Surat Fatir Ayat 10
مَن كَانَ يُرِيدُ ٱلْعِزَّةَ فَلِلَّهِ ٱلْعِزَّةُ جَمِيعًا ۚ إِلَيْهِ يَصْعَدُ ٱلْكَلِمُ ٱلطَّيِّبُ وَٱلْعَمَلُ ٱلصَّٰلِحُ يَرْفَعُهُۥ ۚ وَٱلَّذِينَ يَمْكُرُونَ ٱلسَّيِّـَٔاتِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ ۖ وَمَكْرُ أُو۟لَٰٓئِكَ هُوَ يَبُورُ
Arab-Latin: Mang kāna yurīdul-'izzata fa lillāhil-'izzatu jamī'ā, ilaihi yaṣ'adul-kalimuṭ-ṭayyibu wal-'amaluṣ-ṣāliḥu yarfa'uh, wallażīna yamkurụnas-sayyi`āti lahum 'ażābun syadīd, wa makru ulā`ika huwa yabụr
Artinya: Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nya-lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras. Dan rencana jahat mereka akan hancur.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Mendalam Terkait Dengan Surat Fatir Ayat 10
Paragraf di atas merupakan Surat Fatir Ayat 10 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa hikmah mendalam dari ayat ini. Tersedia beberapa penafsiran dari para pakar tafsir mengenai isi surat Fatir ayat 10, antara lain sebagaimana tercantum:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Barangsiapa mencari kemuliaan di dunia dan di akhirat, maka hendaknya dia mencarinya dari Allah, dan itu tidak akan diperoleh kecuali dengan ketaatan kepadaNya, karena seluruh kemuliaan adalah milik Allah. Barangsiapa merasa mulia dengan Yang Maha Pencipta, maka Allah akan memuliakannya. Hanya kepadaNya dzikirnya akan naik, dan amal shalih akan mengangkatnya. Dan orang-orang yang melakukan keburukan-keburukan akan mendapatkan siksa yang keras, dan makar orang-orang itu akan lenyap sia-sia dan rusak, tidak berguna apa pun bagi mereka.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
10. Barangsiapa yang mengharapkan kemuliaan, maka hendaklah dia mengharapkannya dari Allah dengan mentaati-Nya. Sebab seluruh kemuliaan hanya milik Allah, tidak ada selain-Nya yang memiliki kemuliaan.
Dan perkataan baik diangkat kepada Allah. Amal kebaikan naik dengan perkataan baik, dan keduanya saling menaikkan dan melengkapi.
Dan orang-orang yang berusaha mendapatkan kemuliaan semu dan palsu dengan melakukan amalan buruk, menjadikannya sebagai pengantar menuju kemuliaan dan berusaha menyembunyikan perbuatan buruk itu; mereka itu seperti orang yang membuat makar dengan sembunyi-sembunyi, dan menampakkan perbuatan yang berlainan dengan makar itu; mereka seperti orang yang menanam tanaman di tanah yang tandus. Seperti itulah amalan dan tipu daya mereka yang tidak akan menghasilkan kebaikan, dan akan mengantarkan mereka kepada kehinaan dan penyesalan.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
10. Barangsiapa menginginkan kemuliaan di dunia atau di Akhirat, maka jangan mencarinya kecuali dari Allah, karena Allah adalah satu-satunya pemilik kemuliaan di dunia dan di Akhirat, hanya kepada Allah zikir-Nya yang baik naik, hanya kepada Allah amal saleh para hamba diangkat. Orang-orang yang mengatur tipu muslihat jahat, seperti upaya membunuh Rasulullah, bagi mereka azab yang keras. Makar mereka itu pasti gagal dan tidak sampai mewujudkan apa pun.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
10. مَن كَانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ (Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan)
Al-Farra berkata: maknanya adalah, barangsiapa yang ingin mengetahui kemuliaan itu milik siapa, maka itu adalah milik Allah seluruhnya.
Qatadah berkata: maknanya barangsiapa yang ingin mendapat kemuliaan maka hendaklah ia mencari kemuliaan dengan ketaatan kepada Allah.
