Surat Al-Furqan Ayat 66

إِنَّهَا سَآءَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا

Arab-Latin: Innahā sā`at mustaqarraw wa muqāmā

Artinya: Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.

« Al-Furqan 65Al-Furqan 67 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Menarik Terkait Dengan Surat Al-Furqan Ayat 66

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Furqan Ayat 66 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan pelajaran menarik dari ayat ini. Ditemukan kumpulan penjelasan dari kalangan mufassirun berkaitan kandungan surat Al-Furqan ayat 66, antara lain sebagaimana tertera:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

65-66. Dan juga orang-orang yang meskipun sudah bersungguh-sungguh dalam ibadah, mereka takut kepada Allah, lalu memohon kepadaNya agar menyelamatkan mereka dari siksaan Jahanam. Sesungguhnya siksaannya itu akan mengitari orang yang berhak mendapatkannya. Dan sesungguhnya Jahanam itu adalah seburuk-buruk tempat menetap dan tempat tinggal.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

66. Sesungguhnya Jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap bagi yang menempatinya, dan sejelek-jelek tempat kediaman bagi yang mendiaminya.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

66. إِنَّهَا سَآءَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا (Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman)
Yakni seburuk-buruk tempat tinggal adalah neraka. Na’udzubillah.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

66. Sesungguhnya neraka Jahannam adalah sejelek-jelek dan seburuk-buruk tempat tinggal. Kalimat tersebut adalah penjelas bagi doa sebelumnya


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Sesungguhnya itu adalah tempat menetap dan kediaman yang paling buruk} tempat tinggal dan menetap


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

66 “sesungguhnya jahaman itu seburuk-buruknya tempat menetap dan tempat kediaman,” ini adalah ungkapan doa dari mereka dengan nada mengemis kepada Allah, sebagai penjelasan betapa butuhnya mereka kepadaNya, dan pernyataan bahwa mereka tidak mempunyai kemampuan untuk menanggung azab tersebut; dan agar mereka bisa mengingat kembali karunia Allah yang telah dilimpahkan kepada mereka. Sebab, sesungguhnya tindakan (Allah) menghilangkan kedahsyatan azab sesuai dengan (kadar) kedahsyatan dan kehebatannya sangatlah menyentuh (kalbu) dan rasa gembira meluap bila kedahsyatan azab itu dijauhkan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 63-67
Ini adalah sifat-sifat hamba-hamba Allah yang beriman (orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati) yaitu dengan langkah yang tenang dan berwibawa, tidak sombong, dan tidak angkuh. Sebagaimana Allah SWT berfirman: ((37)) (Surah Al-Isra). Adapun mereka berjalan dengan tidak sombong, tidak angkuh, tidak jahat, dan tidak takabur. Tetapi makna yang dimaksud bukanlah orang-orang mukmin itu berjalan seperti orang sakit, karena dibuat-buat dan pamer. Sungguh pemimpin anak nabi Adam ketika berjalan seakan-akan sedang turun dari tempat yang tinggi, seakan-akan bumi melipatkan diri untuknya. Sebagian ulama salaf memakruhkan berjalan dengan langkah yang lemah dan dibuat-buat, sehingga diriwayatkan dari Umar bahwa dia melihat seorang pemuda berjalan pelan-pelan. Maka dia bertanya, "Mengapa kamu berjalan pelan? Apakah kamu sedang sakit?" dia menjawab,"Tidak, wahai Amirul Mu’minin" Lalu Umar memukulnya dengan cambuk dan memerintahkan kepadanya agar berjalan dengan langkah yang kuat.
Makna yang dimaksud dengan “Al-haun” di sini adalah rendah hati dan berwibawa, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda,”Apabila kalian mendatangi tempat shalat, maka janganlah mendatanginya dengan berlari kecil, tetapi berjalanlah dengan langkah yang tenang. Maka apa yang kalian jumpai dari shalat itu, kerja­kanlah; dan apa yang kamu tertinggal darinya, maka sempurnakanlah”
Firman Allah SWT: (dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik) yaitu apabila orang-orang bodoh menilai mereka sebagai orang-orang yang bodoh yang diungkapkannya kepada mereka dengan kata-kata yang buruk, maka mereka tidak membalasnya dengan perkataan yang semisal, melainkan memaafkan dan tidaklah mereka mengatakan perkataan kecuali yang baik-baik. Sebagaimana yang dilakukan Rasulullah SAW; semakin orang jahil bersikap keras, maka semakin penyantun sikap beliau. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Mereka berkata, “Jika mengikuti petunjuk bersama engkau, niscaya kami akan diusir dari negeri kami.” (Allah berfirman,) “Bukankah Kami telah mengukuhkan kedudukan mereka di tanah haram yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh-tumbuhan) sebagai rezeki (bagimu) dari sisi Kami?” Akan tetapi, kebanyakan mereka tidak mengetahui (55)) (Surah Al-Qashash)
Mujahid berkata tentang firman Allah (mereka mengucapkan kata-kata yang baik) yaitu mereka berkata dengan santun.
Hasan Al-Bashri berkata (mereka mengucapkan kata-kata yang baik) dengan santun dan bukan merupakan orang-orang yang bodoh, dan jika mereka dinilai sebagai orang yang bodoh, maka mereka bersabar. Mereka tetap bersahabat dengan hamba-hamba Allah di siang hari dan bersabar terhadap apa yang mereka dengar. Kemudian disebutkan bahwa pada malam hari mereka itu lebih baik. Lalu Allah SWT berfirman: (Dan orang-orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka (64)) yaitu mengerjakan ketaatan dan beribadah kepadaNya, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam (17) dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah) (18)) (Surah Adz-Dzariyat) Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Dan orang-orang yang berkata, "Ya Tuhan kami, jauhkan azab Jahanam dari kami. Sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal” (65)) yaitu tetap dan abadi. Sebagaimana seorang penyair berkata:
“Jika dia menyiksa, maka siksaannya terus-menerus lagi tetap; dan jika dia memberi dengan pemberian yang banyak, ia tidak peduli.
Oleh karena itu Al-Hasan berkata tentang firmanNya: (sesungguhnya azab Jahanam itu adalah kebinasaan yang kekal) Setiap sesuatu yang menimpa anak nabi Adam, lalu lenyap darinya, tidak dapat dikatakan dengan kebinasaan yang kekal. Sesungguhnya pengertian Al-gharam itu tidak lain bagi sesuatu yang kekal selama ada bumi dan langit. Demikian juga dikatakan Sulaiman At-Taimiy.
(Sesungguhnya Jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman (66)) yaitu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman
Firman Allah SWT: (Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak (pula) kikir) yaitu mereka tidak menghambur-hamburkan hartanya dalam berinfak lebih dari apa yang diperlukan, tidak pula kikir terhadap keluarganya yang mengurangi hak keluarga, sehingga tidak bisa mencukupinya. Tetapi mereka membelanjakan hartanya dengan seimbang, dengan penuh pilihan. Sebaik-baik perkara adalah yang dilakukan secara pertengahan, tidak berlebih-lebihan dan tidak kikir (dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian)
Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu (kikir) dan jangan (pula) engkau mengulurkannya secara berlebihan sebab nanti engkau menjadi tercela lagi menyesal (29)) (Surah Al-Isra’)
Hasan Al-Bahsri berkata bahwa membelanjakan harta dijalan Allah tidak ada batas berlebih-lebihan.
Iyas bin Mu'awiyah berkata bahwa hal yang melampaui perintah Allah SWT adalah perbuatan berlebih-lebihan.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Al-Furqan ayat 66: Ucapan ini mereka ucapkan karena tadharru’ (merendahkan diri) kepada Tuhan mereka, menjelaskan butuhnya mereka kepada Allah, dan bahwa mereka tidak sanggup memikul azab Allah serta agar mereka dapat mengingat nikmat-Nya.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Furqan Ayat 66

