Surat Ad-Dukhan Ayat 16

يَوْمَ نَبْطِشُ ٱلْبَطْشَةَ ٱلْكُبْرَىٰٓ إِنَّا مُنتَقِمُونَ

Arab-Latin: Yauma nabṭisyul-baṭsyatal-kubrā, innā muntaqimụn

Artinya: (Ingatlah) hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya Kami adalah Pemberi balasan.

« Ad-Dukhan 15Ad-Dukhan 17 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Hikmah Penting Terkait Dengan Surat Ad-Dukhan Ayat 16

Paragraf di atas merupakan Surat Ad-Dukhan Ayat 16 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi hikmah penting dari ayat ini. Tersedia variasi penjelasan dari beragam ahli ilmu terkait makna surat Ad-Dukhan ayat 16, antara lain seperti tercantum:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Di hari di mana Kami menyiska seluruh orang-orang kafir dengan azab yang paling besar di hari Kiamat, itulah hari pembalasan Kami kepada mereka.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

16. Maka tunggulah mereka -wahai Rasul- pada hari saat Kami menghantam orang-orang kafir dengan hantaman yang besar yaitu di perang Badar. Sesungguhnya Kami membalas mereka karena kekufuran mereka kepada Allah dan pendustaan mereka kepada rasul-Nya.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

16. يَوْمَ نَبْطِشُ الْبَطْشَةَ الْكُبْرَىٰٓ ((Ingatlah) hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras)
Terdapat pendapat mengatakan bahwa yang dimaksud adalah hari terjadinya perang Badar. Ketika mereka kembali kepada pendustaan dan kekafiran mereka setelah azab diangkar dari mereka, maka Allah membalas mereka dengan kekalahan pada perang Badar.
Pendapat lain mengatakan bahwa yang dimaksud adalah azab neraka.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

16. Ketika kami memberikan peringatan besar dengan hantaman yang keras pada hari kiamat atau hari kebangkitan, itu adalah ketika kalian kembali pada jalan yang sesat, sesungguhnya kami adalah pemberi balasan atas kalian sebagaimana pembalasan atas orang-orang terdahulu, sampai tidak tersisa kemusyrikan pada mereka.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

(Ingatlah) pada hari Kami menghantam mereka dengan hantaman yang besar} Kami menghukum mereka dengan keras pada hari perang Badar {Sesungguhnya Kami adalah pemberi balasan