فَلِلّٰهِ الْعِزَّةُ جَمِيعًا ۚ( maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya)
Maka hendaklah memintanya dari Allah semata, sebab selain-Nya tidak ada yang memilikinya sedikitpun. Dan Allah memberi kemuliaan kepada siapa yang Dia kehendaki.
إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ(Kepada-Nya-lah naik perkataan-perkataan yang baik)
Yakni para malaikat yang bertugas menulis catatan amal naik kepada-Nya.
Dan makna (الكلم الطيب) yakni segala bentuk perkataan baik, seperti berzikir kepada Allah, menyuruh kepada kebaikan, melarang kemungkaran, membaca al-Qur’an, dan lain sebagainya.
وَالْعَمَلُ الصّٰلِحُ يَرْفَعُهُۥ ۚ( dan amal yang saleh dinaikkan-Nya)
Yakni Allah mengangkatnya kepada diri-Nya dan menerimanya.
Pendapat lain mengatakan, bahwa amal shalih akan mengangkat perkataan baik seperti do’a dan zikir sehingga dapat diterima dan dikabulkan.
والذين يمكرون السسئات (Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan)
Merkea adalah orang yang berbuat keburukan di dunia.
لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ ۖ (bagi mereka azab yang keras)
Bagi mereka azab yang sangat berat.
وَمَكْرُ أُو۟لٰٓئِكَ هُوَ يَبُورُ(Dan rencana jahat mereka akan hancur)
Yakni akan gagal dan binasa.
Asal makna (المكر) adalah tipuan dan rencana jahat.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
1 ). Ketidaktaatan tentu mendatangkan penghinaan; Sebab segala kemuliaan terletak pada ketaatan kepada Allah ta'ala. Allah ta'ala berfirman: { مَن كَانَ يُرِيدُ ٱلْعِزَّةَ فَلِلَّهِ ٱلْعِزَّةُ جَمِيعًا } "Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya" . Maksudnya, hendaklah ia mencarinya dengan ketaatan kepada Allah. Karena sesungguhnya ia akan menemukannya hanya dalam ketaatan kepada Tuhan.
2 ). { مَن كَانَ يُرِيدُ ٱلْعِزَّةَ فَلِلَّهِ ٱلْعِزَّةُ جَمِيعًا ۚ إِلَيْهِ يَصْعَدُ ٱلْكَلِمُ ٱلطَّيِّبُ وَٱلْعَمَلُ ٱلصَّٰلِحُ يَرْفَعُهُۥ } "Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nya-lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya" Barangsiapa yang menaati Allah, maka Dia setia kepadanya dengan apa yang dia taati, dan dia mendapat kehormatan sesuai dengan ketaatannya, dan siapa yang durhaka kepada-Nya, dia telah memusuhi-Nya dengan apa yang dia durhaka, dan dia mendapat kehinaan sesuai dengan kemaksiatannya.
