Surat Shad Ayat 1

صٓ ۚ وَٱلْقُرْءَانِ ذِى ٱلذِّكْرِ

Arab-Latin: Shād, wal-qur`āni żiż-żikr

Artinya: Shaad, demi Al Quran yang mempunyai keagungan.

« As-Saffat 182Shad 2 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Mendalam Mengenai Surat Shad Ayat 1

Paragraf di atas merupakan Surat Shad Ayat 1 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka pelajaran mendalam dari ayat ini. Tersedia beraneka penjabaran dari kalangan mufassirun berkaitan kandungan surat Shad ayat 1, misalnya sebagaimana berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

1-2 (shad) pembicaraan tentang huruf-huruf yang terpisah-pisah (diawal surat seperi ini) telah hadir di awal surat al-baqarah.
Allah swt bersumpah dengan al-qur’an yang berisi tentang peringatan manusia dari apa-apa yang mereka lalaikan. tetapi orang-orang kafir itu justru menyombongkan diri di depan kebenaran dan menyimpang darinya.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

1-2. Shad. Pada huruf muqattha’ah seperti ini mengandung isyarat tentang mukjizat al-Qur’an dan tantangan bagi orang-orang yang menguasai bahasa arab dengan fasih untuk mendatangkan sesuatu yang semisal dengan al-Qur’an.

Pada ayat ini terdapat sumpah menggunakan al-Qur’an yang agung dan mulia, dan ia merupakan peringatan bagi orang yang lalai. Akan tetapi orang-orang kafir itu angkuh dan berpaling dari kebenaran, dan berada dalam permusuhan dengan Allah dan Rasul-Nya.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

1. Ṣād. Pembahasan tentang huruf hijaiah seperti ini telah disebutkan di awal surah Al-Baqarah. Allah bersumpah dengan Al-Qur`ān yang berisi peringatan kepada manusia tentang apa yang berguna bagi mereka di dunia dan Akhirat. Perkaranya tidak sebagaimana yang kaum musyrikin duga, bahwa Allah memiliki sekutu.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

1. صٓ ۚ (Shaad)
Ini merupakan pembukaan surat yang telah disebutkan penjelasannya tentang huruf-huruf muqattha’ah.

وَالْقُرْءَانِ ذِى الذِّكْرِ (demi Al Quran yang mempunyai keagungan)
Allah bersumpah demi al-Qur’an untuk menjelaskan kemuliaan dan ketinggian kedudukannya.
Sedangakan makna (الذكر) yakni al-Qur’an mengandung peringatan yang menjelaskan segala sesuatu. Dan pendapat lain mengatakan maknanya adalah al-Qur’an memiliki kemuliaan.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

Berikut petunjuk yang indah: Perhatikan bagaimana kata { ذِى } ditambahkan pada dzikir, dan dzikir tersebut adalah Al-Qur’an, dan kata ( ذِى ) hanya ditambahkan pada hal-hal tingkat tinggi yang dimaksudkan untuk disanjung. Tidakkah anda membaca firman Allah: { تَبَٰرَكَ ٱسْمُ رَبِّكَ ذِى ٱلْجَلَٰلِ وَٱلْإِكْرَامِ } "Maha Agung nama Tuhanmu Yang Mempunyai Kebesaran dan Karunia" [ Ar-Rahman : 78 ], dan firman Allah: { وَرَبُّكَ ٱلْغَفُورُ ذُو ٱلرَّحْمَةِ } "Dan Tuhanmulah yang Maha Pengampun, lagi mempunyai rahmat" [ Al-Kahfi : 58 ], Kami tidak mendapati bahwa Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Karena berbicara tentang Allah ta'ala.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

1. Shaad, salah satu huruf hijaiyah sebagai peringatan sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya. Allah bersumpah demi Alquran yang mengandung peringatan atau bermakna kemuliaan yang agung, karena mengandung penjelasan tentang segala sesuatu. Sumpah atas Alquran untuk menyebutkan keagungan kekuasaan-Nya


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Ṣād, demi Al-Qur’an yang mengandung peringatan} mengandung peringatan dan pelajaran bagi manusia


