Surat Al-‘Ankabut Ayat 3

وَلَقَدْ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُوا۟ وَلَيَعْلَمَنَّ ٱلْكَٰذِبِينَ

Arab-Latin: Wa laqad fatannallażīna ming qablihim fa laya'lamannallāhullażīna ṣadaqụ walaya'lamannal-kāżibīn

Artinya: Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

« Al-'Ankabut 2Al-'Ankabut 4 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Hikmah Penting Terkait Dengan Surat Al-‘Ankabut Ayat 3

Paragraf di atas merupakan Surat Al-‘Ankabut Ayat 3 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam hikmah penting dari ayat ini. Terdokumentasi beragam penafsiran dari para mufassir terkait makna surat Al-‘Ankabut ayat 3, sebagiannya seperti berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan sungguh Kami telah menguji umat-umat manusia sebelum mereka dan mengadakan cobaan pada mereka yang merupakan orang-orang yang Kami mengutus rasul-rasul Kami kepada mereka. Maka Allah benar-benar akan mengetahui kebenaran orang-orang yang benar dalam keimanan mereka dan kedustaan orang-orang yang mendustakan, untuk memisahkan yang satu dengan yang lain.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

3. Sesungguhnya ujian-ujian yang disebabkan masuknya seseorang ke dalam keimanan merupakan sunnatullah yang telah berlaku pada umat-umat terdahulu, maka tidak boleh seseorang mengingkari ujian itu dan lalai dari sunnatullah.

Ujian-ujian ini dinisbatkan kepada Allah karena Dia adalah pencipta sebab-sebabnya dan hanya Dia yang mampu menghilangkannya. Dan barangsiapa yang tidak terjerumus akibat ujian itu dan tetap mengikuti petunjuk maka telah jelas keteguhan imannya. Namun barangsiapa yang imannya terguncang karena takut terhadap ujian itu maka imannya telah goyah.

Sungguh Allah akan mengetahui dengan ilmu yang jelas bagi makhluk -dan sesungguhnya hal itu telah Allah ketahui akan terjadi- tentang kebenaran orang-orang yang benar dan kedustaan orang-orang yang berdusta.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

3. Dan sungguh telah Kami uji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah benar-benar mengetahui dengan pengetahuan yang jelas dan mengungkapkannya kepada kalian kejujuran orang-orang yang jujur dalam keimanan mereka dan kedustaan orang-orang yang dusta dalam keimanan mereka.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

3. وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۖ (Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka)
Yakni ini merupakan sunnatullah pada hamba-hamba-Nya, Allah menguji orang-orang beriman dari umat ini sebagaimana telah menguji umat-umat sebelum mereka seperti yang disebutkan dalam al-Qur’an tentang kisah-kisah para Nabi dan ujian Allah terhadap pengikut mereka dan orang-orang yang beriman kepada mereka serta segala yang menimpa mereka.

فَلَيَعْلَمَنَّ اللهُ الَّذِينَ صَدَقُوا۟( maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar)
Yakni yang benar dalam perkataan mereka “kami telah beriman”

وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِينَ(dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta)
Yakni orang-orang yang dusta diantara mereka.
Yakni Allah akan menampakkan siapa yang benar diantara mereka dan akan membedakan antara dirinya dari orang-orang yang berdusta.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

1-3

1 ). Ayat ini menunjukkan bahwa setiap yang merasa dirinya beriman harus menerima ujian, dan siksaan bagi orang-orang yang senang dengan kejahatan dan pembangkangan.

2 ). { أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتْرَكُوٓا۟ أَن يَقُولُوٓا۟ ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ } "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?"
Janganlah seseorang mengira bahwa dia akan bersih dari segala rasa sakit apapun, namun orang-orang yang merasakan sakit berbeda-beda dalam akal mereka. Yang paling bijak dari mereka adalah orang yang menjual rasa sakit terus menerus yang hebat untuk rasa sakit yang sebentar-sebentar. Dan seburuk-buruknya mereka adalah orang yang menjual rasa sakit yang terputus-putus dan ringan dengan rasa sakit yang hebat dan terus menerus.

