Surat An-Naml Ayat 44
قِيلَ لَهَا ٱدْخُلِى ٱلصَّرْحَ ۖ فَلَمَّا رَأَتْهُ حَسِبَتْهُ لُجَّةً وَكَشَفَتْ عَن سَاقَيْهَا ۚ قَالَ إِنَّهُۥ صَرْحٌ مُّمَرَّدٌ مِّن قَوَارِيرَ ۗ قَالَتْ رَبِّ إِنِّى ظَلَمْتُ نَفْسِى وَأَسْلَمْتُ مَعَ سُلَيْمَٰنَ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Arab-Latin: Qīla lahadkhuliṣ-ṣar-ḥ, fa lammā ra`at-hu ḥasibat-hu lujjataw wa kasyafat 'an sāqaihā, qāla innahụ ṣar-ḥum mumarradum ming qawārīr, qālat rabbi innī ẓalamtu nafsī wa aslamtu ma'a sulaimāna lillāhi rabbil-'ālamīn
Artinya: Dikatakan kepadanya: "Masuklah ke dalam istana". Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman: "Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca". Berkatalah Balqis: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam".
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Berharga Terkait Surat An-Naml Ayat 44
Paragraf di atas merupakan Surat An-Naml Ayat 44 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan pelajaran berharga dari ayat ini. Diketemukan kumpulan penafsiran dari kalangan pakar tafsir berkaitan isi surat An-Naml ayat 44, sebagiannya seperti tercantum:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dikatakan kepadanya, “Masuklah kamu ke dalam istana.” Dan lantai istana terbuat dari kaca yang dibawahnya adalah air. Ketika ia menyaksikannya, ia mengira air yang gelombangnya mengarah kesana ke mari. Dan ia menyingkap kedua betisnya supaya bisa melewati air tersebut. Maka Sulaiman berkata kepadanya, “Sesungguhnya itu adalah lantai yang licin, terbuat dari kaca yang jernih, sedang aliran air ada di bawahnya.” Maka dengan itu, dia menyadari kebesaran kerajaan Sulaiman, dan berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku telah menzhalimi diriku dengan perbuatan syirik yang sebelumnya aku perbuat, dan aku patuh kepada Sulaiman untuk mengikuti dan memeluk agama ajaran Tuhan seluruh alam semesta.”
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
44. Saat Sulaiman melihat kecerdasan dan ketelitian jawaban ratu itu, maka dia memperlihatkan hal lain untuk menunjukkan kebesaran kerajaan yang Allah berikan kepadanya dan untuk memuliakan dan menempatkan ratu itu pada kedudukan yang sesuai, agar dia dapat mengajaknya menuju agama Islam dan karena ratu itu memiliki pengaruh besar bagi kaumnya. Maka Sulaiman meminta sang ratu memasuki istana yang menakjubkan yang memiliki lantai kaca yang seperti air! Ratu itu masuk dan melihat lantai kaca yang bening dan dibawahnya terdapat air yang jernih, sehingga dia mengira itu adalah air yang bergelombang tanpa dilapisi kaca; maka sang ratu menyingkap betisnya agar pakaiannya tidak basah terkena air.
Maka Sulaiman berkata: “Itu adalah lantai halus yang terbuat dari kaca yang menutupi air tersebut.” Dengan demikian sang ratu mengetahui niat baik Sulaiman untuk mengajak dirinya dan kaumnya menuju hidayah; maka dia mengikrarkan keislamannya: “Ya Tuhanku, sungguh aku telah menzalimi diriku dengan menyembah selain-Mu. Aku kini telah masuk Islam dan tunduk kepada-Mu dengan mengikuti Sulaiman dalam ketaatan kepada-Mu, Tuhan semesta alam.”
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
44. Lalu dikatakan kepadanya, "Masuklah ke dalam istana". Istana tersebut lantainya seperti bentuk kolam. Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya itu adalah genangan air, maka dia menyingkapkan kedua betisnya agar bisa melewatinya. Sulaiman -'alaihissalām- berkata, "Sesungguhnya ia adalah istana licin yang terbuat dari kaca". Lalu ia pun menyerunya masuk Islam, dan Ratu Balqis langsung menerima seruannya seraya berkata, "Wahai Tuhanku! Sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku sendiri ketika menyembah tuhan lain disamping-Mu, dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan seluruh makhluk".
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
44. قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الصَّرْحَ ۖ(Dikatakan kepadanya: “Masuklah ke dalam istana”)
Makna (الصرح) adalah istana.
فَلَمَّا رَأَتْهُ حَسِبَتْهُ لُجَّةً(Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar)
Yakni ia menyangkanya adalah lautan. Makna (اللجة) adalah air yang banyak. Oleh sebab itu ia menyingkap kedua betisnya.
وَكَشَفَتْ عَن سَاقَيْهَا ۚ( dan disingkapkannya kedua betisnya)
Untuk masuk ke air. Ketika ia melakukan itu Nabi Sulaiman berkata: إِنَّهُۥ صَرْحٌ مُّمَرَّدٌ مِّن قَوَارِيرَ
إِنَّهُۥ صَرْحٌ مُّمَرَّدٌ مِّن قَوَارِيرَ ۗ( Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca)
Makna (الممرد) adalah sesuatu yang telah digosok sampai licin berkilau.
Saat Bilqis mendengar hal itu ia berserah diri dan patuh.
قَالَتْ رَبِّ إِنِّى ظَلَمْتُ نَفْسِى(Berkatalah Balqis: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku)
Sebab aku dahulu menyembah selain-Mu.
وَأَسْلَمْتُ مَعَ سُلَيْمٰنَ(dan aku berserah diri bersama Sulaiman)
Menjadi pengikutnya dan memasuki agamanya karena Allah Tuhan semesta alam.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
Allah ta'ala berfirman tentang Bilqis sebelum keislamannya : { وَكَشَفَتْ عَنْ سَاقَيْهَا ۚ } "dan disingkapkannya kedua betisnya". Dari ayat ini menunjukkan bahwa pakaian Bilqis sebelum keislamannya adalah pakaian yang menutupi betisnya, lalu siapakah dia ?! perempuan kafir! namun pada hari ini sangat disayangkan para wanita muslimat saling berlomba melepas pakaian mereka dan melepas rasa malu mereka. Tanpa ada rasa malu dan tidak ada rasa takut kepada Allah! bukankah seharusnya perempuan kafir yang lebih jarang menggunakan pakaian tertutup dari sebagian kaum mulmat ?!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
44. Dikatakan kepada Bilqis: "Masuklah ke dalam istana". Maka ketika dia melihat lantai istana itu, di mengira lautan air yang besar. Dia menyingkapkan kedua betisnya. Sulaiman berkata: "Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca, bukan lautan". Kemudian Sulaiman menyeru Bilqis kepada Islam, Bilqis menjawab: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam". Diriwayatkan dari Ibnu Syaibah dan Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Abbas bahwa Sulaiman menikahi Bilqis setelah itu. Syaukani berkata yang lebih sahih bahwa kabar pernikahan ini adalah khabar dari ahli kitab yang tidak dibenarkan juga tidak dinafikan
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Dikatakan kepadanya,“Masuklah ke istana} istana, di sana terdapat lantai yang terbuat dari kaca yang di bawahnya terdapat air {Ketika dia melihatnya, dia menyangkanya kolam air} dia mengiranya sebagai air {Dia menyingkapkan kedua betisnya. Dia berkata} Sulaiman berkata {“Sesungguhnya ini hanyalah lantai licin} halus {yang terbuat dari kaca} kaca {”Dia berkata,“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku. Aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam”
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
44 kemudian sulaiman ingin agar balqis melihat sebagian dari kekuasaannya yang mencengangkan akal. Lalu dia menyuruhnya masuk ke mahligainya (istana), yaitu berupa tempat (ruangan) yang tinggi dan luas. Ia terbuta dari kaca yang tembus pandang, dibawahnya sungai-sungai mengalir,”dikatakan kepadanya, ’masuklah ke dalam istana.’ Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam yang besar’.” Maksudnya, kolam air. Hal itu karena kaca-kaca itu tembus pandang, hingga air yang berada di bawahnya terlihat seolah-olah tempat itu adalah air yang mengalir tanpa pembatas yang membatasinya. “dan dia menyingkap kedua betisnya,” karena takut basah. Ini juga termasuk kecerdasan dan kesopanannya, karena dia tidak menolak masuk ke tempat yang diperintahkan kepadanya untuk dimasuki. Sebab, dia yakin bahwa dirinya tidak diundang kecuali untuk dihormati, dan dia tahu bahwa kerajaan sulaiman dan sistem regulasinya telah dibangun diatas landasan kebijaksanaan, dan dalam hatinya pun tidak sama sekali tidak ada rasa ragu sedikitpun terhadap kondisi buruk setelah apa yang telah bisa dilihatnya. Setelah dia siap untuk menceburkan diri, maka dikatakan kepadanya, ”sesungguhnya ia adalah istana licin,” maksudnya, sebuah majelis, “terbuat dari kaca,” maka anda tidak perlu menyingkap kedua betismu. Pada saat itu, ketika dia telah sampai kepada sulaiman dan menyaksikan apa yang telah dilihatnya serta mengetahui kenabian dan kerasulannya, maka dia pun bertaubat dan kembali dari kekafirannya, dan berkata, ”Ya Rabbku, sesungguhnya aku telah berbuat zhalim terhadap diriku, dan aku berserah diri bersama sulaiman kepada Allah, Rabb semesta alam.”
Demikianlah bagian dari kisah ratu negeri saba’ yang Allah kisahkan kepada kita dan tentang apa yang terjadi antara dia dengan sulaiman. Adapun selain itu kisah-kisah tambahan dan kisah-kisah israiliyat (yang bersumber dari bani israil) maka tidak ada sama seklai hubungannya dengan tafsir (penjelasan) terhadap firman Allah, yang mana tafsir itu harus berdasarkan pada dalil yang telah dimaklumi lagi terjaga, sedangkan nukilan-nukilan dalam masalah ini, semuanya atau kebanyakannya tidak demikan. Kewajiban yang harus dilakukan adalah mengabaikannya dan tidak memasukkannya ke dalam tafsir. Wallahu’alam.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 41-44
Setelah didatangkan singgasana Balqis kepada nabi Sulaiman sebelum dia tiba di hadapannya, maka dia memerintahkan agar singgasana itu diubah sebagian cirinya untuk menguji pengetahuan dan ingatannya saat melihatnya. Apakah dia bisa mengemukakan bahwa itu adalah singgasananya atau dia tidak bisa mengungkap bahwa itu adalah singgasananya? Jadi nabi Sulaiman berkata: ("Ubahlah baginya singgasananya; maka kita akan melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenalinya)”)
Ibnu Abbas berkata, Sebagian hiasan singgasana itu dilepas.
Mujahid berkata bahwa nabi Sulaiman memerintahkan agar apa yang sebelumnya berwarna merah maka diubah menjadi kuning, yang tadinya kuning diubah menjadi merah, dan yang tadinya hijau diubah menjadi merah, semua warna diubah dari keadaan semula.
Ikrimah berkata bahwa mereka menambahkan dan mengurangi sesuatu pada singgasana itu.
Qatadah berkata yaitu menjadikan yang bagian bawah menjadikannya bagian atas , dan yang di belakang menjadi di depan, lalu mereka menambahkan dan mengurangi sesuatu padanya.
(Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya,“Serupa inikah singgasanamu?”) Ditampilkan kepadanya singgasananya yang telah diubah, dan dia cerdik dan berakal. Selain itu dia juga pandai, berwibawa dan tegas. Maka dia tidak tergesa-gesa mengemukakan bahwa itu adalah singgasananya, mengingat jarak singgasananya dan dirinya . Ia tidak mengatakan juga bahwa itu adalah singgasana lain, berdasarkan apa yang dia lihat padanya masih berupa jejak-jejak dan ciri-ciri singgasananya Maka dia berkata: (Seakan-akan singgasana ini singgasanaku) yaitu menyerupai dan mendekatinya, Ungkapan ini menunjukkan kecerdikan dan kecermatan.
Firman Allah: (kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri) Mujahid berkata bahwa yang mengatakan ini adalah nabi Sulaiman.
Firman Allah: (Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah mencegahnya (untuk melahirkan keislamannya), karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir (43)) Ini merupakan kelanjutan dari perkataan nabi Sulaiman berdasarkan pendapat Mujahid, Sa'id bin Jubair, dan selain keduanya, yaitu nabi Sulaiman berkata: (kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri) Balqis dihalang-halangi untuk menyembah hanya kepada Allah: (apa yang disembahnya selama ini selain Allah, karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir) Ini adalah pendapat yang dikatakan Mujahid, Sa'id, dan Hasan. Ibnu Jarir juga mengatakan hal demikian.
Kemudian Ibnu Jarir berkata bahwa bisa juga ditafsirkan bahwa dhamir dalam firmanNya, ("Wasaddaha") merujuk kepada nabi Sulaiman atau kepada Allah SWT, bentuknya adalah mencegahnya untuk menyembah selain Allah, (karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir)
Saya berkata, pendapat Mujahid diperkuat bahwa sesungguhnya Balqis menampakkan keislamannya setelah dia memasuki istana kaca sebagaimana pembahasannya akan dijelaskan.
Firman Allah: (Dikatakan kepadanya.”Masuklah ke dalam istana.” Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya) Demikian itu karena nabi Sulaiman memerintahkan kepada setan-setan, lalu mereka membangunkan istana yang agung dari kaca untuknya, lalu dialirkan air di bawahnya. Maka orang yang tidak mengetahuinya akan mengira bahwa itu adalah air, padahal ada kaca yang menghalangi antara orang yang berjalan dan air itu.
Asal kata “ash-sharh” dalam bahasa Arab adalah istana dan semua bangunan yang tinggi. Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang Fir'aun, (semoga laknat Allah menimpanya) bahwa dia pernah berkata kepada pembantunya, Haman: (Buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu (36) (yaitu) pintu-pintu langit, agar aku dapat melihat Tuhannya Musa) (Surah Ghafir: 36-37) Kata “Ash-sharh” adalah istana yang tinggi di negeri Yaman, yang bangunannya tinggi. Dan “Al-Mumarrad” adalah bangunan yang kokoh dan licin (terbuat dari kaca) yaitu istana kaca. dan “tamrid” adalah membuatnya licin, dan “marid” adalah nama sebuah benteng di Daumah Al-Jandal. Maknanya adalah bahwa nabi Sulaiman membuat istana besar yang terbuat dari bahan kaca untuk untuk ratu ini untuk memperlihatkan kepadanya kebesaran kerajaan dan kedudukannya. Ketika Balqis melihat apa yang dianugerahkan Allah kepada nabi Sulaiman berupa kebesaran yang dia miliki dan menyaksikan perkara itu, maka tunduklah dia kepada perintah Allah dan meyakini bahwa dia adalah seorang nabi yang mulia dan seorang raja yang besar. Dan dia berserah diri kepada Allah SWT, lalu dia berkata: (Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku) yaitu, apa yang pernah dilakukan berupa kekafiran, kemusyrikan, dan penyembahannya dengan kaumnya kepada matahari, selain Allah (dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam) yaitu, mengikuti agama nabi Sulaiman, yaitu menyembah hanya kepada Allah, tidak ada sekutu bagiNya, yang menciptakan setiap hal dan menentukan kadarnya masing-masing,
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat An-Naml ayat 44: Dikatakan kepada raja tersebut (bilqis), masuklah engkau ke dalam istanaku, maka ketika ia masuk dan melihat lantai dan menyangka bahwa itu adalah air, dia menyingkap betisnya agar tidak basah karenanya, berkatalah Sulaiman kepadanya : Sungguh lantai ini terbuat dari kaca yang bening, yang terlihat di bawahnya air bening yang mengalir, seolah-olah kaca itu tidak ada. Maka ketika bilqis melihat hal itu, dia segera mengetahui akan keagungan Allah dan kenabian Sulaiman serta kerisalahannya, kemudian ia bertaubat dari kesyirikannya, dia mengetahui akan kebathilan apa yang ada pada kesyirikan tersebut. Kemudian dia masuk ke dalam islam, berserah diri kepada Allah Sang Pencipta Alam.Berkata Syaikh Asy Sya’rawi : Bilqis menjadikan mulia kerajaannya dengan berkata : Aku berserah diri bersama Sulaiman. Tidak berkata : Aku berserah diri mengikuti Sulaiman, sebagaimana para pengikut Nabi.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Selanjutnya Nabi Sulaiman ‘alaihis salam ingin agar Balqis melihat kekuasaannya yang menyilaukan akal, maka Beliau memerintahkan Balqis agar masuk ke dalam Sharh, yaitu majlis Beliau yang tinggi dan luas, majlis itu terbuat dari kaca dan di bawahnya ada sungai yang mengalir.
Untuk menyelamkan kakinya. Nabi Sulaiman ‘alaihis salam sebelumnya memerintahkan kepada para setan untuk membuatkan istana yang besar dari kaca dan dialirkan air di bawahnya karena kedatangan (Balqis). Oleh karena itu, orang yang tidak mengetahui keadaannya akan mengira bahwa lantai itu adalah kolam air, padahal ada kaca tipis yang menghalangi antara pejalan dengan air yang di bawahnya.
Selanjutnya, Beliau mengajak Balqis masuk ke dalam Islam, dan ia pun mau memeluk Islam.
Setelah mengetahui kebesaran kearajaan Nabi Sulaiman.
Karena beribadah kepada selain-Mu.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Naml Ayat 44
Kejutan berikutnya yang ingin diperlihatkan oleh nabi sulaiman kepada balqis adalah ketika balqis diajak untuk melihat seisi istana nabi sulaiman yang megah dan indah, untuk memperlihatkan istana-Nya yang lebih hebat dari istana balqia di yaman. Dikatakan kepadanya balqis, 'masuklah ke dalam istana. ' yang di dalamnya ada lantai yang berlapis kaca yang sangat bening, sehingga terlihat jelas apa yang ada di bawahnya. Maka ketika dia balqis melihat lantai istana itu, dia terkecoh, dikiranya dia akan memasuki kolam air yang besar, dan oleh karena itu disingkapkannya penutup kedua betisnya agar tidak basah oleh air kolam itu. Melihat kejadian cukup menggelikan itu, dia, sulaiman, berkata, 'sesungguhnya ini bukanlah kolam air yang kau sangka, tapi hanyalah lantai istana yang dilapisi kaca. ' pada akhirnya balqis mengakui semua kehebatan nabi sulaiman, dan apa yang dia lihat adalah betul-betul mencerminkan kekuasaan Allah zat yang patut disembah. Dia balqis berkata, dengan penuh kesadaran dan keyakinan yang mantap 'ya tuhanku, zat yang memiliki dan mengurusiku! sungguh, aku telah berbuat zalim terhadap diriku karena telah menyembah selain Allah yaitu matahari yang tidak mempunyai kekuatan apa pun dan tidak bisa memberi perlindungan kepada penyembahnya jika mereka berada dalam keadaan bahaya. " sebagai puncak dari pengakuan keislamannya, ratu balqis berkata: aku berserah diri bersama sulaiman kepada Allah, tuhan seluruh alam. ' dialah pemilik, pemelihara, mengurus, alam seluruh. Dialah tuhan yang wajib disembah. 45. Kaum 'amud mendiami satu kawasan antara madinah dan syam. Tepatnya di kota al-hijr atau mada'in, sebelah utara madinah, sekitar 200 km. Setelah diceritakan tentang kisah nabi sulaiman dan ratu balqis, pada ayat berikut ini diceritakan tentang kisah kaum 'amud, dan sungguh, kami telah mengutus kepada kaum 'amud saudara mereka karena berasal dari satu negeri yaitu saleh yang menyeru kepada mereka, 'sembahlah Allah yang mahakuasa, pencipta langit dan bumi, bukan kepada yang lain-Nya, yang tidak mempunyai kemampuan apa-apa. Tetapi tiba-tiba mereka menjadi dua golongan yang bermusuhan. Yaitu golongan yang beriman dan golongan yang kafir kepadanya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah pelbagai penjelasan dari berbagai ahli ilmu berkaitan makna dan arti surat An-Naml ayat 44 (arab-latin dan artinya), semoga menambah kebaikan untuk ummat. Dukung dakwah kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.