3 ). Setiap perkataan -meskipun baik- tapi tidak dibenarkan oleh perbuatan, tidak diangkat ke hadapan Allah, dan tidak diterima oleh-Nya. Dan dalilnya adalah: { إِلَيْهِ يَصْعَدُ ٱلْكَلِمُ ٱلطَّيِّبُ وَٱلْعَمَلُ ٱلصَّٰلِحُ يَرْفَعُهُ } yakni: amalan shalih mengangkat perkataan yang baik, dan ini menunjukkan kepada Anda salah satu rahasia penerimaan orang terhadap sebagian da'i, dan penolakan mereka terhadap yang lain.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
10. Barangsiapa menginginkan kemuliaan, kehormatan dan kenikmatan, maka sebaiknya dia mencarinya di sisi Allah. BagiNya setiap kemuliaan di dunia dan akhirat. Kemuliaan itu tidak akan didapat kecuali dengan menaatiNya. Hanya kepadaNyalah perkataan yang baik itu ditujukan. Maknanya Dia (Allah) menerima kalimat Tauhid dan setiap kalam yang baik berupa dzikrullah, doa, dan bacaan Al-Qur’an. Allah juga mengangkat dan menerima amal shalih dari orang mukmin. Adapun orang-orang yang beramal buruk di dunia dengan berbuat tipu daya dan kecurangan serta menentang orang-orang muslim, maka bagi mereka itu azab yang dahsyat dari Allah saat di akhirat. Dan tipu muslihat orang-orang yang berkonspirasi tersbut itu buruk dan merusak
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Siapa yang menghendaki kemuliaan} kemuliaan dan kehormatan {maka kemuliaan itu semuanya milik Allah. KepadaNyalah akan naik} akan naik {perkataan-perkataan yang baik} dzikir, bacaan Al-Qur’an dan doa {dan amal shalih akan Dia angkat. Adapun orang-orang yang merencanakan kejahatan} membuat tipudaya yang jahat {maka bagi mereka azab yang sangat keras dan rencana jahat mereka akan hancur} hancur dan lenyap
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
10. Artinya: Hai orang yang menghendaki kemuliaan, carilah kemuliaan itu pada dzat Yang kemuliaan itu ada di TanganNya. Dan sesungguhnya kemuliaan itu hanya di Tangan Allah, dan ia tidak bisa diperoleh kecuali ndengan cara menaatiNya. Allah telah menyebutkannya melalui FirmanNya, “KepadaNyalah naiknya perkataan-perkataan yang baik,” seperti bacaan tasbih, tahmid, tahlil dan setiap ucapan yang baik. Maka naiklah kepada Allah dan diperlihatkan kepadanya dan Allah memuji pemiliknya diantara semua penghuni ketinggian. “Dan amal yang shalih,” berupa amalan-amalan hati dan amalan-amalan lahiriah. “Yang dinaikkanNya.” Yakni, diangkat oleh Allah sebagaimana halnya kalimat-kalimat yang baik.
Dikatakan, amal sholeh mengangkat perkataan baik, maka diangkatnya perkataan yang baik tergantung amal hamba yang sholeh, karena amal itulah yang mengangkat perkataan yang baik, maka jika tida Ada amal shalih, maka tidak ada satu perkataan pun yang dinaikkan kepada Allah. Itulah amal-amal yang dinaikkan kepada Allah dan Allah meninggikan dan memuliakan pelakunya.
Adapun amal- lakukan tipu daya dan muslihat namun akibatnya menimpa dirinya sendiri. Ia tidak makin bertambah kecuali kehinaan dan kerendahan. Maka dari itu Allah berfirman, “Dan amal yang shalih dinaikanNya, sedangkan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab akna hancur.” Maksudnya, akan binasa dan menjadi sirna, dan rencana jahat mereka sama sekali tidak menguntungkan mereka sedikit pun; swebab ia adalah rencana jahat dengan kebatilan dan untuk tujuan kebatilan pula.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 9-11
Seringkali Allah SWT membuat dalil tentang hari berbangkit dengan menghidupkan bumi yang tandus, sebagaimana di permulaan surah Al-Hajj. Dia mengingatkan kepada para hambaNya agar mengambil pelajaran dari hal ini atas terjadinya hari kebangkitan. Sesungguhnya bumi yang mati dan tandus yang tidak ada tumbuhan padanya, apabila Dia mengirmkan awan kepadanya yang menandung air hujan, lalu Dia menurunkannya hujan di atasnya (hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah) Demikian juga tubuh-tubuh, apabila Dia hendak membangkitkannya, maka Dia menurunkan dari bawah 'ArsyNya hujan yang merata ke seluruh bumi, dan bangkitlah semua tubuh itu dari kuburnya masing-masing, sebagaimana benih yang tumbuh dari bumi. Oleh karena itu disebutkan dalam hadits shahih:”Semua tubuh anak cucu Adam hancur kecuali tulang ekornya, dan dari tulang itu dia diciptakan dan dari tulang itu pula dia dibangkitkan”
Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Demikianlah kebangkitan itu)
Firman Allah: (Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya) yaitu barangsiapa yang menginginkan hidup mulia di dunia dan akhirat, maka hendaklah dia tetap taat kepada Allah SWT. Maka sesungguhnya dengan itu dia akan meraih apa yang dia niatkan, karena sesungguhnya Allah adalah Raja dunia dan akhirat, dan milikNyalah semua kemuliaan. Sebagaimana Allah SWT berfirman: ((yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya kekuatan semuanya kepunyaan Allah (139)) (Surah An-Nisa’)
Mujahid berkata tentang firmanNya: (Barang siapa yang menghendaki kemuliaan) dengan menyembah berhala-berhala. (maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya)
Qatadah berkata tentang firmanNya (Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya) yaitu hendaklah seseorang mencari kemuliaan dengan taat kepada Allah SWT.