3 ). { وَلَقَدْ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُوا۟ وَلَيَعْلَمَنَّ ٱلْكَٰذِبِينَ } "Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." Qotadah berkata: agar diketahui mana yang benar dari yang dusta, dan yang taat dari yang membangkang, dan sebagaimana telah dikatakan: sesungguhnya seorang mukmin akan ditimpa dengan fitnah sebagaimana emas dileburkan dengan api, dan telah dikatakan: sesungguhnya permisalan fitnah itu seperti dirham yang palsu orang buta akan mengambilnya dan orang yang melihat hanya melihatnya saja.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

3. Sungguh Kami telah menguji umat-umat sebelum mereka dengan berbagai macam cobaan dan ujian. Maka sesungguhnya Allah menampakkan kebenaran orang-orang yang benar dan kebohongan para pendusta seta membalas setiap golongan sesuai perbuatannya. Ini adalah ilmu yang dapat disaksikan. Tidak ada pertentangan dalam Ilmu Allah yang Maha Terdahulu sebelum adanya makhluk tentang setiap sesuatu.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

1-3. Allah menginformasikan tentang kesempurnaan hikmah (kebijaksanaan) Nya, dan bahwa hikmahNya tidak memastikan bahwa setiap orang yang mengatakan bahwa dirinya adalah seorang Mukmin dan mengklaim iman bagi dirinya, untuk tetap dalam kondisi selamat dari cobaan dan ujian, tidak menghadapi hal-hal yang mengganggu iman mereka atau cabang-cabangnya. Sebab, kalau perkaranya seperti itu, tentu tidak dapat dibedakan mana orang yang jujur (sejati) dari orang yang dusta, antara orang yang berpegang kepada kebenaran dari orang yang berpegang kepada kebatilan. Akan tetapi, sunnah dan kebiasaannya terhadap umat-umat yang telah lalu dan terhadap umat ini adalah Dia akan menguji mereka dengan kesenangan dan kesengsaraan hidup, kesulitan dan kemudahan, hal-hal yang membuat semangat dan yang membuat benci, kekayaan dan kefakiran, dengan penguasaan musuh-musuh terhadap mereka pada saat-saat tertentu, dengan memerangi musuh dengan perkataan dan perbuatan serta dengan berbagai cobaan lainnya, yang semuanya kembali kepada cobaan syubhat yang melawan akidah, fitnah syahwat yang melawan kamauan.
Maka siapa saja ketika munculnya berbagai syubhat itu imannya tetap kokoh, tidak goyah dan dia menolaknya dengan kebenaran yang dimilikinya, dan di saat munculnya syahwat (rongrongan hawa nafsu) yang menyeret dan merangsang kepada maksiat dan dosa, atau yang memalingkan dari apa-apa yang diperintahkan Allah dan RasulNya, dia berbuat sesuai dengan tuntutan iman dan ia bermujahadah (berupaya keras) melawan rongrongan nafsunya, maka hal itu membuktikan ketulusan dan kebenaran imannya. (Sebaliknya), siapa saja di saat munculnya berbagai syubhat, lalu syubhat itu menimbulkan keraguan dan kebimbangan di dalam hatinya, dan di saat munculnya rongrongan hawa nafsu, lalu nafsu itu menyeretnya kepada maksiat atau menghalanginya dari kewajiban-kewajiban agama, maka hal itu membuktikan bahwa imannya tidak benar dan tidak tulus.
Manusia dalam posisi ini berbeda-beda derajatnya, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah. Ada yang rendah dan ada yang tinggi. Maka kami memohon kepada Allah, semoga Dia meneguhkan kami dengan al-Qaul ats- Tsabit (tauhid) di dunia dan akhirat, dan menguhkan hati kami pada agamaNya. Sesungguhnya cobaan dan ujian bagi jiwa tak ubahnya seprti alat tempa besi yang memisahkan karat dari besi.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 1-4
Adapun terkait pembahasan huruf-huruf hijaiyah itu telah dijelaskan pada permulaan surah Al-Baqarah.
Firman Allah SWT: (Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, "Kami telah beriman," sedangkan mereka tidak diuji lagi? (2)) Istifham inkari. Maknanya adalah bahwa Allah SWT pasti menguji hamba-hambaNya yang beriman sesuai dengan keimanan mereka, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih:”Manusia yang paling berat cobaannya adalah para nabi, kemudian orang-orang shalih, kemudian orang yang terkemuka lalu orang terkemuka. Seseorang akan diuji sesuai dengan kadar agamanya; jika agamanya kuat, maka ujiannya ditambah” Ayat ini sebagaimana firmanNya: (Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar (142)) (Surah Ali Imran) Oleh karena itu Allah berfirman di sini: (Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta (3)) yaitu orang-orang yang benar dalam pengakuan keimanannya, yaitu orang yang berdusta dalam pengakuan keimanannya. Allah SWT mengetahui apa yang telah terjadi, apa yang akan terjadi, apa yang tidak akan terjadi, dan apakah akibatnya seandainya hal itu terjadi. Hai ini merupakan sesuatu yang telah disepakati di kalangan semua imam ahlussunnah wal jamaah. Hal ini juga dikatakan Ibnu Abbas dan lainnya tentang hal yang serupa dengan makna firmanNya: (melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata)) (Surah Al-Baqarah: 143) melainkan agar Kami melihat. Demikian itu karena penglihatan berkaitan dengan hal yang ada, sedangkan mengetahui itu lebih luas daripada melihat, karena mencakup hal yang ada dan tidak ada.
Firman Allah SWT: (Ataukah orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput dari (azab) Kami? Amatlah buruk apa yang mereka tetapkan itu (4)) yaitu jangan sekali-kali orang-orang yang belum beriman mengira bahwa mereka luput dari cobaan dan ujian ini, karena sesungguhnya di belakang mereka terdapat siksaan dan pembalasan yang jauh lebih krsa dan lebih pedih daripada yang mereka alami ini. Oleh karena itu Allah berfirman: (Ataukah orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput dari (azab) Kami) yaitu, selamat dari siksa Kami (Amatlah buruk apa yang mereka tetapkan itu) yaitu amat buruk apa yang mereka duga itu.


