Surat Al-Baqarah Ayat 206

وَإِذَا قِيلَ لَهُ ٱتَّقِ ٱللَّهَ أَخَذَتْهُ ٱلْعِزَّةُ بِٱلْإِثْمِ ۚ فَحَسْبُهُۥ جَهَنَّمُ ۚ وَلَبِئْسَ ٱلْمِهَادُ

Arab-Latin: Wa iżā qīla lahuttaqillāha akhażat-hul-'izzatu bil-iṡmi fa ḥasbuhụ jahannam, wa labi`sal-mihād

Artinya: Dan apabila dikatakan kepadanya: "Bertakwalah kepada Allah", bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.

« Al-Baqarah 205Al-Baqarah 207 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Hikmah Penting Terkait Dengan Surat Al-Baqarah Ayat 206

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Baqarah Ayat 206 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam hikmah penting dari ayat ini. Didapati bermacam penjabaran dari kalangan pakar tafsir berkaitan kandungan surat Al-Baqarah ayat 206, misalnya sebagaimana tercantum:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan apabila orang munafik perusak itu dinasihati, dan dikatakan kepadanya “bertakwalah kepada Allah, takutlah akan siksaan Nya, tahanlah dirimu dari berbuat kerusakan di muka bumi”. Dia tidak menerima bahkan mereka membawa kesombongan dan sikaf kejahiliyahan untuk menambah dosa-dosa. Maka cukuplah neraka jahanam ( balasan baginya ) dan cukup sebagai siksaan baginya. dan seburuk buruk tempat tinggal adalah neraka jahanam.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

206. Dan jika orang munafik itu diingatkan dan dinasehati agar takut terhadap Allah, mereka menolak nasehat itu. Kesombongan dan keangkuhan mereka membawa mereka untuk terus berbuat kerusakan, dosa, dan kezaliman. Bagi mereka neraka Jahannam yang merupakan seburuk-buruk tempat yang ditinggali.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

206. Apabila orang yang suka membuat kerusakan itu dinasihati, “Takutlah kamu kepada Allah dengan cara menghormati batas-batas yang telah ditetapkan-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya,” maka keangkuhan dan kesombongannya mencegahnya kembali ke jalan yang benar dan memaksanya mempertahankan dosanya. Maka balasan yang cukup baginya ialah masuk ke dalam neraka Jahanam. Dan sesungguhnya neraka Jahanam itu adalah seburuk-buruk tempat tinggal bagi para penghuninya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

206. أَخَذَتْهُ الْعِزَّةُ بِالْإِثْمِ ۚ (bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa)
Yakni timbulnya kesombongan yang menjadikannya menolak nasehat disebabkan dosa yang ada dalam hatinya berupa kenifakan.
Pendapat lain mengatakan yakni kecongkakan dan kekerasan jiwa membawanya kepada perbuatan dosa.
Dan yang lain mengatakan yakni berbuat kekufuran karena kesombongan dan merasa memiliki kemuliaan.

فَحَسْبُهُۥ جَهَنَّمُ ۚ (Maka cukuplah neraka Jahannam)
Yakni cukup sebagai hukuman dan balasan

الْمِهَادُ (tempat tinggal)
Secara bahasa berarti tempat yang dipersiapkan untuk tidur. Sehingga bagi mereka ini adalah sesuatu yang lebih hina karena menjadi tempat tinggal mereka.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

Berbangga diri dan sombong bagaikan gunung yang membatasi antara manusia dan kebenaran : { وَإِذَا قِيلَ لَهُ اتَّقِ اللَّهَ أَخَذَتْهُ الْعِزَّةُ بِالْإِثْمِ }.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

206. Dan ketika dia diminta untuk bertakwa kepada Allah dalam tindakannya dan meninggalkan kerusakan, dia marah dan enggan menerima nasihat, karena dosa dan kesesatannya, maka cukuplah baginya itu azab neraka Jahanam sebagai siksa. Alangkah buruknya tempat yang mereka tinggali itu.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Apabila dikatakan kepadanya, “Bertakwalah kepada Allah,” kesombongan membawanya kepada perberbuatan dosa} kesombongan dan gairah bodohnya membawanya pada perbuatan dosa yang dilarang {Maka cukuplah baginya} maka cukuplah baginya balasan {neraka Jahanam. Sungguh itu seburuk-buruk tempat tinggal} seburuk-buruk tempat peristirahatan