Dikatakan bahwa barangsiapa yang menghendaki pengetahuan tentang kemuliaan, yaitu milik siapakah itu. (maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya) Pendapat itu dikatakan oleh Ibnu Jarir.
Firman Allah SWT: (Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik) yaitu dzikir, membaca Al-Qur'an, dan berdoa. Penadapat itu dikatakan sejumlah ulama salaf.
Firman Allah SWT: (dan amal yang saleh dinaikkan-Nya) Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa yang dimaksud dengan perkataan-perkataan yang baik adalah mengingat Allah SWT, itu dibawa naik ke hadapan Allah SWT. Dan amal shalih adalah menunaikan ibadah fardhu, maka barangsiapa yang menyebut nama Allah dan menunaikan kewajibannya. maka amalnya membawa naik dzikrullah ke hadapan Allah SWT. Dan barangsiapa yang berzikir menyebut nama Allah namun tidak menunaikan kewajiban-kewajibannya, maka perkataan-perkataannya dikembalikan kepada amalnya, dan amalnyalah yang berhak menerimanya. Demikian juga dikatakan Mujahid, yaitu bahwa amal shalih mengangkat perkataan-perkataan yang baik. Demikian juga dikatakan Abu Al-’Aliyah, Adh-Dhahhak, dan lainnya.
Al-Hasan dan Qatadah berkata bahwa perkataan tidak diterima kecuali dengan amal.
Firman Allah SWT: (Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan) Mujahid berkata bahwa mereka adalah orang-orang yang memamerkan dengan amal mereka, yaitu membuat tipu muslihat kepada orang lain dengan memperlihatkan kepada mereka seakan-akan mereka adalah orang yang taat kepada Allah, padahal mereka adalah orang yang dimurkai Allah karena mereka pamer dengan amal perbuatan mereka. (Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali) (Surah An-Nisa: 142)
Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata bahwa mereka adalah orang-orang musyrik. Tetapi yang benar bahwa itu bermakna umum, sedangkan orang-orang musyrik termasuk ke dalam dengan hal yang lebih utama. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (bagi mereka azab yang keras. Dan rencana jahat mereka akan hancur) yaitu rusak, bathil, dan tampak kepalsuan mereka dari dekat bagi orang-orang yang mempunyai pandangan hati dan akal. Karena sesungguhnya tidaklah seseorang menyembunyikan sesuatu, melainkan Allah akan menampakkannya melalui wajahnya dan kesalahanlisannya. Dan tidak sekali-kali seseorang merahasiakan sesuatu, melainkan Allah akan memakaikan pakaian yang sesuai dengan apa yang dia sembunyikan itu. Jika baik maka itu kebaikan, dan jika buruk maka keburukan, maka yang. Orang yang pamer maka perkaranya tidak dapat berlanjut kecuali hanya di mata orang yang bodoh. Adapun bagi orang-orang mukmin yang mempunyai firasat yang tajam, maka hal itu tidak dapat menipu mereka, bahkan langsung diketahui mereka dari dekat. Terlebih bagi Tuhan Yang Maha Mengetahui hal yang ghaib, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagiNya.