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

10-16. “maka tunggulah,” yakni, nantikanlah azab yang akan ditimpakan terhadap mereka karena waktunya telah dekat, “hari ketika langit membawa kabut yang nyata, yang meliputi manusia,” yakni, diliputi oleh kabut itu, dimana dikatakan kepada mereka, ”inilah azab yang pedih,” para ahli tafsir berbeda pendapat tentang maksud dari kabut ini.
Ada yang berpendapat bahwa kabut tersebut ialah yang meliputi manusia ketika neraka mendekati orang-orang berdosa pada hari kiamat, Allah mengancamkan siksa hari kiamat pada mereka dan memerintahkan nabiNya untukm menanti hari itu bersama mereka. Penafsiran ini dikuatkan bahwa cara tersebut adalah cara al-qur’an dalam memberi ancaman kepada orang-orang kafir serta menakut-nakuti mereka akan azab pada hari itu, beriman dengan menanti orang-orang yang menyakiti mereka juga dikuatkan dengan firman Allah, ”bagaimana mereka dapat menerima peringatan, padahal telah datang kepada mereka seorang rasul yang memberi penjelasan.” Hal ini dikatakan pada hari kiamat untuk orang-orang kafir ketika mereka meminta untuk dikembalikan ke dunia, dijawab, “waktu kembali sudah lenyap,”
Yang lain menafsirkan,maksudnya adalah, kondisi yang menimpa orang-orang kafir quraisy ketika mereka enggan beriman dan bersikap tinggi hati terhadap kebenaran hingga nabi mendoakan mereka.
“ya Allah tolonglah aku atas mereka dengan (menimpa mereka) tahun-tahun paceklik sebagaimana tahun-tahun paceklik nabi yusuf’”
Kemudian Allah mengirimkan kelaparan hebat hingga melihat semacam kabut di antara langit dan bumi padahal tidak ada, hal itu dikarenakan hebatnya rasa lapar.
Berdasarkan penafsiran di atas, “maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata.” Adalah berkaitan dengan penglihatan serta apa yang mereka saksikan, padahal bukan kabut sesungguhnya. Mereka (orang-orang kafir Quraisy) tetap berada dalam kondisi seperti itu hingga mereka meminta belas kasih Rasulullah dan memintanya agar berdoa kepada Allah untuk melenyapkan derita mereka. Rasulullah berdoa kepada Rabbnya dan kesengsaraannya dilenyapkan.
Atas penafsiran ini, maka maksud firman Allah “sesungguhnya kalau kami akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar),” adalah pemberitahuan bahwa Allah akan melenyapkan dari mereka dan ancaman bagi mereka bila kembali lagi pada kesombongan dan pendustaan, serta pemberitahuan akan terjadunya hal tersebut dan benar-benar terjadi. Dan Allah kelak akan menyiksa mereka dengan siksaan yang besar. Menurut para ahli tafsir yang dimaksud adalah peristiwa perang badar. Dalam pendapat ini terdapat pandangan yang jelas.
Yang lain menafsirkan, hal itu merupakan salah satu tanda kiamat. Diakhir zaman akan ada kabut yang mencabut nyawa manusia, orang-orang beriman akan terkena layaknya kabut.
Pendapat yang benar adalah pendapat yang pertama. Dalam ayat ini terdapat kemungkinan bahwa yang dimaksud oleh firman Allah,
“maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata, yang melliputi manusia. Inilah azab yang pedih,(mereka berdoa),’ya Rabb kami, lenyapkanlah dari kami azab itu, sesungguhnya kami akan beriman, ’bagaimanakah mereka dapat menerima peringatan, padahal telah datang kepada mereka seorang rasul yang memberi penjelasan, kemudian mereka berpaling darinya dan berkata, ’Dialah adalah seorang yang menerima jaran (dari oang lain) lagi pula seorang yang gila’,” bahwa ini akan tejadi pada hari kiamat dan fiman Allah,
“sesungguhnya (kalau) kami akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar). (ingatlah) hari (ketika) kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras.” Sesungguhnya ini terjadi pada orang quraisy sebagaimana dijelaskan sebelumnya.
Dan bila ayat-ayat di atas diturunkan dengan kedua makna tersebut, maka tidak tedapat adanya sesuatu yang menghalanginya, justru kata-kata dalam ayat-ayat di atas sesuai dengan kedua makna tesebut. Dan inilah pendapat yang kuat menurut saya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 9-16
Allah SWT berfirman, "Tetapi orang-orang musyrik itu (tenggelam di dalam keragu-raguannya) yaitu telah datang kepada mereka kebenaran yang diyakini, sedangkan mereka meragukannya, mendustakannya dan tidak mau membenarkannya. Kemudian Allah SWT berfirman seraya memperingatkan dan mengancam mereka: (Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata (10))
Diriwayatkan dari Abdullah bin Abu Mulaikah, dia berkata bahwa pada suatu hari dia pergi mengunjungi Ibnu Abbas, lalu Ibnu Abbas berkata,"Tadi malam aku tidak dapat tidur sampai pagi hari." Aku bertanya, "Mengapa?" Ibnu Abbas menjawab, "Telah muncul bintang yang memiliki ekor, maka aku khawatir jika itu pertanda munculnya kabut, sehingga aku tidak dapat tidur sampai pagi hari" Demikian juga yang dikatakan orang-orang yang sependapat dengan Ibnu Abbas dari kalangan para sahabat dan tabi'in, dengan hadits-hadits marfu' dalam kitab-kitab shahih dan hasan serta hadis lainnya yang mereka sebutkan. Di dalamnya terdapat dalil yang jelas bahwa “Ad-Dukhan” merupakan salah satu pertanda yang ditunggu-tunggu kedatangannya, dan bersamaan dengan itu jelas pada Al-Qur’an.
