Surat Fussilat Ayat 7

ٱلَّذِينَ لَا يُؤْتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَهُم بِٱلْءَاخِرَةِ هُمْ كَٰفِرُونَ

Arab-Latin: Allażīna lā yu`tụnaz-zakāta wa hum bil-ākhirati hum kāfirụn

Artinya: (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya (kehidupan) akhirat.

« Fussilat 6Fussilat 8 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Penting Terkait Surat Fussilat Ayat 7

Paragraf di atas merupakan Surat Fussilat Ayat 7 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi pelajaran penting dari ayat ini. Diketemukan variasi penafsiran dari kalangan ahli ilmu terhadap kandungan surat Fussilat ayat 7, sebagiannya seperti termaktub:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

6-7. katakanlah kepada mereka (wahai rasul), “Sesungguhnya aku hanyalah manusia yang sama dengan kalian, hanya saja Allah mewahyukan kepadaku, bahwa Tuhan kalian yang berhak kalian sembah hanyalah Tuhan yang Esa yang tiada sekutu bagiNya, maka tempuhlah jalan yang menyampaikan kepadaNya dan carilah ampunanNya. Kebinasaan dan siksaan bagi orang-orang musyrik yang menyembah selain Allah berupa berhala-berhala yang tidak dapat memberi manfaat dan tidak pula mudarat, yaitu orang-orang yang tidak menyucikan diri mereka dengan mentauhidkan Tuhan mereka dan ikhlas kepadaNya, tidak menunaikan zakat kepada yang berhak menerimanya, sehingga dia tidak memiliki keikhlasan kepada Yang Maha Pencipta dan tidak pula manfaat kepada makhluk dan mereka tidak beriman kepada kebangkitan, mereka juga tidak beriman kepada surga dan neraka.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

7. Orang-orang yang tidak menunaikan zakat harta mereka, dan mereka kafir kepada Akhirat dengan segala apa yang terkait dengannya berupa nikmat abadi dan azab yang pedih.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

7. الَّذِينَ لَا يُؤْتُونَ الزَّكَوٰةَ (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat)
Mereka enggan membayar zakat kepada orang-orang fakir, tidak pula menginfakkannya dalam ketaatan.

وَهُم بِالْاٰخِرَةِ هُمْ كٰفِرُونَ(dan mereka kafir akan adanya (kehidupan) akhirat)
Yakni mengingkarinya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

7. Mereka adalah orang-orang yang tidak menunaikan zakat kepada orang-orang yang membutuhkan. Mereka menyangkal adanya akhirat dan tidak membenarkannya.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Orang-orang yang tidak menunaikan} tidak memberikan {zakat dan mereka ingkar terhadap kehidupan akhirat


