Surat Az-Zukhruf Ayat 43
فَٱسْتَمْسِكْ بِٱلَّذِىٓ أُوحِىَ إِلَيْكَ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ
Arab-Latin: Fastamsik billażī ụḥiya ilaīk, innaka 'alā ṣirāṭim mustaqīm
Artinya: Maka berpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus.
« Az-Zukhruf 42 ✵ Az-Zukhruf 44 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Berharga Tentang Surat Az-Zukhruf Ayat 43
Paragraf di atas merupakan Surat Az-Zukhruf Ayat 43 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai hikmah berharga dari ayat ini. Tersedia pelbagai penjabaran dari para ulama berkaitan isi surat Az-Zukhruf ayat 43, antara lain sebagaimana berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Maka berpeganglah (wahai rasul) dengan apa yang Allah perintahkan dalam al-qur’an yang telah Dia wahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus. itulah agama Allah yang Dia perintahkan, yaitu islam.
Disini terkandung peneguhan bagi rasulullah dan sanjungan kepadanya.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
43. Maka berpegang teguhlah -wahai Rasul- dengan apa yang telah diwahyukan kepadamu oleh Rabbmu dan laksanakanlah, sesungguhnya engkau berada pada jalan kebenaran, tidak ada keraguan padanya.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
1). Generasi pertama pendahulu kita pada hakikatnya bukanlah orang-orang baik di kaumnya, dahulu mereka di zaman jahiliah sama bodohnya dengan orang-orang Arab lainnya, namun Al-Qur’an memperbaiki mereka ketika mereka berpegang teguh pada pegangannya dan dibimbing oleh petunjuknya, Mereka berdiri pada batas-batasnya dan mengaturnya di dalam diri mereka sendiri, dan dengan demikian mereka menjadi orang-orang baik dan memperbaiki, menjadi tuan tanpa paksaan, dan para pemimpin yang tidak melakukan kekerasan.
2). Jika Rasulullah memerintahkan kita untuk berpegang pada kebenaran -Ia didukung oleh wahyu dan ayat-ayat serta dijamin mendapat status tertinggi- Lalu bagaimana dengan seseorang yang tidak mempunyai dukungan atau jaminan, dan dikuasai oleh syahwat dan syubuhat?!
3). Apakah orang yang berakal berpikir – setelah ayat ini – bahwa ia akan diselamatkan, atau akan dibimbing kepada kebenaran, atau akan tetap berada di jalan yang lurus tanpa Alquran dan Sunnah?
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
43. Maka berpegang teguhlah dengan Alquran yang telah diwahyukan padamu wahai Rasul. Sekalipun mereka mendustakannya, kamu tetaplah dalam jalan lurus dan agama yang benar.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Maka berpegang teguhlah pada apa yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di jalan yang lurus
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
43. sedangkan engkau “maka berpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu,” baik tindakan maupun sifat terhadap sifat yang diperintahkan dan menyeru padanya serta berusaha untuk melaksankannya pada dirimu sendiri dan pada orang lain.
