Surat Ar-Rum Ayat 7
يَعْلَمُونَ ظَٰهِرًا مِّنَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ ٱلْءَاخِرَةِ هُمْ غَٰفِلُونَ
Arab-Latin: Ya'lamụna ẓāhiram minal-ḥayātid-dun-yā wa hum 'anil-ākhirati hum gāfilụn
Artinya: Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Menarik Berkaitan Surat Ar-Rum Ayat 7
Paragraf di atas merupakan Surat Ar-Rum Ayat 7 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai tafsir menarik dari ayat ini. Diketemukan pelbagai penjabaran dari berbagai mufassirun berkaitan kandungan surat Ar-Rum ayat 7, sebagiannya sebagaimana berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
6-7. Allah menjanjikan kepada orang-orang beriman dengan janji yang pasti yang tidak diselisihi dengan memberi orang-orang Romawi yang beragama Nasrani kemenangan atas orang-orang Persia yang menyembah berhala, akan tetapi kebanyakan orang-orang kafir Makkah tidak mengetahui bahwa apa yang Allah janjikan adalah haq, karena mereka hanya mengetahui apa yang lahir dari dunia dan perhiasannya, sementara perkara akhirat dan hal-hal yang bermanfaat bagi mereka di sana, mereka melalaikannya, bahkan sama sekali tidak memikirkannya.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
7. Mereka tidak mengetahui iman dan hukum-hukum syariah, yang mereka ketahui hanyalah perkara yang tampak dari kehidupan dunia yang berhubungan dengan pekerjaan untuk kehidupan mereka, sementara mereka berpaling dari negeri Akhirat yang merupakan kehidupan yang sesungguhnya, mereka tidak menoleh kepadanya.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
7. يَعْلَمُونَ ظٰهِرًا مِّنَ الْحَيَوٰةِ الدُّنْيَا (Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia)
Yakni mereka mengatahui apa yang nampak dari perhiasan dunia dan kenikmatannya, dan urusan penghidupan mereka serta cara-cara mendapatkan berbagai manfaat duniawi.
وَهُمْ عَنِ الْاٰخِرَةِ(sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat)
Yang berupa kenikmatan yang kekal dan kelezatan yang murni.
هُمْ غٰفِلُونَ (mereka lalai)
Yakni mereka tidak mempedulikannya dan tidak menyiapkan apa yang dibutuhkan untuk mendapatkannya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
1 ). Hasan Al-Bashri berkata: sesungguhnya akan sampai pada kalian salah seorang dari mereka yang sangat pandai dalam urusan dunianya ia akan mebalikkan dirham dengan jarinya saja, dan ia akan memberitahukanmu berapa beratnya, tapi ia tidak sama sekali baik dalam shalatnya!!
2 ). Apa yang membuat al-'Allamah asy-Syanqithy berkata tentang ayat ini bahwa menjadi kewajiban seorang muslim untuk mentadabburinya dengan tadabbur yang dalam, dan menjelaskan apa-apa yang terkandung di dalamnya kepada manusia? beliau berkata: "Ketahuilah bahwasnya wajib bagi setiap Muslim pada zaman ini mentadabburi ayat dari surah ar-Rum ini dengan tadabbur yang dalam, dan menjelaskan apa-apa yang terkandung di dalamnya bagi siapa yang mampu menjelaskannya kepada manusia lainnya, dan menunjukkan kepada mereka bahwa diantara fitnah terbesar pada zaman ini dimana dengannya Allah ta'ala menguji orang-orang muslim yang lemah akalnya dengan meniru giatnya orang-orang eropa dalam mencari kekayaan dunia, dan bagaimana mereka sangat terampil dalam hal itu, jenis-jenisnya yang juga bervariasi padahal kebanyakan muslim termasuk lemah dalam hal ini, bahkan mereka mengira bahwa siapa yang mampu melakukan pekerjaan itu berada di atas kebenaran, dan siapa yang lemah di bidang itu adalah orang-orang terbelakang, dan sungguh yang seperti ini adalah jahil, jelas kesalahannya, dan pada ayat ini dijelaskan bagaimana fitnah ini sangat berbahaya, dan menjadi peringatan bagi siapa yang bergelut di dalamnya.
