Surat Al-Anbiya Ayat 88
فَٱسْتَجَبْنَا لَهُۥ وَنَجَّيْنَٰهُ مِنَ ٱلْغَمِّ ۚ وَكَذَٰلِكَ نُۨجِى ٱلْمُؤْمِنِينَ
Arab-Latin: Fastajabnā lahụ wa najjaināhu minal-gamm, wa każālika nunjil-mu`minīn
Artinya: Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.
« Al-Anbiya 87 ✵ Al-Anbiya 89 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Berharga Terkait Surat Al-Anbiya Ayat 88
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Anbiya Ayat 88 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai kandungan berharga dari ayat ini. Didapatkan berbagai penafsiran dari kalangan ulama tafsir berkaitan makna surat Al-Anbiya ayat 88, antara lain seperti terlampir:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Maka Allah mengabulkan permohonannya, dan Kami lepaskan dia dari kedukaan akibat kesulitan tersebut. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang Mukmin yang membenarkan dan menjalankan syariat Kami.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
88. Lalu Kami mengabulkan doanya dan menyelamatkannya dari kesulitan yang menimpanya dengan mengeluarkannya dari kegelapan, dan dari perut ikan besar itu. Sebagaimana Kami menyelamatkan Yunus dari kesulitan ini, Kami juga menyelamatkan orang-orang beriman bila ditimpa kesulitan dan berdoa kepada Allah.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
88. وَنَجَّيْنٰهُ مِنَ الْغَمِّ ۚ (dan menyelamatkannya dari pada kedukaan)
Dengan mengeluarkannya dari perut ikan paus; ikan tersebut melemparkannya ke tepi pantai.
وَكَذٰلِكَ نُۨجِى الْمُؤْمِنِينَ (Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman)
Yakni Kami bebas mereka dari kegundahan akibat perbuatan mereka sebelumnya, dan Kami siapkan rahmat bagi mereka. Lihatlah kisah Nabi Yunus secara lengkap pada surat ash-Shaffat: 138-149.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
87-88
1 ). Perhatikan ayat ini : { وَذَا ٱلنُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَٰضِبًا } "Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah", dan ayat : { وَلَا تَكُن كَصَاحِبِ ٱلْحُوتِ إِذْ نَادَىٰ وَهُوَ مَكْظُومٌ } "dan janganlah kamu seperti orang yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam keadaan marah (kepada kaumnya)" [ Al-Qalam : 48 ] kita mendapati bahwa kata (ذَا) dinisbatka kepada (ٱلنُّونِ), dan kata (صَاحِبِ) dinisbatkan kepada (ٱلْحُوتِ) namun maksud keduanya adalah Yunus -عليه السلام- , dan merupakan maksud dar itu semua adalah -والله أعلم- bahwa ٱلنُّونِ merupakan nama dari paus yang besar. dan kata (ذَا) adalah kata yang kerap ditujukan kepada sesuatu yang bersifat agung.
2 ). { فَنَادَىٰ فِى ٱلظُّلُمَٰتِ أَن لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبْحَٰنَكَ إِنِّى كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ } Kalimat tahlil dan tasbih menyingkirkan segala kedukaan, dan penyelamat dari segala malapetaka dan musibah; dan merupakan kewajib atas siapa yang beriman kepada kitab Allah menjadikan kalimat ini sebagai tempat kembali baginya disetiap kesulitan menghampirinya, dan sebagai tumpangannya dalam bahagia, percaya dan yakin dengan janji Allah kepada orang-orang beriman dengan mengikutkan mereka ke dalam ayat Dzun Nun : { فَٱسْتَجَبْنَا لَهُۥ وَنَجَّيْنَٰهُ مِنَ ٱلْغَمِّ ۚ وَكَذَٰلِكَ نُۨجِى ٱلْمُؤْمِنِينَ }.
