Surat Al-Ahqaf Ayat 10
قُلْ أَرَءَيْتُمْ إِن كَانَ مِنْ عِندِ ٱللَّهِ وَكَفَرْتُم بِهِۦ وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِّنۢ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ عَلَىٰ مِثْلِهِۦ فَـَٔامَنَ وَٱسْتَكْبَرْتُمْ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَ
Arab-Latin: Qul ara`aitum ing kāna min 'indillāhi wa kafartum bihī wa syahida syāhidum mim banī isrā`īla 'alā miṡlihī fa āmana wastakbartum, innallāha lā yahdil-qaumaẓ-ẓālimīn
Artinya: Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika Al Quran itu datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang tersebut dalam) Al Quran lalu dia beriman, sedang kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim".
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Penting Mengenai Surat Al-Ahqaf Ayat 10
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Ahqaf Ayat 10 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai kandungan penting dari ayat ini. Diketemukan berbagai penafsiran dari para ahli ilmu mengenai isi surat Al-Ahqaf ayat 10, misalnya sebagaimana tercantum:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Katakanlah (wahai Rasul) kepada orang-orang musyrik dari kaummu, “Kabarkanlah kepadaku, seandainya al-Quran ini datang dari sisi Allah lalu kalian mengingkarinya, lalu seorang saksi dari Bani Israil, seperti Abdullah bin Salam, bersaksi atas apa yang sepadan dengan al-Quran, yaitu apa yang ada di dalam Taurat, berupa pembenaran kepada kenabian Muhammad, lalu Abdullah membenarkan dan mengamalkan apa yang ada di dalam al-quran, sementara kalian memilih mengingkarinya dengan kesombongan, bukankah itu adalah kezhaliman paling besar dan kekafiran paling berat? Sesungguhnya Allah tidak memberikan taufik kepada Islam dan mengikuti kepada suatu kaum yang menzhalimi diri mereka dengan kafir kepada Allah.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
10. Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang yang mendustakan, “Beritahukan kepadaku jika Al-Qur`ān dari sisi Allah dan kalian mengingkarinya dan seseorang dari Bani Israil telah bersaksi bahwa Al-Qur`ān ini dari sisi Allah berdasarkan apa yang disebutkan di dalam kitab Taurat tentangnya kemudian dia mengimaninya sementara kalian menyombongkan diri dari mengimaninya, bukankah berarti kalian saat itu adalah orang-orang yang zalim? Sesungguhnya Allah tidak akan memberikan taufik bagi orang-orang yang zalim untuk mendapatkan kebenaran.”
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
10. قُلْ أَرَءَيْتُمْ (Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku)
Yakni beritahukan kepadaku.
إِن كَانَ(jika Al Quran itu)
Jika al-Qur’an itu sebenarnya.
مِنْ عِندِ اللهِ (datang dari sisi Allah)
Sedangkan kalian mengingkarinya.
وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِّنۢ بَنِىٓ إِسْرٰٓءِيلَ (n seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran))
Yang mengetahui kebenarannya dari kitab Taurat yang diturunkan Allah.
عَلَىٰ مِثْلِهِۦ (yang serupa dengan (yang tersebut dalam) Al Quran)
Dengan makna-makna yang ada dalam Taurat yang sesuai dengan al-Qur’an berupa keesaan Allah dan berita kenabian serta lain sebagianya.
فَـَٔامَنَ (lalu dia beriman)
Yakni bersaksi bahwa al-Qur’an adalah kalamullah dan termasuk apa yang diturunkan Allah kepada para Rasul-Nya. Dan orang yang bersaksi adalah Abdullah bin Salam, ia masuk Islam setelah Rasulullah berhijrah.
