Surat Shad Ayat 72
فَإِذَا سَوَّيْتُهُۥ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِى فَقَعُوا۟ لَهُۥ سَٰجِدِينَ
Arab-Latin: Fa iżā sawwaituhụ wa nafakhtu fīhi mir rụḥī faqa'ụ lahụ sājidīn
Artinya: Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya".
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Berharga Tentang Surat Shad Ayat 72
Paragraf di atas merupakan Surat Shad Ayat 72 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan tafsir berharga dari ayat ini. Terdokumentasi kumpulan penafsiran dari banyak ulama tafsir berkaitan makna surat Shad ayat 72, di antaranya sebagaimana berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
71-72 Katakanlah kepada mereka (wahai rasul), saat tuhanmu berfirman kepada malaikat “sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah basah. Kemudian apabila Aku telah menyempurnakan jasad dan bentuk penciptaanNya dan meniupkan arwah kepadanya, sehingga dia hidup maka sujudlah kepadanya,” sebagai penghormatan dan penghargaan, bukan sujud pengagungan dan ibadah, karena ibadah hanya untuk Allah semata. Dan Allah telah mengharamkan sujud demi menghormati dalam syariat islam.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
72. Bila Aku telah menyempurnakan penciptaannya dan membaguskan bentuknya, Aku meniupkan padanya dari ruh-Ku, maka sujudlah kalian kepadanya.”
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
72. فَإِذَا سَوَّيْتُهُۥ (Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya)
Yakni ketika Allah menciptakannya dengan bentuk manusia dan anggota badannya mulai sempurna.
وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِى (dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku)
Yakni dari ruh yang Aku miliki dan bukan milik selain-Ku. Kemudian Aku menjadikannya hidup yang sebelumnya hanya berupa sesuatu yang mati.
فَقَعُوا۟ لَهُۥ سٰجِدِينَ (maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya”)
Ini merupakan perintah untuk bersujud sebagai penghormatan dan bukan sebagai ibadah.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
72. ketika Aku (Allah) telah menciptakannya dan menyempurnakannya, para malaikat bersujud kepada Adam dengan penuh penghormatan dan kemuliaan, dan wajib bersujud
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Apabila Aku telah menyempurnakannya} menyempurnakan penciptaannya dan menyeimbangkan bentuknya {dan meniupkan ruh (ciptaan)Ku ke dalamnya, maka tunduklah kepadanya dalam keadaan bersujud
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
71-72. Kemudian Allah menjelaskan perbantahan para malaikat tersebut seraya berfirman, “Ketika Rabbmu berfirman kepada malaikat” sebagai informasi, “SEsungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah.” Maksudnya, materinya dari tanah liat, “Maka apabila telah Kusempurnakan,” maksudnya, menyempurnakan jasadnya dan telah terbentuk, “dan Kutiupkan kepadanya ruhKu, maka hendaklah kamu tersungkur dengan sujud kepadanya.”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 71-85
Kisah yang telah disebutkan Allah dalam surah Al-Baqarah, permulaan surah Al-A'raf, surah Al-Hijr, surah Al-Isra’, surah Al-Kahfi dan di sini, yaitu bahwa Allah SWT sebelum menciptakan nabi Adam, Dia memberitahukan kepada para malaikat bahwa Dia akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat dari lumpur hitam yang dibentuk. Dan Allah memerintahkan kepada mereka bahwa ketika nabi Adam telah diciptakan dan disempurnakan bentuknya, maka hendaknya mereka bersujud kepadanya sebagai penghormatan, dan pemuliaan untuknya, dan pelaksanaan perintah Allah SWT. Semua malaikat mengerjakan hal itu kecuali iblis yang bukan termasuk jenis malaikat, namun dari golongan jin. Kemudian watak dan kejadiannya membuat dirinya sombong, maka dia menolak bersujud kepada nabi Adam dan mendebat Tuhannya tentang hal ini. Iblis menduga bahwa dirinya lebih baik daripada nabi Adam karena dia diciptakan dari api, sedangkan nabi Adam diciptakan dari tanah liat, dan api lebih baik daripada tanah menurut sangkaannya. Dengan demikian, berarti iblis bersikap salah dan menentang perintah Allah SWT serta ingkar dalam hal itu. Maka Allah SWT menjauhkan dan mengusirnya dari rahmatNya dan dari hadapanNya, yang Maha Suci, serta menamainya iblis karena dia dijauhkan dari rahmatNya, dan Allah menurunkannya dari langit dalam keadaan tercela dan terhina ke bumi. Maka dia meminta kepada Allah agar diberi masa tangguh sampai hari kebankitan, dan Allah yang Maha Penyantun mengabulkan permintaannya, yang tidak menyegerakan azab terhadap orang yang durhaka kepadaNya. Setelah iblis merasa aman dari kebinasaan sampai hari kiamat, maka dia berlaku membangkang dan melampaui batas
Dan dia berkata (Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya (82) kecuali hamba-hambaMu yang ikhlas di antara mereka (83)) Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebagian kecil) (Surah Al-Isra: 62) Mereka adalah orang-orang yang dikecualikan dalam ayat lain, yaitu melalui firmanNya: (Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhanmu sebagai Penjaga (65))) (Surah Al-Isra’)
Firman Allah SWT: (Allah berfirman, "Maka yang benar (adalah sumpahKu) dan hanya kebenaran itulah yang Kukatakan” (84) Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahanam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka semua (85)) Demikianlah yang dibaca mayoritas ulama, di antaranya adalah Mujahid, dengan merafa' kata “al-haqqu” yang pertama. Dan Mujahid menafsirkan bahwa makna yang dimaksud adalah,”Akulah Yang Maha Benar dan hanya kebenaran yang Aku firmankan” Dalam riwayat lain darinya, makna yang dimaksud adalah “Kebenaran itu datangnya dariKu dan hanya Aku hanya kebenaran yang Aku firmankan” Ulama lain menashabnya.
