Surat Fussilat Ayat 34
وَلَا تَسْتَوِى ٱلْحَسَنَةُ وَلَا ٱلسَّيِّئَةُ ۚ ٱدْفَعْ بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِى بَيْنَكَ وَبَيْنَهُۥ عَدَٰوَةٌ كَأَنَّهُۥ وَلِىٌّ حَمِيمٌ
Arab-Latin: Wa lā tastawil-ḥasanatu wa las-sayyi`ah, idfa' billatī hiya aḥsanu fa iżallażī bainaka wa bainahụ 'adāwatung ka`annahụ waliyyun ḥamīm
Artinya: Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Penting Tentang Surat Fussilat Ayat 34
Paragraf di atas merupakan Surat Fussilat Ayat 34 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam hikmah penting dari ayat ini. Diketemukan aneka ragam penjabaran dari kalangan pakar tafsir berkaitan makna surat Fussilat ayat 34, di antaranya sebagaimana terlampir:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
34-35. Kebaikan orang-orang yang beriman kepada Allah dan beristiqamah di atas syariatNya serta berbuat baik kepada makhlukNya, tidak sama dengan keburukan orang-orang yang kafir kepadaNya, menyelisihi perintahNya dan berbuat buruk kepada makhlukNya. Sikapilah (wahai Rasul) dengan maafmu, kesantunanmu dan kebaikanmu orang yang berbuat buruk kepadamu, balaslah keburukannya terhadapmu dengan kebaikanmu kepadanya, dengan itu orang yang berbuat buruk kepadamu, di mana antara dirimu dengan dirinya terdapat permusuhan, akan menjadi kawan akrab bagimu. Dan tidak dibimbing kepada sifat yang terpuji ini kecuali orang-orang yang sabar menghadapi gangguan dan hal-hal yang tidak diinginkan, membawa jiwa mereka kepada apa yang dicintai oleh Allah, dan tidak dibimbing kepadanya kecuali orang yang memiliki bagian besar dari kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
34-35. Tidak sama antara sifat baik orang-orang beriman dengan sifat buruk orang-orang kafir dan fasik. Balaslah perilaku buruk dengan sikap baik, dengan begitu orang yang berbuat buruk kepadamu itu akan menjadi seperti orang yang dekat kepadamu.
Tidaklah orang yang mendapat rezeki berupa sifat yang baik, dengan membalas keburukan dengan kebaikan; melainkan orang-orang yang sabar dalam mentaati Allah, dan tidak ada orang yang mendapat taufik untuk melakukannya melainkan orang yang mendapat taufik berupa kebaikan dan pahala.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
34. Tidak sama melakukan berbagai kebaikan dan ketaatan yang diridai oleh Allah dengan melakukan berbagai keburukan dan kemaksiatan yang dimurkai-Nya. Balaslah tindakan buruk orang-orang yang berlaku buruk kepadamu dengan cara yang lebih baik, maka orang yang sebelumnya memiliki permusuhan denganmu, jika kamu menolak tindakan buruknya dengan kebaikan, menjadi seolah-olah teman yang dekat.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
34. وَلَا تَسْتَوِى الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۚ (Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan)
Yakni tidak sama kebaikan yang diridhai Allah dan dibalas dengan pahala, jika dibandingkan dengan keburukan yang dibenci Allah dan dibalas dengan siksaan.
Terdapat pendapat mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kebaikan di sini adalah sifat ramah, sedangkan keburukan di sini adalah sifat yang keras.
ادْفَعْ بِالَّتِى هِىَ أَحْسَنُ(Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik)
Yakni balaslah keburukan yang datang dari orang lain dengan perkataan baik, termasuk juga membalas keburukan dengan kebaikan, kesalahan dengan pemberian maaf, dan kemarahan dengan kesabaran.
فَإِذَا الَّذِى بَيْنَكَ وَبَيْنَهُۥ عَدٰوَةٌ كَأَنَّهُۥ وَلِىٌّ حَمِيمٌ(maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia)
Yakni jika kamu membalas dengan seperti itu maka musuhmu akan menjadi seperti temanmu.
Muqatil berkata bahwa ayat ini diturunkan bagi Abu Sufyan bin Harb yang dahulu menentang Rasulullah kemudian menjadi orang dekatnya dengan perbesanan yang terjalin antara dirinya dengan Rasulullah. Kemudian dia masuk Islam, sehingga dia menjadi pembelanya dalam Islam dan orang terdekatnya dengan perbesanan.
