Surat Al-Hajj Ayat 46
أَفَلَمْ يَسِيرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَآ أَوْ ءَاذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا ۖ فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى ٱلْأَبْصَٰرُ وَلَٰكِن تَعْمَى ٱلْقُلُوبُ ٱلَّتِى فِى ٱلصُّدُورِ
Arab-Latin: A fa lam yasīrụ fil-arḍi fa takụna lahum qulụbuy ya'qilụna bihā au āżānuy yasma'ụna bihā, fa innahā lā ta'mal-abṣāru wa lākin ta'mal-qulụbullatī fiṣ-ṣudụr
Artinya: Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Mendalam Berkaitan Dengan Surat Al-Hajj Ayat 46
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Hajj Ayat 46 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam tafsir mendalam dari ayat ini. Terdapat aneka ragam penjelasan dari para ulama terhadap makna surat Al-Hajj ayat 46, di antaranya seperti terlampir:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Tidaklah orang-orang yang mendustakan dari suku Quraisy itu berjalan di muka bumi untuk menyaksikan bekas-bekas kehancuran orang-orang yang di binasakan, sehingga mereka mau berpikir dengan akal-akal mereka, dan kemudian mengambil pelajaran darinya dan mendengarkan berita-berita mereka dengan penuh perenungan, sehingga dapat memetik pelajaran darinya? Karena sesungguhnya hakikat kebutaan bukanlah kebutaan penglihatan, akan tetapi kebutaan yang membinasakan adalah kebutaan mata hati untuk menangkap kebenaran dan mengambil pelajaran.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
46. Tidakkah orang-orang kafir pergi bersafar dan menyaksikan tempat-tempat orang yang dibinasakan, sehingga mereka dapat mengambil ibrah dari kehancuran yang mereka rasakan, dan tidakkah mereka mendengar azab bagi orang-orang kafir?
Kebutaan itu bukanlah kebutaan mata, namun kebutaan yang membinasakan adalah kebutaan hati sehingga tidak dapat menemukan kebenaran dan ibrah.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
46. Maka tidak pernahkah orang-orang yang mendustakan Rasul -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- itu berjalan di muka bumi agar mereka dapat menyaksikan jejak negeri-negeri yang telah dibinasakan, sehingga mereka bisa berpikir menggunakan akal sehat agar mengambil pelajaran darinya, dan mendengar kisah-kisah mereka dengan seksama supaya mengambil peringatan darinya, karena sesungguhnya kebutaan yang hakiki bukanlah buta mata, namun kebutaan hakiki yang membinasakan dan menghinakan adalah kebutaan baṣīrah (ilmu dan iman); di mana orang yang memiliki kebutaan seperti ini tidak akan mungkin mendapatkan pelajaran dan peringatan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
46. أَفَلَمْ يَسِيرُوا۟ فِى الْأَرْضِ (maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi)
Allah mendorong manusia agar melakukan perjalanan ke penjuru dunia untuk melihat tempat umat-umat tersebut dibinasakan agar mereka dapat mengambil pelajaran.
فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَآ(lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami)
Maknanya adalah karena mereka telah menyaksikan pelajaran itu hendaknya mereka memiliki hati yang mampu memahami apa yang harus dipahami.
أَوْ ءَاذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا ۖ( atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar)
Yakni kalamullah yang dibacakan Muhammad kepada mereka yang harus mereka dengar.
فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصٰرُ وَلٰكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِى فِى الصُّدُورِ(Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada)
Yakni tidak ada masalah dengan panca indra mereka, namun masalahnya adalah hati dan akal mereka.
Yakni akal mereka tidak dapat memahami kebenaran dan pelajaran.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
1 ). DIantara cara untuk mengambil pelajaran dari suatu zaman adalah dengan mempelajari sejarah secara umum, dan mengikuti langkah-langkah sejarah ayat-ayat Allah tentang segala penjuru, dan mentadabburi keadaan ummat-ummat yang pernah ada.
2 ). { فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى ٱلْأَبْصَٰرُ وَلَٰكِن تَعْمَى ٱلْقُلُوبُ ٱلَّتِى فِى ٱلصُّدُورِ } "Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada." Qatadah berkata: Penglihatan yang nampak adalah: penglihatan pada kecukupan dan kenikmatan, dan penglihatan hati adalah: penglihatan yang bermanfaat bagi agama dan dirimu.