3 ). Perhatikan bacaanmu: { يَعْلَمُونَ ظَٰهِرًا مِّنَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا } "Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia" mereka tidak dihinakan hanya karena kesibukannya dengan ilmu dunia; tetapi ia juga menyebabkan mereka lalai tentang akhirat.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
7. Mereka mengetahui perkara-perkara yang tampak yang dapat mereka saksikan, berupa hiasan-hiasan dunia dan keuntungan hidup. Mereka menikmati hal itu dan lupa dengan nikmat akhirat yang abadi. Mereka tidak mempersiapkannya dan tidak pernah terpikirkan dalam benak mereka tentang akhir dunia
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Mereka mengetahui yang tampak dari kehidupan dunia, sedangkan terhadap akhirat mereka lalai} mereka lalai dan tidak tahu tentangnya
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
7. dan mereka orang-orang yang tidak mengetahui. Maksudnya, mereka yang tidak mengetahui esensi sesuatu dan akibat-akibatnya, sebenarnya “hanya mengetahui yang lahir saja dari kehidupan dunia,” lalu mereka melihat kepada sebab-musabab keberadaannya; dan mereka meyakini ketidakterjadinya suatu perkara yang mana mereka sama sekali belum melihat keberadaan sebab-sebab yang bisa menimbulkan kejadiannya. Jadi, mereka sangat tergantung kepada sebab-sebab, tanpa melihat kepada (Allah) yang menurunkan sebab-sebabnya, yang bertindak padanya, “sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adlah lalai.” Hati mereka, hawa nafsu mereka dan kemauan mereka sudah terfokus pada dunia, kesennagan dan gemerlapnya, lalu berbuat hanya untuk itu, berupaya dan menuju kepadanya, berpaling dan lupa terhadap kehidupan akhirat. Ia sama sekali tidak merindukan surga, tidak pula takut akan api neraka, tidak juga berdiri di hadapan Allah dan berjumpa denganNya membuatnya takut dan membuatnya ngeri. Ini adalah tanda kesengsaraan, dan cirinya adalah lalai akan kehidupan akhirat.
Yang mengherankan adalah bahwa sesungguhnya kelompok manusia yang satu ini sudah mencapai pada kecerdasan dan kepintaran yang sangat tinggi terhadap lahiriah kehidupan dunia hingga sampai pada tingkat mencengangkan akal dan menakjubkan hati. Mereka bisa memperlihatkan berbagai keajaiban nuklir dan listrik, peralatan transportasi darat, laut dan udara yang denganya mereka menjad unggul. Mereka berhasil menampakkan dan membanggakan akal mereka, dan mereka memandang bangsa-bangsa lain tidak mampu melakukan apa yang telah ditakdirkan Allah agar mampu mereka lakukan. Maka mereka memandang bangsa lain dengan pandangan hina dan rendah, sedangkan dalam masalah agama mereka merupakan manusia yang paling bodoh dan paling lalai terhadap kehidupan akhirat, serta paling dangkal pengetahuannya terhadap akibat-akibat perbuatan mereka.
Mereka telah dilihat oleh orang-orang yang berakal dan berpandangan tajam sedang terombang-ambing dalam kejahilan, tergelimang dalam kesesatan, terbuai dalam kebatilan. Mereka telah melupakan Allah, maka Allah menjadikan mereka lupa terhadap diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik. Lalu para ahli pikir itu melihat kepada apa yang dikaruniakan Allah dan kemampuan yang Allah anugerahkan kepada mereka (sekelompok manusia itu). Berupa pemikiran-pemikiran yang sangat canggih dalam permasalahan dunia dan lahirnya, sedangkan mereka tidak dikaruniai akal yang sangat jenius. Maka para ahli pemikiran yang mendalam (tajam) itu mengetahui bahwasannya segala perkara adalah wewenang Allah dan keputusan terhadap manusia adalah milikNya. Ia tiada lain melainkan taufikNya atau pengabaianNya.
