Surat Al-Ahqaf Ayat 13
إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَٰمُوا۟ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Arab-Latin: Innallażīna qālụ rabbunallāhu ṡummastaqāmụ fa lā khaufun 'alaihim wa lā hum yaḥzanụn
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Penting Terkait Dengan Surat Al-Ahqaf Ayat 13
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Ahqaf Ayat 13 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan kandungan penting dari ayat ini. Terdokumentasi sekumpulan penafsiran dari beragam mufassir berkaitan makna surat Al-Ahqaf ayat 13, di antaranya seperti termaktub:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah.” kemudian mereka berpegang teguh kepada iman tersebut, maka tidak ada ketakutan atas mereka dari kegoncangan dan kengerian Hari Kiamat, mereka juga tidak sedih atas apa yang mereka tinggalkan di belakang mereka dari bagian dunia yang tidak mereka raih.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
13-14. Orang-orang yang pada diri mereka terdapat tauhid -yang merupakan inti dari ilmu- dan keistiqamahan dalam perkara agama -yang merupakan puncak dari amalan-, maka mereka tidak akan mendapat ketakutan dari kengerian hari kiamat, dan tidak pula merasa sedih atas perkara dunia yang mereka lewatkan. Orang-orang yang memiliki derajat yang tinggi itu adalah para penghuni surga yang kekal di dalamnya, mereka mendapat kenikmatan ini sebagai balasan atas amal shalih yang telah mereka kerjakan di dunia.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
13. Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Rabb kami adalah Allah, kami tidak mempunyai Rabb lagi selain-Nya.” Kemudian mereka istikamah dalam keimanan dan amal saleh, maka tidak ada ketakutan bagi mereka pada apa yang akan mereka hadapi nanti di Akhirat, dan tidak pula mereka bersedih atas kekayaan dunia yang tidak mereka dapatkan ataupun kekayaan dunia yang mereka tinggalkan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
13. إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا اللهُ ثُمَّ اسْتَقٰمُوا۟ (Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah)
Mereka mengesakan Allah dan teguh di atas syari’at-Nya.
فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ(maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita)
Yakni mereka tidak takut akan terjerumus ke dalam hal yang tidak mereka harapkan, dan mereka tidak merasa sedih atas terlewatnya hal yang mereka sukai; keadaan mereka ini berlangsung selamanya.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
13. Sesungguhnya orang-orang yang berkata: “Tuhan kami adalah Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Kemudian mereka tetap istiqamah dalam menjalankan syariat. Mereka menyelaraskan antara tauhid dan taat terhadap syariat. Sehingga tidak ada lagi ketakutan dalam diri mereka terhadap hiruk pikuk hari kiamat. Mereka juga tidak merasa sedih ketika kehilangan segala yang mereka cintai selama di dunia
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Sesungguhnya orang-orang yang berkata,“Tuhan kami adalah Allah” kemudian tetap istiqamah, maka tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
13. Maksudnya, sesungguhnya orang-orang yang mengakui Rabb mereka dan bersaksi akan keesaanNya, melaksanakan ketaatan secara kontinu dan “tetap istiqamah,” selama mereka hidup, “maka tidak ada kekhawatiran,” terhadap segala sesuatu yang ada di hadapan mereka, “dan mereka (tiada) pula berduka cita,” atas segala sesuatu yang telah mereka tinggikan setelahnya.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 10-14
Allah SWT berfirman: (Katakanlah) wahai Muhammad, kepada orang-orang musyrik yang mengingkari Al-Qur’an (Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika Al-Qur’an ini) yaitu Al-Qur’an ini (datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya) yaitu apa yang kalian sangkakan terkait apa yang dilakukan Allah terhadap kalian jika kitab yang aku sampaikan kepada kalian ini benar-benar diturunkan Allah kepadaku agar aku menyampaikannya kepada kalian, padahal kalian mengingkari dan mendustakannya (dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang disebut dalam) Al-Qur’an) yaitu kitab-kitab terdahulu yang diturunkan kepada para nabi sebelumku bersaksi tentangnya dan membenarkannya. Kitab-kitab terdahulu itu juga memberitahukan tentangnya sebagaimana yang diberitahukan Al-Qur'an ini.
Firman Allah: (lalu dia beriman) yaitu, orang dari kalangan Bani Israil yang menyaksikan kebenaran Al-Qur'an ini karena dia mengetahui hakikatnya (sedangkan kamu menyombongkan diri) yaitu kalian enggan mengikutinya.
