Surat Al-Mu’min Ayat 29
يَٰقَوْمِ لَكُمُ ٱلْمُلْكُ ٱلْيَوْمَ ظَٰهِرِينَ فِى ٱلْأَرْضِ فَمَن يَنصُرُنَا مِنۢ بَأْسِ ٱللَّهِ إِن جَآءَنَا ۚ قَالَ فِرْعَوْنُ مَآ أُرِيكُمْ إِلَّا مَآ أَرَىٰ وَمَآ أَهْدِيكُمْ إِلَّا سَبِيلَ ٱلرَّشَادِ
Arab-Latin: Yā qaumi lakumul-mulkul-yauma ẓāhirīna fil-arḍi fa may yanṣurunā mim ba`sillāhi in jā`anā, qāla fir'aunu mā urīkum illā mā arā wa mā ahdīkum illā sabīlar-rasyād
Artinya: (Musa berkata): "Hai kaumku, untukmulah kerajaan pada hari ini dengan berkuasa di muka bumi. Siapakah yang akan menolong kita dari azab Allah jika azab itu menimpa kita!" Fir'aun berkata: "Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang aku pandang baik; dan aku tiada menunjukkan kepadamu selain jalan yang benar".
« Al-Mu'min 28 ✵ Al-Mu'min 30 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Penting Mengenai Surat Al-Mu’min Ayat 29
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Mu’min Ayat 29 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan kandungan penting dari ayat ini. Ada sekumpulan penjabaran dari para ulama berkaitan makna surat Al-Mu’min ayat 29, di antaranya seperti tertera:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Wahai kaumku, bagi kalian kekuasaan di hari ini, kalian berkuasa di bumi Mesir atas rakyat kalian dari Bani Israil dan lainnya. Lalu siapa yang menolak azab Allah dari kita bila ia datang menimpa kita?’ fir’aun berkata kepada kaumnya untuk menjawab perkataannya, “Wahai manusia, aku tidak menunjukkan kepada kalian berupa pendapat atau nasihat kecuali apa yang aku pandang baik dan benar untuk diriku sendiri dan bagi kalian, dan aku tidak mengajak kalian kecuali kepada jalan yang benar lagi haq.”
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
29. “Wahai kaumku! Hari ini kalian mempunyai kekuasaan yang berjaya di bumi Mesir, lalu siapa yang akan menolong kita dari azab Allah bila ia datang karena kalian membunuh Musa?” Fir'aun berkata, “Pendapat adalah pendapatku, keputusan adalah keputusanku, aku telah memutuskan membunuh Musa untuk menepis keburukan dan kerusakan, aku tidak mengajak kalian kecuali kepada kebaikan dan kelurusan.”
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
29. يٰقَوْمِ لَكُمُ الْمُلْكُ الْيَوْمَ ظٰهِرِينَ فِى الْأَرْضِ ((Musa berkata): “Hai kaumku, untukmulah kerajaan pada hari ini dengan berkuasa di muka bumi)
Lelaki beriman ini mengatakan demikian agar mereka bersyukur kepada Allah dan tidak terus menerus dalam kekafiran mereka.
Yang dimaksud adalah bumi Mesir.
فَمَن يَنصُرُنَا مِنۢ بَأْسِ اللهِ إِن جَآءَنَا ۚ( Siapakah yang akan menolong kita dari azab Allah jika azab itu menimpa kita!”)
Yakni siapa yang dapat melindungi kita dari azab-Nya saat azab itu datang.
Setelah Fir’aun mendengar nasehat yang diberikan lelaki ini, maka ia mulai memperdaya kaumnya seakan-akan ia adalah orang yang menasehati dan menjaga mereka serta ia tidak menuntun mereka kecuali kepada sesuatu yang bermanfaat dan menjauhkan mereka dari mudharat. Maka sebab itu ia berkata:
قَالَ فِرْعَوْنُ مَآ أُرِيكُمْ إِلَّا مَآ أَرَىٰ( Fir’aun berkata: “Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang aku pandang baik)
Yakni aku tidak menunjukkan kepada kalian kecuali apa yang menurutku baik.
