Surat Al-Furqan Ayat 69
يُضَٰعَفْ لَهُ ٱلْعَذَابُ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِۦ مُهَانًا
Arab-Latin: Yuḍā'af lahul-'ażābu yaumal-qiyāmati wa yakhlud fīhī muhānā
Artinya: (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina,
« Al-Furqan 68 ✵ Al-Furqan 70 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Mendalam Terkait Dengan Surat Al-Furqan Ayat 69
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Furqan Ayat 69 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan kandungan mendalam dari ayat ini. Terdapat kumpulan penjabaran dari para ulama berkaitan makna surat Al-Furqan ayat 69, sebagiannya seperti termaktub:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
68-71. Dan juga orang-orang yang mengesakan Allah, dan tidak menyeru dan tidak menyembah sesembahan selainNya, dan mereka tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah untuk dibunuh kecuali dengan alasan yang membolehkan jiwa dibunuh, seperti kafir setelah beriman, atau berzina setelah menikah, atau membunuh jiwa secara zhalim. Dan mereka juga tidak berzina, dan bisa menjaga kemaluan mereka kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak perempuan yang mereka miliki. Barangsiapa melakukan sebagian dari dosa-dosa besar ini, niscaya akan menjumpai siksaan di akhirat kelak, siksaan dilipat gandakan baginya di akhirat, dan ia akan kekal di dalamnya dalam keadaan hina lagi rendah. (Ancaman kekal ini adalah bagi orang yang melakukan semuanya, atau bagi orang yang melakukan kesyirikan kepada Allah). Akan tetapi, orang yang bertaubat dari dosa-dosa tersebut dengan taubat nasuha (yang sesungguhnya), beriman dengan keimanan yang teguh lagi disertai dengan amal shalih, maka orang-orang itulah yang Allah akan menghapus kesalahan-kesalahan mereka dan menggantikannya dengan kebaikan-kebaikan, lantaran taubat dan penyesalan mereka. Dan Allah itu Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, Maha Pemurah terhadap hamba-hambaNya, karena Allah menyeru mereka untuk bertaubat setelah menentangnya dengan maksiat yang paling besar. Dan barangsiapa bertaubat dari dosa-dosa yang telah diperbuatnya dan beramal shalih, sesungguhnya dengan itu, ia telah kembali kepada Allah dengan cara yang benar, maka Allah menerima taubatnya dan mengugurkan dosa-dosanya.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
69. Yakni akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari Kiamat kelak dan dia akan kekal merasakan azab itu dalam keadaan terhina dan tercela.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
69. وَيَخْلُدْ فِيهِۦ (dan dia akan kekal dalam azab itu)
Yakni mereka kekal di dalam azab yang berlipat ganda.
مُهَانًا (dalam keadaan terhina)
Yakni hina dan rendah.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
69. Akan dilipat gandakan siksaan baginya pada hari kiamat karena telah menyertakan perbuatan maksiat dengan perbuatan syirik. Dia akan tetap abadi dalam azab yang berlipat-lipat itu dengan hina dan rendah.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Dilipat gandakan baginya azab pada hari kiamat dan dia kekal dalam azab itu} dia terus kekal dalam azab itu {dalam kehinaan} dalam keadaan hina dan rendah
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
69 kemudian Allah menguarikannya dengan FirmanNya, “akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal di dalamnya,” maksudnya, di dalam azab tersebut “dalam keadaan terhina,” jadi, ancaman dengan (azab) yang kekal bagi yang melakukan dosa-dosa itu adalah pasti, tidak dapat diragukan lagi. Dan begitu pula bagi orang yang mempersekutukan Allah. Juga ancaman dengan azab yang dahsyat bagi setiap orang yang melakukan salah satu dari tiga dosa tersebut, sebab dosa-dosa tersebutadalah dosa syirik, atau kalau tidak, maka termasuk dosa-dosa yang paling besar.
