Surat Al-Mu’minun Ayat 72
أَمْ تَسْـَٔلُهُمْ خَرْجًا فَخَرَاجُ رَبِّكَ خَيْرٌ ۖ وَهُوَ خَيْرُ ٱلرَّٰزِقِينَ
Arab-Latin: Am tas`aluhum kharjan fa kharāju rabbika khairuw wa huwa khairur-rāziqīn
Artinya: Atau kamu meminta upah kepada mereka?", maka upah dari Tuhanmu adalah lebih baik, dan Dia adalah Pemberi rezeki Yang Paling Baik.
« Al-Mu'minun 71 ✵ Al-Mu'minun 73 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Mendalam Berkaitan Surat Al-Mu’minun Ayat 72
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Mu’minun Ayat 72 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam hikmah mendalam dari ayat ini. Didapati beragam penafsiran dari banyak mufassir terkait isi surat Al-Mu’minun ayat 72, sebagiannya seperti tertera:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Atau apakah yang menghalangi mereka beriman, lantaran kamu (wahai Rasul) meminta upah atas seruan dakwahmu kepada mereka, sehingga mereka pun kikir? Kamu tidak pernah meminta apa pun. Sesungguhnya apa yang ada di sisi Allah berupa pahala dan limpahan karunia (Nya) itu lebih baik. Dan Dia sebaik-baik Pemberi rizki, maka tidak ada seorang pun yang mampu memberikan rizki seperti rizki Allah.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
72-74. Apakah kamu meminta upah dari mereka atas risalah yang kamu sampaikan, namun mereka enggan memberi upah sehingga mereka tidak mau beriman? Sungguh pemberian Allah kepadamu lebih baik, karena Dia sebaik-baik yang memberi dan yang paling pemurah dalam memberi rezeki.
Hai Rasulullah, sungguh kamu sedang menyeru kaummu kepada agama Islam, dan orang-orang yang tidak beriman kepada hari kiamat telah berpaling dari jalan yang lurus.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
72. Apakah engkau -wahai Rasul- meminta imbalan dari mereka sebagai balasan penyampaian kebenaran yang engkau bawa, sehingga mereka menolak dakwahmu? Sungguh ini tidaklah engkau lakukan, sebab pahala dan balasan kebaikan dari Tuhanmu lebih baik dari pada ganjaran kebaikan mereka dan selain mereka, karena Dia sebaik-baik pemberi rezeki.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
72. أَمْ تَسْـَٔلُهُمْ خَرْجًا (Atau kamu meminta upah kepada mereka?)
Yakni apakah hal yang menghalangi mereka dari keimanan adalah karena mereka mengira kamu akan meminta upah kepada mereka atas risalah yang kamu sampaikan kepada mereka, sehingga mereka tidak beriman kepadamu dan kepada apa yang kamu datangkan kepada mereka; namun sebenarnya mereka mengetahui kamu tidak meminta upah dari mereka, bahkan sedekah diharamkan atas Rasulullah agar tidak ada orang yang berkata bahwa rasulullah mengaku-ngaku mendapat risalah untuk mendapatkan harta.
فَخَرَاجُ رَبِّكَ خَيْرٌ ۖ( maka upah dari Tuhanmu adalah lebih baik)
Yakni rezeki yang Allah karuniakan kepadamu di dunia dan pahala yang Allah berikan kepadamu di akhirat lebih baik bagimu dari pada upah dari mereka itu.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
72. “Atau kalian akan meminta upah kepada mereka, sebagai imbalan menyampaikan risalah?", maka upah dari Tuhanmu adalah lebih baik, dan Dia adalah Pemberi rezeki dan pemberi pahala Yang Paling Baik
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Ataukah kamu meminta imbalan} imbalan {kepada mereka. dan imbalan dari Tuhanmu} dan pahala dan imbalan Allah {itu lebih baik karena Dia sebaik-baik pemberi rezeki
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
72 Maksudnya, ataukah perkara yang menghalangi mereka untuk mengikutimu adalah karena engkau Muhammad, meminta upah kepada mereka atas penyambutan yang baik (terhadap seruanmu)? “maka mereka diberati dengan hutang?,mereka merasa berat untuk mengikutimu karena upah dan pajak yang kamu pungut dari mereka. Padahal kenyataannya tidak demikian adanya. “maka upah dari Rabbmu adalah lebih baik, dan Dia adalah pemberi rizki yang paling baik,” ini seperti pernyataan para nabi kepada umat-umat mereka, ”Hai kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu bagi seruanku. Upahku tidak lain, hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku.” maksudnya mereka tidak menjalankan dakwah kepada umat manusia karena adanya antusiasme mendapatkan harta dari mereka. Para nabi berdakwah hanya bertujuan untuk memberikan nasihat dan mendatangkan kemaslahatan bagi mereka. Bahkan para rasul adalah orang yang paling berniat tulus untuk memperbaiki umat manusia daripada mereka sendiri. Semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan terbaik atas nama umat-umat mereka, dan memberikan karunia kepada kita untuk mengikuti mereka dalam segala kondisi.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 68-75
