Surat Yasin Ayat 8
إِنَّا جَعَلْنَا فِىٓ أَعْنَٰقِهِمْ أَغْلَٰلًا فَهِىَ إِلَى ٱلْأَذْقَانِ فَهُم مُّقْمَحُونَ
Arab-Latin: Innā ja'alnā fī a'nāqihim aglālan fa hiya ilal-ażqāni fa hum muqmaḥụn
Artinya: Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu dileher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka karena itu mereka tertengadah.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Penting Berkaitan Surat Yasin Ayat 8
Paragraf di atas merupakan Surat Yasin Ayat 8 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam tafsir penting dari ayat ini. Ada beragam penjabaran dari berbagai ulama terkait kandungan surat Yasin ayat 8, antara lain seperti berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
7-8. Sungguh azab memang patut ditimpakan kepada kebanyakan orang-orang kafir tersebut, setelah kebenaran disampaikan kepada mereka namun mereka menolaknya. Mereka tidak membenarkan Allah dan RasulNya, serta tidak melaksanakan SyariatNya. Sesungguhnya Kami menjadikan orang-orang kafir yang mana kebenaran telah disampaikan kepada mereka namun mereka menolaknya dan bersikukuh di atas kekafiran dan tidak beriman, seperti orang yang dibelenggu lehernya dengan rantai, lalu tangan dan leher mereka disatukan dibawah dagu mereka, sehingga mereka terpaksa mendongakkan kepala ke langit. Mereka terbelenggu dari segala macam kebaikan, mereka tidak melihat kebenaran dan tidak mendapatkan petunjuk kepadanya.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
8. Salah satu azab bagi mereka adalah belenggu-belenggu yang diikatkan pada leher mereka kemudian ditarik dari dagu mereka; sehingga mereka mendongakkan kepala, seperti unta yang ditarik kepalanya dari air saat menutup mata karena enggan meminum air.
Mereka telah berpaling dari kebenaran dan menghalanginya, seperti unta yang berpaling dari air yang merupakan sumber kehidupannya. Sehingga mereka seperti budak bagi belenggu yang mengikat mereka. Belenggu adat istiadat dan hawa nafsu mereka menghalangi mereka dari kebenaran, sehingga belenggu-belenggu itu membuat mereka durhaka.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
8. Perumpamaan mereka dalam hal ini adalah seperti orang-orang yang dibelenggu leher mereka, tangan mereka dikumpulkan bersama leher mereka di bawah janggut mereka, hal ini memaksa mereka untuk mengangkat kepala mereka ke langit, mereka tidak mampu menundukkan kepada mereka. Mereka adalah orang-orang yang terbelenggu dari iman kepada Allah, maka mereka tidak mengikuti kebenaran dan tidak menundukkan kepala mereka untuk kebenaran.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
8. إِنَّا جَعَلْنَا فِىٓ أَعْنٰقِهِمْ أَغْلٰلًا فَهِىَ إِلَى الْأَذْقَانِ (Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu dileher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu)
Yakni belenggu-belenggu yang sampai pada dagu mereka, sehingga mereka tidak mampu untuk menolehkan kepala mereka.
فَهُم مُّقْمَحُونَ(maka karena itu mereka tertengadah)
Yakni menggangkat kepala dan menundukkan pandangan mereka.
Pendapat lain mengatakan maknanya adalah Kami belenggu leher mereka yang diikat beserta tangan mereka. Dan ini merupakan perumpamaan yang dibuat Allah bagi mereka tentang keengganan mereka untuk meraih petunjuk seperti ketidakmampuan orang yang diikat untuk bergerak.