3 ). "Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada." pada ayat ini Allah mengabarkan bahwa indera perasa itu mengikuti kerja akal, dan bahwasanya orang berakal yang dikalahkan oleh nafsunya sesungguhnya ia tidak mendapat manfaat apa-apa dari indera nya.
4 ). Memiliki mata tidak menjamin anda dapat melihat!
{ فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى ٱلْأَبْصَٰرُ وَلَٰكِن تَعْمَى ٱلْقُلُوبُ ٱلَّتِى فِى ٱلصُّدُورِ } yakni: butanya penglihatan hati itulah buta yang sesungguhnya, bukan bukan buta penglihatan, maka kebutaan hati mereka lebih berbahaya dari kebutaan mata; oleh karena itu pada penghujung ayat dikatakan { ٱلَّتِى فِى ٱلصُّدُورِ } "yang di dalam dada."
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
46. Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. Mereka sangat buruk dalam menggunakan akal, karena mereka menuruti hawa nafsu mereka. Dada disebutkan sebagai penekanan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Tidakkah mereka berjalan di bumi sehingga hati mereka dapat memahaminya atau telinga mereka dapat mendengarnya. Sesungguhnya bukanlah penglihatan yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang berada dalam dada
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
46. Oleh karena itu, Allah menyeru para hambaNYa untuk mengembara di bumi supaya mereka merenung dan mengambil pelajaran. Allah berfirman, “Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi,” dengan fisik dan hati yang dengan itu mereka dapat memahami,” ayat-ayat Allah dan mencermati sumber-sumber pelajaran dengannya “atau mempunyai tellinga yang dengan itu mereka mendengar,” berita-berita umat yang telah berlalu dan kabar-kabar mengenai bangsa-bangsa yang dilanda siksaan. Kalau tidak ditujukan untuk maksud demikian, maka pandangan mata, pendengaran telinga dan gerakan tubuh yang nihil dari upaya perenungan dan pengambilan pelajaran tidak bermanfaat dan tidak mengantarkan kepada tujuan yang mesti dicapai. Karena alasan itu, Allah berfirman, “Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada,”
maksudnya model kebutaan yang membahayakan dalam agama ini adalah kebutaan hati terhadap kebenaran. Akibatnya tidak mampu menyaksikannya sebagaimana orang buta tidak dapat melihat obyek-obyek pandangan. Sementara itu, kebutaan pandangan indra mata, maka puncak (pengaruh negatifnya) hanya mengganggu mata pencaharian dan kemanfaatan duniawi saja.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 42-46
Allah SWT berfirman seraya menghibur nabi Muhammad SAW dari pendustaan dari orang yang menentangnya dari kaum beliau: (Dan jika mereka (orang-orang musyrik) mendustakan kamu, maka sesungguhnya telah mendustakan juga sebelum kaum Nuh), hingga allah berfirman (dan Musa juga didustakan) yaitu dengan semua yantg dia bawa berupa mukjizat yang jelas dan dalil yang terang.
(lalu Aku tangguhkan (azab-Ku) untuk orang-orang kafir) yaitu maka Kami menangguhkan mereka (kemudian Aku azab mereka, maka (lihatlah) bagaimana besarnya kebencianKu (kepada mereka itu)) yaitu, bagaimana bisa kebencian dan azabKu terhadap mereka.
Disebutkan dalam hadits shahih Bukhari Muslim dari Abu Musa, dari Nabi SAW bersabda:”Sesungguhnya Allah benar-benar memberi tangguh kepada orang yang zalim, hingga ketika Dia mengazabnya, maka dia tidak dapat luput dariNya” Kemudian Nabi SAW membaca firmanNya: (Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras (102)) (Surah Hud)
Kemudian Allah SWT berfirman: (Berapalah banyaknya kota yang Kami telah membinasakannya) yaitu, berapa banyak penduduk kota-kota yang telah Aku binasakan (yang penduduknya dalam keadaan zalim) yaitu mendustakan para rasulNya (maka (tembok-tembok) kota itu roboh menutupi atap-atapnya)
Adh-Dhahhak berkata maknannya adalah atap, yaitu tempat tinggal mereka hancur berantakan dan seluruh bangunan kota dan keramaiannya telah musnah.
