Surat As-Saffat Ayat 159
سُبْحَٰنَ ٱللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ
Arab-Latin: Sub-ḥanallāhi 'ammā yaṣifụn
Artinya: Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan,
« As-Saffat 158 ✵ As-Saffat 160 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Mendalam Terkait Surat As-Saffat Ayat 159
Paragraf di atas merupakan Surat As-Saffat Ayat 159 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai pelajaran mendalam dari ayat ini. Tersedia berbagai penjelasan dari berbagai mufassirin berkaitan makna surat As-Saffat ayat 159, di antaranya seperti tercantum:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Maha suci Allah dari segala perkara yang tidak layak untukNya dari sifat-sifat yang disandangkan oleh orang-orang kafir kepadaNya.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
159-160. Maha Suci Allah dari segala yang tidak layak bagi-Nya, dari sifat yang disematkan bagi-Nya oleh orang-orang kafir.
Adapun orang-orang beriman, mereka akan menyucikan Allah dari sifat yang disematkan orang-orang zalim bagi-Nya, sebab orang-orang beriman itu mengetahui hak, kedudukan, dan keagungan Allah, sehingga mereka tidak menetapkan sifat bagi-Nya melainkan sifat yang Dia sematkan bagi diri-Nya sendiri dan yang disematkan oleh Rasulullah.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
159. Mahasuci Allah lagi Mahatinggi dari apa yang disifatkan oleh kaum musyrikin kepada-Nya, yang tidak layak dengan keagungan-Nya, berupa anak, sekutu dan lainnya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
159. Maha Suci Allah dari segala apapun yang mereka persifatkan kepada Allah bahwa Allah mempunyai putera, atau dari segala yang mereka dustakan.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Maha suci Allah} Maha suci dan Maha bersih Allah {dari apa yang mereka sifatkan
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
159-160. “Mahasuci Allah” Yang Maharaja lagi Mahaagung, Mahasempurna lagi Maha Penyantun dari apa-apa yang diungkapkan oleh kaum musyrikin berupa segala ungkapan yang menyebabkan kekafiran dan kemusyrikan mereka;
“kecuali hamba-hamba Allah yang diberi keikhlasan,” di mana Allah tidak mencurahkan diriNya dari apa yang mereka sifatkan bagiNya, karena mereka tidak menyifatiNya kecuali dengan apa-apa yang pantas dengan keagunganNya, maka dari itu mereka menjadi orang-orang yang dinugerahi keikhlasan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 149-160
Allah SWT berfirman seraya mengingkari orang-orang musyrik karena mereka telah menjadikan bagi Allah SWT anak-anak perempuan. Maha Suci Allah, sedangkan bagi mereka apa yang mereka sukai, yakni anak laki-laki. Yaitu, mereka menghendaki yang terbaik untuk diri mereka (Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah (58)) (Surah An-Nahl) yaitu dia tidak senang dengan itu, dan dia tidak memilih untuk dirinya kecuali hanya anak laki-laki. Allah SWT berfirman bahwa bagaimana bisa mereka menisbatkan kepada Allah SWT bagian yang tidak mereka pilih untuk diri mereka sendiri? Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Tanyakanlah kepada mereka) yaitu tanyakanlah kepada mereka dengan maksud mengingkari perbuatan mereka (Apakah untuk Tuhanmu anak-anak perempuan dan untuk mereka anak laki-laki) sebagaimana firmanNya: (Apakah patut untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan? (21) Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil (22)) (Surah An-Najm)
Firman Allah: (atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan dan mereka menyaksikan (nya)? (150)) yaitu bagaimana bisa mereka memutuskan bahwa para malaikat itu perempuan, padahal mereka tidak menyaksikan penciptaannya. sebagaimana firmanNya: (Dan mereka menganggap malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan malaikat-malaikat itu? Kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai pertanggungjawaban (19)) (Surah Az-Zukhruf) yaitu mereka ditanyai tentang hal itu pada hari kiamat.
Firman Allah: (Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka dengan kebohongannya) yaitu kebohongan mereka (benar-benar mengatakan (151) "Allah beranak”) yaitu anak itu disandarkan kepadaNya (Dan sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta) Allah SWT menyebutkan tiga pendapat mereka terhadap para malaikat karena kekafiran dan kedustaan mereka yang sangat besar. Pertama, mereka menjadikan para malaikat itu anak-anak perempuan Allah. Jadi mereka menjadikan anak bagi Allah dan para malaikat itu perempuan, Maha suci Allah dari hal itu. Kemudian mereka menyembah para malaikat itu selain Allah SWT. Maha suci Allah dari hal itu. Masing- masing dari semua itu cukup untuk menjerumuskan orang yang melakukannya abadi di dalam neraka Jahannam.