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

206. Kemudian Allah menyebutkan bahwasanya orang yang merusak dimuka bumi ini dengan berbuat kemaksiatan kepada Allah apabila diperintahkan untuk bertakwa kepada Allah, dia akan menyumbangkan diri dan congkak. “Bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa.” Dia menyatukan antara berbuat maksiat dan perilaku sombong terhadap pemberian nasihat.
“Maka cukuplah (balasan) baginya Neraka Jahanam” yang merupakan tempat orang-orang yang bermaksiat dan berlaku sombong, “dan sungguh neraka jahannam itu adalah tempat tinggal yang seburuk-buruknya,” yaitu tempat menetap dan tempat tinggal, siksa yang abadi, kecemasan yang tidak putus, keputusasaan yang berkesinambungan, siksaan bagi mereka tidak diringankan dan tidak pula mereka mengharapkan pahala, sebagai balasan atas kejahatan mereka dan imbalan bagi perbuatan mereka. Kita berlindung kepada Allah dari kondisi kondisi mereka itu.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 204-207
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa ayat ini turun tentang kelompok orang munafik yang berbicara tentang Khubaib dan para sahabatnya yang tewas di Ar-Raji' dan mencela mereka. Lalu Allah menurunkan celaanNya terhadap orang-orang munafik dan pujianNya terhadap Khubaib dan para sahabatnya: (Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah)
Dikatakan: bahkan hal itu mencakup semua orang munafik dan semua orang mukmin. Ini adalah pendapat Qatadah, Mujahid, Ar-Rabi' bin Anas, dan lainnya, dan ini adalah pendapat yang shahih.
Adapun firmanNya: (dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya) Ibnu Muhaishin membacanya “Wa yasyhadullahu” dengan di¬fathah huruf “ya’”nya dan dan didhammah kata Jalalahnya (Allah).
((atas kebenaran) isi hatinya) yaitu meskipun yang indah tampak bagi kalian, tetapi Allah mengetahui apa yang buruk di dalam hatinya; sebagaimana firmanNya (Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta (1)) (Surah Al-Munafiqun) Dalam bacaan mayoritas dengan didhammah huruf “ya’”nya dan dinashab kata jalalahnya (Wa yusyhidullaha ‘ala maa fi qalbihi) maknanya adalah bahwa dia menunjukkan kepada orang-orang Islam, tetapi Allah menampakkan apa yang ada dalam hatinya berupa kekufuran dan kemunafikan, sebagaimana firmanNya: (mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah) (Surah An-Nisa: 108) Ini adalah makna yang diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dari Muhammad bin Abu Muhammad, dari ‘Ikrimah, atau Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Abbas.
Dikatakan,”Maknanya adalah bahwa ketika Islam tampak jelas bagi orang-orang, dia bersumpah dan Allah bersaksi bahwa yang ada di dalam hatinya sesuai dengan lisannya. Ini adalah makna yang benar. Hal ini disebutkan oleh Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, dan dipilih oleh Ibnu Jarir, dan dia mengaitkannya kepada Ibnu Abbas, dan diriwayatkan oleh Mujahid. Hanya Allah lebih lebih mengetahui.
Firman Allah: (padahal ia adalah penantang yang paling keras) "Al-Alad" dalam bahasa adalah menyimpang (dan agar kamu memberi peringatan dengannya kepada kaum yang membangkang) (Surah Maryam: 97) yaitu menyimpang. Demikianlah orang munafik dalam keadaan pertentangannya, dia berbohong dan menyesatkan dari kebenaran, dan tidak berjalan dengan lurus bersamanya, bahkan dia mengada-ada dan berbuat durhaka, sebagaimana yang terdapat dalam hadits shahih dari Rasulullah SAW bahwa dia bersabda: "Tanda-tanda seorang munafik adalah tiga: ketika dia berbicara, dia berbohong, ketika dia berjanji, dia melanggar, dan ketika dia berselisih, dia durhaka". Diriwayatkan dari Aisyah, dia meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Orang yang paling dimurkai oleh Allah adalah orang-orang yang paling berlebihan dalam berdebat”
