Surat An-Nur Ayat 29
لَّيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَدْخُلُوا۟ بُيُوتًا غَيْرَ مَسْكُونَةٍ فِيهَا مَتَٰعٌ لَّكُمْ ۚ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا تَكْتُمُونَ
Arab-Latin: Laisa 'alaikum junāḥun an tadkhulụ buyụtan gaira maskụnatin fīhā matā'ul lakum, wallāhu ya'lamu mā tubdụna wa mā taktumụn
Artinya: Tidak ada dosa atasmu memasuki rumah yang tidak disediakan untuk didiami, yang di dalamnya ada keperluanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Berharga Terkait Surat An-Nur Ayat 29
Paragraf di atas merupakan Surat An-Nur Ayat 29 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka kandungan berharga dari ayat ini. Didapatkan beraneka penjabaran dari banyak ulama tafsir mengenai makna surat An-Nur ayat 29, antara lain seperti terlampir:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Akan tetapi, tidak masalah bagi kalian untuk masuk tanpa izin ke dalam rumah-rumah yang tidak dikhususkan untuk pemukiman manusia secara pribadi. Akan tetapi, dibangun untuk dinikmati oleh orang yang membutuhkannya, seperti rumah-rumah yang diperuntukkan sebagai sedekah ibnu sabil yang berada di lintasan orang-orang yang menempuh perjalanan jauh dan fasilitas umum lainnya. Di situ terdapat fasilitas-fasilitas yang bermanfaat dan apa-apa yang diperlukan bagi orang yang memasukinya, dan meminta izin dalam kondisi seperti ini menyulitkan. Dan Allah mengetahui keadaan-keadaan kalian yang nyata dan tersembunyi.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
29. Adapun jika bangunan itu milik umum dan tidak dikhususkan untuk hunian seseorang, seperti bangunan pos penjagaan dan tempat peristirahatan umum yang kalian juga memiliki hak pemanfaatannya, maka tidak mengapa kalian memasukinya tanpa meminta izin terlebih dahulu. Allah Maha Mengetahui apa yang kalian tampakkan dan kalian rahasiakan dalam hati.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
29. Tidak ada dosa atas kalian bila memasuki rumah umum -yang tidak dimiliki oleh seorangpun dan disediakan untuk umum- tanpa meminta izin, seperti perpustakaan, dan toko-toko di pasar. Allah mengetahui apa yang kalian tampakkan dan sembunyikan berupa amal perbuatan dan kondisi kalian, tidak ada sesuatupun dari itu yang tersembunyi bagi-Nya, dan Dia akan memberikan balasan pada kalian atas hal tersebut.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
29. لَّيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَدْخُلُوا۟ بُيُوتًا غَيْرَ مَسْكُونَةٍ (Tidak ada dosa atasmu memasuki rumah yang tidak didiami)
Yakni bangunan seperti penginapan, warung, dan bangunan-bangunan umum lainnya, sebab pemiliknya membawa barang dagangan dan meletakkannya dalam bangunan tersebut, dan itu sebagai izin bagi semua orang.
Imam ‘Atha berpendapat yang dimaksud dalam ayat ini adalah bangunan yang telah rusak dan ditinggal pemiliknya.
فِيهَا مَتٰعٌ لَّكُمْ ۚ( yang di dalamnya ada keperluanmu)
Makna (المتاع) adalah barang atau jasa yang diperjualbelikan.
وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا تَكْتُمُونَ(dan Allah mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan)
Yakni apa yang kalian tampakkan dan apa yang kalian rahasiakan.