وَاسْتَكْبَرْتُمْ ۖ( sedang kamu menyombongkan diri)
Hingga enggan untuk beriman.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
10. Katakanlah wahai Nabi: “Tunjukkan padaku wahai orang musyrik bukti dari kalian jika Alquran ini bukan dari Allah, yang telah kalian sangkal dan dustakan. Padahal telah ada saksi seorang ulama’ Bani Israil yang bersaksi tentang kebenaran Alquran yang semakna dengan isi dalam Taurat. Perintah yang semakna menyeru kepada pengesaan Allah (tauhid) dan dasar-dasar berbagai keutamaan. Lalu saksi itu mengimani Alquran, namun kalian sombong dan tidak beriman kepada Alquran. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk iman kepada orang-orang kafir.” Diriwayatkan dari Bukhori dan Muslim dari Sa’ad bin Abi Waqash bahwa ayat ini turun untuk Abdullah bin Salam, dan ada seorang Bani Israil yang bersaksi tentang kebenaran Alquran sesuai Taurat
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Katakanlah,“Bagaimana pendapat kalian} Beritahukanlah kepadaku {jika (Al-Qur’an) itu datang dari sisi Allah dan kalian mengingkarinya, padahal seorang saksi dari Bani Israil mengakui yang serupa dengannya} serupa denga apa yang disebutkan bahwa Al-Qur’an itu dari sisi Allah {lalu dia beriman, sedangkan kalian menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim”
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
10. “Katakanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika al-Qur’an itu datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari bani israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang di sebutkan dalam) al-Qur’an lalu dia beriman, sedang kamu menyombongkan diri,” Artinya, beritahukanlah kepadaku jika al-Qur’an ini berasal dari sisi Allah subhanahu wata’ala dari kalangan ahli kitab, yaitu orang-orang yang memiliki kebenaran namun mereka tidak mengetahui bahwa itu adalah kebenaran. Berimanlah kepada al-Qur’an dan jadikanlah sebagai petunjuk, semua kisah para nabi dan para pengikutnya yang berakal itu sama, sedangkan kalian tetap saja mengingkari wahai orang-orang bodoh dan tolol. Perbuatan kalian ini tidak lain adalah kezhaliman dan kekufuran paling besar. ”Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim.” Termasuk kezhaliman adalah menyombongkan diri terhadap kebenaran setelah memahaminya dengan baik.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 10-14
Allah SWT berfirman: (Katakanlah) wahai Muhammad, kepada orang-orang musyrik yang mengingkari Al-Qur’an (Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika Al-Qur’an ini) yaitu Al-Qur’an ini (datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya) yaitu apa yang kalian sangkakan terkait apa yang dilakukan Allah terhadap kalian jika kitab yang aku sampaikan kepada kalian ini benar-benar diturunkan Allah kepadaku agar aku menyampaikannya kepada kalian, padahal kalian mengingkari dan mendustakannya (dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang disebut dalam) Al-Qur’an) yaitu kitab-kitab terdahulu yang diturunkan kepada para nabi sebelumku bersaksi tentangnya dan membenarkannya. Kitab-kitab terdahulu itu juga memberitahukan tentangnya sebagaimana yang diberitahukan Al-Qur'an ini.
Firman Allah: (lalu dia beriman) yaitu, orang dari kalangan Bani Israil yang menyaksikan kebenaran Al-Qur'an ini karena dia mengetahui hakikatnya (sedangkan kamu menyombongkan diri) yaitu kalian enggan mengikutinya.
Masruq berkata,”Maka berimanlah orang yang menjadi saksi ini kepada nabi dan kitabNya, sedangkan kalian ingkar kepada nabi kalian dan kitab kalian (Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim) Kata “asy-syahid” ini adalah isim jenis yang mencakup Abdullah bin Salam dan lainnya. Ayat ini adalah ayat Makkiyyah, diturunkan sebelum Abdullah bin Salam masuk Islam. Ini sebagaimana firmanNya SWT: (Dan apabila dibacakan (Al-Qur'an itu) kepada mereka, mereka berkata "Kami beriman kepadanya; sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah suatu kebenaran dari Tuhan kami, sesungguhnya kami sebelumnya adalah orang-orang yang membenarkan (nya)" (53) (Surah Al-Qashash)