Kemudian Allah SWT berfirman seraya mengingkarinya perbuatan mereka: (Apakah Tuhan memilih (mengutamakan) anak-anak perempuan daripada anak laki-laki (153)) yaitu apakah yang mendorong Dia untuk memilih anak-anak perempuan, bukan anak laki-laki, sebagaimana firmanNya: (Maka apakah patut Tuhan memilihkan bagimu anak-anak laki-laki, sedangkan Dia sendiri mengambil anak-anak perempuan di antara para malaikat? Sesungguhnya kamu benar-benar mengucapkan kata-kata yang besar (dosanya) (40)) (Surah Al-Isra’) Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Apakah yang terjadi padamu? Bagaimanakah (caranya) kamu menetapkan? (154)) yaitu, kalian ini memang tidak mempunyai akal yang kalian gunakan untuk merenung sebelum mengatakan sesuatu (Maka apakah kamu tidak memikirkan? (155) Atau apakah kamu mempunyai bukti yang nyata? (156)) yaitu hujjah atas apa yang kalian katakan (Maka bawalah kitabmu jika kamu memang orang-orang yang benar (157)) yaitu datangkanlah bukti yang bersandar pada suatu kitab yang diturunkan dari langit dari Allah SWT yang menyebutkan bahwa Dia mengambil seperti apa yang kamu katakan itu. Sesungguhnya apa yang kamu katakan itu tidak dapat diterima oleh akal yang sehat, bahkan akal tidak memperbolehkannya secara keseluruhan.
Oleh karena itu Allah SWT berfirman (Dan sesungguhnya jin mengetahui) yaitu orang-orang yang menisbatkan hal tersebut kepada jin (bahwa mereka benar-benar akan diseret (ke neraka)) yaitu orang-orang yang mengatakan itu benar-benar akan diseret ke dalam azab di hari perhitungan karena kebohongan mereka dalam hal itu, dan hal yang dibuat-buat mereka dan ucapan mereka yang bathil tanpa pengetahuan.
Firman Allah: (Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan (159)) yaitu Maha Tinggi dan Maha Suci Allah dari mempunyai anak dan dari apa yang digambarkan oleh orang-orang zalim dan ingkar itu dengan ketinggian yang Maha besar.
Firman Allah SWT: (Kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa) (160)) Istisna’ munqati, dan itu berasal dari kalam yang mutsbat, kecuali dhamir yang terdapat di dalam firmanNya: (Dari apa yang mereka sifatkan) itu kembali kepada semua manusia. Kemudian Allah mengecualikan dari mereka orang-orang yang ikhlas dan mereka adalah orang-orang yang mengikuti kebenaran yang diturunkan kepada semua nabi yang diangkat menjadi rasul. Ibnu Jarir menganggap istitsna’ dari firman Allah SWT: (bahwa mereka benar-benar akan diseret (ke neraka)) dan (Kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa) (160)) Tetapi hal ini masih perlu diteliti
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat As-Saffat ayat 159: 158-159. Kemudian orang-orang musyrik menyandarkan kejahatan yang lain atas nama Allah; Dimana mereka menjadikan antara para jin dan Allah memiliki hubungan nasab, dan sungguh engkau telah mengetahui bahwasanya para jin dan orang-orang musyrik akan dihadirkan untuk dibalas (amalannya), dan akan diberdirikan di hadapan Allah untuk ditampakan semua amalan dan dihisab. Maha Tinggi Allah, dan Maha Suci atas apa yang telah mereka sifati yang bahwasanya Allah memiliki anak perempuan (yaitu para malaikat).
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Mereka menyifatkan bahwa Allah mempunyai anak, Mahasuci Allah dari penyifatan mereka itu.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat As-Saffat Ayat 159
158-160. Dan mereka juga menganggap bahwa Allah mengadakan hubungan nasab antara dia dan jin. Alangkah buruk anggapan tersebut, dan sungguh jin yang menyesatkan manusia telah mengetahui bahwa mereka pasti akan diseret ke neraka. Mahasuci dan mahamulia Allah dari apa yang mereka sifatkan. Dia suci dari segala sifat-sifat yang menyamai makhluk-Nya. Mereka yang menyematkan sifat-sifat tersebut kepada Allah akan diseret ke neraka. Demikianlah, kecuali hamba-hamba Allah yang dipilih; mereka disucikan dari dosa karena menyembah Allah de-ngan ikhlas dan tidak mempunyai pandangan salah tentang-Nya
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah beraneka penjelasan dari berbagai pakar tafsir terkait makna dan arti surat As-Saffat ayat 159 (arab-latin dan artinya), moga-moga berfaidah untuk kita semua. Bantulah perjuangan kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.