Surat Al-Baqarah Ayat 207
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَشْرِى نَفْسَهُ ٱبْتِغَآءَ مَرْضَاتِ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ رَءُوفٌۢ بِٱلْعِبَادِ
Arab-Latin: Wa minan-nāsi may yasyrī nafsahubtigā`a marḍātillāh, wallāhu ra`ụfum bil-'ibād
Artinya: Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.
« Al-Baqarah 206 ✵ Al-Baqarah 208 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Mendalam Berkaitan Surat Al-Baqarah Ayat 207
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Baqarah Ayat 207 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam kandungan mendalam dari ayat ini. Didapatkan beragam penjabaran dari kalangan mufassirin terhadap kandungan surat Al-Baqarah ayat 207, misalnya seperti berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan sebagian manusia ada orang yang rela menjual dirinya guna menggapai ridho Allah terhadap dirinya, dengan berjihad di jalannya dan komitmen dengan ketaatan kepada Nya. Dan Allah itu maha penyayang terhadap hamba-hamba Nya, dan meliputi hamba-hamba Nya yang beriman dengan rahmat yang amat luas di dunia dan akhirat mereka, lalu dia memberi balasan bagi mereka, dengan balasan terbaik.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
207. Dan sebagian orang beriman ‘menjual’ diri mereka demi mendapat keridhaan-Nya dengan berjihad di jalan Allah dan menjalankan perintah-Nya sampai ajal menjemputnya. Sungguh Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya yang beriman.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
207. Di antara manusia ada orang mukmin yang menjual dirinya dan mengorbankannya untuk menjalankan ketaatan kepada Rabbnya, berjuang di jalan-Nya dan mencari rida-Nya. Dan Allah itu Mahaluas kasih sayang-Nya kepada hamba-hamba-Nya dan Maha Penyayang kepada mereka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
207. يَشْرِى (orang yang menukar)
Yakni orang yang menjual dirinya dalam amalan yang mengundang keridhaan Allah seperti, berjihad, memerintahkan orang lain untuk berbuat baik, dan melarang mereka berbuat kemungkaran.
Dari Shuhaib dia berkata: ketika aku akan berhijrah dari Makkah menuju Rasulullah orang-orang Quraisy berkata kepadaku: Wahai Shuhaib, kamu datang ke kota kami tanpa harta apapun, kemudian akan meninggalkan kota ini dengan harta? Demi Allah itu tidak akan terjadi !. maka aku berkata kepada mereka: bagaimana pendapat kalian jika aku menyerahkan hartaku apakah kalian akan membiarkanku pergi? Mereka menjawab: Iya. (Shuhaib berkata) maka aku menyerahkan hartaku kepada mereka, mereka pun membiarkanku pergi, aku pun keluar dari Makkah hingga akhirnya aku sampai ke Madinah. Lalu cerita ini sampai kepada Rasulullah kemudian berkata: “telah untung perniagaan Shuhaib ! telah untung perniagaan Shuhaib !”.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
207. Dan sebagian manusia menjual jiwanya untuk mendapatkan ridha Allah, seperti berjihad. Dan Allah itu Dzat yang memiliki rahmat yang sangat luas bagi hamba-hambaNya. Ayat ini turun karena Shuhaib bin Sinan Ar-Rumi yang meninggalkan hartanya di Mekah supaya dia bisa hijrah menuju Madinah, lalu hal itu sampai di telinga nabi SAW dan bersabda: “Abu Yahya Suhaib telah beruntung, Suhaib telah beruntung.” Lalu turunlah ayat ini
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Di antara manusia ada orang yang menjual} menjual {dirinya untuk mencari ridha Allah. Allah Maha Penyantun kepada para hamba
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
207. Mereka ini adalah orang-orang yang diberi Taufik (oleh Allah) yang telah menukar diri mereka dan menjualnya serta mempersembahkannya demi mendapatkan keridhaan Allah dan mengharapkan pahalaNya. Mereka mengerahkan segala yang berharga demi Yang Maha memiliki lagi maha menepati janji, yang maha penyantun kepada hamba-hambaNya, di mana diantara kelembutan dan kasih sayangNya adalah Dia membimbing mereka kepada hal tersebut, dan Dia berjanji untuk menepati hal tersebut Seraya berfirman :
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka" QS at-taubah ayat 111
Dalam ayat ini Allah memberitahu bahwa mereka telah menjual diri mereka dan mempersembahkannya, dan Allah juga memberitahu tentang kasih sayangNya yang pasti akan membuat mereka memperoleh apa yang mereka inginkan dan apa yang mereka sukai, maka janganlah di tanyakan lagi tentang apapun yang mereka peroleh dari kemuliaan dan apa yang mereka dapatkan dari kemenangan dan kehormatan.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 204-207
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa ayat ini turun tentang kelompok orang munafik yang berbicara tentang Khubaib dan para sahabatnya yang tewas di Ar-Raji' dan mencela mereka. Lalu Allah menurunkan celaanNya terhadap orang-orang munafik dan pujianNya terhadap Khubaib dan para sahabatnya: (Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah)
Dikatakan: bahkan hal itu mencakup semua orang munafik dan semua orang mukmin. Ini adalah pendapat Qatadah, Mujahid, Ar-Rabi' bin Anas, dan lainnya, dan ini adalah pendapat yang shahih.