Diriwayatkan dari Amir bin Sa'd dari ayatnya, dia berkata,”Aku mendengar bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda tentang seseorang yang berjalan di muka bumi, ,”Sesungguhnya dia termasuk penghuni surga, tidak lain yaitu Abdullah bin Salam” dia berkata bahwa ayat ini diturunkan tentang dia (dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang disebut dalam) Al-Qur’an)
Firman Allah SWT: (Dan orang-orang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman, "Kalau sekiranya dia (Al-Qur'an) adalah suatu yang baik, tentulah mereka tiada mendahului kami (beriman) kepadanya”) yaitu mereka berkata tentang orang-orang yang beriman kepada Al-Qur'an bahwa sekiranya Al-Qur'an itu baik, maka mereka tidak akan mendahului kami dalam beriman kepadanya. Yang mereka maksud adalah Bilal, Ammar, Shuhaib, dan Khabbab serta orang-orang mukmin yang serupa dengan mereka dari kalangan orang-orang mukmin yang lemah dan budak. Tidaklah mereka berpendapat demikian, melainkan mempunyai keyakinan bahwa mereka yakin bahwa bagi mereka itu kedudukan di sisi Allah dan diperhatikan olehNya. Mereka keliru dalam hal ini dan besar kekeliruannya, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan demikianlah telah Kami uji sebagian mereka (orang-orang yang kaya) dengan sebagian lain (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu) berkata, "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka?") (Surah Al-An'am: 53) yaitu mereka heran bagaimana bisa orang-orang seperti itu mendapat petunjuk, bukan kami? Oleh karena itu mereka berkata: (Kalau sekiranya dia (Al-Qur'an) adalah suatu yang baik, tentulah mereka tiada mendahului kami (beriman) kepadanya) Adapun golongan ahlussunnah wal jamaah berkata tentang semua perbuatan dan ucapan yang tidak bersumber dari para sahabat maka hal itu adalah bid'ah, karena sesungguhnya seandainya hal itu baik, maka mereka mendahului kita pada hal itu, karena sesungguhnya mereka tidak meninggalkan suatu kebaikan melainkan mereka bersegera mengerjakannya
Firman Allah SWT: (Dan Karena mereka tidak mendapat petunjuk dengannya) yaitu dengan Al-Qur’an (maka mereka akan berkata, 'Ini adalah dusta yang lama") yaitu\ dusta yang lama. yaitu dikutip dan orang-orang terdahulu. Mereka meremehkan Al-Qur'an dan orang-orang yang beriman kepadanya. Ini adalah sifat takabur yang disebutkan Rasulullah SAW yang bersabda:”Menentang kebenaran dan meremehkan orang”
Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan sebelum Al-Qur’an itu telah ada kitab Musa) yaitu kitab Taurat (sebagai petunjuk dan rahmat. Dan ini adalah kitab) yaitu Al-Qur’an (yang membenarkannya) yaitu membenarkan kitab-kitab sebelumnya (dalam bahasa Arab) yaitu yang fasih, terang, dan jelas (untuk memberi peringatan kepada orang-orang yang zalim dan memberi kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik) yaitu mengandung peringatan bagi orang-orang kafir dan berita gembira bagi orang-orang mukmin. Firman Allah: (Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan " Tuhan kami ialah Allah," kemudian mereka tetap istiqamah) Tafsir ayat ini telah disebutkan dalam surah As-Sajdah. Firman Allah: (maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka) dalam menghadapi masa yang akan datang (dan mereka tiada (pula) berduka cita) terhadap apa yang telah lewat dari mereka (Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan (14)) yaitu amal perbuatan yang menyebabkan mereka mendapatkan rahmat Allah yang kepada mereka.