Surat Al-Jatsiyah Ayat 21

أَمْ حَسِبَ ٱلَّذِينَ ٱجْتَرَحُوا۟ ٱلسَّيِّـَٔاتِ أَن نَّجْعَلَهُمْ كَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ سَوَآءً مَّحْيَاهُمْ وَمَمَاتُهُمْ ۚ سَآءَ مَا يَحْكُمُونَ

Arab-Latin: Am ḥasiballażīnajtaraḥus-sayyi`āti an naj'alahum kallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti sawā`am maḥyāhum wa mamātuhum, sā`a mā yaḥkumụn

Artinya: Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka? Amat buruklah apa yang mereka sangka itu.

« Al-Jatsiyah 20Al-Jatsiyah 22 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Tafsir Penting Berkaitan Dengan Surat Al-Jatsiyah Ayat 21

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Jatsiyah Ayat 21 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan tafsir penting dari ayat ini. Terdokumentasikan sekumpulan penafsiran dari para ahli ilmu berkaitan isi surat Al-Jatsiyah ayat 21, sebagiannya sebagaimana di bawah ini:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Apakah orang-orang yang melakukan keburukan-keburukan, mendustakan para Rasul, menyelisihi perintah Tuhan mereka dan menyembah selainNya mengira bahwa Kami menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman kepada Allah, membenarkan para RasulNya dan mengerjakan amal shalih serta mengikhlaskan ibadah hanya kepadaNya semata tidak kepada selainNya, apakah Kami menyamakan kedua kubu terdebut di dunia dan di akhirat? Keputusan mereka benar-benar buruk saat mereka menyamakan orang-orang durhaka dengan orang-orang shalih di akhirat.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

21-22. Allah mengingkari para pelaku kemaksiatan: Apakah orang-orang yang melakukan dosa-dosa besar dan kejahatan itu mengira Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang beriman yang mengerjakan alam shalih dan menyamakan mereka dalam memberi perhitungan di dunia dan di akhirat? Sungguh itu adalah seburuk-buruk perkiraan.

Allah menciptakan tujuh langit dan bumi dengan adil. Dan setiap jiwa akan mendapat balasan di akhirat atas kebaikan atau keburukan yang telah dia perbuat. Mereka sama sekali tidak terzalimi dengan pengurangan pahala atau penambahan siksaan.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

21. Apakah orang-orang yang melakukan kekufuran dan kemaksiatan dengan anggota tubuhnya menyangka bahwa dalam hal pembalasan Kami akan menjadikan mereka sama seperti orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengerjakan amal saleh sehingga menyamakan mereka di dunia dan di Akhirat. Alangkah buruknya persangkaan mereka itu.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

21. أَمْ حَسِبَ الَّذِينَ اجْتَرَحُوا۟ السَّيِّـَٔاتِ (Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka)
Yakni orang-orang yang melakukan keburukan dan dosa dengan sengaja.

أَن نَّجْعَلَهُمْ كَالَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ الصّٰلِحٰتِ(bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh)
Yakni Kami samakan antara mereka yang melakukan keburukan dengan orang-orang yang berbuat kebaikan.

سَوَآءً مَّحْيَاهُمْ وَمَمَاتُهُمْ ۚ( yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka?)
Yakni di kehidupan dunia dan kehidupan akhirat?
Sungguh mereka tidak sama. Karena keadaan orang-orang baik di akhirat tidak sama dengan keadaan orang jahat. Keadaan mereka di dunia mungkin saja sama, bahkan bisa jadi orang-orang jahat memiliki harta yang lebih banyak; oleh sebab itu, jika mereka juga sama ketika di akhirat maka itu bukanlah hal yang adil. Maka janganlah kalian ketidakadilan itu akan terjadi.