Maka dari itu mereka (para ahli pemikiran yang mendalam) takut kepada Allah, Rabb mereka, dan mereka memohon kepadaNya semoga Dia berkenan melengkapi cahaya akal dan iman yang telah dianugerahkanNya kepada mereka hingga mereka bisa sampai kepadaNya dan menempati haribanNya. Semua perkara di atas, kalau saja disertai iman dan dibangun di atasnya, tentu ia akan membuahkan kemajuan yang sangat tinggi dan kehidupan yang baik. Akan tetapi, karena kebanyakannya dibangun di atas landasan ilhad (kekafiran), maka ia tidak membuahkan sesuatu kecuali dekedensi moral dan segala sebab kebinasaan dan kehancuran.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 1-7
Ayat-ayat ini diturunkan ketika Sabur, Raja Persia mengalahkan negeri-negeri Syam dan bagian lainnya dari negeri di wilayah Jazirah Arab dan wilayah yang termasuk kerajaan Romawi, sehingga Heraklius, Kaisar Romawi terpaksa mundur dan berlindung ke Konstantinopel. Dia dikepung oleh Raja Sabur di sana dalam waktu yang cukup lama, kemudian wilayah tersebut kembali kepada Heraklius
Firman Allah: (Alif Lam Mim (1) Telah dikalahkan bangsa Romawi (2)) Telah disebutkan pembahasan tentang huruf-huruf hijaiyah yang mengawali surah-surah Al-Qur'an dalam surah Al-Baqarah.
Adapun Romawi, mereka itu berasal dari keturunan Al-’Isha bin Ishaq bin Ibrahim. Mereka adalah anak-anak dari paman Bani Israil. Mereka menyembah bintang-bintang yang beredar yang jumlahnya tujuh. Mereka shalat menghadap ke arah utara. Mereka adalah orang-orang yang membangun kota Damaskus dan membangun kuil-kuilnya, yang di dalamnya terdapat mihrab-mihrab yang menghadap ke arah utara. Orang-orang Romawi pada mulanya memeluk agama mereka sampai masa nabi Isa diutus.
Kemudian kemenangan bangsa Romawi atas bangsa Persia terjadi setelah beberapa tahun, yaitu sembilan tahun. Kata "beberapa tahun" menurut bahasa Arab maknannya menunjukkan antara tiga sampai sembilan
Firman Allah SWT: (Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang)) yaitu, sebelum dan setelah hal itu. Dimabnikan dengan huruf dhammah karena mudhafnya diputus, yaitu firmanNya (Qablu) dari idhafah.
(Dan di hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman (4) karena pertolongan Allah) yaitu orang-orang Romawi pasukan kaisar negeri Syam atas pasukan Persia pendukung Kisra yang Majusi. Kemenangan pasukan Romawi atas pasukan Persia terjadi saat terjadinya perang Badar, menurut pendapat sebagian besar ulama, seperti Ibnu Abbas, Ats-Tsauri, As-Suddi, dan lainnya.
Disebutkan dalam hadits dari Abu Sa'id, dia berkata,”Ketika Perang Badar terjadi, bangsa Romawi menang atas bangsa Persia. Maka kaum mukmin bergembira dengan hal itu, dan Allah menurunkan firmanNya: (Dan di hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman (4) karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang (5))
Ulama lainnya berkata bahwa kemenangan bangsa Romawi atas bangsa Persia terjadi di tahun perjanjian Hudaibiyah. Pendapat ini dikatakan oleh Ikrimah, Az-Zuhri, Qatadah dan lainnya.
Ketika bangsa Romawi menang atas bangsa Persia, orang-orang mukmin gembira dengan hal itu, karena bangsa Romawi secara garis besar adalah Ahli kitab, dan mereka lebih dekat dengan orang-orang mukmin dibandingkan orang-orang Majusi, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya kamu mendapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata, "Sesungguhnya kami ini orang Nasrani” Yang demikian itu karena di antara mereka terdapat para pendeta dan para rahib, (juga) karena mereka tidak menyombongkan diri (82) Dan apabila mereka mendengarkan apa (Alquran) yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri), seraya berkata, "Ya Tuhan, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Alquran dan kenabian Muhammad) (83)) (Surah Al-Maidah)) Dan di sini Allah SWT berfirman: (Dan di hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman (4) karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang (5))
Firman Allah SWT: (Dialah Yang Maha Perkasa) yaitu dalam pertolongan dan pembalasanNya terhadap musuh-musuhNya (lagi Maha Penyayang) terhadap hamba-hambaNya yang beriman.