Allah SWT mengingkari orang-orang musyrik karena mereka tidak mau memahami dan merenungi Al-Qur'an yang agung, bahkan berpaling darinya. Padahal mereka itu dikhususkan untuk kitab ini dimana tidak ada suatu kitab pun yang diturunkan Allah kepada rasulNya yang lebih sempurna dan lebih mulia daripada Al-Qur'an. Terlebih lagi nenek moyang mereka yang telah mati di masa Jahiliyah itu belum sampai kepada mereka suatu kitab pun dan belum pernah datang kepada mereka seorang pemberi peringatan. Maka sudah selayaknya mereka menerima nikmat yang dianugerahkan Allah ini, yaitu dengan menerimanya, mensyukurinya, memahaminya dan mengamalkan apa yang terkandung di dalamnya sepanjang malam dan siang hari. Sebagaimana yang telah dilakukan para cendekiawan dari kalangan mereka yang masuk Islam dan mengikuti Rasulullah SAW serta beliau ridha kepada mereka.
Qatadah berkata tentang firmanNya: (Maka apakah mereka tidak memperhatikan perkataan (Kami)) Jika demikian, maka demi Allah, mereka pasti menemukan di dalam Al-Qur'an sesuatu yang dapat mengekang mereka dari perbuatan maksiat terhadap Allah, seandainya mereka mau merenungi dan memahami maknanya. Akan tetapi, mereka hanya mengambil ayat-ayat mutasyabihat sehingga mereka binasa.
Kemudian Allah berfirman seraya mengingkari orang-orang kafir dari kalangan Quraisy: (Ataukah mereka tidak mengenal rasul mereka, karena itu mereka memungkirinya? (69)) yaitu apakah mereka tidak mengenal nabi Muhammad, kejujuran, amanah dan kepribadiannya yang ada pada mereka? yaitu, apakah mereka mampu mengingkari kenyataan itu dan bersikap tidak mau tahu terhadapnya? Oleh karena itu Ja'far bin Abi Thalib berkata kepada Raja Najasyi, raja Habsyah, "Wahai Raja, sesungguhnya Allah telah mengutus kepada kami seorang rasul yang telah kami kenal nasab, kejujuran, dan sifat amanahnya"
Firman Allah: (Atau (apakah patut) mereka berkata, "Padanya (Muhammad) ada penyakit gila”) Ini menceritakan tentang perkataan orang-orang musyrik terhadap nabi Muhammad SAW bahwa beliau membuat-buat Al-Qur'an, yaitu membuatnya sendiri, atau beliau berpenyakit gila yang tidak mengetahui apa yang dikatakan sendiri. Allah memberitahukan tentang mereka, bahwa hati mereka tidak beriman kepadanya, dan mereka mengetahui kebathilan dari apa yang mereka katakan tentang Al-Qur'an. Karena sesungguhnya Al-Qur'an itu datang kepada mereka dari kalam Allah yang tidak bisa ditandingi. Sesungguhnya Allah menantang mereka dan seluruh penduduk bumi untuk mendatangkan hal yang serupa dengan Al-Qur'an jika mereka mampu, dan pasti mereka tidak akan mampu untuk selamanya. Oleh karena itu Allah berfirman: (Sebenarnya dia telah membawa kebenaran kepada mereka, dan kebanyakan mereka benci kepada kebenaran itu) bisa juga diartikan bahwa kalimat ini merupakan kalimat keadaan, yaitu dalam keadaan bahwa kebanyakan dari mereka tidak menyukai kebenaran. Bisa juga sebagai kalimat berita. Hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Firman Allah: (Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi dan semua yang ada di dalamnya) Mujahid, Abu Shalih dan As-Suddi berkata bahwa yang dimaksud dengan “al-haq” adalah Allah SWT. Dan makna yang dimaksud adalah bahwa sekiranya Allah memperkenankan hawa nafsu mereka dan mensyariatkan peraturan sesuai dengan keinginan mereka. (pasti binasalah langit dan bumi dan semua yang ada di dalamnya) yaitu binasa karena hawa nafsu dan keinginan mereka yang berbeda-beda,
Sebagaimana Allah SWT memberitahukan tentang mereka, dalam ucapan mereka: (Mengapa Al-Qur’an ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekah dan Taif) ini) Kemudian Allah berfirman: (Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu?) (Surah Az-Zukhruf: 31-32)
Allah SWT berfirman: (Katakanlah, "Kalau seandainya kalian menguasai perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kalian tahan karena takut membelanjakannya”Dan manusia itu memang sangat kikir (100)) (Surah Al-Isra’).