سَآءَ مَا يَحْكُمُونَ (Amat buruklah apa yang mereka sangka itu)
Yakni amat buruklah ketetapan orang yang menetapkan sesuai dengan persangkaan mereka itu.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

1). Masruq berkata berdasarkan cerita seorang pria dari Mekah: Ini adalah tempat ibadah Tamim ad-Dary. Saya melihatnya pada suatu malam sampai pagi atau menjelang pagi, dia membacakan sebuah ayat dari Al-Qur'an, beliau rukuk, dan bersujud, dan menangis: { أَمْ حَسِبَ ٱلَّذِينَ ٱجْتَرَحُوا۟ ٱلسَّيِّـَٔاتِ أَن نَّجْعَلَهُمْ كَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ سَوَآءً مَّحْيَاهُمْ وَمَمَاتُهُمْ ۚ سَآءَ مَا يَحْكُمُونَ } "Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka? Amat buruklah apa yang mereka sangka itu".

2). Abd al-Rahman bin Ajlan berkata: saya bermalam di rumah al-Rabi’ bin Khaytham pada suatu malam, dan saya melihatnya berdiri untuk shalat dan sampai pada ayat ini: { أَمْ حَسِبَ ٱلَّذِينَ ٱجْتَرَحُوا۟ ٱلسَّيِّـَٔاتِ أَن نَّجْعَلَهُمْ كَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ سَوَآءً مَّحْيَاهُمْ وَمَمَاتُهُمْ ۚ سَآءَ مَا يَحْكُمُونَ } "Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka? Amat buruklah apa yang mereka sangka itu", dia berdiri semalaman sampai pagi sambil menangis tersedu-sedu dari ayat ini ke ayat lainnya.

3). Tahukah anda ayat yang disebut ratapan orang yang beribadah? { أَمْ حَسِبَ ٱلَّذِينَ ٱجْتَرَحُوا۟ ٱلسَّيِّـَٔاتِ أَن نَّجْعَلَهُمْ كَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ سَوَآءً مَّحْيَاهُمْ وَمَمَاتُهُمْ ۚ سَآءَ مَا يَحْكُمُونَ } "Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka? Amat buruklah apa yang mereka sangka itu" Al-Tha'alabi berkata: “Ayat ini disebut ratapan bagi orang yang beribadah”.

Setiap kali Al-Fudayl bin Iyad membaca ayat ini, dia akan berkata pada dirinya sendiri: “Kalaulah aku tahu! kamu termasuk dalam kelompok yang mana?!” lalu, apa yang dikatakan orang seperti kita?

4). Wahai kamu yang mendambakan derajat yang tinggi tanpa beramal shaleh, jauh , jauh sekali: { أَمْ حَسِبَ ٱلَّذِينَ ٱجْتَرَحُوا۟ ٱلسَّيِّـَٔاتِ أَن نَّجْعَلَهُمْ كَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ } "Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh..."


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

21. Ataukah orang-orang yang melakukan kekufuran dan kemaksiatan itu beranggapan bahwa Kami akan menjadikan mereka di akhirat layaknya orang-orang yang beriman kepada Allah, rasulNya, kitab-kitabNya dan hari kiamat, serta mengerjakan amal ibadah yang diperintahkan oleh Allah. Mereka beranggapan bahwa kami akan menyamakan orang-orang yang berbuat keburukan dengan orang-orang yang berbuat kebaikan, atau kami menjadikan mereka sama dalam penghisaban di kehidupan setelah mati. Ini adalah seburuk-buruk ketentuan yang mereka tentukan dengan menyamakan dua golongan. {Am} berfungsi untuk pengingkaran dan memutus kalimat sebelumnya. Maknanya adalah pengingkaran terhadap asumsi atau anggapan itu, maknanya adalah Ataukah. Ayat ini diturunkan untuk tiga orang musyrik yaitu Utbah, Syaibah dan Walid bin Utbah. Mereka berkata kepada tiga orang mukmin: “Kondisi kami di akhirat lebih baik daripada kondisi kalian, sebagaimana sesungguhnya keadaan kami lebih baik daripada kalian di dunia”


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Ataukah orang-orang yang melakukan} yang mengerjakan {keburukan itu mengira} mengira {bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan beramal shalih, yaitu sama dalam kehidupan dan kematian mereka. Betapa buruk apa yang mereka tetapkan itu} betapa buruk apa yang mereka putuskan itu