Dalam potongan ayat ini terdapat ancaman bagi orang yang tidak menjaga adab yang Allah perintahkan dalam memasuki rumah orang lain.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
29. Kalian tidak berdosa jika kalian memasuki tempat-tempat yang tidak dihuni (fasilitas umum) seperti hotel, masjid dan toko, Di dalamnya ada hak yang bisa kalian nikmati manfaatnya seperti melihat barang, dan duduk untuk berinteraksi. Dan Allah mengetahui apa yang kalian tampakkan dan sembunyikan dalam dada kalian berupa maksud baik atau buruk. Dan terdapat ancaman bagi orang yang melanggar norma-norma di dalamnya. Saat turun ayat tentang permintaan ijin memasuki rumah, Abu Bakar berkata: “Wahai Rasulallah, lalu bagaimana para pedagang Quraisy yang selalu hilir mudik antara Mekah, Madinah, dan Syam, sedangkan mereka mempunyai rumah-rumah tertentu di sepanjang jalan. Bagaimana mereka meminta ijin dan memberi salam, padahal di dalamnya tidak ada penghuninya?” Kemudian turunlah ayat ini
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Tidak ada dosa} kesalahan {atas kalian memasuki rumah yang tidak dihuni yang di dalamnya ada kepentingan kamu} di dalamnya ada sesuatu yang bisa memberi kalian manfaat {Allah mengetahui apa yang kalian tampakkan dan apa yang kalian sembunyikan
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
29 hukum ini berlaku di rumah yang dihuni, baik didalamnya terdapat perabotan seseorang ataupun tidak. Juga berlaku di rumah yang tidak dihuni yang di dalamnya tidak tersimpan barang miliknya. Adapun, rumah yang tidak berpenghuni, yang di dalamnya terdapat barang keperluan orang yang masuk kedalamnya sementara tiada seorangpun yang dapat diminta izin demikian ini seperti rumah-rumah yang kosong dan sejenisnya. Maka, Allah menyebutkan dalam FirmanNya, ”tidak ada dosa atasmu,” maksudnya, (tidak ada) hukuman dan kesalahan. Hal ini menunjukkan bahwa memasuki rumah-rumah yang telah disebutkan sebelumnya (yang berpenghuni) tanpa izin hukumnya haram dan menimbulkan kesalahan.
“memasuki rumah yang disediakan untuk didiami, yang di dalamnya ada keperluanmu,” ini termasuk bentuk pengecualian yang mengagumkan dalam al-qur’an, karena Firman Allah, “janganlah kamu memasuki rumah selain rumah kamu,” adalah lafazh umum, mencakup setiap rumah yang bukan hak milik seseorang, tetapi didalamnya terdapat barang keperluannya, dan tidak berpenghuni. Allah memperbolehkan memasukinya. “dan Allah mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan,” yaitu keadaan kalian yang Nampak ataupun tidak, dan mengetahui kemaslahatan kalian. Karenanya, Allah mensyariatkan untuk kalian hukum-hukum syar’I yang kalian butuhkan dan perlukan.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 27-29
Ini adalah etika-etika syariat yang diajarkan Allah kepada hamba-hambaNya yang beriman, yaitu etika dalam meminta izin. Allah memerintahkan mereka untuk tidak memasuki rumah-rumah orang, sampai meminta iszin, yaitu meminta izin sebelum masuk dan mengucapkan salam setelahnya. Hendaknya meminta izin sebanyak tiga kali. Jika diizinkan, maka boleh masuk, dan jika tidak, maka hendaknya pergi.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih bahwa Abu Musa pernah meminta izin untuk masuk ke dalam rumah Umar sebanyak tiga kali, tetapi tidak diizinkan baginya, lalu dia kembali. Kemudian Umar berkata,"Tidakkah tadi aku mendengar suara Abdullah bin Qais meminta izin untuk masuk?" Berilah izin dia untuk masuk” Mereka mencarinya dan mendapatinya sudah pergi. Lalu setelah itu Abu Musa kembali dan Umar berkata, "Apa yang membuatmu kembali?" Abu Musa menjawab, "Aku telah meminta izin untuk masuk sebanyak tiga kali, tetapi belum diizinkan bagiku, dan sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda:”'Apabila seseorang di antara kalian meminta izin sebanyak tiga kali, lalu masih belum diizinkan, maka hendaklah dia kembali"
Kemudian agar diketahui bahwa orang yang meminta izin kepada pemilik rumah,a maka sebaiknya dia tidak berdiri di tengah-tengah pintu. Akan tetapi, hendaklah dia berdiri agak menyamping ke arah kanan atau ke kirinya”
Mujahid berkata tentang firmanNya: (sebelum meminta izin) yaitu berdehem atau berdahak
Qatadah berkata tentang firmanNya: (sebelum meminta izin) yaitu meminta izin sebanyak tiga kali; dan barangsiapa yang tidak diberi izin, maka hendaknya dia kembali. Adapun yang pertama adalah pemberitahuan kedatangan, dan yang kedua agar mereka bersiap, dan yang ketiga adalah jika mereka mau mereka bisa memberi izin dan jika tidak maka boleh menolak. Tetapi janganlah kamu berdiri di depan pintu suatu kaum yang menolak kedatanganmu, karena sesungguhnya manusia mempunyai banyak keperluan dan kesibukan, dan Allah lebih utama untuk diperhatikan.
