Surat Al-Baqarah Ayat 205
وَإِذَا تَوَلَّىٰ سَعَىٰ فِى ٱلْأَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيهَا وَيُهْلِكَ ٱلْحَرْثَ وَٱلنَّسْلَ ۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ ٱلْفَسَادَ
Arab-Latin: Wa iżā tawallā sa'ā fil-arḍi liyufsida fīhā wa yuhlikal-ḥarṡa wan-nasl, wallāhu lā yuḥibbul-fasād
Artinya: Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.
« Al-Baqarah 204 ✵ Al-Baqarah 206 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Berharga Terkait Surat Al-Baqarah Ayat 205
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Baqarah Ayat 205 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam tafsir berharga dari ayat ini. Tersedia beragam penjabaran dari kalangan mufassir berkaitan kandungan surat Al-Baqarah ayat 205, misalnya sebagaimana tercantum:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan apabila dia pergi dari sisimu -wahai Rasul- , dia bersungguh-sungguh dan penuh semangat di muka bumi untuk melakukan kerusakan padanya, menghancurkan tanaman-tanaman milik orang-orang, membunuh hewan ternak mereka. dan Allah tidak menyukai perbuatan merusak.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
205. Apabila ia (orang munafik) berpaling darimu dan berpisah denganmu, ia berusaha keras untuk membuat kerusakan di muka bumi dengan cara berbuat maksiat, merusak tanam-tanaman dan membunuh binatang ternak. Sedangkan Allah tidak menyukai kerusakan di muka bumi dan tidak mencintai orang-orang yang suka membuat kerusakan.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
205. وَإِذَا تَوَلَّىٰ (Dan apabila ia berpaling (dari kamu) )
Yakni apabila berpaling dan pergi darimu wahai Muhammad
سَعَىٰ فِى الْأَرْضِ (ia berjalan di bumi)
Yakni dengan mengerahkan segala upayanya
لِيُفْسِدَ فِيهَا (untuk mengadakan kerusakan padanya)
Dengan melakukan penghancuran seperti, merencanakan apa yang berbahaya bagi kaum muslimin dan membuat jebakan-jebakan untuk mereka.
وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ (dan merusak tanam-tanaman)
Yakni perkebunan
وَالنَّسْلَ ۗ (dan binatang ternak)
Dan pendapat lain mengatakan: anak keturunan.
وَاللَّـهُ لَا يُحِبُّ الْفَسَادَ (dan Allah tidak menyukai kerusakan)
Yakni meliputi segala jenis perbuatan merusak tanpa membedakan kerusakan atas agama maupun atas urusan dunia.
Pendapat lain mengatakan makna dari ayat ini adalah orang zalim yang memimpin kekusaan kemudian membuat kerusakan di muka bumi, lalu Allah menahan turunnya hujan sehingga menyebabkan kebinaasan pada tanaman dan binatang ternak.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
Kerusakan itu memiliki penampakan yang berbeda-beda, awalnya adalah : keluar dari sunnah-sunnah kauniyah Allah dan ijtima'iyah, mengatasi perkara umum dan khusus dengan kelalaian, dan hal itu diawali dengan perkara-perkara yang sederhana, seperti meninggalkan saluran air terbuka tanpa sebab, atau membiarkannya rusak tanpa ada usaha untuk memperbaikinya, atau meninggalkan suatu kerusakan yang parah; sehingga menjadikannya cacat berkepanjangan!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
205. Dan ketika dia pergi dan berpaling darimu, dia berupaya melakukan kerusakan, penipuan, pembunuhan, dan kezaliman di bumi, Dia merusak tanam-tanaman, dan hewan beserta keturunannya. Allah secara mutlak tidak menyukai kerusakan dalam agama dan dunia, bahkan dia akan menghukum orang yang melakukannya
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Apabila berpaling} berpaling dan berpisah {dia berusaha untuk berbuat kerusakan di bumi serta merusak tanam-tanaman} merusak tanaman {dan ternak} membunuh ternaak {Allah tidak menyukai kerusakan
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
205. “Dan apabila dia berpaling (darimu)”, yakni orang yang perkataannya mengesankan hatimu setelah sebelumnya berada di sisimu, “ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya.” Maksudnya, dia berusaha mengamalkan kemaksiatan berupa perbuatan merusak bumi hingga dia binasa karenanya, “tanaman-tanaman dan binatang binatang ternak,” pepohonan, buah-buahan, dan hewan hewan ternak musnah, berkurang, dan keberkahannya menjadi sedikit yang disebabkan oleh perbuatan maksiat, “dan Allah tidak menyukai kerusakan.” Apabila Allah tidak menyukai kerusakan, maka Allah sangat murka terhadap hamba yang merusak dimuka bumi, walaupun orang itu berbicara dengan perkataan yang baik dengan lisannya.
