Surat Al-Baqarah Ayat 99
وَلَقَدْ أَنزَلْنَآ إِلَيْكَ ءَايَٰتٍۭ بَيِّنَٰتٍ ۖ وَمَا يَكْفُرُ بِهَآ إِلَّا ٱلْفَٰسِقُونَ
Arab-Latin: Wa laqad anzalnā ilaika āyātim bayyināt, wa mā yakfuru bihā illal-fāsiqụn
Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas; dan tak ada yang ingkar kepadanya, melainkan orang-orang yang fasik.
« Al-Baqarah 98 ✵ Al-Baqarah 100 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Mendalam Terkait Dengan Surat Al-Baqarah Ayat 99
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Baqarah Ayat 99 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi hikmah mendalam dari ayat ini. Terdapat variasi penafsiran dari banyak ulama berkaitan isi surat Al-Baqarah ayat 99, antara lain seperti berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan sungguh kami telah menurunkan kepadamu -wahai Rasul- tanda-tanda, penjelasan kebenaran yang paling jelas, yang menunjukkan bahwa kamu adalah Rasul dari Allah secara benar dan hak, dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat itu kecuali orang-orang yang keluar dari agama Allah.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
99. Sungguh Kami telah menurunkan kepadamu -karena keagungan dan kekuasaan Kami- hai Rasulullah, bukti-bukti yang jelas dan terang yang menunjukkan kebenaran risalahmu; dan tidak ada orang yang mendustakannya melainkan orang yang menyelisihi perintah Allah.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
99. Dan sungguh Kami telah menurunkan kepadamu -wahai Nabi- tanda-tanda jelas yang menunjukkan kebenaranmu dalam hal kenabian dan wahyu yang engkau bawa. Tidak ada yang mengingkari tanda-tanda itu kecuali orang-orang yang keluar dari agama Allah.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
99. وَلَقَدْ أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ ۖ (sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas)
Yakni sesungguhnya ayat-ayat yang diturunkan kepadamu dalam perihal orang-orang Yahudi ini adalah tanda-tanda yang jelas atas kenabianmu.
وَمَا يَكْفُرُ بِهَا إِلَّا الْفَاسِقُونَ (dan tak ada yang ingkar kepadanya, melainkan orang-orang yang fasik)
Yakni karena begitu jelasnya ayat-ayat ini maka tidak ada yang kafir terhadapnya kecuali orang yang telah keluar dari perintah Allah dan mengikuti hawa nafsunya sebagaimana orang-orang Yahudi yang berdebat dengan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallambukan untuk mencari kebenaran untuk mereka ikuti.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
Wahai nabi, Kami telah menurunkan kepada kamu tanda dan bukti kenabianmu, karena tanda dan bukti itu sangat jelas dan terang, sehingga hanya orang-orang fasik-lah yang tidak mempercayaimu. Mereka telah keluar dari perintah Allah. Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Abdullah bin Suraya bertanya kepada Nabi SAW : Wahai Muhammad, Engkau datang kepada kami membawa agama yang belum kami ketahui, namun ayat yang Allah wahyukan kepadamu adalah ayat-ayat yang jelas dan menjelaskan. Maka turunlah ayat ini
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Sungguh Kami benar-benar telah menurunkan ayat-ayat yang jelas kepadamu} bukti-bukti yang jelas {dan tidaklah ada yang mengingkarinya selain orang-orang fasik
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
99. Allah berfirman kepada NabiNya, Muhammad Sholallohu 'alaihi wasallam, “Dan sungguh Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas, ” yang dapat diperoleh darinya petunjuk bagi orang yang mencari hidayah, dan menegakkan hujjah atas orang yang menentangnya, di mana ayat-ayat itu dalam penjelasan dan penunjukannya (dilalah) kepada kebenaran sangatlah jelas, hingga tidak mungkin ditolak kecuali oleh orang-orang yang menyimpang dari perintah Allah dan bermaksiat dari ketaatan kepadaNya, serta berlaku sombong dengan kesombongannya yang besar.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Imam Abu Ja'far bin Jarir berkata tentang firman Allah SWT: (Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas) maknanya yaitu: Kami telah menurunkan kepadamu, wahai Muhammad, tanda-tanda yang jelas yang menunjukkan kenabianmu. Tanda-tanda itu mencakup isi kitab Allah mengenai rahasia ilmu orang Yahudi dan berita tersembunyi mereka, baik berita pendahulu mereka yaitu Bani Israil. Berita tersebut berisi tentang kandungan dalam kitab-kitab mereka yang hanya diketahui oleh para pendata dan orang yang berilmu di antara mereka, dan apa yang telah diubah oleh mereka terkait hukum-hukum mereka yang ada dalam Taurat. Allah SWT menampakkan pengetahuan ini dalam kitab yang Dia turunkan kepada nabiNya, nabi Muhammad SAW, jika ada orang yang berakal dan jujur, maka dia akan dapat melihat tanda-tanda yang jelas dalam hal ini, dan tidak akan mengarahkannya kepada kehancuran berupa iri hati niat jahat. Karena fitrah setiap orang yang benar adalah membenarkan siapa pun yang datang dengan membawa sesuatu (yang benar), seperti apa yang telah dibawa oleh nabi Muhammad SAW berupa ayat-ayat yang jelas yang dijelaskan tanpa belajar dari manusia, dan tidak mengambil sesuatu (pendapat) pun dari anak cucu Adam.