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

6-7. “katakanlah” kepada mereka, wahai nabi “bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku,” inilah sifat dan tugasku, yaitu bahwa aku adalah manusia biasa, aku tidak memiliki wewnang apa pun, dan aku juga tidak memilki apa yang kalian minta segera. Sesungguhnya Allah hanya mengutamakanku atas kalian, mengistimewakanku dengan wahyu yang diwahyukanNya kepadaku dan memerintahkanku untuk mengikutinya dan mengajak kalian kepadanya. “maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepadaNYa,” maksudnya, tempuhlah jalan yang dapat mengantarkan kepada Allah, dengan cara membenarkan berita yang aku sampaikan dan mengikuti perintah dan jauhi larangan. Inilah hakikat istiqamah. Kemudian konsisten kepadanya. Ungkapan, “padanya,” mengingatkan tentang keikhlasan, dan orang yang akan beramal hendaknya menjadikan tujuan dan niat beramalnya adalah untuk sampai kepada Allah dan kepada negeri kemuliaanNYa.maka dengan begitu amalnya tulus, shalih, lagi bermanfaat, dan dengan terbaiknya ikhlas maka amalnya menjadi sia-sia.
Oleh karena seorang hamba, sekalipun ia telah bersungguh-sungguh untuk tetap istiqamah, pasti terjadi kekeliruan darinya karena mengabaikan perintah atau melakukan yang dilarang, maka Allah menyuruh mengobatinya dengan istigfar yang mengandung makna taubat, seraya berfirman, ”dan mohonlah ampun kepadanya,” kemudian Allah mengancam orang yang mengabaikan istiqamah, seraya berfirman, ”dan kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukanNYa, yaitu orang-orang yang tidak menunaikan zakat,” yaitu orang-orang yang menyembah apa-apa yang tidak mampu mendatangkan manfaat, mudaat, kematian, kehidupan dan tidak pula mampu menghidupkan kembali. Dan mereka menginjak-nginjak diri mereka, tidak membersihkannya dengan mengesakan Allah,Rabb mereka dan ikhlas kepadaNYa. Mereka tidak melakukan shalat dan tidak juga membayar zakat. Tidak ada keikhlasan kepada sang pencipta dengan tauhid dan shalat, dan tidak pula ada pemberian manfaat kepada sesame dengan menunaikan zakat dan lain-lainnya.
“dan mereka kafir akan adanya akhirat,” artinya, mereka tidak beriman kepada kebangkitan, kepada adanya surga ataupun adanya neraka. Maka dari itu, setelah rasa takut sirna dari hati mereka, maka mereka berani melakukan apa yang telah mereka lakukan, yaitu perbuatan yang dapat mencelakakan mereka di akhirat.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 6-8
Allah SWT berfirman: (Katakanlah) wahai Muhammad, kepada orang-orang yang mendustakan dan musyrik (Bahwa aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa) tidak seperti berhala-berhala, sekutu-sekutu, dan tuhan-tuhan yang berbeda-beda. Sesungguhnya yang wajib disembah itu hanya Allah Tuhan Yang Maha Esa (maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya) yaitu murnikanlah penyembahanmu itu hanya kepadaNya sesuai dengan apa yang Dia perintahkan kepada kalian melalui lisan para rasul (dan mohonlah ampun kepada-Nya) untuk dosa-dosamu di masa lalu (Dan kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-(Nya)) yaitu kebinasaan dan kehancuran bagi mereka ((yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat) Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa makna yang dimaksud adalah orang-orang yang tidak bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Demikian juga yang dikatakan Ikrimah. Ini sebagaimana firmanNya SWT: (sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu (9) dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (10)) (Surah Asy-Syams) dan (Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman) (14) dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia shalat (15)) (Surah Al-A'la) serta (dan katakanlah (kepada Fir'aun),"Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)" (18)) (Surah An-Nazi'at)
Makna yang dimaksud dengan zakat di sini adalah kesucian jiwa dari akhlak yang tercela, dan yang terpenting darinya adalah membersihkan jiwa dari kemusyrikan. Sesungguhnya zakat harta itu dinamakan zakat karena dia membersihkan harta dari keharaman, dan akan menjadi penyebab bagi bertambahnya berkah dan banyaknya manfaat serta menjadi pendorong untuk menggunakannya kepada ketaatan.
As-Suddi berkata tentang firmanNya: (Dan kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menyekutukan(Nya) (6) (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat) yaitu tidak menunaikan zakat.
Qatadah berkata bahwa mereka menolak mengeluarkan zakat harta mereka.
Inilah makna yang tampak di sisi kebanyakan para mufasir, dan dipilih Ibnu Jarir. Tetapi di dalamnya masih perlu ditinjau, karena sesungguhnya kewajiban zakat itu hanya baru ditetapkan sejak tahun kedua Hijriyah, berdasarkan keterangan apa yang disebutkan oleh banyak orang. Ini adalah ayat Makkiyyah, kecuali jika dikatakan bahwa tidaklah mustahil jika hukum asal sedekah dan zakat diperintahkan sejak permulaan pengutusan, sebagaimana firmanNya: (dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya)) (Surah Al-An'am: 141) Adapun terkait zakat yang mempunyai nishab dan takaran, karena sesungguhnya dia hanya dijelaskan perkaranya ketika di Madinah. Jadi pendapat ini menggabungkan antara dua pendapat sebagaimana bahwa shalat itu asalnya itu diwajibkan sebelum matahari terbit dan sebelum matahari terbenam, dalam permulaan pengutusannya. Ketika Isra’ Mi’raj itu satu tahun setengah sebelum hijrah, Allah SWT mewajibkan kepada RasulNya SAW shalat lima waktu, dan merincikan persyaratan, rukun-rukun, dan hal-hal yang berkaitan dengannya setelah itu tahap demi tahap, hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Kemudian Allah SWT berfirman setelah itu: (Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka mendapat pahala yang tiada putus-putusnya (8)) Mujahid dan lainnya berkata bahwa makna yang dimaksud adalah tidak putus dan tidak berhenti. sebagaimana firmanNya SWT: (mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya (3)) (Surah Al-Kahfi) dan (sebagai karunia yang tiada putus-putusnya) (Surah Hud: 108)