Dalam hal ini terdapat keterangan tentang ketidakmampuan, perbedaan pendapat, dan keinginan hawa nafsu para hamba. Dan bahwa hanya Allah sajalah Yang Maha Sempurna dalam semua sifat, firman, perbuatan, syariat, takdir, dan pengaturan terhadap makhlukNya. Maha Suci Allah, tidak ada Tuhan dan Rabb selain Dia dan tiada Rabb selain Dia. Oleh karena itu Allah berfirman: (Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka) yaitu Al-Qur'an (tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu)
Firman Allah SWT: (Atau kamu meminta upah kepada mereka?) Al-Hasan berkata maknanya adalah upah. Qatadah berkata bahwa maknannya adalah imbalan (maka upah dari Tuhanmu adalah lebih baik)
yaitu kamu tidak meminta suatu upah, imbalan, dan apa pun dari seruanmu kepada mereka menuju petunjuk. Bahkan engkau hanya mengharapkan pahala yang melimpah dari Allah atas hal itu, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Katakanlah, "Upah apa pun yang aku minta kepada kalian, maka itu untuk kalian. Upahku hanyalah dari Allah”) (Surah Saba: 47)
Firman Allah: (Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat benar-benar menyimpang dari jalan (yang lurus) (74)) yaitu benar-benar membelok, melampaui batas, dan menyimpang. Orang-orang Arab berkata,"Nakaba Fulanun an ath-thariq” (Fulan menyimpang dari jalan)" yaitu jika dia menyimpang darinya.
Firman Allah: (Andaikata Kami belas kasihani mereka, dan Kami lenyapkan kemudaratan yang mereka alami, benar-benar mereka akan terus menerus terombang-ambing dalam keterlaluan mereka (75)) Allah SWT memberitahukan tentang kekerasan mereka dalam kekafirannya, bahwa seandainya Allah melenyapkan mudharat yang menimpa mereka dan memberikan pengertian kepada mereka tentang Al-Qur'an, maka mereka tidak mau tunduk kepadanya dan tetap berada dalam kekafiran, keingkaran, dan kesesatan mereka. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Kalau sekiranya Allah mengetahui kebaikan pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. Dan jikalau Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedangkan mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu) (23)) (Surah Al-Anfal)
Hal ini termasuk dalam ilmu Allah yang mengetahui segala sesuatu yang tidak akan terjadi, dan bagaimanakah kejadiannya seandainya terjadi.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-Mu’minun ayat 72: Maksudnya, apakah yang menghalangi mereka untuk mengikutimu adalah karena engkau meminta imbalan dari mereka? Padahal engkau tidak meminta imbalan dari mereka. Dengan demikian, mereka tidak memiliki alasan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk menolak yang hak.
Yang dimaksudkan imbalan dari Allah adalah rezeki yang dianugrahkan Allah di dunia, dan pahala di akhirat.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Mu’minun Ayat 72
Allah telah menyebutkan empat alasan penolakan orang kafir terhadap dakwah nabi beserta sanggahan atas keempatnya. Pada ayat ini Allah lalu menyebut alasan kelima. Atau-kah mereka menolak dakwahmu, wahai nabi Muhammad, karena engkau meminta imbalan kepada mereka atas dakwahmu, sedangkan engkau yakin bahwa imbalan dari tuhanmu lebih baik, karena dia pemberi rezeki yang terbaik' tidak! engkau tidak pernah berbuat demikian. 73-75. Dan sesungguhnya engkau pasti telah menyeru mereka kepada jalan yang lurus. Orang-orang kafir itu menolak seruan nabi karena mereka tidak meyakini adanya hari pembalasan. Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat benar-benar telah menyimpang jauh dari jalan yang lurus menuju jalan kesesatan. Tidak ada jalan menuju kebahagiaan selain jalan Allah. Allah mengazab dan membinasakan mereka akibat bersikap keras kepala. Namun, seandainya mereka kami kasihani, dan kami lenyapkan malapetaka yang menimpa mereka, pasti mereka akan terus-menerus terombang-ambing dalam kesesatan mereka. Mereka akan tetap pada kekufuran dan kedurhakaan mereka seperti sediakala.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah variasi penafsiran dari kalangan mufassirin mengenai isi dan arti surat Al-Mu’minun ayat 72 (arab-latin dan artinya), semoga membawa faidah bagi kita semua. Bantu syi'ar kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.