Surat Fatir Ayat 9
وَٱللَّهُ ٱلَّذِىٓ أَرْسَلَ ٱلرِّيَٰحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَسُقْنَٰهُ إِلَىٰ بَلَدٍ مَّيِّتٍ فَأَحْيَيْنَا بِهِ ٱلْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا ۚ كَذَٰلِكَ ٱلنُّشُورُ
Arab-Latin: Wallāhullażī arsalar-riyāḥa fa tuṡīru saḥāban fa suqnāhu ilā baladim mayyitin fa aḥyainā bihil-arḍa ba'da mautihā, każālikan-nusyụr
Artinya: Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, maka Kami halau awan itu kesuatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Penting Tentang Surat Fatir Ayat 9
Paragraf di atas merupakan Surat Fatir Ayat 9 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan kandungan penting dari ayat ini. Terdokumentasi kumpulan penjelasan dari para ahli ilmu berkaitan kandungan surat Fatir ayat 9, antara lain seperti di bawah ini:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Allah mengirimkan angin sehingga angina itu menggerakan awan, lalu Kami menumpahkannya ke tanah yang gersang, air hujan turun kepadanya lalu dengannya Kami menghidupkan bumi setelah sebelumnya kering sehingga sekarang ia menghijau karena tumbuh-tumbuhan, seperti penghidupan bumi inilah Allah menghidupkan orang-orang mati pada Hari Kiamat.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
9. Salah satu tanda keesaan dan keagungan Allah adalah, Dia mengirim dan mengarahkan angin agar terjadi proses pembentukan hujan pada awan, kemudian Kami arahkan awan itu menuju tempat yang tandus dan menurunkan hujan itu di sana. Dan Kami penghidupkan tanah itu yang sebelumnya kering dan tandus. Demikianlah Allah menghidupkan dan membangkitkan manusia setelah kematian mereka.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
9. Allah lah yang menghembuskan angin, lalu angin ini menggerakkan awan, selanjutnya Kami menurunkan hujan di atas negeri kering yang tak bertanaman, lalu Allah menghidupkan dengan air tersebut bumi dengan tanaman yang Kami tumbuhkan padanya padahal sebelumnya kering. Sebagaimana Kami menghidupkan bumi setelah kekeringannya dengan tanaman yang Kami simpan padanya, maka demikianlah kebangkitan orang-orang yang mati nanti pada hari Kiamat.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
9. وَاللهُ الَّذِىٓ أَرْسَلَ الرِّيٰحَ فَتُثِيرُ سَحابًا (Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan)
Yakni yang memproses awan dari uap air laut, kemudian meniupnya agar bergerak ke tempat yang Allah kehendaki.
فَسُقْنٰهُ إِلَىٰ بَلَدٍ مَّيِّتٍ(maka Kami halau awan itu kesuatu negeri yang mati)
Yakni tanah yang telah mati tanamannya dan kehausan penduduk dan hewan-hewannya.
فَأَحْيَيْنَا بِهِ الْأَرْضَ(lalu Kami hidupkan bumi dengan hujan itu)
Yakni Kami hidupkan bumi dengan tanamannya menggunakan air hujan.
بَعْدَ مَوْتِهَا ۚ( setelah matinya)
Yakni setelah kering dan kosong dari tanaman.
كَذٰلِكَ النُّشُورُ(Demikianlah kebangkitan itu)
Yakni demikianlah Allah akan menghidupkan hamba-hamba-Nya setelah kematian mereka, sebagaimana menghidupkan bumi setelah matinya.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
9. Allah adalah Dzat yang mengirim angin sebagai sarana pembawa hujan lebat, lalu angin itu menggerakkan awan dan mendorongnya ke suatu arah, kemudian Kami menggerakkan awan yang berisi hujan ini ke negeri gersang dan kering yang tidak ada tumbuhannya, Melalui hujan itu, Kami hidupkan tanah negeri itu dengan menumbuhkan tanamannya setelah kering dan gersang. Seperti proses penghidupan itulah Allah menghidupkan hamba-hambaNya dari kematian.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Allahlah Dzat yang mengirimkan angin, lalu angina itu menggerakkan} menggerakkan {awan. Lalu Kami arahkan awan itu ke suatu negeri yang mati} yang tandus tidak ada tanaman di dalamnya {lalu dengannya Kami hidupkan bumi itu setelah kematiannya. Seperti itulah kebangkitan} kebangkitan dari kubur
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
9. Allah menginformasikan tentang kemahasempurnaan KuasaNya dan kemahaluasan belas kasihNya, dan sesungguhnya Dia-lah “yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, maka Kami halau awan itu ke suatu negeri yang mati” kemudian Allah menurunkannya di atasnya “lalu Kami hidupkan bumi setelah kematiannya dengan hujan itu,” maka hiduplah daerah tersebut dan juga para penghuninya, hewan-hewan pun mendapat makanan dan berkeliaran di lading-ladang rumput itu.