Firman Allah SWT: (Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani) Dia memulai penciptaan nenek moyang kalian dari tanah, kemudian Dia menjadikan keturunannya dari air yang hina (kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan) yaitu laki-laki dan perempuan, sebagai kelembutan dan rahmatNya, Dia menjadikan bagi kalian pasangan dari jenis kalian agar kalian tenang bersamanya. Firman Allah: (Dan tidak ada seorang perempuan pun mengandung dan tidak (pula) melahirkan, melainkan dengan sepengetahuan-Nya) yaitu Dia mengetahui hal itu, tidak ada sesuatu dari hal itu yang tersembunyi dariNya, dan bahkan (tiada sehelai daun pun yang gugur, melainkan Dia mengetahuinya (pula). Dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz)) (Surah Al-An'am: 59)
Firman Allah: (Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuz)) yaitu, tidaklah Dia memberi sebagian dari benih itu usia yang panjang dengan sepengetahuanNya, melainkan hal itu tercatat di dalam kitab pertama (dan tidak pula dikurangi umurnya) dhamir ini kembali kepada jenis, bukan kepada 'ainnya, karena yang diberi umur panjang tercatat di dalam Lauhil Mahfuz dan dalam pengetahuan Allah SWT dimana usianya tidak dikurangi, dan sesungguhnya dhamir itu kembali kepada jenisnya.
Ibnu Jarir berkata bahwa ayat ini seperti ucapan mereka,"Aku mempunyai sebuah baju dan separuhnya, yaitu separuh pakain yang lain"
Abdurrahman bin Zaid bin Aslam meriwayatkan dari ayahnya tentang firmanNya: (dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuz)) dia berkata bahwa tidak ada seorang bayi pun yang dilahirkan dari rahim tanpa menyempurnakan usianya. Abdurrahman berkata tentang penafsiran ayat ini, bahwa tidakkah kamu melihat ada manusia yang diberi usia seratus tahun, sedangkan yang lainnya ada yang mati pada saat dilahirkan? Inilah yang dimaksud oleh makna itu.
(dan tidak pula dikurangi umurnya) yaitu habisnya usia sedikit demi sedikit, semuanya diketahui di sisi Allah, tahun demi tahun, bulan demi bulan, minggu demi minggu, hari demi hari, dan saat demi saat, semuanya tercatat di sisi Allah dalam kitabNya. Pendapat ini dinukil Ibnu Jarir dari Abu Malik. Ibnu Jarir memilih pendapat yang pertama, yakni pendapat yang sejalan dengannya
Firman Allah SWT: (Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah) yaitu mudah bagiNya, dan segala sesuatu dan semua rincian makhlukNya dalam pengetahuanNya. Karena sesungguhnya pengetahuanNya mencakup semuanya, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dariNya
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Fatir ayat 10: Allah mengabarkan, barangsiapa yang menginginkan kemuliaan di dunia dan akhirat maka wajib baginya untuk taat kepada Allah dan bergantung kepada-Nya saja, karena sungguh kemulian adalah milik Allah, maka barangsiapa yang memuliakan Allah, Allah akan berikan kemuliaan, dan barangsiapa yang kemuliaan untuk makhluk, Allah akan hinakan dia dan permalukan. Kemudian Allah menjelaskan bahwa setiap ucapan yang baik dari dzikir, doa, tilawah Al Qur’an dan selainnya terangkat pada Allah, Allah akan balas dan terima bagi pemilik ucapan tersebut dengan balasan yang baik, dan setiap amalan yang shalih terangkat kepada Allah dan Allah terima dari mereka hamba-Nya dan Allah berikan ganjaran. Dikatakan juga bahwa ucapan yang baik dalam ayat ini adalah dua kalimat syahadat yang terangkat ketika beramal shalih dan membenarkan kedua kalimat tersebut. Yaitu bahwa dua kalimat syahadat tidak cukup dengan tanpa amalan jika memungkinkan untuk beramal. Dikatakan juga bahwa amalan shalih mengangkat ucapan yang baik, dan terangkatnya ucapan yang baik berdasarkan amalan seorang hamba yang shalih; Maka jika tidak memiliki amalan shalih, maka ucapannya tidak akan naik kepada Allah. Kemudian Allah mengabarkan bahwa mereka yang bermakar yaitu dari orang-orang musyrik dan munafik dan yang semisal dengna mereka; Mereka ditimpakan adzab yang pedih dari Allah, dan makar mereka yang mereka berusaha melakukannya, tempat kembalinya adalah keburukan dan kerugian.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Maksudnya adalah wahai orang yang menginginkan kemuliaan, carilah kemuliaan itu dari yang memilikinya, dan yang memilikinya adalah Allah, dan hal itu tidak mungkin dicapai kecuali dengan ketaatan kepada-Nya.