Masruq berkata,”Maka berimanlah orang yang menjadi saksi ini kepada nabi dan kitabNya, sedangkan kalian ingkar kepada nabi kalian dan kitab kalian (Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim) Kata “asy-syahid” ini adalah isim jenis yang mencakup Abdullah bin Salam dan lainnya. Ayat ini adalah ayat Makkiyyah, diturunkan sebelum Abdullah bin Salam masuk Islam. Ini sebagaimana firmanNya SWT: (Dan apabila dibacakan (Al-Qur'an itu) kepada mereka, mereka berkata "Kami beriman kepadanya; sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah suatu kebenaran dari Tuhan kami, sesungguhnya kami sebelumnya adalah orang-orang yang membenarkan (nya)" (53) (Surah Al-Qashash)
Diriwayatkan dari Amir bin Sa'd dari ayatnya, dia berkata,”Aku mendengar bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda tentang seseorang yang berjalan di muka bumi, ,”Sesungguhnya dia termasuk penghuni surga, tidak lain yaitu Abdullah bin Salam” dia berkata bahwa ayat ini diturunkan tentang dia (dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang disebut dalam) Al-Qur’an)
Firman Allah SWT: (Dan orang-orang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman, "Kalau sekiranya dia (Al-Qur'an) adalah suatu yang baik, tentulah mereka tiada mendahului kami (beriman) kepadanya”) yaitu mereka berkata tentang orang-orang yang beriman kepada Al-Qur'an bahwa sekiranya Al-Qur'an itu baik, maka mereka tidak akan mendahului kami dalam beriman kepadanya. Yang mereka maksud adalah Bilal, Ammar, Shuhaib, dan Khabbab serta orang-orang mukmin yang serupa dengan mereka dari kalangan orang-orang mukmin yang lemah dan budak. Tidaklah mereka berpendapat demikian, melainkan mempunyai keyakinan bahwa mereka yakin bahwa bagi mereka itu kedudukan di sisi Allah dan diperhatikan olehNya. Mereka keliru dalam hal ini dan besar kekeliruannya, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan demikianlah telah Kami uji sebagian mereka (orang-orang yang kaya) dengan sebagian lain (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu) berkata, "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka?") (Surah Al-An'am: 53) yaitu mereka heran bagaimana bisa orang-orang seperti itu mendapat petunjuk, bukan kami? Oleh karena itu mereka berkata: (Kalau sekiranya dia (Al-Qur'an) adalah suatu yang baik, tentulah mereka tiada mendahului kami (beriman) kepadanya) Adapun golongan ahlussunnah wal jamaah berkata tentang semua perbuatan dan ucapan yang tidak bersumber dari para sahabat maka hal itu adalah bid'ah, karena sesungguhnya seandainya hal itu baik, maka mereka mendahului kita pada hal itu, karena sesungguhnya mereka tidak meninggalkan suatu kebaikan melainkan mereka bersegera mengerjakannya
Firman Allah SWT: (Dan Karena mereka tidak mendapat petunjuk dengannya) yaitu dengan Al-Qur’an (maka mereka akan berkata, 'Ini adalah dusta yang lama") yaitu\ dusta yang lama. yaitu dikutip dan orang-orang terdahulu. Mereka meremehkan Al-Qur'an dan orang-orang yang beriman kepadanya. Ini adalah sifat takabur yang disebutkan Rasulullah SAW yang bersabda:”Menentang kebenaran dan meremehkan orang”
Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan sebelum Al-Qur’an itu telah ada kitab Musa) yaitu kitab Taurat (sebagai petunjuk dan rahmat. Dan ini adalah kitab) yaitu Al-Qur’an (yang membenarkannya) yaitu membenarkan kitab-kitab sebelumnya (dalam bahasa Arab) yaitu yang fasih, terang, dan jelas (untuk memberi peringatan kepada orang-orang yang zalim dan memberi kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik) yaitu mengandung peringatan bagi orang-orang kafir dan berita gembira bagi orang-orang mukmin. Firman Allah: (Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan " Tuhan kami ialah Allah," kemudian mereka tetap istiqamah) Tafsir ayat ini telah disebutkan dalam surah As-Sajdah. Firman Allah: (maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka) dalam menghadapi masa yang akan datang (dan mereka tiada (pula) berduka cita) terhadap apa yang telah lewat dari mereka (Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan (14)) yaitu amal perbuatan yang menyebabkan mereka mendapatkan rahmat Allah yang kepada mereka.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Ahqaf ayat 13: Ketahuilah wahai manusia mereka yang berkata : Rabb kami adalah Allah kemudian mereka istiqamah di atas agama dan syariat, atau mereka mengumpulkan antara ketauhidan, keikhlasan dan amalan salih serta terus menerus di atasnya; Maka mereka tidak akan takut dari kedahsyatan pada hari kiamat dan keadaan padanya, mereka tidak akan bersedih atas apa yang dibelakang mereka setelah kematian dari nasib di dunia.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Istiqamah ialah teguh pendirian dalam tauhid dan tetap beramal saleh.
Yakni mereka yang mengakui Tuhan mereka, menyaksikan keesaan-Nya dan menaati-Nya serta konsisten di atasnya selama mereka masih hidup, maka tidak ada kekhawatiran atas mereka terhadap keburukan yang ada di hadapan mereka dan tidak pula mereka bersedih hati terhadap yang mereka tinggalkan di belakang mereka.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Ahqaf Ayat 13
13-14. Ayat sebelumnya ditutup dengan kabar gembira bagi orang-orang yang berbuat baik. Kini dijelaskan tentang keadaan dari orang-orang yang berbuat baik itu, yaitu sesungguhnya orang-orang yang berkata, 'tuhan kami, pemelihara kami, adalah Allah, ' kemudian mereka tetap istiq'mah bersungguh-sungguh meneguhkan pendirian mereka dengan melaksanakan tuntunan Allah, maka tidak ada rasa khawatir, tidak ada rasa takut pada mereka berkaitan dengan apa yang akan terjadi bagaimana pun dahsyatnya, dan tidak pula mereka bersedih hati apa pun keadaan yang dialami. Kelak di akhirat, mereka itulah para penghuni surga, kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah kumpulan penjabaran dari para ulama tafsir terkait isi dan arti surat Al-Ahqaf ayat 13 (arab-latin dan artinya), semoga memberi kebaikan bagi ummat. Support kemajuan kami dengan mencantumkan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.