Adapun firmanNya: (dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya) Ibnu Muhaishin membacanya “Wa yasyhadullahu” dengan di¬fathah huruf “ya’”nya dan dan didhammah kata Jalalahnya (Allah).
((atas kebenaran) isi hatinya) yaitu meskipun yang indah tampak bagi kalian, tetapi Allah mengetahui apa yang buruk di dalam hatinya; sebagaimana firmanNya (Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta (1)) (Surah Al-Munafiqun) Dalam bacaan mayoritas dengan didhammah huruf “ya’”nya dan dinashab kata jalalahnya (Wa yusyhidullaha ‘ala maa fi qalbihi) maknanya adalah bahwa dia menunjukkan kepada orang-orang Islam, tetapi Allah menampakkan apa yang ada dalam hatinya berupa kekufuran dan kemunafikan, sebagaimana firmanNya: (mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah) (Surah An-Nisa: 108) Ini adalah makna yang diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dari Muhammad bin Abu Muhammad, dari ‘Ikrimah, atau Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Abbas.
Dikatakan,”Maknanya adalah bahwa ketika Islam tampak jelas bagi orang-orang, dia bersumpah dan Allah bersaksi bahwa yang ada di dalam hatinya sesuai dengan lisannya. Ini adalah makna yang benar. Hal ini disebutkan oleh Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, dan dipilih oleh Ibnu Jarir, dan dia mengaitkannya kepada Ibnu Abbas, dan diriwayatkan oleh Mujahid. Hanya Allah lebih lebih mengetahui.
Firman Allah: (padahal ia adalah penantang yang paling keras) "Al-Alad" dalam bahasa adalah menyimpang (dan agar kamu memberi peringatan dengannya kepada kaum yang membangkang) (Surah Maryam: 97) yaitu menyimpang. Demikianlah orang munafik dalam keadaan pertentangannya, dia berbohong dan menyesatkan dari kebenaran, dan tidak berjalan dengan lurus bersamanya, bahkan dia mengada-ada dan berbuat durhaka, sebagaimana yang terdapat dalam hadits shahih dari Rasulullah SAW bahwa dia bersabda: "Tanda-tanda seorang munafik adalah tiga: ketika dia berbicara, dia berbohong, ketika dia berjanji, dia melanggar, dan ketika dia berselisih, dia durhaka". Diriwayatkan dari Aisyah, dia meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Orang yang paling dimurkai oleh Allah adalah orang-orang yang paling berlebihan dalam berdebat”
FirmanNya: (Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan (205)) yaitu merupakan ucapan orang paling menyimpang dan perbuatan paling buruk. Ucapannya seperti itu, lalu perbuatannya seperti ini. Perkataannya dusta, keyakinannya merusak, dan perbuatannya adalah keburukan. Yang dimaksud dengan “As-Sa’yu” di sini adalah tujuan. Sebagaimana Allah SWT berfirman untuk memberitahukan tentang Fir'aun (Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa) (22) Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya (23) (Seraya) berkata: "Akulah tuhanmu yang paling tinggi" (24) Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia (25) Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya) (26)) (Surah An-Nazi’at) dan (Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah) (Surah Al-Jumu'ah: 9) yaitu berusahalah dengan niat sungguh-sungguh dengan itu untuk melaksanakan shalat jumat, karena sesungguhnya usaha (tergesa-gesa) secara fisik untuk menunaikan shalat adalah sesuatu yang dilarang dalam sunnah,"Jika kalian hendak shalat, maka janganlah kalian datang sambil berlari, namun datanglah dengan tenang dan damai". Orang munafik ini hanya memiliki usaha kecuali untuk melakukan kerusakan di bumi dan menghancurkan (hasil pertanian) yaitu tempat bertumbuhnya tanaman dan buah-buahan dan (keturunan) yaitu hasil produk hewan, dimana manusia tidak bisa bertahan kecuali dengan dua hal itu.