Qatadah berkata: firman Allah (segolongan mereka melemparkannya) yaitu Segolongan dari mereka mengingkarinya.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa asal dari kata "nabdz" adalah membuang dan melempar. Oleh karena itu dikatakan “Anak pungut itu dibuang” dan dikatakan juga “An-nabidz” yaitu kurma dan kismis ketika dilemparkan ke dalam air.
Abu Al-Aswad Ad-Du'ali berkata:
Kamu melihat jenisnya, lalu membuangnya seperti membuang alas kaki yang terbuat dari beberapa jenis alas kakimu
Saya berkata: Lalu Allah mencela mereka karena keberpalingan mereka atas perjanjian yang telah diberikan Allah kepada mereka agar dipegang teguh dan dilaksanakan. Karena hal ini, mereka mendustakan Rasulullah SAW yang telah diutus kepada mereka dan kepada seluruh manusia, yang telah disebutkan dalam kitab-kitab mereka, terkait gambaran, sifat , serta berita-berita tentangnya. Mereka diperintahkan dalam kitab-kitab tersebut untuk mengikuti, mendukung, dan membantunya. Sebagaimana Allah SWT berfirman: ((Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil…..) (Surah Al-A’raf: 157) dan berfirman dalam ayat ini: (Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarkan apa (kitab) yang ada pada mereka, sebahagian dari orang-orang yang diberi kitab (Taurat) melemparkan kitab Allah ke belakang (punggung)nya, seolah-olah mereka tidak mengetahui (bahwa itu adalah kitab Allah) (101)) maknanya yaitu, mereka melemparkan kitab Allah yang ada pada mereka, yang mengandung kabar gembira tentang kedatangan nabi Muhammad SAW, mereka mengabaikannya, seakan-akan mereka tidak mengetahuinya. Sebaliknya, mereka lebih condong untuk mempelajari ilmu sihir dan mengikuti ajarannya. Itulah sebabnya mereka ingin melakukan tipu muslihat kepada Rasulullah SAW dan mereka berusaha menyihirnya.
Qatadah berkata mengenai firman Allah: (seolah-olah mereka tidak mengetahui) bahwa sesungguhnya mereka tahu, tetapi mereka membuang ilmu mereka, menyembunyikannya, dan mengingkarinya.
Firman Allah SWT: (Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman). Maknanya yaitu orang-orang Yahudi yang telah diberi kitab setelah mereka berpaling dari kitab Allah yang ada di tangan mereka, dan menentang dengan Rasulallah SAW, mereka mengikuti apa yang dibacakan oleh setan-setan, yaitu apa yang telah diceritakan, diberitakan, dan dibicarakan oleh para setan itu di kerajaan Sulaiman. Frasa itu (Mulki Sulaiman) dikecualikan dengan menggunakan huruf “’Ala” karena “Tatlu” mengandung makna berdusta
Abu Al-Aliyah berkata: huruf “’Ala” di sini mengandung makna “fi”, yaitu yang mereka baca di kerajaan Sulaiman, Dia menuqil hal ini dari Ibnu Juraij dan Ibnu Ishaq
Saya berkata bahwa pendapat yang mengatakan bahwa “Tatlu” memiliki makna yang mengandung dusta itu lebih baik. Hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Abu Al-‘Aliyah berkata: “Mereka tidak dianugerahi ilmu sihir, dia berkata, dua ilmu, yaitu keimanan dan kekufuran. Maka ilmu sihir adalah bagian dari kekufuran. Keduanya adalah sesuatu yang paling dilarang.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim.