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

21. maksudnya, apakah orang-orang yang bergelimang dalam dosa dan malas dalam menunaikan hak-hak Rabb mereka mengira, “kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shalih,” seperti orang-orang yang menunaikan hak-hak Rabb mereka dan menjauhi larangan-laranganNYa. Orang-orang yang berbuat dosa itu tetap saja mengedepankan hawa nafsu diri mereka. Dengan kata lain, apakah mereka mengira kedua golongan tersebut sama saja, baik di dunia maupun di akhirat? Termasuk buruk perkiraan dan dugaan mereka dana mat buruk keputusan mereka. Hukum tersebut bertentangan dengan hukum yang dibuat oleh hakim yang paling adil dan juga bersebrangan dengan akal dan fitrah sehat. Bertentangan dengan berbagai kitab yang diberitakan oleh para rasul. Hukum pasti menyebutkan, bahwa orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal kebaikan akan mendapatkan pertolongan, kebahagiaan, dan pahala, baik di dunia maupun di akhirat berdasarkan kebaikan dan mereka lakukan, sedangkan orang-orang yang bergelimang dosa akan mendapatkan azab, murka, penghinaan, dan kesengsaraan, baik di dunia maupun di akhirat.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 21-23
Allah SWT berfirman, bahwa tidak sama antara orang-orang mukmin dan orang-orang kafir itu. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga; penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung (20)) (Surah Al-Hasyr) Allah SWT berfirman: (Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka) yaitu orang-orang yang berbuat dan mengusahakan kejahatan (bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka?)
yaitu Kami samakan di antara sesama mereka di dunia dan akhirat? (Amat buruklah apa yang mereka sangka itu) yaitu, betapa buruknya sangkaan mereka terhadap Kami, padahal mustahil Kami menyamakan antara orang-orang yang berbuat baik dengan orang-orang yang durhaka di akhirat dan di dunia ini.
(Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar) yaitu dengan adil (dan agar dibatasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan)
Kemudian Allah SWT berfirman (Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya) yaitu sesungguhnya dia hanya diperintahkan hawa nafsunya. Maka apa saja yang dipandang baik hawa nafsunya, maka dia mengerjakannya, dan apa saja yang dipandang buruk hawa nafsunya, maka dia meninggalkannya. Ini dapat dijadikan sebagai dalil untuk membantah golongan Mu'tazilah yang menjadikan nilai buruk dan baik berdasarkan akal mereka. Diriwayatkan dari Malik tentang dengan tafsir ayat ini, bahwa orang itu sekali-kali tidak menyukai sesuatu melainkan dia mengabdi kepadanya.
Firman Allah SWT: (dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmuNya) Makna ayat ini mengandung dua penafsiran.
Pertama adalah Allah menyesatkan orang itu karena Allah mengetahui bahwa dia berhak untuk itu.
Kedua adalah Allah menyesatkannya setelah sampai kepadanya pengetahuan dan hujjah.
Pendapat yang kedua mengharuskan adanya pendapat yang pertama, tetapi tidak sebaliknya.
(dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan pada penglihatannya?) maka dia tidak dapat mendengar apa yang bermanfaat baginya dan tidak memahami apapun yang bisa memberikan petunjuk, dan tidak dapat melihat bukti yang jelas yang bisa dijadikan sebagai penerang. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?) sebagaimana firmanNya: (Barangsiapa yang Allah sesatkan, maka baginya tak ada orang yang akan memberi petunjuk. Dan Allah membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan (186)) (Surah Al-A'raf)