Ayat ini adalah dalil bahwa perkataan yang diungkapkan oleh seseorang bukanlah tanda dari kebenaran dan kebohongan, bukan pula kebaikan dan kejahatan, hingga terwujud perbuatan yang membuktikan benarnya perkataan tersebut, dan sebaiknya menguji dahulu kondisi para saksi, yang berkata benar atau yang berkata batil dengan adanya perbuatan-perbuatan mereka yang baik, dan menyingkap kondisi-kondisi kehidupan mereka, dan agar tidak ter terpedaya oleh pencemaran dan penyucian mereka atas diri mereka sendiri.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 204-207
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa ayat ini turun tentang kelompok orang munafik yang berbicara tentang Khubaib dan para sahabatnya yang tewas di Ar-Raji' dan mencela mereka. Lalu Allah menurunkan celaanNya terhadap orang-orang munafik dan pujianNya terhadap Khubaib dan para sahabatnya: (Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah)
Dikatakan: bahkan hal itu mencakup semua orang munafik dan semua orang mukmin. Ini adalah pendapat Qatadah, Mujahid, Ar-Rabi' bin Anas, dan lainnya, dan ini adalah pendapat yang shahih.
Adapun firmanNya: (dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya) Ibnu Muhaishin membacanya “Wa yasyhadullahu” dengan di¬fathah huruf “ya’”nya dan dan didhammah kata Jalalahnya (Allah).
((atas kebenaran) isi hatinya) yaitu meskipun yang indah tampak bagi kalian, tetapi Allah mengetahui apa yang buruk di dalam hatinya; sebagaimana firmanNya (Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta (1)) (Surah Al-Munafiqun) Dalam bacaan mayoritas dengan didhammah huruf “ya’”nya dan dinashab kata jalalahnya (Wa yusyhidullaha ‘ala maa fi qalbihi) maknanya adalah bahwa dia menunjukkan kepada orang-orang Islam, tetapi Allah menampakkan apa yang ada dalam hatinya berupa kekufuran dan kemunafikan, sebagaimana firmanNya: (mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah) (Surah An-Nisa: 108) Ini adalah makna yang diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dari Muhammad bin Abu Muhammad, dari ‘Ikrimah, atau Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Abbas.
Dikatakan,”Maknanya adalah bahwa ketika Islam tampak jelas bagi orang-orang, dia bersumpah dan Allah bersaksi bahwa yang ada di dalam hatinya sesuai dengan lisannya. Ini adalah makna yang benar. Hal ini disebutkan oleh Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, dan dipilih oleh Ibnu Jarir, dan dia mengaitkannya kepada Ibnu Abbas, dan diriwayatkan oleh Mujahid. Hanya Allah lebih lebih mengetahui.