Kemudian Ibnu Jarir membantah pendapat ini, bahwa “ma” di sini bermakna “alladzi” dan memperpanjang pembahasan tentang itu. Dia berpendapat bahwa Harut dan Marut adalah dua malaikat diturunkan oleh Allah ke bumi dan memberi izin kepada mereka untuk mengajarkan sihir, sebagai ujian bagi hamba-hambaNya. Hal ini setelah Allah menjelaskan kepada hamba-hambaNya bahwa sihir termasuk perbuatan yang dilarang melalui lisan para rasul. Ibnu Jarir menganggap bahwa bahwa Harut dan Marut patuh dalam hal mengajari hal tersebut karena mereka melaksanakan apa yang diperintahkan.
Ini adalah pendapat yang sangat aneh, dan pendapat yang lebih aneh lagi adalah pendapat yang menyatakan bahwa Harut dan Marut dari golongan jin, sebagaimana yang diungkapkan oleh oleh Ibnu Hazm.
Firman Allah SWT, (Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya ) maknanya yaitu, manusia mempelajari dari Harut dan Marut ilmu sihir yang digunakan untuk perbuatan tercela, agar mereka memisahkan suami istri berupa melakukan hubungan dengan salah satunya.
Ini merupakan perbuatan setan, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab Shahihnya dari hadits Al-A'masy yang diriwayatkan dari Abu Sufyan Thalhah bin Naafi' dari Jabir bin Abdullah, dari nabi Muhammad SAW, beliau bersabda: “Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air lalu mengirim bala tentaranya, (setan) yang kedudukannya paling rendah bagi Iblis adalah yang paling besar godaannya. Salah satu diantara mereka datang lalu berkata: 'Aku telah melakukan ini dan itu.' Iblis menjawab: 'Kau tidak melakukan apa pun.' Lalu yang lain datang dan berkata: 'Aku tidak meninggalkannya hingga aku memisahkannya dengan istrinya.' Beliau bersabda: "Iblis mendekatinya lalu berkata: 'Bagus kamu."
Penyebab terpisahnya suami dan istri oleh sihir adalah hal yang membuat seorang laki-laki atau perempuan terganggu dengan pasangannya, seperti buruknya penampilan, bentuk fisik, atau hal-hal lain yang serupa, atau ada konflik, kebencian, atau hal lain yang serupa yang menyebabkan perpisahan.
Kata “Al-ma’u” adalah ungkapan untuk laki-laki, dan bentuk muannatsnya untuk perempuan, dan keduanya diucapkan dengan bentuk masing-masing, tidak digabungkan. Dan Allah lebih mengetahui.
Terkait firman Allah SWT, (Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah) Sufyan Ats-Tsauri berkata, “Kecuali dengan ketentuan Allah.”
Diriwayatkan Al-Hasan, dia berkata, “Sihir ini tidak berdampak kecuali bagi mereka yang terlibat di dalamnya.”
Firman Allah SWT, (Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat) maknanya yaitu merugikan mereka dalam urusan agama mereka, dan hal itu tidak memberikan manfaat sebanding dengan kerugian yang ditimbulkan.
(sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat) yaitu sungguh orang-orang Yahudi yang menukar tindakan meninggalkan Rasulullah SAW dengan sihir itu telah mengetahui bahwa mereka tidak akan mendapatkan kebaikan di akhirat. Ibnu Abbas, Mujahid, dan As-Suddi berkata, “Dia tidak akan memiliki bagian di akhirat."
Diriwayatkan dari Qatadah, dia berkata: Dia tidak memiliki hujjah di akhirat di sisi Allah. Al-Hasan berkata: “Dia tidak memiliki agama”. Sa'id meriwayatkan dari Qatadah, (tiadalah baginya keuntungan di akhirat) maknanya adalah sesungguhnya Ahlul Kitab telah mengetahui tentang apa yang dijanjikan oleh Allah kepada mereka bahwa tukang sihir tidak memiliki penciptaan di akhirat.
Firman Allah SWT, (dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui (102) Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa, (niscaya mereka akan mendapat pahala), dan sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui (103)) Allah berfirman (Wa labi’sa) apa yang mereka tukarankan berupa sihir, sebagai pengganti keimanan dan mengikuti para rasul. Seandainya mereka memiliki pengetahuan tentang apa yang mereka lakukan. (Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa, (niscaya mereka akan mendapat pahala), dan sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik) maknanya yaitu, seandainya mereka beriman kepada Allah, Rasulullah, dan menjaauhi hal-hal yang dilaran maka sungguh pahala dari Allah akan lebih baik bagi mereka daripada apa yang mereka tukar bagi diri mereka sendiri dan mereka senang dengan itu. Sebagaimana Allah SWT berfirman, (Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar"(80)) (Surah Al-Qashash)
📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi
Makna kata :
{ءَايَٰتِۢ بَيِّنَٰتٖۖ } Aayatim bayyinaat : Yaitu ayat-ayat al-Qur’anul kariim yang jelas maknanya.