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Ahqaf ayat 10: Dan pada kali yang lain Allah memerintahkan Nabi-Nya ﷺ agar berkata kepada orang-orang musyrik : Kabarkan kepadaku seandainya Al Qur’an ini dari sisi Allah dan kalian kafir dengannya. Sebagian ulama bani israil seperti Abdullah bin Salam meyakini bahwasanya Al Qur’an adalah kebenaran, dan Al Qur’an mengandung tauhid dan peringatan sebagaimana di dalam kitab yang diturunkan kepada Musa dan selainnya dari para Nabi. Kemudian setelah itu dia meyakini, beriman terhadapa Al Qur’an dan beramal dengan apa yang ada di dalamnya. Adapun kalian menolak dengan sombong dan merasa tinggi. Maka bukankah hal ini sebesar-besarnya kedzaliman dan kekafiran ? Ketahuilah bahwa Allah tidak menyetujui suatu kaum yang mereka dzalim terhadap diri mereka sendiri dengan sombong dari kebenaran setelah mengetahui kebenaran.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Abdurrahman bin Jubair bin Nufair dari bapaknya dari ‘Auf bin Malik ia berkata: Suatu hari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah pergi dan aku ikut bersamanya sehingga kami memasuki tempat ibadah orang-orang Yahudi di Madinah pada hari raya mereka, lalu mereka tidak senang terhadap masuknya kami kepada mereka, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada mereka, “Wahai kaum Yahudi! Tunjukkanlah kepadaku 12 orang dari kamu yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Allah akan menjatuhkan kemurkaan kepada setiap orang Yahudi dari atas langit.” Lalu mereka semua diam dan tidak ada seorang pun dari mereka yang menjawab, lalu Beliau mengulangi lagi namun tidak ada yang menjawab sehingga ketiga kalinya Beliau mengulangi lagi, namun tidak ada yang menjawab. Kemudian Beliau bersabda, “Demi Allah, kamu memang tidak mau. Sesungguhnya aku adalah orang yang akan mengumpulkan, orang (nabi) yang terakhir, dan nabi yang terpilih, baik kamu beriman atau mendustakan.” Lalu Beliau pulang dan aku ikut bersama Beliau, sehingga ketika kami hendak keluar ada seorang laki-laki yang memanggil dari belakang, “Sebagaimana engkau wahai Muhammad?” Lalu orang itu datang, dan berkata, “Siapakah seseorang yang mau memberitahuku wahai kaum Yahudi?” Mereka (orang-orang Yahudi) menjawab, “Demi Allah, kami tidak mengetahui di antara kami orang yang paling tahu dan paling paham tentang kitab Allah daripada engkau, demikian pula daripada bapakmu sebelummu dan kakekmu yang sebelum bapakmu.”:Lalu orang tersebut berkata, “Sesungguhnya aku bersaksi bahwa dia adalah nabi Allah yang kalian temukan dalam Taurat.” Mereka menjawab, “Engkau dusta.” Kemudian mereka membantah perkataannya dan mengatakan, bahwa pada orang tersebut ada keburukan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Kamu dusta dan ucapanmu tidak lagi diterima. Sebelumnya kamu puji dia karena kebaikannya, namun ketika ia beriman, kamu malah mendustakannya dan kamu katakan terhadapnya ucapan yang telah kamu ucapkan sehingga ucapanmu tidak lagi diterima.” Lalu kami keluar dalam keadaan bertiga; yaitu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, aku, dan Abdullah bin Salam, maka Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan ayat tentangnya (Abdullah bin Salam), “Katakanlah, "Terangkanlah kepada-Ku, bagaimana pendapatmu jika sebenarnya Al Quran ini datang dari Allah, dan kamu mengingkarinya, padahal ada seorang saksi dari Bani Israil yang mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang disebut dalam) Al Qur’an lalu dia beriman, kamu menyombongkan diri. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Hadits ini menurut Haitsami dalam Majma’uz Zawaa’id juz 7 hal. 106, diriwayatkan oleh Thabrani dan para perawinya adalah para perawi hadits shahih. Ibnu Hibban juga menyebutkannya dalam Mawaariduzh Zham’aan hal. 518, Thabrani juz 26 hal. 12, Hakim dalam Mustadrak juz 3 hal. 416 dan ia berkata, “Shahih sesuai syarat Bukhari dan Muslim dan didiamkan oleh Adz Dzahabi.” Syaikh Muqbil berkata, “Hadits tersebut sesuai syarat Muslim, karena Bukhari tidak menyebutkan hadits dari Abdurrahman bin Jubair dan bapaknya, demikian pula Shafwan bin ‘Amr, ia (Bukhari) tidak menyebutkannya selain secara mu’allaq sebagaimana dalam biografinya di Tahdziibut tahdziib, wallahu a’lam.”)