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-‘Ankabut ayat 3: Allah menjelaskan kepada Nabi-Nya ﷺ bahwasanya Allah memberikan ujian kepada orang-orang yang beriman sebelumnya dari pengikut para Nabi dan menguji mereka semua, semisal pengikut Nuh, Hud, Shalih dan selain dari mereka. Sebagaimana Allah menguji orang-orang yang beriman yang telah lalu dan akan diuji pengikutmu wahai Nabi Allah yang beriman, untuk penjelas mereka yang jujur dan yang dusta dan mereka akan mendapatkan balasan amalan mereka yang buruk dengan adzab yang buruk pula.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-‘Ankabut Ayat 3

Dan apakah mereka menduga demikian, padahal sungguh, kami bersumpah bahwa kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, yaitu sebelum umat nabi Muhammad, dengan tugas-tugas keagamaan dan bermacam nikmat dan cobaan, agar tampak perbedaan antara orang-orang yang benar-benar beriman dan berdusta sesuai dengan apa yang diketahuinya berdasarkan ilmu-Nya yang azali. Maka sesungguhnya Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dalam keimanannya dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta. 4. Ataukah orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu setelah kami larang mengerjakannya melalui rasul yang kami utus dan atau melalui akal sehat yang kami anugerahkan kepada manusia, mengira bahwa mereka akan dapat mendahului kami dalam usaha mereka untuk lari sehingga luput dari azab atau perhitungan kami' sangatlah buruk apa yang mereka tetapkan itu! alangkah buruknya perkiraan dan sikap me-reka ini!.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah variasi penjelasan dari kalangan pakar tafsir mengenai makna dan arti surat Al-‘Ankabut ayat 3 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat bagi ummat. Sokong usaha kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Link Tersering Dikunjungi

Kami memiliki ratusan materi yang tersering dikunjungi, seperti surat/ayat: Ali ‘Imran 134, Al-Isra 23-24, Ali ‘Imran 133, Al-Baqarah 186, Al-Isra 1, Al-Ahzab 21. Ada pula Al-Baqarah 2, Ar-Ra’d, Al-Infithar, Az-Zariyat 56, Al-Baqarah 30, Al-Jumu’ah 9.

  1. Ali ‘Imran 134
  2. Al-Isra 23-24
  3. Ali ‘Imran 133
  4. Al-Baqarah 186
  5. Al-Isra 1
  6. Al-Ahzab 21
  7. Al-Baqarah 2
  8. Ar-Ra’d
  9. Al-Infithar
  10. Az-Zariyat 56
  11. Al-Baqarah 30
  12. Al-Jumu’ah 9

Pencarian: manfaat 3 ayat terakhir surat al baqarah, ghasyiyah, 30 ayat 4, kandungan surat an nahl ayat 114, ayat 1

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.