(Yang demikian itu lebih baik bagi kalian) yaitu, meminta izin itu baik bagi kalian, yaitu baik bagi kedua belah pihak, baik orang yang meminta izin atau penghuni rumah (Agar kalian (selalu) ingat)
Firman Allah SWT: (Jika kalian tidak menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kalian masuk sebelum kalian mendapat izin) Hal itu karena apa yang terkandung di dalamnya berupa tindakan seenaknya terhadap milik orang lain tanpa seizin pemiliknya. Jika dia mau maka dia bisa memberi izin dan jika tidak maka bisa tidak memberi izin (Dan jika dikatakan kepada kalian, "Kembalilah?" maka hendaklah kalian kembali. Itu lebih bersih bagi kalian) yaitu apabila menolak kedatangan kalian sebelum kalian meminta izin atau setelahnya (maka hendaklah kalian kembali. Itu lebih bersih bagi kalian) yaitu kembalinya kalian itu lebih suci dan bersih bagi kalian (dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan)
Firman Allah SWT: (Tidak ada dosa atasmu memasuki rumah yang tidak dihuni (sebagai tempat umum) yang di dalamnya ada kepentingan kamu; Allah mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan (28)) Ayat yang mulia ini lebih khusus maknanya daripada ayat sebelumnya. Hal itu karena pada ayat ini mengandung pengertian yang membolehkan masuk ke dalam rumah-rumah yang disediakan tidak untuk didiami, jika dia mempunyai keperluan di dalamnya, sekalipun tanpa izin, seperti ruangan yang disediakan untuk tamu, jika seseorang telah mendapat izin sejak awal, maka itu sudah cukup
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat An-Nur ayat 29: Seperti rumah-rumah (pos-pos) penjagaan, rumah yang disewakan, rumah-rumah untuk tamu, dan rumah-rumah ibnussabil.
Seperti keinginan untuk masuk ke rumah tidak berpenghuni karena tujuan baik atau mubah. Allah mengetahui semua keadaan kita, baik yang nampak maupun yang tersembunyi, oleh karenanya Dia mensyariatkan kepada kita semua yang kita butuhkan berupa hukum-hukum syar’i.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nur Ayat 29
Usai menjelaskan etika memasuki rumah yang berpenghuni pada ayat-ayat sebelumnya, Allah lalu menguraikan etika memasuki rumah yang tak berpenghuni atau bangunan yang disediakan untuk umum. Tidak ada dosa atasmu memasuki rumah yang tidak dihuni yang tidak dibuat untuk tempat tinggal pribadi secara tetap, seperti masjid, kedai, dan pasar, yang di dalamnya ada kepentingan kamu, misalnya untuk beristirahat atau keperluan lain. Allah mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan dalam dada, termasuk niat baik atau buruk kamu. 30. Usai menjelaskan etika berkunjung pada ayat sebelumnya, pada ayat ini Allah menguraikan etika berinteraksi antarsesama, baik saat di dalam rumah maupun di luar rumah. Wahai nabi Muhammad, katakanlah kepada laki-laki yang beriman dengan mantap agar mereka menjaga pandangannya dari melihat sesuatu yang tidak halal dilihat, dan perintahlah mereka memelihara kemaluannya dari apa yang tidak halal untuknya. Yang demikian itu lebih suci bagi jiwa mereka agar tidak terjatuh pada perbuatan haram. Sungguh, Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian pelbagai penjabaran dari banyak ulama tafsir terkait makna dan arti surat An-Nur ayat 29 (arab-latin dan artinya), semoga membawa faidah untuk kita semua. Bantu dakwah kami dengan memberi tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.