وَمَآ أَهْدِيكُمْ إِلَّا سَبِيلَ الرَّشَادِ (dan aku tiada menunjukkan kepadamu selain jalan yang benar)
Dan aku tidak menunjukkan kepada kalian dengan pendapatku ini kecuali kepada jalan yang benar yang jika kalian tapaki maka kalian tidak akan tersesat.
Abu Na’im dalam –bab keutamaan-keutamaan para sahabat— dan al-Bazzar meriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib bahwa ia berkata: “hai Manusia, beritahukan kepadaku siapakah orang yang paling pemberani?” mereka menjawab: “Kamu.” Lalu ia berkata: “kalau diriku, memang tidaklah aku bertanding dengan seseorang melainkan aku pasti mengalahkannya; namun beritahukan kepadaku siapakah orang yang paling pemberani?” Mereka menjawab: “Kami tidak tahu siapa.” Maka ia berkata: “orang yang paling pemberani adalah Abu Bakar; suatu hari aku melihat Rasulullah ditangkap oleh kaum Quraisy, sebagian memukulinya dan sebagian lainnya menyeretnya sambil berkata: “Apakah kamu yang menjadikan tuhan-tuhan kami hanya menjadi satu tuhan saja?” Ali bin Abi Thalib melanjutkan: “Demi Allah, tidak ada dari kami yang berani mendekatinya kecuali Abu Bakar, dia memukuli sebagian dan menyeret sebagian dari mereka seraya berkata: “celakalah kalian, apakah kalian akan membunuh seseorang hanya karena dia berkata ‘Tuhanku adalah Allah?’” Lalu Ali melepas surban yang dipakainya, kemudian dia menangis hingga membasahi jenggotnya. Kemudian dia berkata: “Aku serukan kepada kalian, apakah lelaki beriman dari kerabat Fir’aun itu atau Abu Bakar yang lebih baik?” Namun orang-orang terdiam. Maka dia bertanya kepada mereka: “Mengapa kalian tidak menjawab? Demi Allah, apa yang dilakukan Abu Bakar lebih baik daripada yang dilakukan lelaki beriman dari kerabat Fir’aun; lelaki itu menyembunyikan imannya, sedangkan Abu Bakar menampakkan imannya.”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
29. “Wahai kaumku! Pada hari ini kerajaan Mesir ini ada di tangan kalian. Kalian berkuasa dan berpangkat tinggi atas Bani Israil, kalian juga bebas berbuat apapun. Namun kepada siapa kita akan meminta pertolongan atas dahsyatnya azab Allah jika kita sudah membunuh Musa?” Kemudian Fir’aun mengelak dan membantah dengan penuh percaya diri untuk bisa menangkal bahaya dengan berkata: “Aku hanya mengemukakan kepada kalian sesuatu yang aku anggap benar, yaitu membunuh Musa, aku tidak memerintahkan kalian kecuali itu adalah suatu kebenaran.”