Firman Allah SWT: ((sebagai) janji yang sebenar-benarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya) yaitu yang Kami beritahukan kepadamu ini, wahai Muhammad, bahwa aku akan menolong bangsa Romawi atas bangsa Persia merupakan janji dari Allah yang sebenar-benarnya dan berita yang benar yang tidak akan diingkari dan dan pasti kejadiannya. Karena Allah pasti melaksanakan sunnatullah berupa menolong golongan yang lebih dekat kepada kebenaran di antara kedua golongan yang berperang itu, dan menjadikan akibat yang baik bagi golongan itu (tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui) yaitu tentang hukum Allah, bahwa semua perbuatanNya yang telah diputuskan dan berlaku itu sesuai dengan norma keadilan
Firman Allah SWT: (Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedangkan mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai (7)) yaitu, kebanyakan manusia tidak memiliki ilmu melainkan hanya tentang dunia, usahanya, urusannya, dan semua hal tentang itu. Mereka benar-benar cerdik dan pandai dalam meraih dan menciptakan pekerjaan. Dan mereka lalai terhadap apa yang bermanfaat bagi mereka di akhirat, seakan-akan seseorang dari mereka lalai, tidak punya pikiran tentang hal itu.
Ibnu Abbas berkata tentang firmanNya: (Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia, sedangkan mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai (7)) yaitu orang-orang kafir itu hanya mengetahui cara meramaikan dunia, dan tentang urusan agama mereka bodoh
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Ar-Rum ayat 7: Allah menjelaskan bahwa mereka orang-orang kafir mengetahui secara dzahir dari kehidupan dunia dari isi dan perhiasannya yang fana, akan tetapi mereka dalam kondisi lalai dengan kelalaian yang sempurna akan kehidupan akhirat, dan dari apa yang akan mereka lihat dari balasan dan hisab akan urusan dunia, dan juga mereka lalai dari urusan setelah hisab dan balasan yang sesungguhnya berupa kenikmatan yang akan didapatkan orang-orang yang beriman di surga, dan balasan adzab dengan neraka bagi orang-orang yang pendosa.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Mereka hanya melihat kepada sebab dan memastikan perkara karena ada sebab-sebabnya, dan mereka meyakini tidak akan terjadi perkara apa pun tanpa ada sebab-sebabnya. Mereka hanya berdiri bersama sebab, dan tidak melihat kepada yang mengadakan sebab itu.
Hati mereka, hawa nafsu mereka, dan keinginan mereka tertuju kepada dunia dan perhiasannya. Oleh karena itu, mereka lakukan sesuatu untuknya dan berusaha keras kepadanya dan lalai dari akhirat. Mereka berbuat bukan karena rindu kepada surga dan takut kepada neraka serta takut berhadapan dengan Allah nanti pada hari Kiamat. Ini merupakan tanda kecelakaan seseorang. Namun sangat mengherangkan sekali, orang yang seperti ini adalah orang yang pandai dan cerdas dalam urusan dunia sampai membuat manusia terkagum kepadanya. Mereka membuat kendaraan darat, laut dan udara, serta merasa ujub (kagum) dengan akal mereka dan mereka melihat selain mereka lemah dari kemampuan itu yang sesungguhnya Allah yang memberikan kepada mereka kemampuan itu, sehingga mereka merendahkan orang lain, padahal mereka adalah orang yang paling bodoh dalam urusan agama, paling lalai terhadap akhirat, dan paling kurang melihat akibat (kesudahan dari segala sesuatu). Selanjutnya mereka melihat kepada kemampuan yang diberikan Allah berupa berpikir secara teliti tentang dunia dan hal yang tampak daripadanya, namun mereka dihalangi dari berpikir tinggi, yaitu mengetahui bahwa semua perkara milik Allah, hukum (keputusan) hak-Nya, memiliki rasa takut kepada-Nya dan meminta kepada-Nya agar Dia menyempurnakan pemberian-Nya kepada mereka berupa cahaya akal dan iman. Semua perkara itu jika diikat dengan iman dan menjadikannya sebagai dasar pijakan tentu akan membuahkan kemajuan, kehidupan yang tinggi, akan tetapi karena dibangun di atas sikap ilhad (ingkar Tuhan), maka tidak membuahkan selain turunnya akhlak, menjadi sebab kebinasaan dan kehancuran.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ar-Rum Ayat 7
Mereka tidak memiliki pengetahuan tentang hakikat keagamaan. Mereka hanya mengetahui yang lahir atau tampak dari kehidupan dunia, sedangkan terhadap kehidupan akhirat mereka benar-benar lalai. -.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah pelbagai penafsiran dari beragam ulama tafsir terkait isi dan arti surat Ar-Rum ayat 7 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah bagi kita semua. Bantu kemajuan kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.