Namun pendapat lain mengatakan ayat ini merupakan gambaran dari perlakuan yang didapat oleh penduduk neraka, yaitu mereka akan dibelenggu pada leher dan tangan mereka.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
8. Sesungguhnya Kami menjadikan di leher orang-orang musyrik itu rantai yang mengikat dampai dagu mereka. Mereka mengangkat kepala sehingga tidak dapat menunduk akibat rantai-rantai itu (bentuk jamak dari ghullun). Mereka menundukkan penglihatan dan tidak berpaling pada kebenaran. Abu Jahal berkata: “Jika ada Muhammad, sungguh aku akan melakukannya (menyakitinya)” Lalu Allah menurunkan ayat ini dan ayat setelahnya. Mereka berkata: “Ini dia Muhammad”, lalu dia (Abu Jahal) berkata: “Mana dia? Mana dia?”, dia tidak melihatnya.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (yang terbelenggu) diangkat ke dagu, maka mereka tertengadah} menengadahkan kepala mereka dengan memejamkan penglihatan mereka
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
8. Dan Allah menjelaskan penghalang-penghalang yang telah menghalangi iman untuk bisa sampai ke dalam hati mereka seraya berfirman, “Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher mereka.” ‘aglaal’ adalah kata jamak dari ‘ghillun’ yang artinya belenggu yang digunakan untuk membelenggu leher, ia serupa dengan borgol pengikat kaki. Belenggu-belenggu yang ada di leher ini sangat besar hingga sampai “ke” dagu, sedangkan kepala mereka diangkat ke atas, “maka karena itu mereka tertengadah,” maksudnya, mereka mengangkat kepala karena kuat dan besarnya belenggu yang ada pada leher mereka, sehingga mereka tidak bisa menunduk.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 8-12
Allah SWT berfirman,"Sesungguhnya Kami menjadikan mereka yang dipastikan kepada mereka sebagai orang-orang yang celaka itu perumpamaannya untuk sampai kepada petunjuk itu seperti orang yang lehernya dibelenggu, lalu kedua tangannya disatukan pada lehernya dalam belenggu itu sehingga kepalanya terangkat dan tidak dapat berbuat apa pun" Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (maka karena itu mereka tertengadah) Al-muqmah adalah orang yang terangkat kepalanya, seperti yang dikatakan Ummu Zari' dalam ucapannya,"Saya minum dengan menengadahkan kepala" yaitu aku minum hingga kenyang dengan menengadahkan kepalaku agar air mudah masuk dan menyegarkan, dan cukup menyebut “belenggu pada leher” tanpa menyebut “kedua tangan”, sekalipun pada kedua tangan dibelenggu menjadi satu dengan leher. Sebagaimana seorang penyair berkata:
“Aku mengetahui jika menuju suatu tempat untuk mencari kebaikan, “manakah di antara keduanya yang akan aku dapat”
“Apakah kebaikan yang menjadi tujuanku yang akan aku dapatkan ataukah keburukan yang tidak ingin aku dapatkan?.
Maka cukuplah menyebut kebaikan dari keburukan, ketika kalimat dan konteksnya sudah menunjukkan hal itu. Demikian juga yang ada di sini, berdasarkan belenggu itu hanya dipakai untuk mengikat kedua tangan dengan leher, maka cukup hanya dengan menyebutkan leher tanpa kedua tangan.
Mujahid berkata tentang firmanNya: (maka karena itu mereka tertengadah) dia berkata,”Mereka menengadahkan kepalanya, sedangkan tangan mereka diletakkan di mulut mereka dan mereka terbelenggu dari setiap kebaikan.
Firman Allah SWT: (Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding) Mujahid berkata bahwa maknannya adalah dari kebaikan.
(dan di belakang mereka dinding) Mujahid berkata yaitu dari kebenaran. dari kebenaran sehingga mereka kebingungan,
Qatadah berkata yaitu dalam kesesatan.
Firman Allah SWT: (dan kami tutup (mata) mereka) yaitu Kami menutup mata mereka dari kebenaran (sehingga mereka tidak dapat melihat) yaitu, tidak dapat mengambil manfaat dari kebaikan dan tidak mendapatkan petunjuk untuk menempuh hal itu.
Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata bahwa Allah SWT menjadikan dinding ini antara mereka dan Islam dan iman, karenanya mereka tidak dapat menembusnya. Lalu dia membaca firmanNya: (Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Tuhanmu, tidaklah akan beriman (96) meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan, hingga mereka menyaksikan azab yang pedih (97)) (Surah Yunus) Kemudian dia berkata bahwa orang yang telah dicegah oleh Allah SWT pasti tidak mampu.
Firman Allah: (Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman (10)) yaitu Allah telah memastikan kesesatan atas mereka, maka tidak ada manfaat lagi peringatan untuk mereka dan mereka tidak akan terpengaruh dengan itu. Hal yang semisal telah disebutkan di permulaan surah Al-Baqarah, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Tuhanmu, tidaklah akan beriman (96) meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan, hingga mereka menyaksikan azab yang pedih (97)) (Surah Yunus) Firman Allah: (Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan) yaitu, sesungguhnya orang-orang yang mengambil manfaat dari peringatanmu hanyalah orang-orang yang beriman, yang mengikuti peringatan itu yaitu Al-Qur'an yang agung (dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, walaupun dia tidak melihat-Nya) yaitu manakala tidak ada seorangpun yang melihatnya selain hanya Allah SWT, karena dia mengetahui bahwa Allah SWT Maha Melihat kepadanya dan Maha Mengetahui apa yang dia perbuat (Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia) yaitu untuk dosa-dosanya (dan pahala yang mulia) yaitu banyak, luas, baik, dan indah. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya Yang tidak tampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar (12)) (Surah Al-Mulk)
Kemudian Allah SWT: (Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati) yaitu pada hari kiamat,
di dalamnya terkandung isyarat yang menunjukkan bahwa Allah SWT dapat menghidupkan hati orang yang Dia kehendaki dari kalangan orang-orang kafir yang hati mereka telah mati karena kesesatan, maka Allah memberinya petunjuk kepada jalan yang benar setelah itu. Sebagaimana Allah SWT berfirman setelah menyebutkan krasnya hati: (Ketahuilah olehmu bahwa sesungguhnya Allah menghidupkan bumi sesudah matinya. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan kepadamu tanda-tanda kebesaran (Kami) supaya kamu memikirkannya (17)) (Surah Al-Hadid)
Firman Allah SWT: (dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan) yaitu semua amal perbuatan, dalam firmanNya SWT: (dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan) dua pendapat, yaitu yang pertama, bahwa Kami mencatat amal perbuatan yang mereka kerjakan dengan diri mereka sendiri, dan jejak-jejak mereka yang dijadikan suri teladan setelah mereka tidak ada, maka Kami membalas hal itu juga, jika kebaikan, maka balasannya kebaikan, dan jika keburukan, maka balasannya keburukan.