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Fussilat ayat 7: (Yaitu orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kepada kehidupan akhirat benar-benar mereka) Hum yang kedua ini mengandung makna mengukuhkan lafal Hum yang pertama (kafir.)


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Yakni tidak membersihkan dirinya dengan tauhid dan ikhlas kepada Allah, tidak melaksanakan shalat dan tidak menunaikan zakat. Mereka tidak berbuat ikhlas kepada Allah dengan tauhid dan shalat, serta tidak memberi manfaat kepada manusia dengan zakat dan lainnya.

Yakni mereka tidak beriman kepada kebangkitan, surga dan neraka, sehingga hilanglah rasa takut kepada azab neraka dan mereka pun berani mengerjakan hal yang membahayakan diri mereka di akhirat.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Fussilat Ayat 7

Siapakah orang-orang yang mempersekutukan Allah itu' mereka adalah orang-orang yang tidak menunaikan zakat, dan mereka juga ingkar terhadap kehidupan akhirat dan tidak mempercayai adanya kebangkitan manusia kembali setelah mereka dimatikan. 8. Setelah menggambarkan ancaman bagi orang-orang musyrik mekah, Al-Qur'an mengalihkan perhatian kepada orang-orang beriman. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan tulus ikhlas dan yang membuktikan iman mereka dengan mengerjakan kebajikan dan ber-amal saleh, mereka mendapat anugerah pahala yang sangat besar serta dilimpahi rezeki yang tidak ada putus-putusnya. '.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah kumpulan penafsiran dari beragam ahli tafsir berkaitan isi dan arti surat Fussilat ayat 7 (arab-latin dan artinya), moga-moga berfaidah bagi kita semua. Dukung usaha kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Sering Dikaji

Nikmati berbagai halaman yang sering dikaji, seperti surat/ayat: Ali ‘Imran 14, Bersyukur, Yunus 40, Yunus, Al-Hujurat 6, Ad-Dhuha 3. Ada pula Al-‘Ankabut 57, Al-Bayyinah 5, Al-Isra 27, Al-A’raf 26, Luqman, Ali ‘Imran 31.

  1. Ali ‘Imran 14
  2. Bersyukur
  3. Yunus 40
  4. Yunus
  5. Al-Hujurat 6
  6. Ad-Dhuha 3
  7. Al-‘Ankabut 57
  8. Al-Bayyinah 5
  9. Al-Isra 27
  10. Al-A’raf 26
  11. Luqman
  12. Ali ‘Imran 31

Pencarian: yaghsya artinya, surat al fil dan terjemahannya, surat al ikhlas bahasa latin, ayat ibadah, surah al maidah ayat 48 dan artinya

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.