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Wahai kaumku, pada hari ini kerajaan ada pada kalian dengan berkuasa di bumi} berkuasa di negeri Mesir {Maka siapa yang akan menolong kita} menjaga kita {dari azab Allah} azab Allah {jika datang kepada kita” Fir‘aun berkata,“Aku tidak menyampaikan pendapat kepada kalian kecuali apa yang aku pandang saja} Aku tidak menyampaikan pendapat kepada kalian kecuali yang aku pandang {dan aku tidak menunjukkan kepada kalian} Aku tidak membimbing kalian {melainkan menuju jalan yang benar”} jalan kebenaran
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
29. kemudian orang mukmin itu mewanti-wanti kaumnya, menasihati mereka, dan mempertakuti dengan azab dana lam akhirat, ia juga mencegah mereka agar tidak terpesona dengan kekuasaan yang nampak, seraya berakta,”hai kaumku, untukmulah kerajaan hari ini,” maksudnya, di dunia ini,”dengan berkuasa di muka bumi” terhadap rakyat kalian, dimana kalian memberlakukan aturan apa saja yang kalian kehendaki. Terhadap mereka. Andaikata hal itu benar-benar kalian raih dan kalian miliki, “maka siapakah yang akan menolong kita dari azab Allah,” yakni siksaanNya, “jika ia datang menimpa kita!” ini adalah bagian dari kepandaiannya dalam berdakwah, di mana permasalahan ia jadikan sebagai permasalahan bersama di antara mereka, dengan mengatakan, “siapakah yang akan menolong kita.” Ini untuk memberikan pemahaman kepada mereka bahwasannya ia menasihati mereka sebagaimana halnya (pada saat yang sama) ia menasihati dirinya sendiri, dan ia menginginkan bagi mereka apa yang ia inginkan bagi dirinya sendiri.
Maka fir’aun berkata dengan menentangnya dan mempropaganda kaumnya agr tidak mengikuti nabi Musa, ”aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang aku pandang baik; dan aku tiada menunjukkan kepadamu selain jalan yang benar.” Ia benar pada ucapannya, “aku tidak mengemukakan kepadamu melainkan apa yang aku pandang baik,” tetapi apa yang ia pandang baik itu?! Ia memandang untuk membodoh-bodohi kaumnya agar mereka mengikutinya sehingga ia bisa melanggengkan kekuasaanya terhadap mereka. Ia tidak memandang kebenaran ada di pihaknya, bahkan ia melihat kebenaran ada di pihak nabi Musa, namun ia mengingkari padahal hatinya meyakininya. Dan fir’aun berdusta pada ucapannya “dan aku tiada menunjukkan kepadamu selain jalan yang benar.” Sebab, ini adalah tindakan membalikan kebenaran. Kalau saja ia memerintahkan kepada mereka untuk mengikutinya, murni atas kekafiran dan kesesatannya, tentu keburukannya blebih ringan. Tetapi malah ia memerintah mereka mengikutinya sambil mengklaim, bahwa kalau mengikuti dirinya berarti mengikuti kebenaran, sedangkan kalau mengikuti kebenaran (yang ada pada Nabi Musa) berarti mengikuti kesesatan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 28-29
Lelaki ini menyembunyikan keimanannya dari kaumnya, bangsa Qibty. Dia tidak menampakkannya kecuali pada hari itu, yaitu ketika Fir'aun berkata: (Biarkanlah aku membunuh Musa) Maka laki-laki itu menjadi marah karena Allah SWT, dan jihad yang paling utama itu adalah menyampaikan kalimat keadilan di hadapan penguasa yang zalim, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits. Tidak ada perkataan yang lebih besar daripada kalimat ini di hadapan Fir'aun: (Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan, “Tuhanku ialah Allah”)