“sesungguhnya kamu berada diatas jalan yang lurus,” yang menghantarkan kepada Allah dan kepada tempat kemuliaanNYa. Inilah yang membuatmu untuk semakin berpegang teguh dan mendapatkan petunjuk bila kau mengetahui bahwa agama itu adalah benar, adil, jujur, berdiri diatas dasar yang kokoh, sementara yang lain membangun kenyamannya diatas keraguan, dugaan, dan kezhaliman.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 36-45
Allah SWT berfirman: (Barang siapa yang berpaling) yaitu berpura-pura tidak tahu, melalaikan dan berpaling (dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pengasih) Kata “al-asya” terkait mata maka maknannya adalah lemah pandangannya, sedangkan makna yang dimaksud di sini adalah lemah pandangan mata hati (Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya) sebagaimana firmanNya SWT: (Dan barang siapa menentang Rasul (Muhammad) setelah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan dia dalam kesesatan yang telah dilakukannya itu dan akan Kami masukkan dia ke dalam neraka Jahanam, dan itu seburuk-buruk tempat kembali (115)) (Surah An-Nisa’) dan (Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran) Allah memalingkan hati mereka) (Surah Ash-Shaff: 5)
Oleh karena itu Allah berfirman di sini: (Dan sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk (37) Sehingga apabila orang-orang yang berpaling itu datang kepada Kami (di hari kiamat)) yaitu orang ini yang berpaling dari jalan petunjuk, Kami mengadakan baginya setan-setan yang menyesatkannya dan menunjukkan kepadanya jalan ke neraka Jahim. Dan apabila dia datang menghadap kepada Allah SWT pada hari kiamat, maka dia benci kepada setan-setan yang menemaninya (dia berkata, "Wahai! Sekiranya (jarak) antara aku dan kamu seperti jarak antara timur dan barat! Memang (setan itu) teman yang paling jahat (bagi manusia)") sebagiam mereka ada yang membaca (Sehingga apabila orang–orang yang berpaling itu datang kepada Kami) yaitu teman dan yang ditemani
Yang dimaksud dengan “Al-masyriqain” adalah antara timur dan barat, dan disebutkan dengan ini karena sering digunakan sebagaimana disebutkan “Al-qamarani”, “Al-'Umarani”, dan “Al-Abawani” Pendapat itu dikatakan Ibnu Jarir dan lainnya.
Keikutsertaan dalam suatu musibah yang diterima di dunia bisa menjadi penghibur bagi orang yang mengikutinya dalam musibah itu
Kemudian Allah SWT berfirman: ((Harapanmu itu) sekali-kali tidak akan memberi manfaat kepadamu di hari itu karena kamu telah menganiaya (dirimu sendiri). Sesungguhnya kamu bersekutu dalam azab itu (39)) yaitu tidak berguna lagi bagi kalian. Kalian berkumpul di neraka dan kalian bersekutu dalam menerima azab yang pedih.
Firman Allah: (Maka apakah kamu dapat menjadikan orang yang pekak dapat mendengar atau (dapatkah) kamu memberi petunjuk kepada orang yang buta (hatinya) dan kepada orang yang tetap dalam kesesatan yang nyata? (40)) yaitu, bukanlah itu terletak di tanganmu. Sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan, dan tugasmu bukan memberi petunjuk kepada mereka, tetapi Allahlah yang memberi petunjuk kepada siapa saja yang Dia kehendaki dan menyesatkan siapa saja yang Dia kehendaki. Allah adalah Hakim yang Maha Adil dalam hal itu.
Kemudian Allah berfirman: (Sungguh, jika Kami mewafatkan kamu (sebelum mencapai kemenangan), maka sesungguhnya Kami akan menyiksa mereka (di akhirat) (41)) yaitu Kami harus membalas mereka dan menyiksa mereka, sekali pun kamu telah pergi (Atau Kami memperlihatkan kepadamu (azab) yang telah kami (Allah) ancamkan kepada mereka. Maka sesungguhnya Kami berkuasa atas mereka (42)) yaitu Kami berkuasa melakukan yang ini dan itu. Dan Allah tidak mewafatkan NabiNya sampai Dia menyenangkan hatinya dari musuh-musuhnya. Allah telah menjadikannya berkuasa atas nyawa mereka dan menjadikannya memiliki semua yang dimiliki perbendaharaan mereka. Demikianlah kesimpulan dari pendapat As-Suddi dan dipilih oleh Ibnu Jarir.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Maka berpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus (43)) yaitu peganglah Al-Qur'an yang diturunkan ke dalam hatimu, karena sesungguhnya itu adalah kebenaran dan apa yang ditunjukkan adalah kebenaran yang menuntun ke jalan Allah yang lurus, yang menyampaikan kepada surga yang penuh kenikmatan dan kebaikan yang kekal dan tetap.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan sesungguhnya- Al-Qur'an itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu) Dikatakan bahwa maknanya adalah Al-Qur'an itu benar-benar merupakan kemuliaan bagimu dan kaummu. Pendapat itu dikatakan Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, As-Suddi, dan Ibnu Zaid. Pendapat itu dipilih Ibnu Jarir dan tidak ada seorangpun yang meriwayatkannya selain dia. Makna yang dimaksud adalah bahwa hal ini merupakan kemuliaan bagi mereka dimana dia diturunkan dengan bahasa mereka, maka mereka adalah orang-orang yang paling memahaminya. Jadi, selayaknya mereka menjadi orang-orang yang paling menegakkannya dan paling depan dalam mengamalkan ajaran yang terkandung di dalamnya. Demikianlah yang telah dilakukan orang-orang yang terpilih dari kalangan mereka, yaitu dari kalangan kaum Muhajirin yang pertama yang ikhlas dan orang-orang yang serupa dengan mereka dan mengikuti jejak mereka. Dikatakan bahwa makna firmanNya: (Dan sesungguhnya Al-Qur'an itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu) yaitu benar-benar merupakan peringatan bagimu dan kaummu. Penyebutan mereka secara khusus dengan peringatan ini tidak menafikan orang-orang selain mereka. Sebagaimana firmanNya: (Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya? (10)) (Surah Al-Anbiya’) dan firmanNya: (Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat (214) (Surah Asy-Syu'ara)
(dan kelak kamu akan diminta pertanggungjawaban) yaitu tentang Al-Qur'an ini, apakah kalian mengamalkannya dan bagaimanakah menerimanya.