Adapun tentang kekelan bagi pembunuh dan pelaku zina di dalam azab, maka sesungguhnya “kekekalan,” itu tidak mencukupnya. Sebab banyak dail-dalil al-qur’an dan as-sunnah yang menjelaskan bahwa seluruh orang-orang Mukmin pun yang kekal di dalamnya, sekalipun dia telah melakukan kemaksiatan apa saja. Allah mencatat tiga dosa besar tersebut adalah karena keberadaannya sebagai dosa yang paling besar. Syirik mengandung pengrusakan terhadap agama, pembunuhan mengandung pengrusakan terhadap jasad, sedangkan zina mengandung pengrusakan terhadap kehormatan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 68-71
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud, dia berkata,”Rasulullah SAW ditanya,"Dosa apakah yang paling besar?" Beliau SAW menjawab,"Jika kamu menjadikan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal Dia telah menciptakanmu" Lalu dia bertanya lagi,"Kemudian apa lagi?" Beliau bersabda,"Bila kamu membunuh anakmu karena takut dia ikut makan bersamamu" dia bertanya lagi,"Kemudian apa lagi?" Beliau menjawab,"Bila kamu berzina dengan istri tetanggamu" Abdullah bin Mas'ud berkata,”Lalu Allah SWT menurunkan firmanNya yang membenarkan hal itu, (Dan, orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan lain, tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina)
Firman Allah SWT: (barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya)) Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bahwa dia berkata tentang firmanNya (dosa (nya)) yaitu lembah di neraka Jahanam.
As-Suddi berkata tentang firmanNya: (niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya)) yaitu pembalasan. Ini lebih selaras dengan makna yang tampak pada ayat ini, dan dengan pengertian yang sama disebutkan dalam konteks selanjutnya yang berfungsi sebagai mubdal minhunya, yaitu firman Allah SWT: ((yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari kiamat) yaitu diulang-ulang terhadapnya dan dikeraskan (dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina) yaitu dalam keadaan terhina lagi rendah.
Firman Allah SWT: (kecuali orang-orang yang bertobat, beriman, dan mengerjakan amal saleh) yaitu, pembalasan dari sifat-sifat yang buruk adalah seperti yang telah disebutkan (kecuali orang-orang yang bertaubat) yaitu bertaubat kepada Allah SWT di dunia dari semua perbuatan itu, maka Allah akan menerima taubatnya. Dalam ayat ini terdapat makna yang menunjukkan bahwa taubat orang pembunuh dapat diterima. Ayat ini tidak bertentangan dengan ayat lain yang ada di dalam surah An-Nisa’: (Siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, balasannya adalah (neraka) Jahanam. Dia kekal di dalamnya. Allah murka kepadanya, melaknatnya, dan menyediakan baginya azab yang sangat besar (93)) (Surah An-Nisa’). Karena sesungguhnya ayat ini sekalipun tergolong ke dalam ayat Madaniyah, tetapi itu bersifat mutlak sehingga bisa ditujukan kepada orang yang tidak bertaubat, sedangkan ayat ini diikat dengan pengertian taubat. Kemudian Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), tetapi Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Siapa pun yang mempersekutukan Allah sungguh telah berbuat dosa yang sangat besar) (Surah An-Nisa: 48).
Disebutkan dalam sunnah yang shahih dari Rasulullah SAW dengan kesehatan taubat seorang pembunuh. Sebagaimana yang disebutkan dalam kisah seseorang yang pernah membunuh seratus orang laki-laki, lalu dia bertaubat dan Allah menerima taubatnya. Hadits-hadits lain seperti itu cukup banyak.
Firman Allah SWT: (maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) berhubungan dengan makna firmanNya: (kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan) yaitu ada dua pendapat.
Salah satunya bahwa amal buruk mereka diganti dengan kebaikan.
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya (Maka, Allah mengganti kejahatan mereka (dengan) kebaikan. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) dia berkata bahwa mereka adalah orang-orang mukmin yang sebelum beriman selalu mengerjakan keburukan. Kemudian Allah menjadikan mereka benci terhadap hal itu, dan Allah mengubah mereka mereka kepada kebaikan. Maka Allah mengganti keburukan menjadi kebaikan. Diriwayatkan dari Mujahid dan Ibnu Abbas, bahwa dia mengucapkan syair saat menafsirkan makna ayat ini:
“Setelah musim panas datanglah musim gugur sebagai penggantinya, dan setelah senang dalam waktu yang lama datanglah kesusahan”
yaitu keadaan itu berubah menjadi keadaan yang lain.
