ada di atas mereka; bagaimana Kami meninggikannya tanpa memerlukan tiang, dan Kami mengiasinya, serta kamu melihatnya tanpa ada keretakan atau kekurangan. Dan Kami menghamparkan dan meluaskan bumi, dan menciptakan padanya gunung-gunung yang kokoh agar bumi tidak berguncang, dan Kami menumbuhkan berbagai jenis tumbuhan yang sedap dipandang karena warna dan buah-buahannya yang indah?
Kami menciptakan ayat-ayat kauniyah yang besar ini sebagai pelajaran dan peringatan terhadap kesempurnaan kuasa Kami bagi setiap hamba yang menghadap kepada Allah dengan penuh kecintaan, ketakutan, dan harapan.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
6. Apakah orang-orang yang mendustakan itu tidak memperhatikan langit yang ada di atas mereka bagaimana Kami menciptakannya, membangunnya dan menghiasinya dengan bintang-bintang yang Kami letakkan padanya, tanpa ada keretakan yang mengurangi kekuatannya? Maka Żat yang menciptakan langit ini tentu kuasa dalam membangkitkan orang-orang mati.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
6. أَفَلَمْ يَنظُرُوٓا۟ إِلَى السَّمَآءِ فَوْقَهُمْ كَيْفَ بَنَيْنٰهَا (Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya)
Yakni bagaimana Kami menciptakannya dengan sifat yang begitu menakjubkan, yang tinggi tanpa ada tiang yang menyanggahnya.
وَزَيَّنّٰهَا (dan menghiasinya)
Yakni Kami jadikan dengan warna yang indah dan bintang-bintang yang bersinar seperti lampu-lampu.
وَمَا لَهَا مِن فُرُوجٍ(dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun?)
Yakni tidak ada keretakan atau pecah.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
Mungkin ada yang berkata: Kata “di atas mereka” tidak ada gunanya, karena langit diketahui berada di atas, dan hikmah diletakkannya kalimat itu di sini: menunjukkan keagungan langit ini, beserta keagungan, ketinggian, keluasan, dan keagungannya Ini menunjukkan kesempurnaan ciptaan Allah dan kemampuan-Nya.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
6. Saat mereka mengingkari hari kebangkitan, apa mereka tidak melihat berlangsungnya kuasa Allah melalui makhluk-makhluk langit yang sangat menakjubkan di atas mereka, Bagaimana kami membangun dan menjunjungnya tanpa tiang, menghiasinya dengan planet-planet, memberinya warna biru tua dan tidak terjadi penyimpangan di dalamnya?
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Apakah mereka tidak memperhatikan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami membangunnya dan menghiasinya tanpa ada retakan padanya} retakan dan celah
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
6. Setelah Allah menyebutkan kondisi orang-orang yang mendustakan serta mencela mereka, Allah menyerukan mereka untuk merenungkan tanda-tanda kekuasaan Allah yang ada di atas langit agar mereka bisa mengambil pelajaran dan petunjuk kepada apa yang didasarkan olehnya. Allah berfirman, “Maka apakah mereka tidak melihat kepada langit yang ada di atas mereka.” Artinya , perenungan itu tidak memerlukan usaha keras serta perjalanan berat tapi perenungan itu benar-benar mudah, sehingga mereka bisa memperhatikan, “bagaimana Kami meninggikannya,” berbentuk langit, semua sisinya lurus, kokoh bangunannya, dihiasi dengan bintang yang tetap berada di tempatnya serta meteor yang melesat dari satu ufuk ke ufuk lainnya, dibuat dengan bentuk yang paling sempurna, engkau tidak melihat adanya cacat, cela dan kerusakan padanya. Allah menjadikannya sebagai atap bagi penduduk bumi serta meletakkan di dalamnya berbagai kepentingan vital.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 6-11
Allah SWT mengingatkan hamba-hambaNya tentang kekuasaanNya yang Maha Besar melalui ciptaan-ciptaanNya yang lebih agung daripada apa yang mereka herankan dan mereka menganggap mustahil terjadi. (Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya) yaitu dengan pelita-pelita.
(dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikit pun?) Mujahid berkata bahwa makna yang dimaksud adalah retak-retak. Ulama’ lain berpendapat bahwa maknanya adalah belahan-belahan. Dan semuanya maknannya berdekatan. sebagaimana firmanNya SWT: (Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? (3) Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah (4)) (Surah Al-Mulk) yaitu kelelahan dalam mencari aib atau kekurangan.