“Demikianlah,” Allah Yang telah menghidupkan bumi setelah kematiannya, akan menghiduplkan kembali orang-orang yang sudah mati dari dalam kuburnya; maka kelak mereka akan datang untuk menghadap Allah, supaya Dia memberikan keputusan di antara mereka dan menetapkan keputusan dengan keputusan hukum yang adil.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 9-11
Seringkali Allah SWT membuat dalil tentang hari berbangkit dengan menghidupkan bumi yang tandus, sebagaimana di permulaan surah Al-Hajj. Dia mengingatkan kepada para hambaNya agar mengambil pelajaran dari hal ini atas terjadinya hari kebangkitan. Sesungguhnya bumi yang mati dan tandus yang tidak ada tumbuhan padanya, apabila Dia mengirmkan awan kepadanya yang menandung air hujan, lalu Dia menurunkannya hujan di atasnya (hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah) Demikian juga tubuh-tubuh, apabila Dia hendak membangkitkannya, maka Dia menurunkan dari bawah 'ArsyNya hujan yang merata ke seluruh bumi, dan bangkitlah semua tubuh itu dari kuburnya masing-masing, sebagaimana benih yang tumbuh dari bumi. Oleh karena itu disebutkan dalam hadits shahih:”Semua tubuh anak cucu Adam hancur kecuali tulang ekornya, dan dari tulang itu dia diciptakan dan dari tulang itu pula dia dibangkitkan”
Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Demikianlah kebangkitan itu)
Firman Allah: (Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya) yaitu barangsiapa yang menginginkan hidup mulia di dunia dan akhirat, maka hendaklah dia tetap taat kepada Allah SWT. Maka sesungguhnya dengan itu dia akan meraih apa yang dia niatkan, karena sesungguhnya Allah adalah Raja dunia dan akhirat, dan milikNyalah semua kemuliaan. Sebagaimana Allah SWT berfirman: ((yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya kekuatan semuanya kepunyaan Allah (139)) (Surah An-Nisa’)
Mujahid berkata tentang firmanNya: (Barang siapa yang menghendaki kemuliaan) dengan menyembah berhala-berhala. (maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya)
Qatadah berkata tentang firmanNya (Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya) yaitu hendaklah seseorang mencari kemuliaan dengan taat kepada Allah SWT.
Dikatakan bahwa barangsiapa yang menghendaki pengetahuan tentang kemuliaan, yaitu milik siapakah itu. (maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya) Pendapat itu dikatakan oleh Ibnu Jarir.
Firman Allah SWT: (Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik) yaitu dzikir, membaca Al-Qur'an, dan berdoa. Penadapat itu dikatakan sejumlah ulama salaf.
Firman Allah SWT: (dan amal yang saleh dinaikkan-Nya) Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa yang dimaksud dengan perkataan-perkataan yang baik adalah mengingat Allah SWT, itu dibawa naik ke hadapan Allah SWT. Dan amal shalih adalah menunaikan ibadah fardhu, maka barangsiapa yang menyebut nama Allah dan menunaikan kewajibannya. maka amalnya membawa naik dzikrullah ke hadapan Allah SWT. Dan barangsiapa yang berzikir menyebut nama Allah namun tidak menunaikan kewajiban-kewajibannya, maka perkataan-perkataannya dikembalikan kepada amalnya, dan amalnyalah yang berhak menerimanya. Demikian juga dikatakan Mujahid, yaitu bahwa amal shalih mengangkat perkataan-perkataan yang baik. Demikian juga dikatakan Abu Al-’Aliyah, Adh-Dhahhak, dan lainnya.