Adab yang terkandung dalam ayat ini secara mendasar ditujukan kepada para da’i yang berdakwah di jalan Allah dan secara umum ditujukan kepada semua orang.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
1 ). { وَلَا تَسْتَوِى ٱلْحَسَنَةُ وَلَا ٱلسَّيِّئَةُ ۚ ٱدْفَعْ بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ } "Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik" Maha Suci Allah! Seseorang mempunyai permusuhan antara kamu dan dia, dan dia berbuat keji kepadamu, maka kamu diberitahu: Balas dengan cara yang terbaik. Jika kamu menaati perintah Allah dan mebalas dengan cara yang terbaik, maka pahala akan datang kepadamu: { فَإِذَا ٱلَّذِى بَيْنَكَ وَبَيْنَهُۥ عَدَٰوَةٌ كَأَنَّهُۥ وَلِىٌّ حَمِيمٌ } "maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia" Siapa yang mengakatakannya? Dialah Allah ta'ala Yang Maha Memolak balikkan hati, tidak ada hati di antara hati anak Adam kecuali di antara dua jari dzat Yang Maha Penyayang, dan Dia memalingkannya sesuka-Nya.
2 ). { ٱدْفَعْ بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ } Membalas dengan perkataan dan perbuatan yang terbaik akan membawa pada terjalinnya keakraban dan kesepakatan. Yang dibutuhkan adalah kerja sama demi kepentingan dunia dan agama.
3 ). Saya menemukan kenyataan ayat ini pada hidup saya: { ٱدْفَعْ بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِى بَيْنَكَ وَبَيْنَهُۥ عَدَٰوَةٌ كَأَنَّهُۥ وَلِىٌّ حَمِيمٌ } "Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia" Setiap kali saya menghadapi perselisihan atau kesalahpahaman, saya ingat ayat ini, dan saya berusaha berbuat baik, dan saya menemukan toleransi yang luar biasa, rasa qona'ah dan puas pada diri sendiri, dan segala puji bagi Allah.
4 ). Ini adalah pengaruh dari berperilaku baik dengan orang yang bermusuhan dengan Anda; lalu bagaimana pengaruhnya terhadap seseorang yang tidak mempunyai permusuhan? Bahkan, bagaimana pengaruhnya terhadap seseorang yang Anda kenal dan akrab, seperti suami dan saudara laki-laki? maka hendaklah memberi budi pekerti yang baik, atau bahkan yang terbaik, menjadi ciri khas kita dalam berbagai keadaan.
5 ). Coba perhatikan, Anda yang menguasai bahasa Arab, bagaimana makna yang dihasilkan dengan adanya (إذا الفجائية); sighat Ini menunjukkan hasil yang segera terjadi, tetapi tidak semua orang menyadari akan hal itu: { وَمَا يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ٱلَّذِينَ صَبَرُوا۟ وَمَا يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ } "Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar" [ Fussilat : 35 ].
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
34. Tidak ada kesamaan antara kebaikan yang diridhai Allah dan keburukan yang dibenci olehNya dalam hal balasan dan akibat yang baik. Tolaklah kebiasaan buruk dengan kebaikan yaitu dengan cara yang tenang dan tidak ada kekerasan di dalamnya. Tolaklah juga keburukan dengan kebaikan, dosa dengan permohonan maaf, kemarahan dengan kesabaran, dan kebodohan dengan pengertian. Jika kamu melakukan hal itu, maka musuhmu akan menjadi teman dekat dalam kebaikan dan kelembutan. Ayat ini diturunkan untuk Abu Sufyan bin Harb saat melawan Nabi SAW, kemudian dia menjadi sahabat setianya dengan terjalinnya hubungan antara keduanya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Tidak sama kebaikan dengan kejahatan itu. Tolaklah (kejahatan) dengan perilaku yang lebih baik sehingga apabila ada permusuhan antara kamu dan seseorang maka dia seakan-akan teman yang sangat setia} sangat dekat dan penuh kasih sayang
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
34. Allah berfirman ”dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan,” atau tidaklah sama mengerjakan kebajikan dan ketaatan karena demi mendapat ridha Allah dengan mengerjakan dosa-dosa dan maksiat yang bisa membuat Allah murka dan tidak membuatNya ridha;dan tidak pula sama perbuatn baik kepada manusia dengan berbuat buruk kepada mereka, baik pada keburukan itu sendii, karakternya maupun pada balasannya kelak.