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

1. Ini adalah penjelasan dari Allah perihal al-Quran dan perihal orang-orang yang mendustakannya dan mendustakan orang yang datang membawanya, seraya berfirman, “Shad, demi al-quran yang mempunyai keagungan.” Yakni, yang mempunyai kedudukan yang agung dan kemuliaan, yang mengingatkan manusia akan segala apa yang mereka butuhkan, seperti pengetahuan tentang nama-nama Allah, sifat-sifatNya dan perbuatan-perbuatanNya, dan seperti pengetahuan tentang hukum-hukum syariatNya serta pengetahuan tentang hukum-hukum di akhirat kelak dan pembalasan. Jadi, al-Quran itu mengingatkan mereka tentang prinsip-prinsip dan cabang-cabang agama mereka. Dan di sini tidak diperlukan penyebutan apa yang disumpahkan, karena pada hakikatnya yang digunakan bersumpah dan yang disumpahkan adalah satu (sama), yaitu al-Quran yang disifati dengan sifat yang mulia ini.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 1-3
Adapun penjelasan tntang huruf-huruf hijaiyyah ini telah disebutkan dalam permulaan surah Al-Baqarah dengan keterangan yang tidak perlu diulangi lagi di sini.
Firman Allah SWT: (demi Al-Qur'an yang mempunyai keagungan) yaitu Al-Qur'an yang mengandung peringatan bagi hamba-hambaNya dan manfaat bagi kehidupan mereka di dunia dan di hari kiamat. Adh-Dhahhak berkata tentang firmanNya, ("Dzidz-dzikr") sebagaimana firmanNya: (Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu) (Surah Al-Anbiya’: 10) yaitu peringatan bagi kalian. Demikian juga dikatakan Qatadah dan dipilih oleh Ibnu Jarir.
Ibnu Abbas, Sa'id bin Jubair, Ismail bin Abu Khalid, Abu Hushain, dan As-Suddi berkata tentang firmanNya, ("Dzidz-dzikr") bahwa maknanya adalah yang mempunyai kemuliaan yaitu memiliki kedudukan. Tidak ada pertentangan di antara kedua pendapat itu, karena memang sesungguhnya Al-Qur'an itu adalah kitab yang mulia yang di dalamnya terkandung peringatan, alasan, dan pelajaran.
Para ulama berbeda pendapat tentang jawab dari qasamnya, sebagian dari mereka berkata bahwa itu adalah firman Allah SWT: (Semua mereka itu tidak lain hanyalah mendustakan rasul-rasul, maka pastilah (bagi mereka) azabKu (14)) (Surah Shad)
Dikatakan bahwa jawab qasamnya adalah firman Allah SWT: (Sesungguhnya yang demikian itu pasti terjadi, (yaitu) pertengkaran penghuni neraka (64)) (Surah Shad) Kedua pendapat ini diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dan pendapat yang kedua ini jauh dari kebenaran, dan dianggap lemah oleh Ibnu jarir.
Qatadah berkata bahwa jawab qasamnya adalah: (Sebenarnya orang-orang kafir itu (berada) dalam kesombongan dan permusuhan yang sengit (2)) Pendapat ini dipilih Ibnu Jarir. Kemudian Ibnu Jarir meriwayatkan dari sebagian ahli bahasa yang berkata bahwa jawab qasamnya adalah (Shad) yang maknannya benar dan hak (demi Al-Qur'an yang mempunyai keagungan) Dikatakan juga bahwa jawabnya adalah apa yang terkandung di dalam konteks surah secara keseluruhan, hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Firman Allah SWT: (Sebenarnya orang-orang kafir itu (berada) dalam kesombongan dan permusuhan yang sengit (2)) yaitu sesungguhnya di dalam Al-Our'an ini benar-benar terdapat peringatan bagi orang yang mau menerima peringatan dan menjadi pelajaran bagi orang yang mau menjadikannya sebagai pelajaran, dan sesungguhnya yang tidak mau mengambil manfaat darinya hanyalah orang-orang kafir, karena sesungguhnya mereka selalu berada (di dalam kesombongan) yaitu sombong tidak mau menerimanya, (permusuhan yang sengit) yakni sangat menentang, mengingkari dan memusuhinya. Kemudian Allah SWT menakuti mereka dengan memberitahukan bahwa Dia telah membinasakan para umat berdusta sebelum mereka karena mereka menentang para rasul dan mendustakan kitab-kitab yang diturunkan dari langit. Maka Allah SWT berfirman: (Betapa banyaknya umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan) yaitu, umat-umat yang mendustakan (lalu mereka meminta tolong) yaitu pada saat azab datang menimpa mereka, mereka meminta tolong dan menyeru kepada Allah SWT, tetapi hal itu tidak bermanfaat sedikitpun bagi mereka, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Maka tatkala mereka merasakan azab Kami, tiba-tiba mereka lari tergesa-gesa darinya (12)) (Surah Al-Anbiya) yaitu melarikan diri (Janganlah kamu lari tergesa-gesa; kembalilah kamu kepada nikmat yang telah kamu rasakan dan kepada tempat-tempat kediamanmu (yang baik), supaya kamu ditanya (13)) (Surah Al-Anbiya’)
Diriwayatkan dari At-Tamimi, dia berkata,”Aku pernah bertanya kepada Ibnu Abbas tentang firmanNya: (lalu mereka meminta tolong, padahal (waktu itu) bukanlah saat untuk lari melepaskan diri) dia berkata yaitu bukan saatnya berseru, bukan pula melarikan diri.
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa maknanya adalah bukan saatnya meminta tolong.
Mujahid berkata tentang firmanNya: (Lalu mereka meminta tolong, padahal (waktu itu) bukanlah saat untuk lari melepaskan diri) yaitu bukan saatnya untuk melarikan diri, bukan pula taubat diperkenankan.
Kata “Laata” adalah “la” nafi, lalu ditambahkan huruf “ta’”, sebagaimana huruf “ta’” ditambahkan pada kata “Tsummata” dan pada “rubba” dan mereka menyebutnya “rubbata”. Huruf ini bukan dari asalnya, dan boleh dilakukan waqaf terhadapnya. Di antara mereka ada yang meriwayatkan dari Mushaf Al-Imam menurut apa yang disebutkan Ibnu Jarir, bahwa huruf “ta” itu menyatu dengan kata “hiina”, maka bentuknya “wa laa tahini manaashin” dan pendapat yang terkenal adalah yang pertama. Kemudian mayoritas ulama membaca nashab pada kata “hiina” yang dan bentuknya adalah “wa laisal hiinu hiina manaashin” (padahal saat itu bukanlah saat untuk melepaskan diri). Di antara mereka ada yang membolehkan menashabkannya dengan dikuatkan dengan syair:
“Engkau teringat akan cinta Laila, padahal bukan saatnya untuk bercinta dan uban telah menjadi pemutus hubungan”
Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (padahal (waktu itu) bukanlah saat untuk lari melepaskan diri) yaitu saat itu bukanlah saat untuk melarikan diri dan pergi dari azab


