Surat Shad Ayat 3
كَمْ أَهْلَكْنَا مِن قَبْلِهِم مِّن قَرْنٍ فَنَادَوا۟ وَّلَاتَ حِينَ مَنَاصٍ
Arab-Latin: Kam ahlaknā ming qablihim ming qarnin fa nādaw wa lāta ḥīna manāṣ
Artinya: Betapa banyaknya umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, lalu mereka meminta tolong padahal (waktu itu) bukanlah saat untuk lari melepaskan diri.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Penting Mengenai Surat Shad Ayat 3
Paragraf di atas merupakan Surat Shad Ayat 3 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan hikmah penting dari ayat ini. Terdokumentasi sekumpulan penjabaran dari beragam mufassir mengenai isi surat Shad ayat 3, sebagiannya sebagaimana di bawah ini:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
kami telah membinasakan banyak umat sebelum orang-oang musyrik tersebut, lalu mereka berteriak meminta pertolongan dan mengikrarkan diri bertaubat, padahal waktu tersebut bukanlah waktu yang diterimanya taubat, bukan pula waktu untuk selamat dan berlari dari apa yang menimpa mereka.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
3. Banyak umat yang mendustakan sebelum orang-orang musyrik itu telah Kami binasakan akibat kekafiran mereka terhadap Tuhan mereka dan pendustaan mereka terhadap para rasul-Nya.
Ketika azab menimpa mereka, mereka berteriak meminta tolong; akan tetapi telah waktu untuk meminta pertolongan telah berlalu, sehingga mereka tidak lagi memiliki tempat perlindungan.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
3. Berapa banyak umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, di mana mereka mendustakan para Rasul mereka. Saat azab turun menimpa mereka, mereka beristigasah minta pertolongan, padahal saat itu bukanlah saat keselamatan bagi mereka dari azab sehingga istigasah mereka itu bisa bermanfaat.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
3. فَنَادَوا۟ (lalu mereka meminta tolong)
Yakni seruan untuk mengharap pertolongan saat azab menimpa mereka.
وَّلَاتَ حِينَ مَنَاصٍ (padahal (waktu itu) bukanlah saat untuk lari melepaskan diri)
Yakni ketika itu tidak mungkin untuk melepaskan diri.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
3. Betapa banyak, atau Kami telah membinasakan orang-orang banyak sebelum kalian atau umat terdahulu. Lalu mereka meminta tolong, padahal waktu itu bukan lagi saatnya meminta pertolongan dan keselamatan. Inilah janji atas kekufuran dan kesombongan mereka atas Alquran. Laat tersusun atas huruf La nafi yang bermakna laisa (tidak/bukan) dan bersambung atas ta’, seperti pada kata rabbatu rajulin aslinya rabbun dan tsammata aslinya tsamma
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Betapa banyak generasi} umat {sebelum mereka yang telah Kami binasakan. Lalu mereka meminta tolong} lalu mereka meminta tolong ketika azab itu turun {padahal bukanlah saat untuk melepaskan diri} padahal waktu itu bukan waktu untuk melarikan diri dan melepaskan diri
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
3. Maka Allah mengancam mereka dengan kebinasaan seperti yang telah ditimpakan kepada umat-umat terdahulu yang mendustakan para rasul; dan mereka, pada saat kebinasaan datang melanda, mereka menyeru dan meminta keselamatan agar dilepaskan dari azab itu.
Akan tetapi “waktu itu bukanlah saat untuk lari melepaskan diri.” Maksudnya, dan waktu itu bukan waktu penyelamatan dari apa yang mereka terjerumus di dalamnya, dan bukan pula waktu pembebasan dari apa yang menimpa mereka. Maka hendaklah mereka berhati-hati kalau tetap pada sikap kesombongan dan permusuhan mereka, karena mereka akan ditimpa oleh apa yang telah menimpa orang-orang sebelumnya.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 1-3
Adapun penjelasan tntang huruf-huruf hijaiyyah ini telah disebutkan dalam permulaan surah Al-Baqarah dengan keterangan yang tidak perlu diulangi lagi di sini.
