Surat Al-Hajj Ayat 13

يَدْعُوا۟ لَمَن ضَرُّهُۥٓ أَقْرَبُ مِن نَّفْعِهِۦ ۚ لَبِئْسَ ٱلْمَوْلَىٰ وَلَبِئْسَ ٱلْعَشِيرُ

Arab-Latin: Yad'ụ laman ḍarruhū aqrabu min naf'ih, labi`sal-maulā wa labi`sal-'asyīr

Artinya: Ia menyeru sesuatu yang sebenarnya mudharatnya lebih dekat dari manfaatnya. Sesungguhnya yang diserunya itu adalah sejahat-jahat kawan.

« Al-Hajj 12Al-Hajj 14 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Hikmah Mendalam Berkaitan Dengan Surat Al-Hajj Ayat 13

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Hajj Ayat 13 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai hikmah mendalam dari ayat ini. Tersedia berbagai penafsiran dari kalangan mufassirin berkaitan makna surat Al-Hajj ayat 13, misalnya sebagaimana terlampir:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

11-13. Dan diantara manusia ada orang yang masuk ke dalam Islam dengan dorongan yang lemah dan keraguan, sehingga dia menyembah Allah dengan ragu-ragu, layaknya orang yang tengah berdiri di atas tepi gunung atau tembok, dia tidak mantap dalam berdirinya, dan dia mengaitkan keimanannya erat dengan kehidupan dunianya. Apabila dia dalam keadaan sehat dan hidup dengan nyaman, maka dia akan meneruskan ibadahnya. Dan apabila terjadi padanya satu cobaan dengan kejadian yang tidak mengenakkan dan kesulitan, dia mengaitkan kesialannya itu kepada agamanya, lalu dia meninggallkan agamanya sebagaimana orang yang berbalik ke belakang setelah istiqamah. Disebabkan hal itulah, dia merugi di dunia, karena kekafirannya tidak mengubah apa yang ditakdirkan bagi dirinya untuk kehidupan dunianya, dan dia merugi di akhirat karena masuk ke dalam neraka. Dan itu adalah kerugian yang nyata. Orang yang merugi itu menyembah selain Allah yang tidak dapat memadorotkannya bila ia abaikan, dan tidak memberinya manfaat jika ia sembah. Itulah kesesatan nyata yang amat jauh dari kebenaran. Dia menyeru makhluk yang mudaratnya lebih dekat daripada manfaatnya. Alangkah buruknya sesembahan itu sebagai penolong dan amat buruk menjadi kawan.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

13. Orang kafir yang menyembah patung-patung ini menyeru kepada sesuatu yang sebenarnya bencananya yang pasti ada lebih dekat daripada manfaatnya yang semu. Sungguh sesuatu yang mudaratnya lebih dekat daripada manfaatnya adalah seburuk-buruk sesembahan, juga seburuk-buruk penolong bagi yang meminta pertolongannya dan seburuk-buruk kawan bagi yang menemaninya.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

13. يَدْعُوا۟ لَمَن ضَرُّهُۥٓ أَقْرَبُ مِن نَّفْعِهِۦ ۚ (Ia menyeru sesuatu yang sebenarnya mudharatnya lebih dekat dari manfaatnya)
bagaimanapun patung-patung itu tidak dapat memberi manfaat, bahkan ia hanya memberi mudharat bagi penyembahnya sebab ia akan masuk neraka karena telah menyembahnya.

لَبِئْسَ الْمَوْلَىٰ وَلَبِئْسَ الْعَشِيرُ(Sesungguhnya yang diserunya itu adalah sejahat-jahat kawan)
Yakni sesembahan yang memberi mudharat bagi penyembahnya adalah seburuk-buruk penolong dan sejelek-jelek kawan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

13. Ia menyembah sesuatu yang sebenarnya mudharatnya lebih banyak daripada manfaatnya. Sesungguhnya yang mereka sembah itu adalah seburuk-buruk yang mereka jadikan penolong serta seburuk-buruk kawan.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Dia menyeru kepada sesuatu yang mudaratnya benar-benar lebih dekat daripada manfaatnya. Sungguh itu seburuk-buruk penolong} penolong {dan sejahat-jahat kawan} kawan yang menemani