Pendapat kedua, mengatakan bahwa makna yang dimaksud adalah langkah-langkah mereka menuju kepada ketaatan atau kemaksiatan.
Ibnu Abu Najih dan lainnya meriwayatkan dari Mujahid tentang firmanNya: (apa yang telah mereka kerjakan) amal perbuatan mereka (dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan) dia berkata yaitu langkah-langkah mereka dengan kaki-kaki mereka. Demikian juga dikatakan oleh Al-Hasan dan Qatadah tentang firmanNya (dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan) yaitu langkah-langkah mereka.
Pendapat ini tidak bertentangan antara pendapat ini dengan pendapat yang pertama, bahkan di dalamnya terdapat peringatan dan dalil yang menunjukkan kepada pendapat yang pertama dengan lebih utama. Sesungguhnya apabila langkah-langkah saja ditulis, maka terlebih lagi jejak-jejak kebaikan yang ditulis dijadikan suri teladan oleh mereka, baik berupa kebaikan atau keburukan dengan cara yang lebih utama. Hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Firman Allah SWT: (Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab utama yang nyata) yaitu semua yang ada dicatat di dalam kitab secara rinci dan tepat, di Lauhil Mahfuz. dan “Imam Al-Mubin” di sini adalah induk dari kitab, Pendapat ini dikatakan Mujahid, Qatadah, dan Abdurrahman bin Zaid bin Aslam. Demikian juga disebutkan dalam firmanNya SWT: ((Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap-tiap umat dengan pemimpinnya) (Surah Al-Isra’: 71) yaitu dengan kitab-kitab amal perbuatan mereka yang menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang telah mereka kerjakan, berupa kebaikan dan keburukan. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi) (Surah Az-Zumar: 69) dan (Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang berdosa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata, "Aduhai, celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya," dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang pun” (49)) (Surah Al-Kahfi)
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Yasin ayat 8: Allah mensifati kondisi orang-orang kafir yang mereka jelas atau kekafiran nya, Allah mengabarkan bahwasanya kondisi mereka sebagai mana azab yaitu diikatnya tangan-tangan mereka di atas leher leher mereka; kepala mereka terangkat ke langit dan mereka terkunci ada seluruh kebaikan, mereka tidak dapat melihat kebenaran serta mendapatkan petunjuk.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Menurut Syaikh As Sa’diy, selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan penghalang yang menghalangi masuknya iman ke dalam hati mereka.
Yakni mengangkat kepalanya dan tidak sanggup menundukkannya. Menurut sebagian ahli tafsir, ayat ini merupakan tamtsil (perumpamaan) yang maksudnya adalah bahwa mereka tidak mau tunduk beriman.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Yasin Ayat 8
Allah menggambarkan kondisi kaum kafir tersebut dengan firman-Nya, 'sungguh, kami telah memasang belenggu yang diikat di leher mereka, lalu tangan mereka diangkat ke dagu, karena itu kepala mereka tertengadah dan mendongak sehingga tidak dapat menunduk apalagi bergerak dengan bebas. 9. Dan kami jadikan di hadapan mereka sekat, yakni dinding penghalang antara mereka dengan kebenaran yang dibawa oleh nabi Muhammad, dan di belakang mereka juga kami ciptakan sekat, dan kami tutup mata mereka sehingga mereka tidak dapat melihat kebenaran. Itulah perum-pamaan orang-orang yang enggan melakukan kebaikan dan selalu menolak kebenaran.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian aneka ragam penjabaran dari kalangan mufassirin berkaitan isi dan arti surat Yasin ayat 8 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa faidah bagi kita. Sokonglah usaha kami dengan memberi tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.