Firman Allah SWT: (padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu) yaitu bagaimana bisa kalian mau membunuh seorang laki-laki karena dia mengucapkan,“Tuhanku adalah Allah” padahal dia telah menegakkan kepada kalian bukti yang membenarkan apa yang disampaikan kepada kalian, berupa kebenaran. Kemudian laki-laki itu dalam pembicaraannya agak lunak, jadi dia berkata: (Dan jika ia seorang pendusta, maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar, niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu) yaitu jika tidak tampak kebenaran dari apa yang disampaikannya kepada kalian, maka dari akal, pendapat yang sempurna, dan sikapnya adalah membiarkannya sendirian bersamanya, maka janganlah kamu mengganggunya. Jika dia berdusta, maka sesungguhnya Allah SWT akan membalas kedustaannya itu dengan hukuman di dunia dan akhirat. Jika dia memang benar, sedangkan kalian menyakitinya, maka akan menimpa kalian sebagian dari bencana yang telah diancamkannya kepada kalian, jika kalian menentangnya, yaitu berupa azab di dunia dan akhirat. Maka sikap yang tepat adalah hendaklah kalian tidak menghalang-halanginya. Tetapi biarkanlah dia dan kaumnya, biarkanlah dia menyeru kaumnya dan mereka mengikutinya. Demikianlah Allah memberitahukan tentang nabi Musa, bahwa dia meminta kepada Fir'aun dan kaumnya agar melepaskan dia dan kaumnya dalam firmanNya: (Sesungguhnya sebelum mereka telah Kami uji kaum Fir’aun dan telah datang kepada mereka seorang rasul yang mulia (17) (dengan berkata), "Serahkanlah kepadaku hamba-hamba Allah. Sesungguhnya aku adalah utusan (Allah) yang dipercaya kepadamu (18) dan janganlah kamu menyombongkan diri terhadap Allah. Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata (19) Dan sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu dari keinginanmu merajamku (20) dan jika kamu tidak beriman kepadaku, maka biarkanlah aku (memimpin Bani Israil)" (21)) (Surah Ad-Dukhan). Firman Allah: (Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta) yaitu seandainya orang yang mengakui bahwa Allah mengutusnya kepada kalian adalah dusta sebagaimana yang kalian sangkakan terhadapnya maka perkaranya jelas dan tampak bagi setiap orang melalui ucapan dan perbuatannya; dan sudah pasti semua sikap dan ucapannya banyak bertentangan dan kacau. Orang ini perkaranya kami lihat benar dan caranya lurus. Seandainya dia termasuk orang yang melampaui batas lagi pendusta, tentu Allah SWT tidak menunjukkannya dan membimbingnya kepada apa yang kalian lihat berupa keteraturan perkara dan perbuatannya. Kemudian orang yang beriman berkata seraya memperingatkan kaumnya atas lenyapnya nikmat Allah terhadap mereka dan datangnya azab Allah atas mereka: ("Hai kaumku, untukmulah kerajaan pada hari ini dengan berkuasa di muka bumi) yaitu sesungguhnya Allah SWT memberikan nikmat kepada kalian dengan kerajaan dan kemenangan di bumi,k dengan pengaruh yang luas dan kedudukan yang tinggi, maka peliharalah nikmat ini dengan bersyukur kepada Allah dan membenarkan rasulNya SAW, dan takutlah kepada pembalasan Allah jika kalian mendustakan rasulNya (Siapakah yang akan menolong kita dari azab Allah jika azab itu menimpa kita!) yaitu tidak ada gunanya bagi kalian tentara kalian yang banyak ini, dan tidak ada sesuatupun yang dapat melindungi kita dari azab Allah jika Dia menghendaki keburukan bagi kita.
Fir’aun berkata kepada kaumnya, seraya menjawab apa yang disarankan oleh laki-laki mukmin yang shalih dan berbakti, yang lebih berhak untuk menjadi Raja Mesir daripada Fir'aun (Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang aku pandang baik) yaitu tidak ada yang aku katakan dan sarankan kepada kalian melainkan pendapatku. Sungguh Fir'aun itu berdusta, karena nabi Musa itu benar untuk menyampaikan risalahNya (Musa menjawab, "Sesungguhnya kamu telah mengetahui bahwa tiada yang menurunkan mukjizat-mukjizat itu kecuali Tuhan Yang memelihara langit dan bumi) (Surah Al-Isra’: 102) Dan Allah SWT berfirman: (Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka), padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya) (Surah An-Naml: 14) Adapun firman Allah: (Aku tidak mengemukakan kepadamu melainkan apa yang aku pandang baik) Fir'aun berdusta di dalamnya, membuat-buat kebohongan dan berkhianat terhadap Allah SWT dan rasulNya SAW, juga terhadap rakyatnya, dia menipu mereka dan bukan mengharapkan kebaikan bagi mereka, dan demikian juga dalam ucapannya: (dan aku tiada menunjukkan kepadamu selain jalan yang benar) yaitu tidaklah yang aku serukan kepada kalian melainkan kepada kebenaran dan petunjuk, padahal dia berdusta dalam hal itu, sekalipun kaumnya menaati dan mengikutinya. