Surat Yasin Ayat 69

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

وَمَا عَلَّمْنَٰهُ ٱلشِّعْرَ وَمَا يَنۢبَغِى لَهُۥٓ ۚ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ وَقُرْءَانٌ مُّبِينٌ

Arab-Latin: Wa mā 'allamnāhusy-syi'ra wa mā yambagī lah, in huwa illā żikruw wa qur`ānum mubīn

Artinya: Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al Quran itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan.

« Yasin 68Yasin 70 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Berharga Berkaitan Surat Yasin Ayat 69

Paragraf di atas merupakan Surat Yasin Ayat 69 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam pelajaran berharga dari ayat ini. Terdapat aneka ragam penjelasan dari banyak mufassirun terkait makna surat Yasin ayat 69, misalnya sebagaimana tertera:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

69-70. Dan Kami tidak mengajarkan syair kepada hamba kami, Muhammad, dan tidak patut baginya untuk menjadi penyair, apa yang dia bawa adalah dzikir (peringatan) dimana orang-orang yang berakal mengambil nasihat darinya. dan al-quran membedakan dengan terang antara yang haq dengan yang batil, hokum-hukumnya jelas, hikmah-hikmah dan nasihat-nasiahnya juga jelas. Agar dia memberi peringatan kepada orang yang hatinya hidup dan bashirahnya bercahaya, sedangkan azab berhak dipikul oleh orang-orang yang ingkar kepada Allah, karena al-quran telah menegakkan hujjah Allah yang mendalam atas mereka.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

69-70. Dan Kami tidak mengajarkan syair kepada Nabi Muhammad, dan memang itu tidak layak baginya dan dia tidak pantas menjadi penyair. Apa yang didatangkannya itu tidak lain adalah peringatan bagi orang yang berakal dan bacaan yang mulia yang menjelaskan bukti-bukti kebenaran, sebagai peringatan bagi orang yang hatinya hidup serta peringatan dari azab bagi orang-orang yang mendustakan Allah.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

69. Kami tidak mengajari Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- syair, dan memang itu tidak patut baginya, karena itu bukan tabiatnya, bukan tuntutan nalurinya, sehingga kalian bisa menuduhnya sebagai penyair. Yang Kami ajarkan kepadanya tidak lain adalah zikir dan Al-Qur`ān yang nyata bagi siapa yang merenungkannya.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

69. وَمَا عَلَّمْنٰهُ الشِّعْرَ (Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad))
Allah membantah kalau al-Qur’an adalah sya’ir dan membantah kalau Nabi adalah penyair.

وَمَا يَنۢبَغِى لَهُۥٓ ۚ( dan bersyair itu tidaklah layak baginya)
Yakni tidak pantas dia bersyair dan syair itu tidak akan keluar darinya dan jika dia ingin bersyair dia pasti akan kesulitan sebagaimana Allah menjadikannya ‘ummi’ yang tidak dapat membaca dan menulis.

إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ(Al Quran itu tidak lain hanyalah pelajaran)
Yakni al-Qur’an hanyalah peringatan dan pelajaran.

وَقُرْءَانٌ مُّبِينٌ(dan kitab yang memberi penerangan)
Yakni salah satu kitab dari Allah yang dibaca yang mengandung hukum-hukum syariat.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

69. Dan Kami tidak mengajarkan syair kepada utusan Kami Muhammad. Dia juga tidak dibenarkan untuk menjadi penyair. Al-Qur’an ini tidak lain hanyalah pelajaran, pengingat dan kitab nyata yang menampakkan hukum-hukum, syariat dan lainnya yang berasal dari Allah, Tuhan semesta alam, bukan syair sebagaimana yang kalian reka-reka.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Kami tidak mengajarkan syair kepadanya dan syair itu tidaklah pantas baginya. Itu tidak lain hanyalah pelajaran dan Al-Qur’an yang jelas} terang lagi jelas bagi orang yang merenungi dan memikirkannya


