Surat Al-Mu’minun Ayat 71

وَلَوِ ٱتَّبَعَ ٱلْحَقُّ أَهْوَآءَهُمْ لَفَسَدَتِ ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ وَمَن فِيهِنَّ ۚ بَلْ أَتَيْنَٰهُم بِذِكْرِهِمْ فَهُمْ عَن ذِكْرِهِم مُّعْرِضُونَ

Arab-Latin: Wa lawittaba'al-ḥaqqu ahwā`ahum lafasadatis-samāwātu wal-arḍu wa man fīhinn, bal ataināhum biżikrihim fa hum 'an żikrihim mu'riḍụn

Artinya: Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan (Al Quran) mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.

« Al-Mu'minun 70Al-Mu'minun 72 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Mendalam Berkaitan Surat Al-Mu’minun Ayat 71

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Mu’minun Ayat 71 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka pelajaran mendalam dari ayat ini. Tersedia beraneka penjabaran dari para ahli ilmu mengenai makna surat Al-Mu’minun ayat 71, sebagiannya seperti terlampir:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan sekiranya Allah menetapkan ajaran syariat bagi mereka apa-apa yang sejalan dengan hawa nafsu keinginan mereka, pastilah akan rusak berantakan langit dan bumi dan semua yang ada di dalamnya. Bahkan Kami telah datangkan kepada mereka sesuatu yang akan mengangkat gengsi dan kemuliaan mereka, yaitu al-Qur’an, tetapi mereka berpaling darinya.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

71. Seandainya sunnatullah berlaku sebagaimana yang orang-orang kafir inginkan, niscaya tujuh langit dan bumi serta segala isinya akan hancur. Dan Kami telah memberi mereka al-Qur’an yang mengandung kemuliaan dan kejayaan mereka, akan tetapi mereka berpaling dan menyia-nyiakannya.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

71. Dan seandainya Allah mengatur dan menjalankan seluruh urusan berdasarkan hawa nafsu mereka, niscaya langit dan bumi serta segala yang ada pada keduanya akan hancur binasa lantaran kejahilan mereka terhadap akibat amal perbuatan mereka dan terhadap betul tidaknya suatu urusan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

71. وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ أَهْوَآءَهُمْ (Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka)
Yakni seandainya kebenaran datang sesuai dengan yang mereka inginkan.

لَفَسَدَتِ السَّمٰوٰتُ وَالْأَرْضُ وَمَن فِيهِنَّ ۚ( pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya)
Makna ayat ini adalah seandainya kebenaran adalah seperti apa yang mereka katakan, yaitu terdapat tuhan-tuhan selain Allah niscaya tuhan-tuhan itu akan saling berselisih. Ayat ini seperti firman Allah yang lain:
لو كان فيهما آلهة إلا الله لفسدتا “sekiranya di langit dan di bumi ada tuhan-tuhan selain Allah tentulah keduanya itu telah rusak”

بَلْ أَتَيْنٰهُم بِذِكْرِهِمْ(Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka)
Yakni mendatangkan kitab yang mereka banggakan dan agungkan.
Pendapat lain mengatakan yang dimaksud dengan (الذكر) adalah nasehat dan peringatan.

فَهُمْ عَن ذِكْرِهِم مُّعْرِضُونَ(tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu)
Yakni mereka melalaikan apa yang mereka agung-agungkan itu.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

71. Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, serta Alquran itu menuruti kesenangan mereka, pasti binasalah langit dan bumi dan segala penghuninya. Sebab segala sesuatu keluar dari fitrah dan aturan. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka yaitu Alquran, tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Seandainya kebenaran itu menuruti} sesuai {keinginan mereka, niscaya hancurlah langit dan bumi serta semua yang ada di dalamnya. Bahkan Kami telah mendatangkan peringatan mereka} sesuatu yang di dalamnya terdapat kehormatan dan kemuliaan mereka yaitu Al-Qur’an {dan mereka terhadap peringatan itu berpaling