Firman Allah: (Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum kamu, "Adakah Kami menentukan tuhan-tuhan untuk disembah selain Allah Yang Maha Pemurah?” (45)) yaitu semua rasul menyeru manusia kepada apa yang diserukan olehmu kepada manusia, berupa menyembah hanya kepada Allah, tidak ada sekutu bagiNya, dan melarang menyembah berhala dan tandingan-tandingan. Sebagaimana firmanNya: (Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut” (Surah An-Nahl: 36) Mujahid berkata dalam bacaan Abdullah bin Mas'ud, yaitu:”Tanyakanlah kepada orang-orang yang telah Kami utus kepada mereka sebelummu, yaitu rasul-rasul Kami" Demikian juga diriwayatkan Qatadah, Adh-Dhahhak, As-Suddi, dari Ibnu Mas'ud r.a. Hal ini seakan-akan tafsir, bukan bacaan, hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata, yaitu: “Tanyakanlah kepada mereka di malam Isra’, karena sesungguhnya para nabi dikumpulkan untuk menyambut beliau.. Ibnu Jarir memilih pendapat yang pertama
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Az-Zukhruf ayat 43: (Maka berpegang teguhlah kamu kepada apa yang telah diwahyukan kepadamu) yakni Alquran. (Sesungguhnya kamu berada di atas jalan) atau tuntunan (yang lurus.)
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Yakni adapun engkau, maka berpeganglah…dst.
Baik dengan mengerjakannya maupun bersifat dengannya, demikian pula mendakwahkannya dan berusaha mewujudkannya (berpegang teguh itu) baik pada dirimu maupun pada diri orang lain.
Yang menyampaikan kepada Allah dan kepada surga-Nya. Hal ini mengharuskan engkau berpegang kepada agama-Nya dengan kuat dan menjadikannya petunjuk, jika engkau mengetahui bahwa engkau berada di atas yang hak, di atas keadilan, dan kebenaran, dan engkau berada di atas bangunan yang berpondasi kuat, sedangkan orang lain berada di atas bangunan yang mudah roboh; di atas keraguan, persangkaan, dan kezaliman.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Az-Zukhruf Ayat 43
Wahai Muhammad, berpegang teguhlah engkau kepada apa yang telah di wahyukan Allah kepadamu. Dengan demikian, sungguh engkau berada di jalan yang lurus. 44. Dan ketahuilah wahai nabi Muhammad, bahwa sesungguhnya Al-Qur'an yang diturunkan kepadamu itu benar-benar suatu peringatan dan pengajaran yang sangat baik bagimu dan bagi kaummu dan semua yang mengikuti tuntunanmu, dan kelak kamu sekalian akan dimintai pertanggungjawaban.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah berbagai penjelasan dari berbagai ahli tafsir mengenai kandungan dan arti surat Az-Zukhruf ayat 43 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa faidah bagi kita semua. Sokong kemajuan kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.