Allah SWT berfirman: (Maka tunggulah ketika langit membawa kabut yang nyata (10)) yaitu kabut yang jelas dapat dilihat setiap orang. Tetapi berdasarkan tafsir yang disampaikan Ibnu Mas'ud sesungguhnya kabut itu hanyalah berasal dari ilusi mereka lihat kare kelaparan dan kelelahan. Demikian juga yang disebutkan dalam firmanNya SWT: (yang meliputi manusia) yaitu, menutupi mereka semua. Seandainya kabut itu merupakan ilusi, maka yang mengalaminya hanya penduduk Makkah yang musyrik saja, dan tidak akan disebutkan dalam firmanNya: (yang meliputi manusia)
Firman Allah SWT: (Inilah azab yang pedih) yaitu, hal ini dikatakan kepada mereka dengan maksud mengecam dan mencemoohkan, sebagaimana firmanNya: (Pada hari mereka didorong ke neraka Jahanam dengan sekuat-kuatnya (dikatakan kepada mereka) (13) "Inilah neraka yang dahulu kamu selalu mendustakannya” (14))(Surah Ath-Thur) atau dikatakan oleh sebagian dari mereka kepada sebagian lain.
Firman Allah: ((mereka berdoa), "Ya Tuhan kami, lenyapkanlah dari kami azab itu. Sesungguhnya kami akan beriman” (12)) yaitu orang-orang kafir itu ketika menyaksikan azab dan hukuman Allah memohon agar azab dan siksaan itu dilenyapkan dan diangkat dari mereka. sebagaimana firmanNya: (Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata, "Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman” (27)) (Surah Al-An'am) dan (Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zalim, "Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul.” (Kepada mereka dikatakan), “Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa? (44)) (Surah Ibrahim)
Demikian juga di sini Allah berfirman: (Bagaimanakah mereka dapat menerima peringatan, padahal telah datang kepada mereka seorang rasul yang memberi penjelasan (13) kemudian mereka berpaling darinya dan berkata "Dia adalah seorang yang menerima ajaran (dari orang lain) lagi seorang yang gila" (14) Allah SWT berfirman, "Bagaimana mungkin mereka menerima peringatan, padahal Kami telah menutus kepada mereka seorang rasul dengan membawa risalah dan peringatan, sekalipun demikian mereka berpaling darinya dan tidak setuju denganya, bahkan mendustakannya (dan berkata "Dia adalah seorang yang menerima ajaran (dari orang lain) lagi seorang yang gila") Ini sebagaimana firmanNya: (Pada hari itu ingatlah manusia, tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya) (Surah Al-Fajr: 23)
Firman Allah SWT: (Sesungguhnya (kalau) Kami akan melenyapkan siksaaan itu agak sedikit, sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar) (15)) (Surah Ad-Dukhan) Ada dua makna tentang ayat ini:
Yang pertama adalah Allah SWT berfirman, "Seandainya Kami melenyapkan azab itu dari kalian dan Kami mengembalikan kalian ke dunia, sungguh kalian akan kembali mengulangi perbuatan kalian berupa kekafiran dan mendustakan kebenaran" sebagaimana firmanNya: (Andaikata mereka Kami belas kasihani, dan Kami lenyapkan kemudaratan yang mereka alami, benar-benar mereka akan terus menerus terombang-ambing dalam sifat melampaui batas mereka (75)) (Surah Al-Mu’minun)
Yang kedua bahwa makna yang dimaksud adalah sesungguhnya Kami menangguhkan azab dari kalian bahkan sebentar setelah terpenuhi­nya semua penyebab turunnya azab kepada kalian, sedangkan kalian terus-menerus melampaui batas dan tersesat. Dan tidaklah “pelenyapan azab dari mereka” itu berarti mereka sedang mengalaminya, sebagaimana firmanNya: (Selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami lenyapkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu) (Surah Yunus: 98) Azab tidak sedang mereka alami dan masih belum sampai kepada mereka melainkan hanya penyebab-penyebabnya saja. Dan hal ini bukan berarti bahwa mereka telah meninggalkan kekafiran mereka, lalu mereka kembali lagi kepada kekafiran itu. Allah SWT telah berfirman seraya memberitahukan tentang nabi Syu'aib yang berkata kepada kaumnya saat mereka berkata kepadanya: ("Sesungguhnya kami akan mengusir kamu, hai Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersamamu, dari kota kami; kecuali kamu kembali pada agama kami.” Syu'aib berkata "Dan apakah (kamu akan mengusir kami), kendatipun kami tidak menyukainya? (88) Sungguh kami mengada-adakan kebohongan yang besar terhadap Allah, jika kami kembali kepada agamamu, sesudah Allah melepaskan kami darinya”) (Surah Al-A'raf: 88-89) Nabi Syu'aib sama sekali tidak pernah memeluk agama mereka dan tidak pula tata cara mereka.
Qatadah berkata bahwa maknanya adalah sesungguhnya kalian akan kembali kepada azab Allah.
Firman Allah: ((Ingatlah) hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya Kami adalah Pemberi balasan (16)) Ibnu Mas'ud menafsirkan bahwa hari itu adalah perang Badar. Dan inilah yang dikatakan sejumlah ulama yang sependapat dengan Ibnu Mas'ud dalam tafsirnya tentang Ad-Dukhan yang telah dijelaskan. Yang jelas bahwa hal itu menunjukkan bahwa hal itu terjadi pada hari kiamat, sekalipun dalam perang Badar dinamakan juga sebagai hari pembalasan.
Ibnu Abbas berkata bahwa Ibnu Mas'ud berkata bahwa yang di­maksud dengan hantaman yang keras adalah hari Perang Badar. Saya berkata bahwa itu adalah hari kiamat. Pendapat yang serupa juga dikatakan Hasan Al-Bashri dan Ikrimah menurut salah satu dari dua riwayat yang paling shahih