FirmanNya: (Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan (205)) yaitu merupakan ucapan orang paling menyimpang dan perbuatan paling buruk. Ucapannya seperti itu, lalu perbuatannya seperti ini. Perkataannya dusta, keyakinannya merusak, dan perbuatannya adalah keburukan. Yang dimaksud dengan “As-Sa’yu” di sini adalah tujuan. Sebagaimana Allah SWT berfirman untuk memberitahukan tentang Fir'aun (Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa) (22) Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya (23) (Seraya) berkata: "Akulah tuhanmu yang paling tinggi" (24) Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia (25) Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya) (26)) (Surah An-Nazi’at) dan (Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah) (Surah Al-Jumu'ah: 9) yaitu berusahalah dengan niat sungguh-sungguh dengan itu untuk melaksanakan shalat jumat, karena sesungguhnya usaha (tergesa-gesa) secara fisik untuk menunaikan shalat adalah sesuatu yang dilarang dalam sunnah,"Jika kalian hendak shalat, maka janganlah kalian datang sambil berlari, namun datanglah dengan tenang dan damai". Orang munafik ini hanya memiliki usaha kecuali untuk melakukan kerusakan di bumi dan menghancurkan (hasil pertanian) yaitu tempat bertumbuhnya tanaman dan buah-buahan dan (keturunan) yaitu hasil produk hewan, dimana manusia tidak bisa bertahan kecuali dengan dua hal itu.
Mujahid berkata: Jika dia berusaha melakukan kerusakan di bumi, Allah akan menahan hujan, sehingga menghancurkan hasil pertanian dan keturunan.
(dan Allah tidak menyukai kebinasaan) yaitu Allah tidak menyukai sifat buruk ini dan tidak menyukai orang yang mendasari perilakunya dengan sifat tersebut
Firman Allah: (Dan apabila dikatakan kepadanya: "Bertakwalah kepada Allah", bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa) yaitu ketika orang yang durhaka ini diberi nasihat mengenai perkataan dan perbuatannya, dan dikatakan kepadanya ,“Bertakwalah kepada Allah, perbaikilah ucapan da perbuatanmu, serta kembalilah ke jalan yang benar” maka dia menolak dan enggan melakukannya. Kemudian, kesombongannya dan kemarahan yang dia miliki akan menjadikannya terjerumus dalam dosa. Yaitu karena dosa-dosa yang telah meliputi dirinya. Berikut adalah ayat yang serupa dengan ayat ini (Dan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Kami yang terang, niscaya kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang kafir itu. Hampir-hampir mereka menyerang orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami di hadapan mereka. Katakanlah: "Apakah akan aku kabarkan kepadamu yang lebih buruk daripada itu, yaitu neraka?" Allah telah mengancamkannya kepada orang-orang yang kafir. Dan neraka itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali (72)) (Surah Al-Hajj) oleh karena itu Allah berfirman dalam ayat ini (Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya) itu adalah hukuman yang cukup karena melakukan semua itu.
Firman Allah (Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah) Setelah Allah menjelaskan sifat-sifat buruk orang munafik, Dia menyebutkan sifat-sifat mulia orang mukmin. Allah berfirman: (Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah) Ibnu Abbas, Anas, Sa'id bin Al-Musayyib, Abu Utsman An-Nahdi, ‘Ikrimah, dan sejumlah ulama berpendapat bahwa ayat ini diturunkan mengenai Shuhaib bin Sinan Ar-Rumi. Ketika dia memeluk Islam di Makkah dan ingin berhijrah. Orang-orang melarangnya untuk berhijrah dengan meninggalkan hartanya. Meskipun dia menyukai hartanya, dia akhirnya bersedia meninggalkan hartanya dan berhijrah. Dia melepaskan hartanya itu dan memberinya kepada mereka. Lalu Allah menurunkan ayat ini mengenai dirinya. Kemudian Umar bin Khattab dan sejumlah sahabat lainnya mendekatinya dan berkata, "Kamu telah beruntung dalam melakukan perdagangan" Shuhaib menjawab, "Bagaimana dengan kalian? Apakah kalian mengalami kerugian dalam perdagangan kalian? Lalu Umar memberitahunya bahwa Allah menurunkan ayat ini mengenai dirinya
Mayoritas ulama berpendapat bahwa ayat ini berkaitan dengan setiap orang yang jihad di jalan Allah, sebagaimana Allah SWT berfirman (Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar (111)) (Surah At-Taubah)
Ketika Hisyam bin Amir datang di antara dua barisan, beberapa orang menentangnya. Kemudian, Umar bin Khattab, Abu Hurairah, dan yang lainnya mencegah mereka. Lalu membacakan ayat ini: (Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hambaNya. (207))