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

69. Allah menyucikan NabiNya, Muhammad dari tuduhan yang dialamatkan oleh kaum Musyrikin kepadanya, yaitu bahwa dia adalah seorang penyihir, dan apa yang ia bawa (alqur’an) itu adalah syair. Maka Allah berfirman ”dan kami tidak mengajarkan syair kepadanya (nabi Muhammad), dan tidaklah layak baginya,” menjadi seorang penyair. Maksudnya, ini termasuk kategori mustahil kalau beliau menjadi seorang penyair, sebab beliau adalah orang yang cerdas dan mendapat petunjuk, sedangkan para penyair itu sesat dan diikuti oleh orang-orang yang sesat; dan juga karena sesungguhnya Allah telah melumpuhkan semua syubhat (tuduhan-tuduhan miring,) dari Rasulullah yang dihembuskan oleh orang-orang yang sesat.
Allah membantah kalau Nabi itu bisa membaca atau menulis dan Dia menginformasikan bahwa Dia tidak pernah mengajarkan syair kepadanya dan itu tidak pantas baginya.
”alquran itu tidak lain hanyalah pelajaran yang kitabnya yang memberi penerangan,” maksudnya, tidaklah apa yang dibawa oleh Muhammad ini melainkan pelajaran yang dapat dipelajari oleh orang-orang yang berakal mengenai tuntutan-tuntutan agama, ia mencakup semuanya dengan sempurna, dan ia juga mengingatkan akal kepada apa yang telah Allah pusatkan dalam fitrahnya, yaitu perintah kepada segala yang baik dan larangan dari segala yang buruk
“kitab yang memberi penerangan,” maksudnya, menerangkan segala yang dibutuhkan penjelasannya. Maka dari itu ma’mul (objek penderita) nya tidak disebutkan, agar menunjukkan bahwa alquran itu menjelaskan seluruh yang haq dan yang batil. yaitu dalilnya yang terperinci dan global, dan yang batil dengan dalil-dalil kebatilannya, Allah menurunkan yang demikian juga kepada para rosulNya.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 68-70
Allah SWT memberitahukan tentang anak cucu nabi Adam, bahwa setaip kali usianya dipanjangkan, maka dia dikembalikan kepada keadaan lemah setelah kuat dan lelah setelah semangat. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa (54)) (Surah Ar-Rum) dan (dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (lanjut dan pikun) supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang pernah diketahuinya) (Surah Al-Hajj: 5)
Makna yang dimaksud (hanya Allah yang lebih Mengetahui) memberitahukan tentang keadaan dunia ini, bahwa dia adalah negeri yang lenyap dan tempat persinggahan, bukan negeri yang abadi, dan tempat menetap. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Maka apakah mereka tidak memikirkan?) yaitu apakah mereka tidak berpikir dengan akal mereka tentang permulaan kejadian mereka, kemudian perjalanan hidup mereka yang berakhir di usia tua, lalu usia pikunnya agar mereka mengetahui bahwa mereka itu diciptakan untuk negeri lain bukan untuk menetap negeri yang fana, tempat berpindah, dan melarikan diri, yaitu negeri akhirat.
Firman Allah: (Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya) Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang NabiNya, Muhammad SAW bahwa Dia tidak mengajarkan syair kepadanya (dan bersyair itu tidak layak baginya) yaitu beliau wataknya tidak diciptakan tidak untuk itu, maka beliau tidak baik, tidak menyukainya, dan tidak menciptakannya, Oleh karena itu disebutkan bahwa beliau SAW tidak menghafal suatu bait pun dengan wazan yang teratur, karena saat itu mereka mendendangkan syair tersebut sambil menggali parit, lalu mereka berkata:
“Ya Allah, sekiranya bukan karena Engkau, tentulah kami tidak mendapat petunjuk, dan tidak bersedekah serta tidak shalat”
“Maka turunkanlah ketenangan kepada kami, dan teguhkanlah kaki kami saat menghadapi musuh” “Sesungguhnya mereka telah berbuat melampaui batas terhadap kami. Apabila mereka menghendaki fitnah terhadap diri kami, maka kami menolaknya”
Nabi SAW mengucapkan kalimat “abaina” dengan suara keras dan nada yang panjang. Hal ini diriwayatkan dalam hadits shahih Bukhari Muslim juga. Demikian juga dibuktikan bahwa Nabi SAW bersabda dalam hari perang Hunain yaitu ucapan seorang penyair yang menunggangi baghal maju menguak barisan musuh:
“Aku adalah nabi, tidak pernah dusta; aku adalah putra Abdul Muthalib”
Akan tetapi, mereka berkata bahwa hal ini terjadi secara kebetulan tanpa sengaja bertepatan dengan wazan syair, bahkan tanpa sengaja Nabi SAW mengucapkannya. Demikian juga yang disebutkan dalam hadits shahih Bukhari Muslim dari Jundub bin Abdullah, dia berkata bahwa ketika kami bersama Rasulullah SAW dalam sebuah gua, tiba-tiba jari telunjuk beliau terluka hingga berdarah. Maka Nabi SAW bersabda:
“Tidaklah engkau ini selain jari telunjuk yang terluka padahal dalam perang di jalan Allah engkau tidak mengalami hal ini”
Semuanya ini tidak bertentangan dengan kenyataan bahwa beliau SAW adalah seorang yang tidak mengenal syair dan itu tidak layak baginya, karena sesungguhnya Allah SWT hanya mengajarkan kepadanya Al-Qur'an: (yang tidak datang kepadanya kebatilan, baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji (42)) (Surah Fushshilat) Al-Qur'an bukanlah syair, sebagaimana yang disangka segolongan orang-orang bodoh dari kalangan orang-orang Quraisy, bukan ilmu dukun, bukan buat-buatan, dan bukan sihir yang dipelajari, seperti yang diduga oleh pendapat-pendapat sesat dan pendapat-pendapat orang-orang yang bodoh. Sungguh Rasulullah SAW secara fitrah menolak syair, dan beliau bukan diciptakan sebagai penyair.
Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya) yaitu, Allah tidak mengajarkan syair kepada nabi Muhammad (dan bersyair itu tidak layak baginya) yaitu tidak pantas bagi beliau (Al-Qur’an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan) yaitu apa yang Kami ajarkan kepadanya (tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan) yaitu yang jelas dan gamblang bagi orang yang mau merenungkan dan memikirkannya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (supaya dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup) yaitu, supaya dengan Al-Qur'an yang memberi penjelasan itu dia memberi peringatan kepada semua makhluk hidup di muka bumi ini. Sebagaimana firmanNya: (supaya dengan Al-Qur’an ini aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al-Qur’an (kepadanya)) (Surah Al-An'am: 19) dan (Dan barangsiapa di antara mereka (kaum Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al-Qur’an, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya) (Surah Hud: 17) dan sesungguhnya orang yang mengambil manfaat dengan peringatannya hanya orang yang hidup hatinya dan terang pandangannya, sebagaimana yang dikatakan Qatadah,”Hidup hatinya dan hidup pandangannya.
(supaya pastilah ketetapan (azab) terhadap orang-orang kafir) yaitu, rahmat bagi orang-orang mukmin dan hujjah terhadap orang-orang kafir