65-66. Sifat berikutnya adalah takut akan siksaan api neraka: dan orang-orang yang berkata, 'ya tuhan kami, jauhkanlah azab jahanam yang sangat pedih itu dari kami, kami sangat takut, karena sesungguhnya azabnya itu membuat kebinasaan yang kekal. ' inilah kerugian yang sangat besar bagi kami. Apalah arti kehidupan ini jika pada akhirnya kami tersiksa, karena dosa-dosa kami. Sungguh, jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. "67. Sifat berikutnya adalah tidak berlebih-lebihan dalam berinfak. Dan di antara sifat hamba-hamba tuhan yang maha pengasih adalah orang-orang yang apabila menginfakkan harta, mereka tidak berlebihan dengan menghambur-hamburkannya, karena perilaku seperti inilah yang dikehendaki setan dan tidak pula kikir yang menyebabkan dibenci oleh masyarakat, di antara keduanya secara wajar, inilah agama yang pertengah-an, moderat, seimbang antara kepentingan individu dan masyarakat.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian beragam penafsiran dari berbagai mufassir terkait kandungan dan arti surat Al-Furqan ayat 66 (arab-latin dan artinya), semoga menambah kebaikan bagi kita semua. Dukunglah usaha kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Yang Cukup Banyak Dikunjungi

Kami memiliki banyak konten yang cukup banyak dikunjungi, seperti surat/ayat: At-Taubah 128-129, Ath-Thariq, Al-Baqarah 275, Ar-Ra’d 28, As-Sajdah, Al-Baqarah 155. Termasuk Al-Waqi’ah 35-38, At-Tahrim 6, Al-Baqarah 1-5, An-Nahl 125, Al-Hujurat, Al-Furqan 63.

  1. At-Taubah 128-129
  2. Ath-Thariq
  3. Al-Baqarah 275
  4. Ar-Ra’d 28
  5. As-Sajdah
  6. Al-Baqarah 155
  7. Al-Waqi’ah 35-38
  8. At-Tahrim 6
  9. Al-Baqarah 1-5
  10. An-Nahl 125
  11. Al-Hujurat
  12. Al-Furqan 63

Pencarian: surat ke 114, qs qaf, al zukhruf, bacaan surah an naba, surat ay yusuf

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.