Firman Allah: (padahal ia adalah penantang yang paling keras) "Al-Alad" dalam bahasa adalah menyimpang (dan agar kamu memberi peringatan dengannya kepada kaum yang membangkang) (Surah Maryam: 97) yaitu menyimpang. Demikianlah orang munafik dalam keadaan pertentangannya, dia berbohong dan menyesatkan dari kebenaran, dan tidak berjalan dengan lurus bersamanya, bahkan dia mengada-ada dan berbuat durhaka, sebagaimana yang terdapat dalam hadits shahih dari Rasulullah SAW bahwa dia bersabda: "Tanda-tanda seorang munafik adalah tiga: ketika dia berbicara, dia berbohong, ketika dia berjanji, dia melanggar, dan ketika dia berselisih, dia durhaka". Diriwayatkan dari Aisyah, dia meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Orang yang paling dimurkai oleh Allah adalah orang-orang yang paling berlebihan dalam berdebat”
FirmanNya: (Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan (205)) yaitu merupakan ucapan orang paling menyimpang dan perbuatan paling buruk. Ucapannya seperti itu, lalu perbuatannya seperti ini. Perkataannya dusta, keyakinannya merusak, dan perbuatannya adalah keburukan. Yang dimaksud dengan “As-Sa’yu” di sini adalah tujuan. Sebagaimana Allah SWT berfirman untuk memberitahukan tentang Fir'aun (Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa) (22) Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya (23) (Seraya) berkata: "Akulah tuhanmu yang paling tinggi" (24) Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia (25) Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya) (26)) (Surah An-Nazi’at) dan (Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah) (Surah Al-Jumu'ah: 9) yaitu berusahalah dengan niat sungguh-sungguh dengan itu untuk melaksanakan shalat jumat, karena sesungguhnya usaha (tergesa-gesa) secara fisik untuk menunaikan shalat adalah sesuatu yang dilarang dalam sunnah,"Jika kalian hendak shalat, maka janganlah kalian datang sambil berlari, namun datanglah dengan tenang dan damai". Orang munafik ini hanya memiliki usaha kecuali untuk melakukan kerusakan di bumi dan menghancurkan (hasil pertanian) yaitu tempat bertumbuhnya tanaman dan buah-buahan dan (keturunan) yaitu hasil produk hewan, dimana manusia tidak bisa bertahan kecuali dengan dua hal itu.
Mujahid berkata: Jika dia berusaha melakukan kerusakan di bumi, Allah akan menahan hujan, sehingga menghancurkan hasil pertanian dan keturunan.
(dan Allah tidak menyukai kebinasaan) yaitu Allah tidak menyukai sifat buruk ini dan tidak menyukai orang yang mendasari perilakunya dengan sifat tersebut
Firman Allah: (Dan apabila dikatakan kepadanya: "Bertakwalah kepada Allah", bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa) yaitu ketika orang yang durhaka ini diberi nasihat mengenai perkataan dan perbuatannya, dan dikatakan kepadanya ,“Bertakwalah kepada Allah, perbaikilah ucapan da perbuatanmu, serta kembalilah ke jalan yang benar” maka dia menolak dan enggan melakukannya. Kemudian, kesombongannya dan kemarahan yang dia miliki akan menjadikannya terjerumus dalam dosa. Yaitu karena dosa-dosa yang telah meliputi dirinya. Berikut adalah ayat yang serupa dengan ayat ini (Dan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Kami yang terang, niscaya kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang kafir itu. Hampir-hampir mereka menyerang orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami di hadapan mereka. Katakanlah: "Apakah akan aku kabarkan kepadamu yang lebih buruk daripada itu, yaitu neraka?" Allah telah mengancamkannya kepada orang-orang yang kafir. Dan neraka itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali (72)) (Surah Al-Hajj) oleh karena itu Allah berfirman dalam ayat ini (Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya) itu adalah hukuman yang cukup karena melakukan semua itu.