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (tetapi mereka mengikuti perintah Fir’aun, padahal perintah Fir’aun sekali-kali bukanlah (perintah) yang benar) (Surah Hud: 97) dan (Dan Fir’aun telah menyesatkan kaumnya dan tidak memberi petunjuk (79)) (Surah Thaha)
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Mu’min ayat 29: (Hai kaumku! Untuk kalianlah kerajaan pada hari ini dengan berkuasa) artinya, dengan mengalami kemenangan; lafal Zhaahiriina berkedudukan menjadi Hal atau kata keterangan keadaan (di muka bumi) di negeri Mesir. (Siapakah yang akan menolong kita dari azab Allah) dari azab-Nya bila kalian membunuh kekasih-kekasih-Nya (jika azab itu menimpa kita) tiada seorang pun yang dapat menolong kita (Firaun berkata, "Aku tidak mengemukakan kepada kalian, melainkan apa yang aku pandang baik;) maksudnya, aku tidak memberikan isyarat kepada kalian melainkan apa yang telah aku putuskan itu, yaitu membunuh Musa (dan aku tiada menunjukkan kepada kalian, selain jalan yang benar") jalan yang mengandung kebenaran.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Selanjutnya ia mengingatkan kaumnya dan menasihati mereka serta menakut-nakuti mereka dengan azab di akhirat dan melarang mereka tertipu oleh kerajaan yang tampak pada saat itu.
Atas rakyat kamu, dimana kamu dapat memberlakukan apa saja ketetapanmu atas mereka.
Karena kamu membunuh utusan-Nya. Kata-katanya ini agar mereka paham bahwa maksudnya adalah memilihkan yang terbaik untuk mereka sebagaimana ia memilih yang terbaik untuk dirinya, serta meridhai untuk mereka sesuatu yang ia ridhai untuk dirinya sendiri.
Untuk menentangnya sambil memperdaya kaumnya agar tidak mengikuti Musa ‘alaihis salam.
Ia memandang untuk kepentingan pribadinya agar kekuasaannya tetap langgeng meskipun ia tahu bahwa kebenaran bersama Nabi Musa ‘alaihis salam, namun ia mengingkarinya meskipun mengakui kebenarannya.
Ia (Fir’aun) memutarbalikkan fakta. Kalau sekiranya ia menyuruh mereka mengikuti kekafiran dan kesesatannya saja, maka keburukannya lebih ringan, tetapi ia menyuruh mereka mengikutinya dan mengatakan bahwa dengan mengikutinya, maka mereka berada di atas kebenaran.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Mu’min Ayat 29
Wahai kaumku! pada hari ini kerajaan ada pada genggaman-Mu yang dengan kerajaan itu kamu berkuasa di bumi, tetapi bagaimana kalau yang disampaikan oleh musa itu benar, maka siapa yang akan menolong kita dari azab Allah jika azab itu menimpa kita'' mendengar ucapan seorang mukmin itu, fir'aun berusaha meyakinkan kaumnya dengan berkata, 'aku hanya mengemukakan kepadamu, apa yang menurutku aku pandang baik; dan aku berdasarkan pandanganku itu hanya semata-mata ingin menunjukkan kepadamu jalan yang benar dan lurus. '30. Dan orang yang beriman dari pengikut fir'aun itu berkata, 'wahai kaumku! sesungguhnya aku khawatir jika kamu membinasakan musa, kamu akan ditimpa bencana seperti hari kehancuran golongan yang ber-sekutu yang memusuhi para nabi dan rasul.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian bermacam penafsiran dari para ulama terkait isi dan arti surat Al-Mu’min ayat 29 (arab-latin dan artinya), semoga memberi kebaikan bagi kita semua. Bantulah perjuangan kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.