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi

Makna kata:
{ أَخَذَتۡهُ ٱلۡعِزَّةُ بِٱلۡإِثۡمِۚ } Akhadzathul ‘Izzatu bil itsmi : Muncullah fanatisme dan kesombongan dengan dosa-dosanya, maka dia tidak bertakwa kepada Allah.

Makna ayat:
Kemudian Allah Ta’ala mengabarkan bahwa orang munafik ini apabila diperintah untuk berbuat yang baik dan dilarang dari pebuatan mungkar dengan ucapan “bertakwalah kepada Allah, jangan lakukan ini atau tinggalkanlah hal itu, maka ia muncullah fanatisme serta kesombongannya yang disebabkan oleh dosa-dosa yang dipikulnya itu. Maka ia tidak bertakwa kepada Allah dan tidak bertaubat kepada Nya, maka cukuplah balassan atas kemunafikan, keburukan, dan kerusakan yang ditimbulkannya dengan neraka Jahannam sebagai tempat tidurnya, ia kekal di dalamnya untuk selama-lamanya. Sungguh neraka Jahannam adalah seburuk-buruk tempat kembali.

Pelajaran dari ayat:
• Apabila dikatakan kepada seorang mukmin,”Bertakwalah kepada Allah,” wajib baginya untuk tidak marah atau membencinya dengan perintah untuk bertakwa itu. Bahkan hendaknya ia mengakui dosa-dosanya dan memohon ampun kepada Allah, serta bersegera meninggalkan maksiatnya.


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Baqarah ayat 206: Allah mengabarkan bahwasannya orang-orang munafik jika dinasehati dan diperintah bertaqwa mereka sombong dantetap dengan dosa, dan balasan bagi mereka adalah neraka jahanam.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Orang tersebut menggabung antara dua sifat buruk: suka bermaksiat dan sombong ketika dinasehati. Balasan yang pantas terhadap orang tersebut adalah neraka jahannam, dan neraka jahannam adalah seburuk-buruk tempat kembali.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Baqarah Ayat 206

Dan apabila dikatakan kepadanya, bertakwalah kepada Allah, yakni jangan melakukan perbuatan atau mengucapkan perkataan yang menyebabkan turunnya azab Allah, maka bangkitlah kesombongannya untuk berbuat dosa, ia mengabaikan seruan itu dan dengan sombong ia berbuat dosa, tidak takut kepada ancaman Allah. Maka pantaslah baginya neraka jahanam, dan sungguh jahanam itu tempat tinggal yang terburuk. Ayat berikut diturunkan berkenaan dengan suwaihib bin sina'n arraimi yang akan mengikuti nabi Muhammad hijrah ke madinah, akan tetapi orang-orang kafir mekah melarang ia membawa kekayaannya. Shuwahaib dengan ikhlas menyerahkan semua kekayaannya asal ia diperbolehkan hijrah ke madinah, lalu turunlah ayat ini. Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya, yakni mengorbankan kekayaannya, untuk mencari keridaan Allah. Nabi Muhammad bersabda, sungguh beruntung perdagangan shuwahaib. Dan Allah maha penyantun kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan amal saleh untuk memperoleh rida-Nya. Mayoritas ulama mengatakan bahwa ayat ini berlaku bagi siapa pun yang berjuang di jalan Allah.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah sekumpulan penjabaran dari berbagai mufassirun terhadap isi dan arti surat Al-Baqarah ayat 206 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat bagi kita semua. Sokonglah usaha kami dengan memberikan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Konten Banyak Dilihat

Ada ratusan halaman yang banyak dilihat, seperti surat/ayat: Al-Lail, Dua (2) Terakhir al-Baqarah, Al-Ma’idah 32, At-Taubah 40, Maryam, Luqman 13. Serta An-Naas, Yasin 9, ‘Abasa, Al-Fatihah 6, Al-Hujurat 10, Al-Baqarah 285-286.

  1. Al-Lail
  2. Dua (2) Terakhir al-Baqarah
  3. Al-Ma’idah 32
  4. At-Taubah 40
  5. Maryam
  6. Luqman 13
  7. An-Naas
  8. Yasin 9
  9. ‘Abasa
  10. Al-Fatihah 6
  11. Al-Hujurat 10
  12. Al-Baqarah 285-286

Pencarian: arti surat luqman, quran surat al-imron ayat 190, surat yusuf artinya, atas nikmat yang diterimanya luqman selalu, qs surat an nisa ayat 59

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.