Al-Hasan dan Qatadah berkata bahwa perkataan tidak diterima kecuali dengan amal.
Firman Allah SWT: (Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan) Mujahid berkata bahwa mereka adalah orang-orang yang memamerkan dengan amal mereka, yaitu membuat tipu muslihat kepada orang lain dengan memperlihatkan kepada mereka seakan-akan mereka adalah orang yang taat kepada Allah, padahal mereka adalah orang yang dimurkai Allah karena mereka pamer dengan amal perbuatan mereka. (Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali) (Surah An-Nisa: 142)
Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata bahwa mereka adalah orang-orang musyrik. Tetapi yang benar bahwa itu bermakna umum, sedangkan orang-orang musyrik termasuk ke dalam dengan hal yang lebih utama. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (bagi mereka azab yang keras. Dan rencana jahat mereka akan hancur) yaitu rusak, bathil, dan tampak kepalsuan mereka dari dekat bagi orang-orang yang mempunyai pandangan hati dan akal. Karena sesungguhnya tidaklah seseorang menyembunyikan sesuatu, melainkan Allah akan menampakkannya melalui wajahnya dan kesalahanlisannya. Dan tidak sekali-kali seseorang merahasiakan sesuatu, melainkan Allah akan memakaikan pakaian yang sesuai dengan apa yang dia sembunyikan itu. Jika baik maka itu kebaikan, dan jika buruk maka keburukan, maka yang. Orang yang pamer maka perkaranya tidak dapat berlanjut kecuali hanya di mata orang yang bodoh. Adapun bagi orang-orang mukmin yang mempunyai firasat yang tajam, maka hal itu tidak dapat menipu mereka, bahkan langsung diketahui mereka dari dekat. Terlebih bagi Tuhan Yang Maha Mengetahui hal yang ghaib, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagiNya.
Firman Allah SWT: (Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani) Dia memulai penciptaan nenek moyang kalian dari tanah, kemudian Dia menjadikan keturunannya dari air yang hina (kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan) yaitu laki-laki dan perempuan, sebagai kelembutan dan rahmatNya, Dia menjadikan bagi kalian pasangan dari jenis kalian agar kalian tenang bersamanya. Firman Allah: (Dan tidak ada seorang perempuan pun mengandung dan tidak (pula) melahirkan, melainkan dengan sepengetahuan-Nya) yaitu Dia mengetahui hal itu, tidak ada sesuatu dari hal itu yang tersembunyi dariNya, dan bahkan (tiada sehelai daun pun yang gugur, melainkan Dia mengetahuinya (pula). Dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz)) (Surah Al-An'am: 59)
Firman Allah: (Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuz)) yaitu, tidaklah Dia memberi sebagian dari benih itu usia yang panjang dengan sepengetahuanNya, melainkan hal itu tercatat di dalam kitab pertama (dan tidak pula dikurangi umurnya) dhamir ini kembali kepada jenis, bukan kepada 'ainnya, karena yang diberi umur panjang tercatat di dalam Lauhil Mahfuz dan dalam pengetahuan Allah SWT dimana usianya tidak dikurangi, dan sesungguhnya dhamir itu kembali kepada jenisnya.
Ibnu Jarir berkata bahwa ayat ini seperti ucapan mereka,"Aku mempunyai sebuah baju dan separuhnya, yaitu separuh pakain yang lain"
Abdurrahman bin Zaid bin Aslam meriwayatkan dari ayahnya tentang firmanNya: (dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuz)) dia berkata bahwa tidak ada seorang bayi pun yang dilahirkan dari rahim tanpa menyempurnakan usianya. Abdurrahman berkata tentang penafsiran ayat ini, bahwa tidakkah kamu melihat ada manusia yang diberi usia seratus tahun, sedangkan yang lainnya ada yang mati pada saat dilahirkan? Inilah yang dimaksud oleh makna itu.