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

71 jika ada lontaran pertanyaan, ”kenapa kebenaran itu tidak selaras saja dengan apa yang mereka inginkan, agar mereka mau beriman atau cepat tunduk patuh?” maka Allah menjawab dengan Firman,” Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka berhubungan dengan moral dan tindak-tanduk yang mengandung unsur kezhaliman, kekufuran, dan kerusakan. Seandainya kebenaran menuruti hawa nafsu mereka, niscaya langit dan bumi akan mengalami kerusakan, karena kerusakan penanganan dan sistem pengaturan yang berasaskan kezhaliman dan ketidakadilan. Langit dan bumi tidak akan tegak berdiri kecuali dengan kebenaran dan keadailan.
“sebenarnya kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka,” yaitu dengan al-qur’an ini yang mengingatkan kepada mereka pada setiap kebaikan, yang menjadi sumber kebanggan dan prestise mereka ketika mereka melaksanakannya, dan dengan al-qur’an pula, mereka akan menjadi tokoh-tokoh besar di tengah manusia. “tetapi mereka berpaling dari kebanggan itu,” sebagai ketetapan kebinasaan dan ketiadaan taufik (Allah) pada mereka.
“mereka lupa kepada Allah, lalau Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri,” Al-qur’an dan orang yang membawanya merupakan kenikmatan agung yang Allah sodorkan kepada mereka. Mereka tidak meresponnya melainkan dengan penolakan dan sikap berpaling. Apakah ada keterpasungan dari pahala yang lebih fatal darinya? Tidaklah hal itu berakibat kecuali kerugian yang parah?