Firman Allah SWT: (demi Al-Qur'an yang mempunyai keagungan) yaitu Al-Qur'an yang mengandung peringatan bagi hamba-hambaNya dan manfaat bagi kehidupan mereka di dunia dan di hari kiamat. Adh-Dhahhak berkata tentang firmanNya, ("Dzidz-dzikr") sebagaimana firmanNya: (Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu) (Surah Al-Anbiya’: 10) yaitu peringatan bagi kalian. Demikian juga dikatakan Qatadah dan dipilih oleh Ibnu Jarir.
Ibnu Abbas, Sa'id bin Jubair, Ismail bin Abu Khalid, Abu Hushain, dan As-Suddi berkata tentang firmanNya, ("Dzidz-dzikr") bahwa maknanya adalah yang mempunyai kemuliaan yaitu memiliki kedudukan. Tidak ada pertentangan di antara kedua pendapat itu, karena memang sesungguhnya Al-Qur'an itu adalah kitab yang mulia yang di dalamnya terkandung peringatan, alasan, dan pelajaran.
Para ulama berbeda pendapat tentang jawab dari qasamnya, sebagian dari mereka berkata bahwa itu adalah firman Allah SWT: (Semua mereka itu tidak lain hanyalah mendustakan rasul-rasul, maka pastilah (bagi mereka) azabKu (14)) (Surah Shad)
Dikatakan bahwa jawab qasamnya adalah firman Allah SWT: (Sesungguhnya yang demikian itu pasti terjadi, (yaitu) pertengkaran penghuni neraka (64)) (Surah Shad) Kedua pendapat ini diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dan pendapat yang kedua ini jauh dari kebenaran, dan dianggap lemah oleh Ibnu jarir.
Qatadah berkata bahwa jawab qasamnya adalah: (Sebenarnya orang-orang kafir itu (berada) dalam kesombongan dan permusuhan yang sengit (2)) Pendapat ini dipilih Ibnu Jarir. Kemudian Ibnu Jarir meriwayatkan dari sebagian ahli bahasa yang berkata bahwa jawab qasamnya adalah (Shad) yang maknannya benar dan hak (demi Al-Qur'an yang mempunyai keagungan) Dikatakan juga bahwa jawabnya adalah apa yang terkandung di dalam konteks surah secara keseluruhan, hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Firman Allah SWT: (Sebenarnya orang-orang kafir itu (berada) dalam kesombongan dan permusuhan yang sengit (2)) yaitu sesungguhnya di dalam Al-Our'an ini benar-benar terdapat peringatan bagi orang yang mau menerima peringatan dan menjadi pelajaran bagi orang yang mau menjadikannya sebagai pelajaran, dan sesungguhnya yang tidak mau mengambil manfaat darinya hanyalah orang-orang kafir, karena sesungguhnya mereka selalu berada (di dalam kesombongan) yaitu sombong tidak mau menerimanya, (permusuhan yang sengit) yakni sangat menentang, mengingkari dan memusuhinya. Kemudian Allah SWT menakuti mereka dengan memberitahukan bahwa Dia telah membinasakan para umat berdusta sebelum mereka karena mereka menentang para rasul dan mendustakan kitab-kitab yang diturunkan dari langit. Maka Allah SWT berfirman: (Betapa banyaknya umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan) yaitu, umat-umat yang mendustakan (lalu mereka meminta tolong) yaitu pada saat azab datang menimpa mereka, mereka meminta tolong dan menyeru kepada Allah SWT, tetapi hal itu tidak bermanfaat sedikitpun bagi mereka, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Maka tatkala mereka merasakan azab Kami, tiba-tiba mereka lari tergesa-gesa darinya (12)) (Surah Al-Anbiya) yaitu melarikan diri (Janganlah kamu lari tergesa-gesa; kembalilah kamu kepada nikmat yang telah kamu rasakan dan kepada tempat-tempat kediamanmu (yang baik), supaya kamu ditanya (13)) (Surah Al-Anbiya’)
Diriwayatkan dari At-Tamimi, dia berkata,”Aku pernah bertanya kepada Ibnu Abbas tentang firmanNya: (lalu mereka meminta tolong, padahal (waktu itu) bukanlah saat untuk lari melepaskan diri) dia berkata yaitu bukan saatnya berseru, bukan pula melarikan diri.