“tidak ada balasan bagi kebajikan melainkan kebajikan pula,”(ar-ahman:60)
Kemudian Allah memerintahkannya untuk bebuat ihsan (baik) yang khusus baginya, karena mempunyai pengaruh yang sangat besar, yaitu berbuat ihsan kepada orang yang justru berbuat tidak baik kepadamu, seraya befiman,”tolaklah dengan cara yang lebih baik,” apabila ada seseorang manusia yang berbuat baik kepadamu, terutama orang yang mempunyai hak yang sangat besar atasmu, sepeti kaum kerabat para sahib dan yang semisal dengan mereka, maka balaslah dengan berbuat yang terbaik kepadanya. Jika ia memutus hubungan denganmu, maka jalinlah hubungan itu dan jika ia bebuat zhalim (aniaya) tehadapmu, maka maafkanlah ia, dan jika ia membicarakanmu ketika kamu absen atau hadir, maka janganlah kamu membalasnya, tetapi maafkanlah ia dan pergaulilah dia dengan cara yang lembut. Dan jika ia memboikotmu dan tidak mau bicara padamu, maka maniskanlah ucapan-ucapanmu kepadanya dan ucapkanlah salam kepadanya. Jika kamu telah membalas pebuatan buruk itu dengan ihsan (perbuatan yang terbaik), maka akan diperoleh faidah (keuntungan) yang sangat besar. “maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia,” maksudnya, seakan-akan ia adalah kerabat yang sangat sayang.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 33-36
Allah SWT berfirman: (Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah) yaitu menyeru manusia untuk menyembah Allah (mengerjakan amal saleh dan berkata, "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri"?) yaitu dirinya sendiri mengerjakan apa yang dia katakan dengan penuh sungguh-sungguh sehingga bermanfaat bagi dirinya, dan orang lain yang mengikuti jejaknya. Dan dia bukan termasuk orang-orang yang memerintahkan kepada kebaikan, sedangkan mereka tidak mengerjakannya, dan tidak termasuk orang-orang yang mencegah kemungkaran, sedangkan mereka mengerjakannya. Bahkan dia menganjurkan kepada kebaikan dan meninggalkan keburukan, dan menyeru manusia untuk kembali ke Penciptanya SWT.
Ayat ini mencakup setiap orang yang menyeru manusia kepada kebaikan, dan dia sendiri mengerjakannya dengan penuh sungguh-sungguh, dan Rasulallah SAW adalah orang yang paling utama dalam hal itu. Sebagaimana yang dikatakan As-Suddi, dan Abdurrahman bin Zaid bin Aslam.
Diriwayatkan dari Hasan Al-Bashri, bahwa dia ayat ini: (Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata, "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?” (33)) Lalu dia berkata ini adalah kekasih Allah, orang yang diutamakan Allahو orang pilihan Allah, ini adalah orang yang paling disukai Allah di antara penduduk bumi. Dia memenuhi seruan Allah dan menyeru manusia untuk memenuhi seruan Allah, dan dia beramal shalih untuk memenuhi seruan Allah, lalu dia berkata, "Aku termasuk orang-orang yang berserah diri" dan ini adalah khalifah Allah.
Firman Allah SWT: (Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan) yaitu alangkah besarnya perbedaan antara ini dan itu (Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik) yaitu, barangsiapa yang berbuat jahat kepadamu, maka balaslah kejahatan itu darimu dengan berbuat baik kepadanya.
Firman Allah SWT: (maka tiba-tiba orang yang antaramu dan dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia) yaitu teman setia. yaitu jika kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat kepadamu, maka kebaikan itu akan melunakkan hatinya dan berbalik menyukai dan menyenangimu, sehingga seakan-akan dia menjadi teman dekatmu yaitu teman dekat yang kasihan dan ingin berbuat baik kepadamu.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar) yaitu, tidak dapat diterima dan diamalkan kecuali hanya oleh orang yang sabar dalam menjalaninya, karena sesungguhnya hal ini amat berat (dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar) yaitu orang yang mempunyai kebahagiaan yang besar dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang tafsir ayat ini, bahwa Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang mukmin untuk bersabar saat sedang marah, penyantun dalam menghadapi orang yang tidak mengerti, dan memaafkan jika disakiti. Apabila mereka melakukan hal ini, maka Allah akan memelihara mereka dari godaan setan, dan menundukkan bagi mereka musuh-musuh mereka sehingga seakan-akan menjadi teman dekat.