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 68-75
Allah SWT mengingkari orang-orang musyrik karena mereka tidak mau memahami dan merenungi Al-Qur'an yang agung, bahkan berpaling darinya. Padahal mereka itu dikhususkan untuk kitab ini dimana tidak ada suatu kitab pun yang diturunkan Allah kepada rasulNya yang lebih sempurna dan lebih mulia daripada Al-Qur'an. Terlebih lagi nenek moyang mereka yang telah mati di masa Jahiliyah itu belum sampai kepada mereka suatu kitab pun dan belum pernah datang kepada mereka seorang pemberi peringatan. Maka sudah selayaknya mereka menerima nikmat yang dianugerahkan Allah ini, yaitu dengan menerimanya, mensyukurinya, memahaminya dan meng­amalkan apa yang terkandung di dalamnya sepanjang malam dan siang hari. Sebagaimana yang telah dilakukan para cendekiawan dari kalangan mereka yang masuk Islam dan mengikuti Rasulullah SAW serta beliau ridha kepada mereka.
Qatadah berkata tentang firmanNya: (Maka apakah mereka tidak memperhatikan perkataan (Kami)) Jika demikian, maka demi Allah, mereka pasti menemukan di dalam Al-Qur'an sesuatu yang dapat mengekang mereka dari perbuatan maksiat terhadap Allah, seandainya mereka mau merenungi dan memahami maknanya. Akan tetapi, mereka hanya mengambil ayat-ayat mutasyabihat sehingga mereka binasa.
Kemudian Allah berfirman seraya mengingkari orang-orang kafir dari kalangan Quraisy: (Ataukah mereka tidak mengenal rasul mereka, karena itu mereka memungkirinya? (69)) yaitu apakah mereka tidak mengenal nabi Muhammad, kejujuran, amanah dan kepribadiannya yang ada pada mereka? yaitu, apakah mereka mampu mengingkari kenyataan itu dan bersikap tidak mau tahu terhadapnya? Oleh karena itu Ja'far bin Abi Thalib berkata kepada Raja Najasyi, raja Habsyah, "Wahai Raja, sesungguhnya Allah telah mengutus kepada kami seorang rasul yang telah kami kenal nasab, kejujuran, dan sifat amanahnya"
Firman Allah: (Atau (apakah patut) mereka berkata, "Padanya (Muhammad) ada penyakit gila”) Ini menceritakan tentang perkataan orang-orang musyrik terhadap nabi Muhammad SAW bahwa beliau membuat-buat Al-Qur'an, yaitu membuatnya sendiri, atau beliau berpenyakit gila yang tidak mengetahui apa yang dikatakan sendiri. Allah memberitahukan tentang mereka, bahwa hati mereka tidak beriman kepadanya, dan mereka mengetahui kebathilan dari apa yang mereka katakan tentang Al-Qur'an. Karena sesungguhnya Al-Qur'an itu datang kepada mereka dari kalam Allah yang tidak bisa ditandingi. Sesungguhnya Allah menantang mereka dan seluruh penduduk bumi untuk mendatangkan hal yang serupa dengan Al-Qur'an jika mereka mampu, dan pasti mereka tidak akan mampu untuk selamanya. Oleh karena itu Allah berfirman: (Sebenarnya dia telah membawa kebenaran kepada mereka, dan kebanyakan mereka benci kepada kebenaran itu) bisa juga diartikan bahwa kalimat ini merupakan kalimat keadaan, yaitu dalam keadaan bahwa kebanyakan dari mereka tidak menyukai kebenaran. Bisa juga sebagai kalimat berita. Hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Firman Allah: (Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi dan semua yang ada di dalamnya) Mujahid, Abu Shalih dan As-Suddi berkata bahwa yang dimaksud dengan “al-haq” adalah Allah SWT. Dan makna yang dimaksud adalah bahwa sekiranya Allah memperkenankan hawa nafsu mereka dan mensyariatkan peraturan sesuai dengan keinginan mereka. (pasti binasalah langit dan bumi dan semua yang ada di dalamnya) yaitu binasa karena hawa nafsu dan keinginan mereka yang berbeda-beda,
Sebagaimana Allah SWT memberitahukan tentang mereka, dalam ucapan mereka: (Mengapa Al-Qur’an ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekah dan Taif) ini) Kemudian Allah berfirman: (Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu?) (Surah Az-Zukhruf: 31-32)
Allah SWT berfirman: (Katakanlah, "Kalau seandainya kalian menguasai per­bendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kalian tahan karena takut membelanjakannya”Dan manusia itu memang sangat kikir (100)) (Surah Al-Isra’).
Dalam hal ini terdapat keterangan tentang ketidakmampuan, perbedaan pendapat, dan keinginan hawa nafsu para hamba. Dan bahwa hanya Allah sajalah Yang Maha Sempurna dalam semua sifat, firman, perbuatan, syariat, takdir, dan pengaturan terhadap makhlukNya. Maha Suci Allah, tidak ada Tuhan dan Rabb selain Dia dan tiada Rabb selain Dia. Oleh karena itu Allah berfirman: (Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka) yaitu Al-Qur'an (tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu)
Firman Allah SWT: (Atau kamu meminta upah kepada mereka?) Al-Hasan berkata maknanya adalah upah. Qatadah berkata bahwa maknannya adalah imbalan (maka upah dari Tuhanmu adalah lebih baik)
yaitu kamu tidak meminta suatu upah, imbalan, dan apa pun dari seruanmu kepada mereka menuju petunjuk. Bahkan engkau hanya mengharapkan pahala yang melimpah dari Allah atas hal itu, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Katakanlah, "Upah apa pun yang aku minta kepada kalian, maka itu untuk kalian. Upahku hanyalah dari Allah”) (Surah Saba: 47)
Firman Allah: (Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat benar-benar menyimpang dari jalan (yang lurus) (74)) yaitu benar-benar membelok, melampaui batas, dan menyimpang. Orang-orang Arab berkata,"Nakaba Fulanun an ath-thariq” (Fulan menyimpang dari jalan)" yaitu jika dia menyimpang darinya.
Firman Allah: (Andaikata Kami belas kasihani mereka, dan Kami lenyapkan kemudaratan yang mereka alami, benar-benar mereka akan terus menerus terombang-ambing dalam keterlaluan mereka (75)) Allah SWT memberitahukan tentang kekerasan mereka dalam kekafirannya, bahwa seandainya Allah melenyapkan mudharat yang menimpa mereka dan memberikan pengertian kepada mereka tentang Al-Qur'an, maka mereka tidak mau tunduk kepadanya dan tetap berada dalam kekafiran, keingkaran, dan kesesatan mereka. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Kalau sekiranya Allah mengetahui kebaikan pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. Dan jikalau Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedangkan mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu) (23)) (Surah Al-Anfal)
Hal ini termasuk dalam ilmu Allah yang mengetahui segala sesuatu yang tidak akan terjadi, dan bagaimanakah kejadiannya seandainya terjadi.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Al-Mu’minun ayat 71: Jika seorang bertanya, “Mengapa kebenaran itu tidak selalu sesuai dengan keinginan mereka agar mereka beriman dan segera tunduk?” Maka jawabannya adalah ayat di atas.