Firman Allah: (Dan Kami hamparkan bumi itu) yaitu, Kami menjadikannya luas terhampar (dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh) yaitu agar bumi tidak mengombang-ambingkan penduduknya, karena sesungguhnya bumi itu menetap di atas aliran air yang mengelilinginya dari segala penjuru (dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata) yaitu berupa tanam-tanaman dan pepohonan yang beragam jenis dan macamnya (Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat (akan kebesaran Allah)) (49)) (Surah Adz-Dzariyat) Firman Allah, (Bahij) yaitu indah dipandang (untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Allah) (8)) yaitu menyaksikan penciptaan langit dan bumi serta segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT pada keduanya berupa tanda-tanda yang besar yang membuktikan kekuasaan Allah. Semua itu dijadikan sebagai pelajaran, bukti, dan peringatan bagi setiap hamba yang tunduk, patuh, dan takut kepada Allah SWT
Firman Allah SWT: (Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya) yaitu bermanfaat (lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon) yaitu taman-taman, kebun-kebun, dan lain sebagainya (dan biji-biji tanaman yang diketam) yaitu, tanaman yang menghasilkan biji-bijian yang dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama (dan pohon kurma yang tinggi-tinggi) yaitu yang batangnya tinggi-tinggi. Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, Qatadah, dan lainnya berkata bahwa “Al-basiqat” adalah tinggi-tinggi (yang mempunyai mayang yang bersusun-susun) yaitu bertingkat-tingkat (untuk menjadi rezeki bagi hamba-hamba (Kami)) yaitu makhluk (dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati) yaitu tanah yang tandus. Setelah Allah menurunkan air hujan padanya, maka tanah itu menjadi subur dan menumbuhkan berbagai macam tumbuhan yang subur, berbunga dan hal lainnya yang keindahannya memukau pandangan mata, padahal sebelum itu tanah tersebut tidak ada tumbuhannya. Maka setelah hujan diturunkan kepadanya, menjadi subur dan hijau karena tumbuh-tumbuhannya. Demikianlah perumpamaan hari kebangkitan setelah mati, dan demikianlah Allah menghidupkan orang-orang yang mati. Pemandangan ini merupakan sebagian dari kekuasaan Allah SWT, bahkan lebih besar daripada apa yang diingkari oleh orang-orang yang mengingkari hari kebangkitan. sebagaimana firmanNya: (Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia) (Surah Ghafir: 57) dan (Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya, kuasa menghidupkan orang-orang mati? Ya (bahkan) sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu (33)) (Surah Al-Ahqaf)
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Qaf ayat 6: Allah memulai menjelaskan bukti-bukti kekuasaan-Nya, dengan berkata: Tidaklah mereka orang-orang yang mendustakan hari kebangkitan melihat langit ini yang di atas mereka, memikirkannya bagaimana bisa ditinggikan dengan tanpa tiang, kemudian Kami menghiasi langit tersebut dengan bintang-bintang dan matahari yang tidak ada padanya keretakan maupun celah !? .
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan keadaan orang-orang yang mendustakan dan celaan mereka terhadap Rasul dan Al Qur’an yang dibawanya, maka Allah mengajak mereka untuk memperhatikan ayat-ayat-Nya yang ada di ufuk langit agar mereka mengambil pelajaran dan berdalih dengannya untuk menunjukkan hakikat kebenaran.
Ketika mereka mengingkari kebangkitan.
Yang tidak perlu susah payah menyaksikannya, bahkan dapat melihatnya dengan mudah.
Tanpa tiang.
Dengan bintang-bintang. Tampak indah dilihat dan tidak tampak adanya cacat dan kekurangan. Allah Subhaanahu wa Ta'aala menjadikannya sebagai atap bagi penghuni bumi dan menyediakan di dalamnya segala kebutuhan dharuri (penting) yang dibutuhkan.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Qaf Ayat 6
Setelah Allah menyebutkan bahwa orang-orang kafir itu menganggap tidak mungkin terjadinya kebangkitan setelah mati, maka dilanjutkan pada ayat ini dengan menyebutkan dalil-dalil yang membantah perkataan mereka. Maka tidakkah mereka memperhatikan langit yang ada di atas mereka, bagaimana cara kami membangunnya, menciptakan dan meninggikannya, dan menghiasinya dengan bintang-bintang, dan tidak terdapat pada langit itu retak-retak sedikit pun yang menjadikannya cacat'7. Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi yang kami hamparkan dengan mantap untuk kediaman bagi manusia dan kami pancangkan di atasnya gunung-gunung yang kokoh yang berfungsi sebagai pasak bumi agar bumi tidak goyah dan kami tumbuhkan di atasnya tanam-tanaman yang indah dipandang mata'.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah berbagai penafsiran dari beragam pakar tafsir berkaitan isi dan arti surat Qaf ayat 6 (arab-latin dan artinya), semoga memberi kebaikan bagi ummat. Sokong usaha kami dengan memberikan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.