{ يَكۡفُرُ بِهَآ } Yakfuru bihaa : Mengingkarinya sebagai kitab Allah dan wahyuNya yang diturunkan kepada rasulNya Muhammad ﷺ
{ ٱلۡفَٰسِقُونَ } al-Faasiqun : Orang-orang yang menentang kewajiban yang seharusnya dilakukan seperti beriman kepada Allah dan tunduk kepadaNya secara lahir dan batin.
Makna ayat :
Masih saja ayat-ayat ini membicarakan tentang penetapan kenabian Rasulullah fdfa dan keumuman risalah yang dibawanya, serta bantahan terhadap orang-orang Yahudi dan menampakkan berbagai bentuk kefasikan, kekafiran dan kezhaliman mereka.
Pada ayat 99 Allah Ta’ala membantah pernyataan seorang Yahudi yang bernama Ibnu Shuriya yang menyatakan kepada Nabi ﷺ “Engkau tidak membawa apa-apa kepada kami.” Maka Allah berfirman (وَلَقَدۡ أَنزَلۡنَآ إِلَيۡكَ ءَايَٰتِۢ بَيِّنَٰتٖۖ وَمَا يَكۡفُرُ بِهَآ إِلَّا ٱلۡفَٰسِقُونَ ) “Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas, dan tidaklah ada yang mengingkarinya kecuali orang-orang fasik.” Orang fasik yang dimaksud adalah A’war bin Shuriya seorang Yahudi.
Pelajaran dari ayat :
• Kefasikan pada umumnya dapat menyeret kepada kekafiran. Seorang hamba jika berbuat kefasikan dan terus menerus melanggar perintah-perintah Allah dan rasulNya, akan menyebabkan dia mengingkari hal-hal yang Allah haramkan dan hal-hal yang Allah wajibkan, maka dengan hal itu dia menjadi kafir. Hanya kepada Allah kita berlindung.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Baqarah ayat 99: Ketahuilah wahai nabi Allah diturunkan kepadamu ayat – ayat yang jelas sebagai bukti dan tidaklah menolak ayat ini kecuali fasik dan perintah Rabb-Nya dan keluar dari ketaatan-Nya.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Di mana dengan ayat-ayat tersebut orang yang mencari petunjuk akan memperolehnya, dengan ayat-ayat tersebut hujjah tegak kepada orang-orang yang tetap kafir. Karena begitu jelas dan penuh dengan kebenaran sampai-sampai tidak ada yang menolaknya kecuali orang-orang yang fasik; keluar dari keta'atan kepada Allah Azza wa Jalla dan bersikap sombong.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Baqarah Ayat 99
Konteks ayat ini adalah bagian dari bantahan Allah terhadap orangorang yahudi. Namun demikian, siapa pun yang berperilaku seperti disebut dalam ayat ini, maka mereka disebut fasik. Dan demi tuhan, tidaklah wajar bila orang-orang yahudi itu atau siapa pun menolak kebenaran Al-Qur'an karena sungguh kami, dengan menugaskan jibril, telah menu runkan ayat-ayat yang jelas kandungannya serta bukti-bukti kebenarannya dan kebenaranmu sebagai rasul kepadamu, Muhammad. Dan tidaklah ada yang mengingkarinya, baik dari golongan manusia yang hidup pada masamu atau sesudahmu, selain orang-orang fasik. Bukti-bukti kebenaran Al-Qur'an sudah sangat jelas; tidak ada yang mengingkarinya selain mereka yang tertutup mata hatinya. Mereka itulah yang disebut sebagai orang-orang fasik. Ayat ini berisi kecaman dengan redaksi pertanyaan yang mengandung bukti-bukti yang dipaparkan oleh Allah. Dan mengapa setiap kali mereka mengikat janji dengan Allah, ter masuk janji untuk percaya jika nabi yang diutus-Nya datang, sekelompok mereka melanggarnya, menyepelekannya, dan mengingkarinya' sedikit sekali dari mereka yang menepati janji, sedang kan sebagian besar mereka tidak beriman. Sikap-sikap buruk sudah berkumpul sedemikian rupa dalam diri sebagian besar bani israil. Mereka adalah pendengki, keras kepala, licik, dan selalu mengingkari janji. Namun demi kian, masih ada sebagian kecil dari mereka yang beriman.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah variasi penjabaran dari para mufassirun berkaitan kandungan dan arti surat Al-Baqarah ayat 99 (arab-latin dan artinya), semoga menambah kebaikan bagi kita semua. Sokong dakwah kami dengan memberi tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.