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Jatsiyah ayat 21: . (Apakah) lafal Am di sini maknanya sama dengan Hamzah yang menunjukkan makna ingkar (berprasangka orang-orang yang mengerjakan) orang-orang yang melakukan (kejahatan) kekafiran dan kemaksiatan (bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh, yaitu sama) lafal Sawaa-an ini menjadi Khabar (antara kehidupan dan kematian mereka?) menjadi Mubtada dan Ma'thuf, sedangkan Jumlah kalimat ini menjadi Badal dari huruf Kaf yang ada pada lafal Kalladziina, dan kedua Dhamirnya kembali kepada orang-orang kafir. Makna ayat, apakah mereka berprasangka bahwasanya Kami menjadikan mereka di akhirat sama dengan orang-orang mukmin, yaitu mereka hidup dalam kesejahteraan yang sama dengan kehidupan mereka sewaktu di dunia. Karena mereka telah mengatakan kepada orangorang mukmin: "Sungguh jika kami dibangkitkan hidup kembali, niscaya kami akan diberi kebaikan seperti apa yang diberikan kepada kalian." Lalu Allah berfirman menyangkal dugaan mereka sesuai dengan pengertian ingkar yang terkandung di dalam permulaan ayat. (Amat buruklah apa yang mereka sangka itu) maksudnya, perkara yang sebenarnya tidaklah demikian, karena sesungguhnya mereka di akhirat berada di dalam azab, berbeda dengan keadaan kehidupan mereka sewaktu di dunia. Sedangkan orang-orang mukmin di akhirat, mereka mendapatkan pahala yang berlimpah disebabkan amal perbuatan mereka sewaktu di dunia, yaitu berupa amal salat, amal zakat, amal puasa dan amal-amal lainnya. Huruf Maa pada ayat ini adalah Mashdariyah, yakni, seburuk-buruknya keputusan adalah keputusan mereka itu.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Yaitu mereka yang banyak dosa dan meremehkan hak Tuhan mereka.

Yaitu mereka yang memenuhi hak-hak Tuhan mereka, menjauhi kemurkaan-Nya, dan senantiasa mengutamakan keridhaan Tuhan mereka daripada hawa nafsu mereka.

Maksudnya, apakah orang-orang kafir mengira bahwa mereka akan disamakan dengan kaum mukmin di akhirat, yakni berada dalam kebaikan dan kenikmatan seperti halnya orang-orang mukmin. Bahkan tidak demikian, mereka (orang-orang kafir) di akhirat berada dalam azab, kehinaan, dan kesengsaraan tidak seperti keadaan mereka ketika di dunia, sedangkan kaum mukmin di akhirat mendapatkan pahala, kemenangan, keberuntungan, kebahagiaan karena amal mereka ketika di dunia, seperti shalat, zakat, puasa, dsb.

Hal itu karena keputusan tersebut menyelisihi kebijaksanaan hakim yang paling baik dan paling adil, yaitu Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Keputusan tersebut juga bertentangan dengan akal yang sehat dan fitrah yang lurus, bertentangan dengan kitab-kitab yang diturunkan dan bertentangan dengan apa yang dibawa para rasul.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Jatsiyah Ayat 21

Allah kemudian mempertanyakan sikap orang-orang kafir apakah orang-orang yang melakukan kejahatan itu di dunia ini mengira bahwa kami akan memperlakukan mereka di akhirat kelak sama seperti orang-orang yang ber iman dan yang mengerjakan kebajikan, yaitu sama dalam kehidupan dan kematian mereka' tentulah tidak sama. Alangkah buruknya penilaian mereka itu. 22. Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar, yakni penuh hikmah dan aturan untuk menunjukkan ke-esaan dan kekuasaan-Nya, dan agar setiap jiwa, yakni manusia, diberi balasan sesuai dengan apa, yakni amal yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan di rugikan dalam menerima balasan amalnya itu.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah beragam penjelasan dari beragam mufassirin berkaitan makna dan arti surat Al-Jatsiyah ayat 21 (arab-latin dan artinya), semoga membawa faidah untuk kita. Sokong kemajuan kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Halaman Cukup Sering Dibaca

Ada banyak topik yang cukup sering dibaca, seperti surat/ayat: Al-Baqarah 261, Al-Anbiya 19, Al-Ahzab 43, Al-Qalam, Al-‘Ashr 3, Al-Hujurat 11. Serta Ar-Ra’d 31, Ar-Rahman 33, Al-Baqarah 282, Ali Imran 26-27, Al-Baqarah 285, An-Najm 39-42.

  1. Al-Baqarah 261
  2. Al-Anbiya 19
  3. Al-Ahzab 43
  4. Al-Qalam
  5. Al-‘Ashr 3
  6. Al-Hujurat 11
  7. Ar-Ra’d 31
  8. Ar-Rahman 33
  9. Al-Baqarah 282
  10. Ali Imran 26-27
  11. Al-Baqarah 285
  12. An-Najm 39-42

Pencarian: pembagian juz, surah az zariyat ayat 56-58, surah seribu dinar, surat al anbiya ayat 89 tentang jodoh, shollu alaihi wasallimu taslima artinya

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.