Catatan:
Disebutkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim bahwa Abdullah bin Salam radhiyallahu 'anhu adalah orang yang datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika Beliau baru datang dari Mekah, dan disebutkan hal yang serupa dengan kisah tersebut, namun di sana tidak disebutkan sebab turunnya ayat. Sedangkan kisah ini menunjukkan bahwa Beliau yang pergi ke tempat ibadah mereka. Lalu bagaimanakah menggabungnya? Menurut Syaikh Muqbil, bahwa Abdullah bin Salam ketika telah masuk Islam saat ia datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka ia pergi ke kumpulan orang-orang Yahudi, namun mereka tidak mengetahui keislamannya. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam datang kepada mereka, Beliau berkata kepada mereka apa yang Beliau katakan, wallahu a’lam. Jika penggabungan ini diridhai, atau Allah membukakan kepada hati anda penggabungan yang lebih baik darinya, jika tidak maka dikuatkan hadits yang disebutkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim, terlebih ‘Auf bin Malik menurut al Waaqidiy, masuk Islam pada perang Khaibar, yang lain berpendapat, bahwa ia hadir pada penaklukkan Mekah, sedangkan menurut Ibnu Sa’ad, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mempersaudarakan antara ‘Auf bin Malik dengan Abud Dardaa’ (dari Al Ishaabah juz 3 hal. 43). Dalam Al Istii’aab, bahwa perang yang dihadirinya pertama kali adalah Khaibar, juz 3 hal. 131 dengan Al Ishaabah. Dalam Ath Thabaqaat juz 7 qaaf 2, bahwa ‘Auf bin Malik Al Asyja’i masuk Islam sebelum peristiwa Hunain dan hadir pada saat perang Hunanin sampai selesai. Dalam Al Mustadrak juz 3 hal. 546 dari Al Waaqidiy sama dengan yang disebutkan di sini, sehingga yang tampak adalah tidak sahnya hadits di atas, wallahu a’lam. Demikianlah menurut Syaikh Muqbil).
Yakni beritahukanlah kepadaku jika sekiranya Al Qur’an dari sisi Allah, dan kebenarannya disaksikan oleh orang-orang Ahli Kitab yang mendapat taufiq, dimana mereka memiliki sesuatu yang dengannya mereka dapat mengetahui kebenaran, lalu mereka beriman kepadanya sehingga sesuailah berita para nabi dan para pengikutnya yang mulia, namun kamu wahai orang-orang yang jahil dan sesat malah bersikap sombong?
Yang dimaksud dengan seorang saksi dari Bani Israil ialah Abdullah bin salam. Ia menyatakan keimanannya kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam setelah memperhatikan bahwa di antara isi Al Quran ada yang sesuai dengan Taurat, seperti ketauhidan, janji dan ancaman, kerasulan Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, adanya kehidupan akhirat dan sebagainya.
Termasuk kezaliman adalah sombong terhadap yang hak setelah mengetahuinya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Ahqaf Ayat 10
Lebih lanjut Allah memerintahkan kepada nabi Muhammad agar mengatakan kepada orang-orang musyrik itu 'terangkanlah kepadaku, bagaimana pendapatmu jika sebenarnya Al-Qur'an yang kusampaikan kepadamu ini datang dari Allah, dan kamu mengingkarinya dengan menuduh bahwa aku telah mengada-adakannya, padahal ada seorang saksi dari bani israil yang mengakui kebenaran yang serupa dengan yang disebut dalam Al-Qur'an, yakni wahyu Allah yang disebut dalam kitab taurat dan kitab-kitab sebelumnya yang mengajarkan tentang tauhid, hari akhir dan ajaran-ajaran lainnya yang serupa dengan ajaran Al-Qur'an lalu dia beriman kepada apa yang tertulis di dalamnya, sedangkan kamu menyombongkan diri, tidak percaya kepada ajaran serupa itu yang terdapat di dalam kitab suci Al-Qur'an. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim, disebabkan keengganan mereka untuk menerima petunjuk-Nya. 11. Orang-orang kafir tetap menolak beriman kepada Al-Qur'an walaupun bukti-bukti kebenaran Al-Qur'an telah jelas dinyatakan kepada mereka. Kini mereka mengolok-olok Al-Qur'an dengan mengatakan bahwa Al-Qur'an itu tidak lain adalah dongengan orang-orang terdahulu. Dan orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-Nya berkata kepada orang-orang yang beriman, 'sekiranya keimanan kepada Al-Qur'an itu sesuatu yang baik, lebih baik dari tradisi yang kami dapati dari nenek moyang kami tentu mereka orang-orang yang beriman yang miskin dan rendah kedudukan sosialnya tidak pantas mendahului kami, orang-orang yang kaya lagi tinggi kedudukan sosialnya beriman kepadanya, yakni kepada Al-Qur'an. ' tetapi disebabkan oleh karena mereka tidak mendapat petunjuk dengannya maka mereka akan berkata, ini adalah dusta yang lama. ' mereka mengingkari Al-Qur'an dan mengatakan bahwa apa yang tertulis di dalamnya hanyalah dongeng masa lalu yang berisi kebohongan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian variasi penjabaran dari beragam mufassirin berkaitan makna dan arti surat Al-Ahqaf ayat 10 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat untuk ummat. Dukung perjuangan kami dengan memberikan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.