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Shad ayat 1: Ayat ini menerangkan tentang keadaan Al Qur'an, keadaan orang-orang yang mendustakannya dan keadaan orang yang datang membawanya.

Yakni memiliki kedudukan yang agung, mulia dan mengingatkan segala yang dibutuhkan manusia, seperti pengetahuan tentang nama-nama Allah, sifat-Nya dan perbuatan-Nya. Demikian pula pengetahuan tentang hukum-hukum syar’i dan pengetahuan tentang hukum-hukum jaza’i (pembalasan) di akhirat. Ia mengingatkan kepada mereka ushul (dasar-dasar) agama mereka dan furu’(cabang-cabang)nya. Di ayat ini tidak perlu menyebutkan hal yang disumpahi, karena hakikatnya yakni yang dipakai bersumpah dan hal yang disumpahi sama, yaitu Al Qur’anul Karim yang disifati dengan sifat yang agung ini. Jika demikian keadaan Al Qur’an, maka dapat diketahui secara pasti bahwa manusia butuh sekali kepadanya, bahkan di atas semua kebutuhan. Oleh karena itu, mereka wajib mengimani dan membenarkannya serta mendatanginya. Maka Allah menunjuki orang yang Dia beri petunjuk kepada Al Qur’an ini, akan tetapi orang-orang kafir malah bersikap sombong dari beriman kepadanya dan memusuhi orang yang membawanya (Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam) serta berusaha membantahnya.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Shad Ayat 1

Pada ayat terakhir surah a'-''ff't Allah menjelaskan perjuangan rasulullah dan sahabat dalam menegakkan ajaran tauhid. Meski mendapat tantangan besar, tetapi dengan kesabaran dan kegigihan me-reka akhirnya memperoleh kemenangan. Tema itu dilanjutkan dengan pembicaraan pada awal surah ini yang menegaskan bahwa upaya orang kafir menghalangi tersebarnya ajaran tauhid pasti berakhir dengan kehancuran. 2. Sekalipun mengetahui kedudukan Al-Qur'an, tetapi orang-orang yang kafir tetap dalam kesombongan mereka dengan mengingkari wahyu dan menampakkan permusuhan terhadap rasulullah dan ajaran yang di-sampaikannya. Mereka berbuat demikian salah satunya karena mere-ka menialai ajaran nabi mengancam eksistensi agama nenek moyang mereka dan patung sesembahan mereka.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah beragam penafsiran dari beragam pakar tafsir terkait kandungan dan arti surat Shad ayat 1 (arab-latin dan artinya), moga-moga menambah kebaikan untuk ummat. Dukunglah dakwah kami dengan memberi tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Bacaan Paling Banyak Dibaca

Baca berbagai topik yang paling banyak dibaca, seperti surat/ayat: Yunus 40, Ali ‘Imran 31, Ali ‘Imran 14, Al-A’raf 26, Ad-Dhuha 3, Al-Bayyinah 5. Termasuk Al-Hujurat 6, Al-‘Ankabut 57, Luqman, Al-Isra 27, Yunus, Bersyukur.

  1. Yunus 40
  2. Ali ‘Imran 31
  3. Ali ‘Imran 14
  4. Al-A’raf 26
  5. Ad-Dhuha 3
  6. Al-Bayyinah 5
  7. Al-Hujurat 6
  8. Al-‘Ankabut 57
  9. Luqman
  10. Al-Isra 27
  11. Yunus
  12. Bersyukur

Pencarian: surat at torik, isi kandungan surat al fil, al ghafir ayat 44, ayat al qur'an tentang perintah menutup aurat, waduha wallaili idza saja

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.