Bagaimana tidak binasa dan hancur jika yang satu berkeinginan begini, sedangkan yang satu lagi berkeinginan begitu. Di samping itu, hawa nafsu atau keinginan mereka cenderung untuk bersenang-senang tidak memperhatikan maslahat kedepan, pengetahuan mereka terbatas, bahkan nafsu itu biasanya menyuruh kepada kejahatan dan kezaliman, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Allah. Oleh karena itu, jika kebenaran itu menuruti keinginan mereka tentu hancurlah dunia.

Ada pula yang mengartikan, “Bahkan Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan dan kemuliaan (Al Quran) mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.” Sehingga maksudnya, jika mereka mau mengikuti Al Qur’an, maka keadaan mereka menjadi tinggi, mulia dan terhormat. Al Qur’an merupakan nikmat besar yang Allah berikan kepada hamba-Nya, namun mereka membalasnya dengan menolak dan berpaling, maka bukannya mereka menjadi tinggi dan terhormat, bahkan menjadi rendah dan terhina, lagi memperoleh kerugian.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Mu’minun Ayat 71

Ayat sebelumnya mengisyaratkan bahwa kaum kafir ingin hawa nafsu mereka dituruti. Dengan tegas Allah menolak keinginan itu, 'dan seandainya kebenaran itu menuruti keinginan mereka yang penuh kebatilan dan mengabaikan kebenaran, pasti binasalah langit dan bumi dan semua yang ada di dalamnya. Rusaklah keteraturan sistemnya karena kejahatan akan merajalela, penindasan orang yang kuat kepada yang lemah, dan sebagainya. Bahkan, sebenarnya kami telah memberikan Al-Qur'an yang berisi peringatan, kebanggaan, dan kemuliaan kepada mereka, tetapi mereka berpaling dari peringatan itu. 72. Allah telah menyebutkan empat alasan penolakan orang kafir terhadap dakwah nabi beserta sanggahan atas keempatnya. Pada ayat ini Allah lalu menyebut alasan kelima. Atau-kah mereka menolak dakwahmu, wahai nabi Muhammad, karena engkau meminta imbalan kepada mereka atas dakwahmu, sedangkan engkau yakin bahwa imbalan dari tuhanmu lebih baik, karena dia pemberi rezeki yang terbaik' tidak! engkau tidak pernah berbuat demikian.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah beraneka penafsiran dari kalangan ulama terhadap kandungan dan arti surat Al-Mu’minun ayat 71 (arab-latin dan artinya), semoga menambah kebaikan untuk kita bersama. Sokonglah kemajuan kami dengan memberi tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Konten Cukup Banyak Dilihat

Kami memiliki banyak halaman yang cukup banyak dilihat, seperti surat/ayat: Al-Baqarah 275, An-Nahl 125, Al-Baqarah 1-5, Ar-Ra’d 28, At-Tahrim 6, Ath-Thariq. Serta Al-Baqarah 155, Al-Waqi’ah 35-38, Al-Furqan 63, Al-Hujurat, At-Taubah 128-129, As-Sajdah.

  1. Al-Baqarah 275
  2. An-Nahl 125
  3. Al-Baqarah 1-5
  4. Ar-Ra’d 28
  5. At-Tahrim 6
  6. Ath-Thariq
  7. Al-Baqarah 155
  8. Al-Waqi’ah 35-38
  9. Al-Furqan 63
  10. Al-Hujurat
  11. At-Taubah 128-129
  12. As-Sajdah

Pencarian: surat shad ayat 29, latin surah an nisa ayat 59, al laq, surat ali imran ayat 7, a'udzu birabbinnas

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.