Hasan Al-Bashri berkata bahwa Allah mengganti amal buruk menjadi amal shalih, kemusyrikan dengan keikhlasan, pelacuran dengan pemeliharaan kehormatan, dan kekufuran dengan Islam
Pendapat kedua bahwa keburukan-keburukan yang telah lalu berubah dengan sendirinya menjadi amal kebaikan berkat taubat yang bersih. Hal itu tidak lain karena setiap kali dia teringat ata dosa-dosa yang telah dilakukan, hatinya merasa menyesal, bertaubat dan memohon ampun. Maka dosanya berganti menjadi ketaatan. Dan pada hari kiamat sekalipun dosa-dosanya itu dijumpai tertulis di dalam buku catatan amalnya, sesungguhnya hal itu tidak membahayakannya karena telah diganti menjadi amal kebaikan. Sebagaimana yang disebutkan dalam sunnah dan jejak-jejak yang diriwayatkan dari sejumlah ulama salaf.
Makhul berkata bahwa Allah mengampuni hal itu untuk mereka dan menjadikannya amal kebaikan
Kemudian Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang rahmatNya kepada semua hambaNya bahwa barangsiapa di antara mereka yang bertaubat kepadaNya dari dosa apa pun yang telah dia lakukan, baik besar maupun hina, kecil maupun besar, maka Allah SWT berfirman: (Dan orang yang bertobat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya (71)) yaitu Allah akan menerima taubatnya, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Siapa yang berbuat kejahatan atau menganiaya dirinya, kemudian memohon ampunan kepada Allah, niscaya akan mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (110))
(Surah An-Nisa’) dan (Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas (dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (53)) (Surah Az-Zumar). yaitu bagi orang yang bertaubat kepadaNya.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-Furqan ayat 69: Ancaman kekal di neraka tertuju kepada mereka yang melakukan ketiga perbuatan itu (syirk, membunuh dan berzina) atau orang yang melakukan perbuatan syirk. Demikian pula azab yang pedih tertuju kepada orang yang melakukan salah satu dari perbuatan itu karena keadaannya yang berupa syirk atau termasuk dosa besar yang paling besar. Adapun pembunuh dan pezina, maka ia tidak kekal di neraka, karena telah ada dalil-dalil baik dari Al Qur’an maupun As Sunnah yang menunjukkan bahwa semua kaum mukmin akan dikeluarkan dari neraka dan orang mukmin tidak kekal di neraka meskipun melakukan dosa besar. Ketiga dosa yang disebutkan dalam ayat di atas adalah dosa besar yang paling besar, karena dalam syirk merusak agama, membunuh merusak badan dan zina merusak kehormatan.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Furqan Ayat 69
Akibatnya mereka akan mendapatkan azab yang berlipat ganda, yakni akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu dalam keadaan terhina. Inilah siksaan yang luar biasa besarnya, meliputi siksa lahir, berupa panasnya api neraka, dan batin berupa kehidupan yang hina. 70. Betapa pun demikian, Allah yang maha pengasih dan penyayang terhadap makhluk-Nya, senantiasa membukakan pintu tobat-Nya. Ke-cuali orang-orang yang ketika masih hidup di dunia bertobat dengan tobat yang benar, dan beriman dan mengerjakan kebajikan, sebagai bukti akan kebenaran tobatnya seperti banyak melaksanakan salat, zikir, membaca Al-Qur'an, bersedekah, membantu mereka yang perlu dibantu dan kebajian lainnya. Maka kejahatan yakni dosa mereka yang telah mereka lakukan akan diganti Allah dengan kebaikan, yaitu dengan gemar melakukan ketaatan dan membeci kemaksiatan. Allah maha pengampun, maha penyayang bagi mereka yang ingin kembali lagi ke jalan yang benar.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah beraneka penjabaran dari banyak mufassir terkait makna dan arti surat Al-Furqan ayat 69 (arab-latin dan artinya), semoga membawa manfaat untuk kita semua. Dukung usaha kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.