Firman Allah SWT: (Dan jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah) yaitu bahwa setan dari golongan manusia barangkali dapat ditundukkan dengan bersikap baik kepadanya. Adapun setan dari golongan jin, maka tidak ada cara bagi orang mukmin untuk menghindarinya jika dia menggodanya selain memohon perlindungan kepada Tuhan Yang Pencipta, karena Dialah Dzat yang menguasakannya terhadapmu. Apabila kamu memohon perlindungan kepada Allah, maka Dia akan menghindarkannya darimu dan menolak tipu dayanya. Dan Rasulullah SAW apabila berdiri untuk melakukan shalat selalu berdoa:”Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari godaan setan yang terkutuk, yaitu dari bisikan, godaan, dan rayuannya”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Fussilat ayat 34: (Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan) dalam tingkatan rinciannya, karena sebagian daripada keduanya berada di atas sebagian yang lain. (Tolaklah) kejahatan itu (dengan cara) yakni dengan perbuatan (yang lebih baik) seperti marah, imbangilah dengan sabar, bodoh imbangilah dengan santunan, dan perbuatan jahat imbangilah dengan lapang dada atau pemaaf (maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah menjadi teman yang setia) maka jadilah yang dulunya musuhmu kini menjadi teman sejawat dalam hal saling kasih mengasihi, jika kamu mempunyai sikap seperti tersebut. Lafal Al Ladzii Mubtada, dan Ka-annahu adalah Khabarnya, lafal Idzaa menjadi Zharaf bagi makna Tasybih.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Yakni tidaklah sama antara mengerjakan kebaikan untuk mencari ridha Allah dengan mengerjakan keburukan yang mendatangkan kemurkaan-Nya, dan tidak sama antara berbuat baik kepada manusia dengan berbuat buruk kepada mereka, baik secara zat(perbuatan)nya, sifatnya maupun balasannya.
Selanjutnya Allah memerintahkan secara khusus untuk berbuat ihsan, dimana ia memiliki kedudukan yang besar. Ihsan di sini adalah berbuat ihsan kepada orang yang berbuat buruk kepadanya.
Misalnya marah disikapi dengan sabar, sikap bodoh dihadapi dengan santun, sikap mengganggu dengan memaafkan, pemutusan silaturrahmi dengan disambung, jika ia membicarakan kita di hadapan kita atau tidak di hadapan kita, maka kita tidak membalasnya, bahkan memaafkannya dan menyikapinya dengan kata-kata yang lembut. Ketika mereka menjauhi kita dan tidak mau berbicara dengan kita, maka kita mengucapkan kata-kata yang baik kepadanya serta mengucapkan salam.
Yakni jika kamu melakukan hal itu (menyikapi keburukan dengan kebaikan), maka ada faedah yang besar, yaitu orang yang sebelumnya sebagai musuh menjadi teman akrab.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Fussilat Ayat 34
Orang seperti itulah orang yang terbaik. Dan dengan demikian tidaklah sama antara kebaikan dan pelaku kebaikan itu dengan kejahatan dan pelaku kejahatan itu. Oleh sebab itu, tolaklah kejahatan itu dengan cara yang lebih baik, dalam arti sebaik-baiknya. Jika itu yang dilakukan sehingga orang yang ada rasa permusuhan antara kamu dan dia akan ber-ubah sikapnya kepadamu menjadi seperti teman yang setia. 35. Dan ketahuilah bahwa sifat-sifat yang baik itu, yakni membalas keburukan dengan kebaikan, tidak akan dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang sudah terbiasa bersikap sabar dan juga tidak dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar serta mempunyai hati yang bersih.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah variasi penafsiran dari para ahli tafsir mengenai kandungan dan arti surat Fussilat ayat 34 (arab-latin dan artinya), semoga memberi kebaikan untuk ummat. Support syi'ar kami dengan memberi tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.