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Yasin ayat 69: Allah menyangkal bahwasanya Nabi Muhammad adalah penyair, mustahil Allah mengajarkan syair; Allah mengutusnya untuk membawa cahaya petunjuk ketuhanan pada umat ini.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Allah Subhaanahu wa Ta'aala membersihkan Nabi-Nya Muhamma shallallahu 'alaihi wa sallam dari tuduhan yang disampaikan orang-orang kafir, yaitu bahwa Beliau adalah penyair dan bahwa yang Beliau bawa adalah syair.

Maksudnya tidak mungkin Beliau penyair karena Beliau adalah seorang yang cerdas dan memperoleh petunjuk, sedangkan para penyair rata-rata orang yang sesat dan diikuti oleh orang-orang yang sesat, dan karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala telah menyingkirkan semua syubhat yang dipakai orang-orang yang tersesat untuk mengingkari kerasulan Beliau, Beliau seorang yang tidak mampu baca-tulis sehingga apa yang Beliau bawa adalah betul-betul wahyu dari Allah ‘Azza wa Jalla. Allah juga memberitahukan bahwa Dia tidak mengajarkan syair kepadanya, dan hal itu tidak pantas baginya. Atau bisa juga maksudnya, tidak mudah baginya membuat syair, yakni Beliau tidak mampu membuatnya, sehingga apa yang Beliau bawa bukanlah syair.

Yakni peringatan untuk mengingatkan orang-orang yang berakal terhadap semua tuntutan agama, Al Qur’an mengandung semua tuntutan itu, serta mengingatkan akal apa yang Allah tanamkan dalam fitrahnya berupa perintah mengerjakan semua yang baik dan melarang semua yang buruk.

Menjelaskan hukum-hukum dan hal lain yang dibutuhkan. Tidak disebutkan ma’mul (objeknya) untuk menerangkan bahwa Al Qur’an menerangkan semua yang hak dengan dalil-dalilnya yang tafshil (rinci) maupun ijmal (garis besar), demikian pula menerangkan yang batil dan dalil-dalil kebatilannya.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Yasin Ayat 69

Kumpulan ayat berikut menyangkal orang kafir yang menuduh Al-Qur'an adalah syair ciptaan nabi Muhammad. Dan kami tidak meng-ajarkan syair kepadanya dan bersyair itu tidaklah pantas baginya karena syair adalah buah khayalan. Nabi Muhammad adalah rasul yang Allah tugaskan untuk menyampaikan wahyu, dan Al-Qur'an itu adalah wahyu Allah yang kandungannya tidak lain hanyalah pelajaran untuk memperbaiki umat dan merupakan kitab yang jelas dalam menerangkan hukum dan syariat Allah. 70. Kami wahyukan Al-Qur'an kepada nabi Muhammad agar dia memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup hatinya sehingga bisa mengambil pelajaran darinya dan agar dia memberi peringatan serta bukti yang pasti akan ketetapan dan azab terhadap orang-orang kafir yang mengingkari wahyu itu.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Demikianlah kumpulan penjabaran dari kalangan mufassirun berkaitan kandungan dan arti surat Yasin ayat 69 (arab-latin dan artinya), semoga membawa faidah untuk ummat. Dukunglah perjuangan kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Paling Sering Dilihat

Nikmati banyak konten yang paling sering dilihat, seperti surat/ayat: Al-‘Alaq, Alhamdulillah, Al-Fil, Yusuf 4, Ali ‘Imran 159, At-Tin. Ada juga Inna Lillahi, Al-Insyirah, Al-Fath, Al-Baqarah 183, Al-Bayyinah, Al-Ma’un.

  1. Al-‘Alaq
  2. Alhamdulillah
  3. Al-Fil
  4. Yusuf 4
  5. Ali ‘Imran 159
  6. At-Tin
  7. Inna Lillahi
  8. Al-Insyirah
  9. Al-Fath
  10. Al-Baqarah 183
  11. Al-Bayyinah
  12. Al-Ma’un

Pencarian: al baqarah ayat 280, qs al fath, al imran ayat 8, al kahfi 10 ayat pertama, qs al hujurat ayat 10

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: