Surat An-Naml Ayat 18
حَتَّىٰٓ إِذَآ أَتَوْا۟ عَلَىٰ وَادِ ٱلنَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّمْلُ ٱدْخُلُوا۟ مَسَٰكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَٰنُ وَجُنُودُهُۥ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ
Arab-Latin: Hattā iżā atau 'alā wādin-namli qālat namlatuy yā ayyuhan-namludkhulụ masākinakum, lā yahṭimannakum sulaimānu wa junụduhụ wa hum lā yasy'urụn
Artinya: Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari";
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Penting Berkaitan Dengan Surat An-Naml Ayat 18
Paragraf di atas merupakan Surat An-Naml Ayat 18 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi hikmah penting dari ayat ini. Didapati variasi penjelasan dari berbagai pakar tafsir berkaitan makna surat An-Naml ayat 18, di antaranya sebagaimana berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
18-19. Hingga ketika mereka sampai di sebuah lembah sarang semut, seekor semut berkata, “Wahai sekalian semut, masuklah kalian ke sarang-sarang kalian, agar Sulaiman dan bala tentaranya tidak membinasakan kalian, sedang mereka tidak menyadarinya.” Maka Sulaiman tersenyum sembari tertawa karena mendengar perkataan semut itu lantaran semut itu paham dan sadar untuk mengingatkan kawanan semut. Dan Sulaiman merasakan betapa besar nikmat Allah kepada dirinya, maka dia hadapkan hatinya kepadaNya dengan berdoa, “Wahai Tuhanku, berilah aku ilham dan taufik untuk mensyukuri kenikmatanMu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku dan agar dapat beramal shalih sehingga Engkau ridha kepadaku, dan masukkanlah aku dengan rahmatMu ke dalam kenikmatan surgaMu bersama hamba-hambaMu yang shaleh yang telah Engkau ridhai amal perbuatan mereka.”
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
18-19. Ketika rombongan Sulaiman bersama bala tentaranya berjalan dan sampai di lembah semut, seekor semut berkata: “Wahai semut-semut, berhati-hati dan masuklah ke rumah kalian agar Sulaiman dan bala tentaranya tidak menginjak kalian tanpa mereka sadari.”
Maka Sulaiman tersenyum dan tertawa akibat perkataan semut itu, dan dia memahamkan semut itu bahwa Sulaiman dan bala tentaranya tidak akan menyakiti siapapun secara sengaja, dan mereka peduli terhadap kemaslahatan para semut.
Dan Sulaiman tunduk dan berdoa kepada Tuhannya: “Ya Tuhanku, ilhamkanlah kepadaku agar aku senantiasa mensyukuri segala nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan berilah aku taufik dalam menjalankan amal shalih yang Engkau ridhai, serta masukkanlah aku ke dalam rahmat-Mu yang luas dan masukkanlah aku ke dalam surga bersama orang-orang shalih.”
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
18. Mereka terus digiring hingga ketika mereka sampai di lembah semut (salah satu tempat di negeri Syam), seekor semut berkata, "Wahai semut-semut, masuklah ke dalam sarang kalian, agar kalian tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari keberadaan kalian, sebab bila mereka mengetahuinya niscaya mereka tidak akan menginjak-injak kalian."
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
18. قَالَتْ نَمْلَةٌ يٰٓأَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا۟ مَسٰكِنَكُمْ (Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu)
Percakapan semut ini diceritakan seperti percakapan makhluk yang berakal karena Sulaiman memahami percakapan tersebut.
لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمٰنُ وَجُنُودُهُۥ (agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya)
Yakni berhati-hatilah agar kalian tidak terinjak oleh Sulaiman dan tentaranya dengan kaki mereka dan kaki hewan tungganggan mereka, yang akan mengakibatkan diri kalian hancur.
وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ (sedangkan mereka tidak menyadari)
Semut itu memberi uzur kepada mereka sebelum mereka melakukannya. Yakni mereka tidak menyadari telah menginjak kalian dan tidak mengetahui posisi kalian.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
Diantara kehebatan al-Qur'an dari segi bahasa: adanya bentuk kalimat dengan konteks berjaga-jaga jika ditakutkan bagi seseorang yang yang sedang berhadapan dengan ayat memahami ayat dengan pemahaman yang salah. Diantara contohnya adalah: sebagaimana yang dikisahkan oleh Allah ta'ala tentang namlah (semut) : { لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَٰنُ وَجُنُودُهُۥ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ } pada kalimat { وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ } adalah merupakan lafadzyang bermakna ihtiros (berjaga-jaga atau waspada) menjelaskan bahwasanya diantara keadilan Sulaiman dan kemuliaanya dan kemuliaan bala tentaranya bahwa mereka tidak menginjak semut-semut itu dan terlebih lagi mahkluk yang lebih besar darinya kecuali merka tidak merasakannya.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
18. Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah raja semut ketika dia melihat Sulaiman dan bala tentara: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sehingga kalian bisa mati terinjak sedangkan mereka tidak menyadari juga tidak mengetahui kalian. Raja semut telah memperingatkan sebelum mereka melakukannya"
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Mereka diatur dengan rapi {Sehingga ketika sampai di lembah semut, ratu semut berkata,“Wahai para semut, masuklah ke dalam sarang kalian agar kalian tidak diinjak} agar kalian tidak dihancurkan {oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadarinya”
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
18 maka berangkatlah pasukan tentara yang amat besar tersebut di dalam salah satu perjalannya, “hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut,” maksudnya, ia mengingatkan para kawan-kawannya dan keluarga besarnya, “hai semut-semut, masuklah kedalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh sulaiman dan tentaranya sedangkan mereka tidak menyadari,” semut itu memberi nasihat dan memperdengarkan (ucapannya) kepada semut-semut lainnya, baik dengan sendirinya di mana Allah telah menganugerahkan kepada semut-semut itu kemampuan untuk mendengar yang diluar dari kebiasaan, karena peringatan kepada seluruh semut yang memenuhi lembah dengan suara seekor semut merupakan suatu keajaiban yang luar biasa ; atau (kemungkinan kedua) semut itu memberitahu kepada semut-semut yang ada di sekitarnya lalu berita menyebar dari satu kepada yang lainnya hingga sampai kepada seluruhnya, dan semut itu memerintahkan kepada mereka supaya berhati-hati dan berjalan menuju sarang-sarangnya. Semut itu mengetahui kondisi sulaiman dan bala tentaranya serta keagungan kekuasaannya; dan semut itu memberi tahu seluruh rekan-rekannya bahwasannya bala tentara tersebut, jika menginjak kalian, maka hal itu terjadi bukan karena kesengajaan atau kesadaran mereka.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 15-19
Allah SWT memberitahukan tentang nikmat yang Dia berikan kepada kedua orang hamba dan nabiNya, yaitu nabi Dawud dan putranya, nabi Sulaiman, berupa nikmat-nikmat yang melimpah, pemberian yang luar biasa, sifat-sifat yang indah, dan kebahagiaan di dunia dan akhirat, kerajaan, kedudukan yang sempurna di dunia, kenabian dan risalah agama. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Dawud dan Sulaiman, dan keduanya mengucapkan, "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hamba-Nya yang beriman" (15))
Firman Allah: (Dan Sulaiman telah mewarisi Dawud) yaitu dalam kerajaan dan kenabiannya, bukan mewarisi hartanya, karena seandainya nabi Sulaiman mewarisi hartanya, maka tidak hanya khusus nabi Sulaiman saja yang mewarisinya, melainkan anak-anak nabi Dawud yang lain, karena sesungguhnya nabi Dawud mempunyai seratus istri. Akan tetapi yang dimaksud dengan itu adalah warisan kerajaan dan kenabian, karena sesungguhnya para nabi itu tidak diwarisi hartanya, sebagaimana yang diberitahukan Rasulullah SAW dalam sabdanya,”Kami para nabi, tidak diwarisi; semua yang kami tinggalkan adalah sedekah”, (Wahai manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu) yaitu nabi Sulaiman memberitahukan kepada orang-orang bahwa Allah telah melimpahkan kepadanya nikmat-nikmat berupa kerajaan yang sempurna dan kekuasaan yang agung, sehingga ditundukkan baginya manusia, jin, dan burung-burung. nabi Sulaiman juga bisa mengerti bahasa burung, ini merupakan sesuatu yang belum pernah diberikan kepada seorang manusia pun, menurut apa yang kami ketahui, berdasarkan apa yang telah diberitahukan Allah SWT kepada RasulNya SAW. Ada orang-orang bodoh dan para penggembala yang menduga bahwa semua hewan dapat berbicara seperti manusia sebelum nabi Sulaiman bin Dawud, sebagaimana yang telah dikatakan banyak orang, dan itu adalah pendapat tanpa pengetahuan. Seandainya seperti itu, maka anugerah untuk nabi Sulaiman secara khusus tidak mengandung faedah apa pun. Karena semua manusia mengerti bahasa burung, hewan dan apa yang dikatakan para hewan itu, padahal perkaranya tidak seperti apa yang mereka duga. Bahkan sejak diciptakan, hewan-hewan, burung-burung dan makhluk lainnya sampai masa kita ini tidak ada yang dapat berbicara. Akan tetapi, Allah SWT memberi pemahaman kepada nabi Sulaiman apa yang bisa dia gunakan untuk berbicara dengan burung di udara, dan apa yang dibicarakan hewan-hewan dengan berbagai jenis dan macam. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami beri segala sesuatu) yang diperlukan bagi seorang raja (Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu karunia yang nyata) yaitu yang jelas dan terang dari Allah kepada kami.
Firman Allah SWT: (Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia, dan burung-burung, lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan) (17)) yaitu nabi Sulaiman mengumpulkan semua tentaranya yang terdiri dari jin, manusia dan burung-burung. yaitu nabi Sulaiman diiringi oleh mereka dengan segala keagungan dan kebesarannya di tengah-tengah manusia, karena mereka adalah yang mengiringinya. Lalu jin yang mengiringinya setelah tentara manusia, dan tentara burung yang tempatnya mereka berada di atas kepalanya. Apabila matahari panas, maka burung-burung itu menaunginya dengan sayap-sayapnya. Firman Allah: (lalu mereka diatur dengan tertib) yaitu dia menyusun secara rapi dari pertama sampai terakhir, agar tidak ada seorangpun yang melangkahi tempat yang telah ditetapkan baginya.
Firman Allah: (Hingga apabila mereka sampai di lembah semut) yaitu hingga ketika nabi Sulaiman dan tentara yang mengiringinya sampai di lembah semut (berkatalah seekor semut, "Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarang kalian, agar kalian tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari”)
Yaitu semut itu merasa khawatir makhluk jenisnya akan binasa karena terinjak-injak oleh teracak kuda-kuda, maka dia menyerukan kepada makhluk jenisnya agar memasuki sarang-sarang mereka. Lalu nabi Sulaiman memahami pembicaraan itu (Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa, "Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai”) yaitu berilah aku kekuatan untuk mensyukuri nikmat yang telah Engkau limpahkan kepadaku, karena pengajaranMu kepadaku sehingga aku dapat memahami bahasa burung dan semua hewan dan juga kepada kedua orang tuaku, agar diriku menjadi orang yang tunduk dan beriman kepadaMu (dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai) yaitu amal yang Engkau sukai dan Engkau ridhai (dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh) yaitu, apabila Engkau mewafatkanku, maka kumpulkanlah aku bersama dengan orang-orang shalih dari hamba-hambaMu, dan orang-orang yang berkedudukan tinggo dari kekasih-kekasihMu.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat An-Naml ayat 18: Maka ketika para pasukan berjalan dengan sigap dan mengikuti aturan, mereka semua berjalan di atas lembah yang hidup di atasnya semut; Maka ketika semut itu melihat pasukan Sulaiman, semut tersebut menasihati dan memperingatkan semut yang lain dengan berkata : Wahai semut, masuklah ke dalam rumah-rumah kalian, sehingga kalian tidak celaka karena Sulaiman dan pasukannya, sedangkan mereka adalah makhluk yang tidak mengerti (keberadaan kita). Maka Allah berikan penglihatan kepada Sulaiman dengan kuasa-Nya dan hikmah dari-Nya, sebgaimana firman Allah pada surat Thaha : 50.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Ketika melihat bala tentara Nabi Sulaiman ‘alaihis salam. Semut tersebut menasihati semut yang lain, bisa dirinya langsung (seekor semut) dengan suara yang terdengar oleh semua semut, yakni Allah telah memberikan kepada semut-semut pendengaran di luar kebiasaan, di mana peringatan dari satu semut terdengar oleh semut-semut yang lain yang telah memenuhi sebuah lembah. Hal ini termasuk hal yang sangat ajaib. Bisa juga semut tersebut memberitahukan kepada semut-semut yang ada di sekelilingnya, lalu berita itu disampaikan di antara mereka sehingga sampai kepada semuanya. Semut tersebut mengetahui keadaan Sulaiman dan bala tentaranya serta besarnya kerajaannya, dan ia memberi uzur kepada kawan-kawannya, bahwa jika mereka (Sulaiman dan bala tentaranya) menginjak, maka yang demikian dilakukan tanpa disengaja, lalu Nabi Sulaiman mendengarkan ucapannya dan memahaminya.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Naml Ayat 18
Para prajurit tersebut mulai bergerak maju. Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut kepada teman-temannya, 'wahai semut-semut! nabi sulaiman dan bala tentaranya sudah mendekati perkampungan kita, selamatkanlah diri kalian. Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari akan keberadaan kita. ' jika semut yang kecil saja nabi sulaiman mampu mendengar dan memahami bahasanya, apalagi hewan yang lebih besar lagi. Inilah salah satu anugerah Allah kepadanya. 19. Begitu mendengar perkataan semut tersebut, maka dia, sulaiman, tersenyum lalu tertawa karena mendengar perkataan semut itu, dia senang dengan anugerah Allah yang diperlihatkan kepadanya. Dan sebagai ungkapan rasa syukur, dia, sulaiman, berdoa, 'ya tuhanku yang memeliharaku! anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang demikian banyak yang telah engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan berikanlah juga aku ilham agar aku bisa mengerjakan kebajikan yang engkau ridai; dan masukkanlah aku, dengan rahmat-Mu, ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh. '
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian berbagai penafsiran dari kalangan mufassirin terkait isi dan arti surat An-Naml ayat 18 (arab-latin dan artinya), semoga memberi kebaikan untuk kita semua. Sokonglah usaha kami dengan memberi link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.