(dan (berapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan) yaitu airnya tidak bisa digunakan untuk mengairi dan dan tidak ada seorang pun yang datang kepadanya, padahal sebelumnya banyak orang datang kepadanya
(dan istana yang tinggi) Ikrimah berkata bahwa yang dimaksud adalah gedung dengan batu putih. Diriwayatkan dari Mujahid, ‘Atha’ dan Sa'id bin Jubair hal yang serupa. Dan yang lainnya berkata bahwa Al-masyid artinya bangunan yang dibangun tinggi. Lainnya berkata bahwa Al-masyid adalah benteng.
Semua pendapat ini saling berdekatan dan tidak bertentangan, karena pengertiannya menunjukkan bahwa bangunan-bangunan yang kokoh, tinggi dan kuat itu tidak dapat melindungi para penghuninya dari azab Allah yang datang menimpa mereka. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Di mana saja kalian berada, kematian akan mendapatkan kalian, kendatipun kalian di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh) (Surah An-Nisa: 78)
Firman Allah: (maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi) yaitu, dengan tubuh dan pikiran mereka juga. Demikian itu merupakan sesuatu yang cukup,
(lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami, atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar?) yaitu mengambil pelajaran darinya (Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada) yaitu bukan buta mata, melainkan buta pandangan hati. Sekalipun pandangan matanya sehat dan tajam, tetapi tidak dapat memanfaatkan dan menyadari informasi itu.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-Hajj ayat 46: Oleh karena itulah, Allah mengajak hamba-hamba-Nya mengadakan perjalanan di muka bumi untuk memperhatikan keadaan orang-orang terdahulu yang telah binasa dan mengambil pelajaran daripadanya.
Dengan badan dan hati mereka.
Ayat-ayat Allah dan memperhatikan tempat-tempat yang terdapat ibrah (pelajaran).
Untuk mendengarkan berita kebinasaan dan kehancuran orang-orang yang mendustakan, sehingga mereka dapat mengambil pelajaran daripadanya. Akan tetapi, jika sebatas memandang dan mendengar atau berjalan-jalan tanpa bertafakkur dan mengambil pelajaran, maka yang demikian tidaklah bermanfaat dan tidak mencapai maksud yang diinginkan.
Buta yang berbahaya adalah buta dalam agama, yaitu butanya hati dari melihat yang hak sehingga ia tidak melihat yang hak itu sebagaimana mata yang buta tidak dapat melihat sesuatu yang terlihat.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Hajj Ayat 46
Allah lalu bertanya kepada orang-orang yang menolak ajaran Allah yang dibawa rasulullah, "maka apakah mereka tidak pernah berjalan di bumi menyaksikan peninggalan umat terdahulu atau mengkajinya secara mendalam sehingga kalbu, kecerdasan emosi, dan spiritual mereka dapat memahami atau merenungkan ajaran Al-Qur'an atau telinga mereka dapat mendengar ajakan rasul untuk beriman kepada Allah'" mata, telinga, dan pikiran mereka tertutup. Oleh sebab itu, sejatinya bukan mata lahiriah mereka itu yang buta sehingga tidak dapat melihat bukti-bukti kebenaran ajaran rasulullah, tetapi yang buta adalah mata hati mereka yang ada di dalam dada mereka. 47. Karena mata hati mereka buta dan telinga mereka tertutup, dan mereka dengan sombong dan menantang meminta kepadamu, Muhammad, agar azab yang dijanjikan kepada orang-orang kafir itu disegerakan di dunia ini. Mereka tidak mengetahui bahwa Allah tidak akan pernah menyalahi janji-Nya bahwa azab yang pedih bagi orang-orang kafir itu akan diberikan di akhirat. Dan sungguh, jika mereka menyadari bahwa sehari di sisi tuhanmu di akhirat seperti seribu tahun menurut perhitunganmu di dunia sehingga merasakan azab sehari saja di dalam neraka sebanding dengan seribu tahun di dunia. Betapa dah-syatnya azab Allah, mengapa mereka menantang'.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah sekumpulan penafsiran dari beragam mufassir terkait makna dan arti surat Al-Hajj ayat 46 (arab-latin dan artinya), moga-moga berfaidah untuk kita bersama. Dukung perjuangan kami dengan memberi tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.