Firman Allah (Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah) Setelah Allah menjelaskan sifat-sifat buruk orang munafik, Dia menyebutkan sifat-sifat mulia orang mukmin. Allah berfirman: (Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah) Ibnu Abbas, Anas, Sa'id bin Al-Musayyib, Abu Utsman An-Nahdi, ‘Ikrimah, dan sejumlah ulama berpendapat bahwa ayat ini diturunkan mengenai Shuhaib bin Sinan Ar-Rumi. Ketika dia memeluk Islam di Makkah dan ingin berhijrah. Orang-orang melarangnya untuk berhijrah dengan meninggalkan hartanya. Meskipun dia menyukai hartanya, dia akhirnya bersedia meninggalkan hartanya dan berhijrah. Dia melepaskan hartanya itu dan memberinya kepada mereka. Lalu Allah menurunkan ayat ini mengenai dirinya. Kemudian Umar bin Khattab dan sejumlah sahabat lainnya mendekatinya dan berkata, "Kamu telah beruntung dalam melakukan perdagangan" Shuhaib menjawab, "Bagaimana dengan kalian? Apakah kalian mengalami kerugian dalam perdagangan kalian? Lalu Umar memberitahunya bahwa Allah menurunkan ayat ini mengenai dirinya
Mayoritas ulama berpendapat bahwa ayat ini berkaitan dengan setiap orang yang jihad di jalan Allah, sebagaimana Allah SWT berfirman (Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar (111)) (Surah At-Taubah)
Ketika Hisyam bin Amir datang di antara dua barisan, beberapa orang menentangnya. Kemudian, Umar bin Khattab, Abu Hurairah, dan yang lainnya mencegah mereka. Lalu membacakan ayat ini: (Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hambaNya. (207))
📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi
Makna kata:
{ تَوَلَّىٰ } Tawalla : Kembali dan berpaling, atau dia memiliki kekuasaan.
{ ٱلۡحَرۡثَ وَٱلنَّسۡلَۚ } Al-Hartsa wan nasl : Al-Harts maknanya tanam-tanaman, dan an-Nasl artinya hewan-hewan.
Makna ayat:
Apabila ia bangkit dari majelismu dan berpaling darimu, () ia berjalan di muka bumi dengan membawa kerusakan, yaitu menghancurkan tanam-tanaman dan hewan-hewan dengan melakukan dosa besar sehingga hujan tidak turun dan hasil tanaman pun mengering, bumi mengering, dan hewan-hewan pun mati serta terputusnya regenerasi. Perbuatan itu dibenci oleh Allah Ta’ala. Allah tidak menyukai perbuatan tersebut dan tidak menyukai pelakunya.
Pelajaran dari ayat:
• Seburuk-buruk manusia adalah orang yang berbuat kerusakan di bumi dengan memikul dosa-dosa besar yang menyebabkan kerusakan dan kehancuran bagi manusia maupun hewan-hewan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Baqarah ayat 205: Allah menjelaskan bahwasannya ketakjuban kalian wahai manusia jika mereka keluar bersama kalian untuk mencari rezeki maka akan banyak ujian karena sebab kemaksiatan dan fitnah diantara manusia.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Dengan melakukan perbuatan maksiat.
Ada yang berpendapat bahwa ayat di atas merupakan perumpamaan orang-orang yang berusaha menggoncangkan iman orang-orang mukmin dan selalu mengadakan kekacauan.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Baqarah Ayat 205
Dan di antara perbuatannya ialah apabila dia berpaling dari engkau, tidak lagi bersama engkau, dia berusaha untuk berbuat kerusakan di bumi, melakukan berbagai kejahatan seperti merusak tanam-tanaman, dan membunuh binatang ternak, kepunyaan orang-orang yang beriman, sedang Allah tidak menyukai hamba-Nya berbuat kerusakan di muka bumi. Dan apabila dikatakan kepadanya, bertakwalah kepada Allah, yakni jangan melakukan perbuatan atau mengucapkan perkataan yang menyebabkan turunnya azab Allah, maka bangkitlah kesombongannya untuk berbuat dosa, ia mengabaikan seruan itu dan dengan sombong ia berbuat dosa, tidak takut kepada ancaman Allah. Maka pantaslah baginya neraka jahanam, dan sungguh jahanam itu tempat tinggal yang terburuk.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah variasi penjabaran dari kalangan ahli ilmu terhadap makna dan arti surat Al-Baqarah ayat 205 (arab-latin dan artinya), semoga menambah kebaikan bagi kita. Dukunglah syi'ar kami dengan mencantumkan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.