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa maknanya adalah bukan saatnya meminta tolong.
Mujahid berkata tentang firmanNya: (Lalu mereka meminta tolong, padahal (waktu itu) bukanlah saat untuk lari melepaskan diri) yaitu bukan saatnya untuk melarikan diri, bukan pula taubat diperkenankan.
Kata “Laata” adalah “la” nafi, lalu ditambahkan huruf “ta’”, sebagaimana huruf “ta’” ditambahkan pada kata “Tsummata” dan pada “rubba” dan mereka menyebutnya “rubbata”. Huruf ini bukan dari asalnya, dan boleh dilakukan waqaf terhadapnya. Di antara mereka ada yang meriwayatkan dari Mushaf Al-Imam menurut apa yang disebutkan Ibnu Jarir, bahwa huruf “ta” itu menyatu dengan kata “hiina”, maka bentuknya “wa laa tahini manaashin” dan pendapat yang terkenal adalah yang pertama. Kemudian mayoritas ulama membaca nashab pada kata “hiina” yang dan bentuknya adalah “wa laisal hiinu hiina manaashin” (padahal saat itu bukanlah saat untuk melepaskan diri). Di antara mereka ada yang membolehkan menashabkannya dengan dikuatkan dengan syair:
“Engkau teringat akan cinta Laila, padahal bukan saatnya untuk bercinta dan uban telah menjadi pemutus hubungan”
Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (padahal (waktu itu) bukanlah saat untuk lari melepaskan diri) yaitu saat itu bukanlah saat untuk melarikan diri dan pergi dari azab
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Shad ayat 3: Di ayat ini Allah mengancam mereka dengan menyebutkan pembinasaan-Nya terhadap umat-umat tedahulu yang mendustakan para rasul, di mana ketika azab dan kebinasaan datang kepada mereka, mereka berteriak meminta tolong agar dihindarkan azab itu dari mereka, padahal ketika itu bukan lagi waktu untuk melarikan diri. Oleh karena itu, hendaknya mereka (orang-orang kafir) takut jika tetap sombong lagi memusuhi, bahwa mereka akan ditimpa azab seperti yang menimpa umat-umat sebelum mereka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Shad Ayat 3
Kami telah mengingatkan melalui nabi Muhammad betapa banyak umat sebelum mereka yang telah kami binasakan akibat kesombongan dan keingkaran terhadap utusan Allah, lalu mereka meminta tolong pada saat azab itu datang, padahal waktu itu bukanlah saat yang tepat untuk meminta pertolongan dan mereka tidak bisa lari melepaskan diri dari siksa itu (lihat pula: surah g'fir/40: 84). 4. Kami utus nabi Muhammad kepada penduduk mekah dan mereka yang ingkar merasa heran karena mereka kedatangan seorang rasul pemberi peringatan yang tidak lain berasal dari kalangan mereka sendiri; dan karena keingkaran yang begitu dalam kepada rasulullah, orang-orang kafir berkata, 'orang ini adalah penyihir yang banyak berdusta. ' mereka berkata demikian karena apa yang disampaikan oleh nabi tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian bermacam penafsiran dari kalangan mufassirun berkaitan isi dan arti surat Shad ayat 3 (arab-latin dan artinya), semoga menambah kebaikan bagi kita semua. Bantulah perjuangan kami dengan mencantumkan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.