Mujahid berkata: Jika dia berusaha melakukan kerusakan di bumi, Allah akan menahan hujan, sehingga menghancurkan hasil pertanian dan keturunan.
(dan Allah tidak menyukai kebinasaan) yaitu Allah tidak menyukai sifat buruk ini dan tidak menyukai orang yang mendasari perilakunya dengan sifat tersebut
Firman Allah: (Dan apabila dikatakan kepadanya: "Bertakwalah kepada Allah", bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa) yaitu ketika orang yang durhaka ini diberi nasihat mengenai perkataan dan perbuatannya, dan dikatakan kepadanya ,“Bertakwalah kepada Allah, perbaikilah ucapan da perbuatanmu, serta kembalilah ke jalan yang benar” maka dia menolak dan enggan melakukannya. Kemudian, kesombongannya dan kemarahan yang dia miliki akan menjadikannya terjerumus dalam dosa. Yaitu karena dosa-dosa yang telah meliputi dirinya. Berikut adalah ayat yang serupa dengan ayat ini (Dan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Kami yang terang, niscaya kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang kafir itu. Hampir-hampir mereka menyerang orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami di hadapan mereka. Katakanlah: "Apakah akan aku kabarkan kepadamu yang lebih buruk daripada itu, yaitu neraka?" Allah telah mengancamkannya kepada orang-orang yang kafir. Dan neraka itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali (72)) (Surah Al-Hajj) oleh karena itu Allah berfirman dalam ayat ini (Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya) itu adalah hukuman yang cukup karena melakukan semua itu.
Firman Allah (Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah) Setelah Allah menjelaskan sifat-sifat buruk orang munafik, Dia menyebutkan sifat-sifat mulia orang mukmin. Allah berfirman: (Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah) Ibnu Abbas, Anas, Sa'id bin Al-Musayyib, Abu Utsman An-Nahdi, ‘Ikrimah, dan sejumlah ulama berpendapat bahwa ayat ini diturunkan mengenai Shuhaib bin Sinan Ar-Rumi. Ketika dia memeluk Islam di Makkah dan ingin berhijrah. Orang-orang melarangnya untuk berhijrah dengan meninggalkan hartanya. Meskipun dia menyukai hartanya, dia akhirnya bersedia meninggalkan hartanya dan berhijrah. Dia melepaskan hartanya itu dan memberinya kepada mereka. Lalu Allah menurunkan ayat ini mengenai dirinya. Kemudian Umar bin Khattab dan sejumlah sahabat lainnya mendekatinya dan berkata, "Kamu telah beruntung dalam melakukan perdagangan" Shuhaib menjawab, "Bagaimana dengan kalian? Apakah kalian mengalami kerugian dalam perdagangan kalian? Lalu Umar memberitahunya bahwa Allah menurunkan ayat ini mengenai dirinya
Mayoritas ulama berpendapat bahwa ayat ini berkaitan dengan setiap orang yang jihad di jalan Allah, sebagaimana Allah SWT berfirman (Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar (111)) (Surah At-Taubah)
Ketika Hisyam bin Amir datang di antara dua barisan, beberapa orang menentangnya. Kemudian, Umar bin Khattab, Abu Hurairah, dan yang lainnya mencegah mereka. Lalu membacakan ayat ini: (Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hambaNya. (207))
📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi
Makna kata:
{ يَشۡرِي نَفۡسَهُ } Yasyri nafsahu : Menjual dirinya kepada Allah Ta’ala dengan amalan jihad fisabilillah berkorban jiwa dan hartanya.
Makna ayat:
Selanjutnya Allah Ta’ala mengabarkan bahwa orang mukmin yang jujur dengan keimanannya dengan firman Nya,”Di antara manusia ada seorang mukmin yang jujur imannya, ia menjual diri dan hartanya kepada Allah Ta’ala, mencari keridhaan Nya dan kehidupan di sisi Nya di surga negeri keselamatan. Allah Ta’ala berfirman,”Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba Nya.”
Diceritakan bahwa orang munafik yang dimaksud dalam pembicaraan ayat tiga ayat di atas adalah Al-Akhnas bin Syuraiq, dan orang mukmin yang dibicarakan dalam ayat adalah Shuhaib bin Sinan Ar-Rumiy Abu Yahya. Ceritanya ketika orang-orang musyrik mengetahui bahwa Shuhaib akan berhijrah ke Madinah untuk menyusul Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya, mereka mengatakan,”Jangan kamu pergi dengan membawa diri serta hartamu kepada Muhammad, kami tidak akan mengizinkan kamu berhijrah kecuali kamu memberikan kami seluruh hartamu.” Maka Shuhaib memberikan seluruh hartanya dan berhijrah. Tatkala ia sampai di Madinah dan Rasulullah ﷺ melihatnya beliau berkata,”Keuntungan yang besar dari perniagaanmu wahai Abu Yahya, keuntungan yang besar.”