Yakni diangkat kepada Allah, dihadapkan kepada-Nya dan akan dipuji Allah pelakunya di hadapan makhluk yang berada di dekat-Nya.
Seperti membaca Al Qur’an, ucapan tasbih, tahmid, tahlil (Laailaahaillallah), dan semua ucapan yang baik lainnya.
Baik amal hati, lisan maupun anggota badan.
Perkataan yang baik dan amal salehnya itu dinaikkan oleh Allah Ta’ala untuk diterima dan diberi-Nya pahala. Adapula yang berpendapat, bahwa amal saleh akan mengangkat perkataan yang baik sesuai amal saleh pada seorang hamba, amal itulah yang mengangkatnya. Apabila ia tidak memiliki amal saleh, maka tidak akan diangkat ucapannya kepada Allah Ta’ala. Amal itulah yang diangkat kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan mengangkat pelakunya dan memuliakannya. Adapun amal buruk, maka kebalikannya, tidak menambahkan selain kehinaan dan kerendahan.
Seperti orang-orang Quraisy yang berkumpul di Darunnadwah untuk menangkap dan memenjarakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, membunuh Beliau atau mengusir Beliau.
Mereka dihinakan sehina-hinanya.
Yakni akan binasa dan tidak membuahkan hasil apa-apa.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Fatir Ayat 10
Kekuasaan Allah tidak sebatas keberadaan alam semesta. Dia juga pemilik kemuliaan yang didambakan oleh banyak orang. Melalui ayat ini Allah mengingatkan, 'barang siapa menghendaki kemuliaan, maka ketahuilah bahwa kemuliaan itu semuanya milik Allah. Karena itu, jika kamu menginginkannya, mendekatlah dan taatilah Allah. Kepada-Nyalah akan naik perkataan-perkataan yang baik, yakni kalimat tauhid l' il'ha illall'h, kalimat zikir, atau semua perkataan yang baik dalam pandangan agama, dan amal kebajikan, dia akan mengangkatnya. Perkataan baik akan naik dan amal yang baik itu dinaikkan untuk diterima dan diberi-Nya pahala, sehingga pelakunya mendapat kemuliaan dan kedudukan tinggi di sisi-Nya. Adapun orang-orang yang karena meng-ikuti hawa nafsu merencanakan kejahatan terhadap orang-orang yang beriman, mereka akan mendapat azab yang sangat keras, dan rencana jahat mereka akan hancur serta tidak mencapai sasarannya. Mereka inilah orang-orang yang jauh dari kemuliaan. 11. Dan di antara tanda kekuasaan-Nya adalah bahwa Allah menciptakan bapak kamu, nabi adam, dari tanah kemudian menciptakan kamu dari air mani yang bersumber dari saripati makanan yang juga berasal dari tanah, kemudian dia menjadikan kamu berpasangan laki-laki dan pe-rempuan sebagai suami istri. (lihat juga: an-najm/53: 45) tidak ada seorang perempuan pun yang mengandung dan melahirkan, melainkan de-ngan sepengetahuan-Nya. Dan tidak dipanjangkan umur seseorang dan ti-dak pula dikurangi umurnya, melainkan sudah ditetapkan dalam kitab, yaitu lau' ma'f''. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah karena dia mahakuasa dan maha mengetahui.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah beraneka penjabaran dari beragam mufassirun mengenai kandungan dan arti surat Fatir ayat 10 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah bagi ummat. Dukunglah dakwah kami dengan memberi tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.