As-Suddi berkata bahwa ini adalah sumpah yang difirmankan Allah SWT.
Saya berkata, ayat ini sebagaimana firmanNya: (tetapi telah tetaplah perkataan (ketetapan) dari-Ku, "Sesungguhnya akan Aku penuhi neraka Jahanam itu dengan jin dan manusia bersama-sama”) (Surah As-Sajdah: 13) dan (Tuhan berfirman, "Pergilah, barang siapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka Jahanam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup” (63)) (Surah Al-Isra’)
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Shad ayat 72: (Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya) telah sempurna kejadiannya (dan Kutiupkan) Kualirkan (kepadanya roh ciptaan-Ku) sehingga ia menjadi hidup. Dimudhafkannya lafal ruh kepada Allah dimaksud untuk memuliakan Nabi Adam. Roh adalah tubuh yang lembut dan tidak kelihatan oleh mata, yang membuat manusia dapat hidup karena memasuki tubuhnya (maka hendaklah kalian bersungkur dengan sujud kepadanya") sujud penghormatan dengan cara membungkukkan badan.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Sehingga menjadi hidup. Disandarkan ruh kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala adalah sebagai pemuliaan kepada Adam alaihis salam, sebagaimana disandarkannya kata bait (rumah) kepada Allah sehingga menjadi Baitullah (rumah Allah), yang menunjukkan keistimewaan rumah tersebut.
Yakni sujud penghormatan, bukan sujud ibadah.
Maka para malaikat mempersiapkan diri mereka untuk itu karena mengikuti perintah Tuhan mereka dan sebagai penghormatan kepada Adam ‘alaihis salam. Ketika penciptaannya telah selesai baik badan maupun ruhnya dan Allah hendak menguji kepandaian Adam dan malaikat dalam hal ilmu, maka tampak jelaslah kepandaian Adam daripada malaikat, dan Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan para malaikat untuk sujud.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Shad Ayat 72
71-72. Usai menafikan pengetahuan rasulullah menyangkut al-mala'ul-a'la kecuali apa yang sudah diwahyukan oleh Allah, pada ayat berikut Allah lalu menguraikan sekelumit tentang al-mala'ul-a'la dan penciptaan nabi adam. Ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada malaikat, 'sesungguhnya aku akan menciptakan manusia adam sebagai khalifah di bumi. Aku menciptakannya dari tanah bercampur air. Kemudian, apabila telah aku sempurnakan kejadian fisik-Nya dengan anggota tubuh dan bentuk yang sempurna dan aku tiupkan roh ciptaan-ku kepadanya, maka tunduklah kamu semua dengan bersujud penuh hormat kepadanya, bukan sujud penghambaan dan pengagungan. 73-74. Sempurnalah kejadian adam, lalu dengan serta-merta para malaikat itu bersujud semuanya sebagai bentuk penghormatan kepadanya dan bukti ketaatan kepada perintah Allah. Mereka semua bersujud, kecuali iblis; ia enggan bersujud di hadapan adam karena menyombongkan diri dan enggan menaati kepada Allah, dan ia termasuk golongan yang kafir.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah variasi penjabaran dari kalangan ulama tafsir mengenai isi dan arti surat Shad ayat 72 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa faidah bagi kita bersama. Dukung perjuangan kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.