Ayat ini walaupun turun mengenai Al-Akhnas dan Shuhaib, namun hikmahnya bisa diambil dari keumuman lafadznya, bukan karena sebab turunnya. Al-Akhnas menjadi contoh buruk bagi siapa saja yang memiliki sifat sama seperti dirinya, dan Shuhaib menjadi contoh baik dan sempurna bagi siapa saja yang memiliki sifat seperti dirinya.
Pelajaran dari ayat:
• Anjuran untuk berjihad dengan jiwa dan harta, serta bolehnya seorang muslim memberikan seluruh hartanya di jalan Allah. Hal itu tidak terhitung sebagai berlebih-lebihan atau tabdzir. Karena yang dimaksud berlebih-lebihan apabila dihabiskan untuk perubatan dosa dan maksiat.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Baqarah ayat 207: Allah menjelaskan bahwasannya disana ada satu golongan dari manusia yang menjual diri – diri mereka untuk mencari ridho Allah dengan jihad dijalan Allah.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Hakim meriwayatkan dari Ikrimah, ia berkata: Ketika Shuhaib keluar berhijrah, maka penduduk Mekah mengejarnya, ia pun mengeluarkan wadah panahnya dan mengambil empat puluh anak panahnya sambil berkata, "Kamu tidak dapat sampai kepadaku sebelum saya timpakan anak panah kepada masing-masing kamu, setelah itu saya akan menggunakan pedang sehingga kamu pun tahu bahwa saya adalah seorang laki-laki, dan sesungguhnya saya telah meninggalkan di Mekah dua orang budak wanita, dan keduanya boleh kamu ambil." Hakim juga meriwayatkan dari Anas yang sama seperti itu, ketika itu turun ayat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, "Wa minan naasi may yasyriy nafsahub tighaa'a mardhaatillah…dst." ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melihat Shuhaib, Beliau bersabda, "Wahai Abu Yahya! Beruntunglah jual beli(mu)." Beliau pun membacakan ayat tersebut. (Hadits ini shahih sesuai syarat Muslim, namun ia tidak mengeluarkan dalam shahihnya).
Dengan berjihad di jalan Allah dan ta'at kepada-Nya.
Ada yang berpendapat bahwa ayat ini turun berkenaaan dengan Shuhaib yang disakiti oleh kaum musyrikin, kemudian dia berhijrah ke Madinah dan meninggalkan hartanya untuk mereka di Makkah.
Oleh karena itu, Allah Subhaanahu wa Ta'aala tidak akan menyia-nyiakannya, bahkan akan memberikan balasan yang paling baik.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Baqarah Ayat 207
Ayat berikut diturunkan berkenaan dengan suwaihib bin sina'n arraimi yang akan mengikuti nabi Muhammad hijrah ke madinah, akan tetapi orang-orang kafir mekah melarang ia membawa kekayaannya. Shuwahaib dengan ikhlas menyerahkan semua kekayaannya asal ia diperbolehkan hijrah ke madinah, lalu turunlah ayat ini. Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya, yakni mengorbankan kekayaannya, untuk mencari keridaan Allah. Nabi Muhammad bersabda, sungguh beruntung perdagangan shuwahaib. Dan Allah maha penyantun kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan amal saleh untuk memperoleh rida-Nya. Mayoritas ulama mengatakan bahwa ayat ini berlaku bagi siapa pun yang berjuang di jalan Allah. Wahai orang-orang yang beriman! masuklah ke dalam islam secara keseluruhan. Kata as-silm atau as-salm di sini berarti islam. Laksanakanlah islam secara total, tidak setengah-setengah, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan yang menyesatkan dan memecah belah kamu. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu. Ayat ini diturunkan berkaitan dengan seorang yahudi bernama abdulla'h bin sala'm. Ia memeluk islam tetapi masih mengerjakan sejumlah ajaran yahudi, seperti mengagungkan hari sabat dan enggan mengonsumsi daging dan susu unta.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah variasi penjabaran dari kalangan ulama tafsir terhadap kandungan dan arti surat Al-Baqarah ayat 207 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah bagi kita bersama. Sokonglah usaha kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.