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

12-13. “Dia menyeru,” orang yang berpaling ini (menyeru) selain Allah, obyek yang tidak mampu menggulirkan manfaat ataupun mendatangkan mudarat. Inilah karakteristik setiap obyek yang diseru dan disembah selain Allah. Ia tidak mampu memberi kemanfaatan dan kemudaratan bagi dirinya sendiri dan pihak lain. “Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh,” yang penyimpangannya sudah mencapai titik klimaks. Ia telah merubah haluan dari penyembahan terhadap dzat yang melimpahkan kemanfaatan, yang mampu memberikan mara bahaya, Yang Mahakaya, lagi Maha Mencukupi, dengan beralih kepada penyembahan makhluk seperti dirinya atau lebih rendah dari tingkatannya. Tidak ada wewenang yang digenggam oleh tangannya. Justru dia lebih dekat kepada hasil yang bertolak-belakang dengan apa yang menjadi hasratnya. Oleh karena itu, Allah berfirman, “Ia menyeru sesuatu yang sebenarnya mudaratnya lebih dekat daripada manfaatnya.” Sesungguhnya bahayanya pada akal dan jasmani, di dunia dan akhirat sudah diketahui bersama.
“SEsungguhnya yang diserunya itu adalah sejahat-jahat penolong,” yaitu sesembahan itu “dan sejahat-jahat kawan,” yaitu kawan akrab yang menemani. Tujuan keberadaan pelindung dan kawan, yaitu teraihnya manfaat dan tertolaknya mudarat. Jika tidak terealisasikan sedikit pun dari hal-hal tersebut, maka hubungan itu menjadi tercela lagi tidak baik.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 11-13
Mujahid, Qatadah dan lainnya berkata tentang firmanNya: (dengan berada di tepi) yaitu dalam keraguan.
Lainnya berkata,”Berada di tepi, yaitu di tepi gunung. Dia masuk agama Islam pada tepinya saja; jika mendapati apa yang dia sukai, dia tetap di dalamnya; dan jika tidak, maka dia kembali kafir.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi) dia berkata,”Seorang laki-laki datang ke Madinah. Jika istrinya melahirkan laki-laki serta kudanya beranak, maka dia berkata bahwa agama Islam adalah agama yang baik. Tetapi jika istrinya tidak melahirkan dan kudanya tidak melahirkan, maka dia berkata bahwa Islam adalah agama yang buruk.
Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata, yaitu orang munafik, jika dia mendapat kebaikan di dunianya, maka dia tetap melakukan ibadahnya. Tetapi jika dunianya rusak, maka dia tidak melakukan ibadahnya kecuali dunianya baik. Jika dia ditimpa cobaan, kesengsaraan, ujian, atau kesempitan, maka dia meninggalkannya dan kembali kepada kekafirannya.
Mujahid berkata tentang firmanNya: (berbaliklah ia ke belakang) yaitu dia murtad dan kembali kafir.
Firman Allah: (Rugilah ia di dunia dan di akhirat) yaitu dia tidak mendapatkan sesuatu pun dari dunia ini; adapun di akhirat karena dia mengingkari Allah Yang Maha Agung, maka nasibnya sangat celaka dan terhina. Oleh karena itu Allah berfirman: (Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata) yaitu ini merupakan kerugian yang besar dan transaksi yang merugikan.
Firman Allah: (Ia menyeru selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudarat dan tidak (pula) memberi manfaat kepadanya) yaitu berhala-berhala dan tandingan-tandingan, dia meminta pertolongan, hujan dan rezeki kepadanya, padahal itu tidak dapat memberikan suatu manfaat, dan mudarat kepadanya (Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh)
Firman Allah: (Ia menyeru sesuatu yang sebenarnya mudharatnya lebih dekat dari manfaatnya) yaitu, kemudharatannya di dunia sebelum akhirat lebih dekat daripada manfaatnya. Adapun di akhirat nanti mudharatnya sudah jelas dan pasti.
Firman Allah: (Sesungguhnya yang diserunya itu adalah sejahat-jahat penolong dan sejahat-jahat kawan) Mujahid berkata bahwayang dimaksud adalah berhala, yaitu, seburuk-buruk yang dimintai pertolongan selain Allah. (dan sejahat-jahat kawan) yaitu kawan yang bergaul. Pendapat ini dipilih Ibnu Jarir bahwa yang dimaksud adalah seburuk-buruknya anak paman dan kawan: (orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi; maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu; dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang) dan pendapat Mujahid bahwa makna yang dimaksud adalah berhala lebih dekat dan lebih sesuai dengan konteks ayat. Hanya Allah yang lebih mengetahui


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Al-Hajj ayat 13: Akibat dari menyembahnya.

Yang terbayang seakan-akan bermanfaat, padahal tidak. Bahkan lebih dekat mendapatkan yang bukan harapannya, seperti bahaya dan kerugian.

Hal itu, karena yang diinginkan dari penolong dan kawan adalah manfaatnya dan terhindar dari bahaya, namun ternyata yang dia dapatkan darinya adalah bahaya dan tidak mendapatkan manfaat.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Hajj Ayat 13

Dia, orang kafir dan orang murtad itu, menyeru dalam ritual dan doanya kepada suatu sembahan yang sebenarnya bencananya dalam persembahan itu, lebih dekat daripada manfaatnya. Sungguh, jika mereka menyadari bahwa sembahan selain Allah itu adalah seburuk-buruk penolong karena menolong kepada kebinasaan, dan sejahat-jahat kawan karena berkawan dengan yang mencelakakan. 14. Berbeda dengan perlakuan Allah terhadap orang kafir dan murtad di atas, sungguh, Allah akan memasukkan orang-orang yang beriman yang menjaga imannya hingga akhir hayat dan mengerjakan kebajikan dengan ikhlas ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai se-bagai kenikmatan yang tiada terhingga. Sungguh, Allah berbuat apa yang dia kehendaki kepada hamba-hamba-Nya dengan adil.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah variasi penjabaran dari kalangan pakar tafsir berkaitan isi dan arti surat Al-Hajj ayat 13 (arab-latin dan artinya), semoga membawa faidah bagi kita bersama. Sokong syi'ar kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Halaman Banyak Dibaca

Kami memiliki banyak materi yang banyak dibaca, seperti surat/ayat: Al-Buruj, Al-Baqarah 177, Yasin 82, An-Nisa 36, Al-Isra, Ar-Rahman 13. Ada pula Ayat 15 (Lima Belas), Fatir 37, Al-Qashash 77, Innallaha Ma’ash Shabiriin, Ar-Rum 21, Ibrahim 7.

  1. Al-Buruj
  2. Al-Baqarah 177
  3. Yasin 82
  4. An-Nisa 36
  5. Al-Isra
  6. Ar-Rahman 13
  7. Ayat 15 (Lima Belas)
  8. Fatir 37
  9. Al-Qashash 77
  10. Innallaha Ma’ash Shabiriin
  11. Ar-Rum 21
  12. Ibrahim 7

Pencarian: aqimis sholata li duluki syamsi, yasiim, quran surah albaqarah ayat 153, surah al hujurat ayat 9, surah al hajj ayat 70 merupakan dalil tentang tingkatan takdir

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.