(dan tidak pula dikurangi umurnya) yaitu habisnya usia sedikit demi sedikit, semuanya diketahui di sisi Allah, tahun demi tahun, bulan demi bulan, minggu demi minggu, hari demi hari, dan saat demi saat, semuanya tercatat di sisi Allah dalam kitabNya. Pendapat ini dinukil Ibnu Jarir dari Abu Malik. Ibnu Jarir memilih pendapat yang pertama, yakni pendapat yang sejalan dengannya
Firman Allah SWT: (Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah) yaitu mudah bagiNya, dan segala sesuatu dan semua rincian makhlukNya dalam pengetahuanNya. Karena sesungguhnya pengetahuanNya mencakup semuanya, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dariNya
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Fatir ayat 9: Ketahuilah wahai manusia bahwasanya Allah sajalah yang mengirimkan angin dan mengalirkannya, yang kemudian menggiring awan dan berkumpul sebagian atas sebagian yang lainnya, Allah turunkan (hujan) bagi negeri yang mati dengan tidak ada tumbuhan padanya, tidak juga pertanian. Allah memerintahkan hujan turun atas negeri tersebut; Allah hidupkan negeri tersebut dengan hujan, tumbuhlah tumbuh-tumbuhan di tanahnya dan menghijau setelah kering tanahnya serta kekurangan hujan. Begitu juga Allah hidupkan seorang hamba setelah kematian mereka, dan dibangkitkan untuk dibalas dan di hisab; Sebagaimana Allah hidupkan tanah yang kering ini setelah kematiannya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan tentang sempurnanya kuasa-Nya dan luasnya kepemurahan-Nya.
Lalu Allah turunkan hujan kepadanya.
Maka bumi menjadi hidup dan makhluk hidup memperoleh rezeki.
Yakni Allah Subhaanahu wa Ta'aala apabila hendak membangkitkan, maka Dia menurunkan hujan dari bawah ‘Arsy yang mengena kepada bumi secara merata, lalu jasad-jasad itu tumbuh dalam kuburnya sebagaimana tumbuhnya sebutir biji di bumi, kemudian mereka datang menghadap Allah agar Dia memberikan keputusan kepada mereka dengan keputusan-Nya yang adil.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Fatir Ayat 9
Usai menjelaskan kepastian janji Allah, kedatangan hari kiamat, dan perbedaan antara orang yang taat dengan yang ingkar serta balasan yang akan mereka peroleh, pada ayat ini Allah menunjukkan tanda-tanda kekuasan-Nya di alam semesta sekaligus menjadi perumpamaaan terjadinya hari kebangkitan. Dan Allah-lah yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, maka kami arahkan awan yang mengan-dung air itu ke suatu negeri yang mati, yakni tandus, lalu turunlah hujan dan dengan hujan itu lalu kami hidupkan bumi setelah mati, yakni kering. Seperti itulah kebangkitan itu akan terjadi. 10. Kekuasaan Allah tidak sebatas keberadaan alam semesta. Dia juga pemilik kemuliaan yang didambakan oleh banyak orang. Melalui ayat ini Allah mengingatkan, 'barang siapa menghendaki kemuliaan, maka ketahuilah bahwa kemuliaan itu semuanya milik Allah. Karena itu, jika kamu menginginkannya, mendekatlah dan taatilah Allah. Kepada-Nyalah akan naik perkataan-perkataan yang baik, yakni kalimat tauhid l' il'ha illall'h, kalimat zikir, atau semua perkataan yang baik dalam pandangan agama, dan amal kebajikan, dia akan mengangkatnya. Perkataan baik akan naik dan amal yang baik itu dinaikkan untuk diterima dan diberi-Nya pahala, sehingga pelakunya mendapat kemuliaan dan kedudukan tinggi di sisi-Nya. Adapun orang-orang yang karena meng-ikuti hawa nafsu merencanakan kejahatan terhadap orang-orang yang beriman, mereka akan mendapat azab yang sangat keras, dan rencana jahat mereka akan hancur serta tidak mencapai sasarannya. Mereka inilah orang-orang yang jauh dari kemuliaan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian beraneka penjabaran dari para ulama tafsir terkait makna dan arti surat Fatir ayat 9 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat untuk ummat. Bantu usaha kami dengan memberi tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.