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Ad-Dukhan ayat 16: Ingatlah (hari ketika Kami menghantam dengan hantaman yang keras) yaitu pada perang Badar. (Sesungguhnya Kami Pemberi balasan) kepada orang-orang yang kafir itu. Lafal Al-Bathsyu artinya menghantam dengan keras.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Hantaman yang keras itu terjadi di peperangan Badar di mana orang-orang musyrik dipukul dengan sehebat-hebatnya sehingga menderita kekalahan dan banyak di antara pemimpin-pemimpin mereka yang tewas.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ad-Dukhan Ayat 16

Ingatlah pada hari ketika terjadi peperangan badr, kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras dan sehebat-hebatnya sehingga mereka mengalami kekalahan yang besar dan banyak pemimpin-pemimpin mereka yang tewas. Kami adalah pemberi balasan terhadap mereka yang durhaka dan berdosa. '17. Dan sesungguhnya, sebelum mereka, yakni kaum musyrik mekah, kami benar-benar telah menguji kaum fir'aun bersama dengan fir'aun dengan berbagai nikmat dan ke senangan hidup dan telah datang kepada mereka seorang rasul yang mulia akhlaknya, yaitu nabi musa.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah beberapa penjabaran dari kalangan mufassir mengenai isi dan arti surat Ad-Dukhan ayat 16 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat untuk kita. Bantulah usaha kami dengan memberi tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Link Terbanyak Dicari

Kami memiliki ratusan materi yang terbanyak dicari, seperti surat/ayat: Ali Imran 26-27, Al-Qalam, Al-‘Ashr 3, Al-Baqarah 261, Al-Ahzab 43, An-Najm 39-42. Termasuk Ar-Ra’d 31, Al-Baqarah 282, Al-Baqarah 285, Ar-Rahman 33, Al-Anbiya 19, Al-Hujurat 11.

  1. Ali Imran 26-27
  2. Al-Qalam
  3. Al-‘Ashr 3
  4. Al-Baqarah 261
  5. Al-Ahzab 43
  6. An-Najm 39-42
  7. Ar-Ra’d 31
  8. Al-Baqarah 282
  9. Al-Baqarah 285
  10. Ar-Rahman 33
  11. Al-Anbiya 19
  12. Al-Hujurat 11

Pencarian: surat almaun dengan artinya, lirik surat ad dhuha, walillahil asmaul husna, surah ar rahman berapa ayat, ayat kursi surat apa

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri. Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Apa Isinya?

Ebook praktis ini merangkum 10 Kunci Ajaib untuk 'menjemput' rezeki halal dan penuh barakah, seperti:

  • Pahami kekuatan Istighfar, Taqwa, dan Tawakkal yang benar.
  • Temukan rahasia Silaturahim dan Infaq yang melapangkan rezeki.
  • Dan 5 Kunci penting lainnya berdasarkan dalil shahih.

Ini bukan sekadar teori, tapi langkah amalan nyata untuk memperbaiki hubungan Anda dengan Sang Pemberi Rezeki dan insyaAllah merasakan perubahan.

Bayangkan ... Anda bangun setiap pagi dengan hati tenang, berikhtiar sesuai tuntunan, dan merasakan keberkahan nyata dalam rezeki yang Allah berikan.

Siapa Yang Perlu?

  • Untuk Anda yang merasa rezeki macet.
  • Bagi yang ingin usahanya lebih berkah.
  • Muslim/Muslimah yang ingin memperdalam ilmu tentang rezeki halal.

Siapa Penulisnya?

Disusun oleh Tim Muslim Amanah Publishing, yang berdedikasi menyajikan konten Islami terpercaya, sebagaimana Anda temukan di TafsirWeb.com.

Garansi Uang Kembali 100%

Miliki, baca dan praktekkan ebook ini selama 30 hari. Jika setelah 30 hari Anda merasa ebook ini tidak berguna, kirim email berisi bukti pembelian ke [email protected] untuk mendapat garansi 100% uang kembali.

Cara Memiliki

Tekan tombol "Miliki Sekarang", lalu isi formulirnya. Link download akan dikirim ke alamat email yang Anda masukkan di halaman berikutnya.