3 ). Menampakkan betapa kita membutuhkan bantuan Allah, dan mengakui kesalahan adalah merupakan diantara sebab-sebab diterimanya doa, perhatikan bagaimana Yusuf menggabungkan dua perkara ini dalam doanya: { فَنَادَىٰ فِى ٱلظُّلُمَٰتِ أَن لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبْحَٰنَكَ إِنِّى كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ } "maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim". Oleh karena itu sayyidul istighfar adalah sebaik-baiknya doa dan dzikir karena di dalamnya terkandung makna ini.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
88. Lalu Kami kabulkan doanya melalui kata-kata itu dan Kami keluarkan dia dari perut paus yang melemparkannya ke tepi pantai. Seperti halnya menolong Yunus dari kesedihan dan penderitaannya, Kami juga menolong orang-orang mukmin dari kesedihannya, jika mereka meminta pertolongan kepada Kami
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Lalu Kami mengabulkan (doa)nya dan Kami menyelamatkannya} membebaskannya {dari kedukaan} penderitaan yang dahsyat {Demikianlah Kami menyelamatkan} Kami membebaskan {orang-orang mukmin
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 87-88
Kisahyang disebutkan di sini, di surah Ash-Shaffat, dan Surah Nun adalah tentang nabi Yunus bin Mata, yang diutus oleh Allah kepada penduduk Ninawa, yaitu kota di negeri Mausul. Nabi Yunus menyeru mereka untuk menyembah Allah SWT, lalu mereka menolak dan tenggelam dalam kekafiran mereka. Lalu nabi Yunus pergi meninggalkan mereka dalam keadaan marah seraya mengancam mereka bahwa azab akan datang dalam waktu tiga hari. Setelah mereka melihat tanda-tanda itu dan mereka mengetahui bahwa nabi mereka tidak berdusta, lalu mereka keluar menuju ke padang pasir bersama anak-anak, dan ternak unta serta ternak lainnya. Mereka memisahkan antara induk dan anaknya. Kemudian mereka merendahkan diri, dan meminta pertolongan kepada Allah, semua ternak unta dan anak-anaknya mengeluarkan suara lenguhan, begitu juga sapi dan anak-anaknya, serta kambing dan anak-anaknya. Lalu Allah mengangkat azab itu dari mereka. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu (98)) (Surah Yunus)
Adapun nabi Yunus pergi meninggalkan kaumnya dan menaiki perahu bersama suatu kaum. Lalu perahu itu oleng. Mereka takut akan tenggelam. Maka mereka mengadakan undian untuk menentukan siapa yang dilemparkan ke dalam laut di antara mereka untuk meringankan beban. Akhirnya undian jatuh kepada nabi Yunus, tetapi mereka tidak mau melemparkannya. Lalu mereka mengulanginya lagi, dan jatuh kepada nabi Yunus lagi. Lalu mereka menolak lagi, dan mengulanginya lagi dan undian jatuh kepada nabi Yunus lagi. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (kemudian ia ikut berundi, lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian (141)) (Surah Ash-Shaffat) yaitu undian jatuh kepadanya. Lalu nabi Yunus berdiri dan melucuti pakaiannya, kemudian melemparkan diri ke dalam laut. Lalu Allah memerintahkan kepada ikan paus dari laut yang membelah lautan dan sampai di tempat nabi Yunus, lalu menelannya saat nabi Yunus melemparkan diri dari perahu itu. Laly Allah memerintahkan kepada ikan paus itu,"Janganlah kamu memakan sedikitpun dari dagingnya, dan jangan mematahkan tulangnya, karena sesungguhnya nabi Yunus itu bukanlah rezeki bagimu, melainkan perutmu Aku menjadikan sebagai penjara baginya"
Firman Allah (Dzun Nun) yaitu ikan paus itu yang dikaitkan dengan nama nabi Yunus karena. Firman Allah (ketika ia pergi dalam keadaan marah) Adh-Dhahhak berkata bahwa nabi Yunus marah kaumnya (lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya)) yaitu, mempersempitnya dalam perut ikan paus. Diriwayatkan hal yang serupa dari Ibnu Abbas, Mujahid, Adh-Dhahhak, dan lainnya. Pendapat ini dipilih Ibnu Jarir, dan dia memperkuatnya dengan firman Allah SWT: (Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang, melainkan (sekadar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan) (Surah Ath-Thalaq: 7)
‘Athiyyah Al-Aufi berkata tentang firmanNya: (lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya)) yaitu Kami menentukan keputusan atasnya. Seakan-akan dia menjadikan itu bermakna takdir. Karena sesungguhnya orang-orang Arab berkata bahwa kata “qadara” dan “qaddara” bermakna sama. Seorang penyair berkata:
“Tidak akan terulang zaman yang telah berlalu itu. Maha Suci Engkau, segala sesuatu yang Engkau takdirkan pasti akan terjadi.
Termasuk dalam hal ini adalah firman Allah SWT: (maka bertemulah air-air itu untuk satu urusan yang sungguh telah ditakdirkan) (Surah Al-Qamar: 12) yaitu ditakdirkan (maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap, "Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim”) Ibnu Mas'ud berkata bahwa maksudnya adalah kegelapan perut ikan paus, kegelapan lautan, dan kegelapan malam. Demikian juga diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Amr bin Maimun, Sa'id bin Jubair, Muhammad bin Ka'b, Adh-Dhahhak, Al-Hasan, dan Qatadah.
Firman Allah: (Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari kedukaan) yaitu Kami mengeluarkannya dari perut ikan paus dan kegelapannya (Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman) yaitu apabila mereka berada dalam kesengsaraan, dan berdoa seraya bertaubat kepada Kami, terlebih lagi jika mereka berdoa dengan doa ini saat mendapat musibah. Telah disebutkan anjuran untuk membaca doa ini dari pemimpin para nabi (Nabi Muhammad SAW)
Diriwayatkan dari Sa'd bin Abu Waqqas, dia berkata aku bertemu dengan Utsman bin Affan di dalam masjid, lalu aku mengucapkan salam kepadanya, tetapi matanya melotot mata ke arahku tanpa menjawab salam kepadaku. Lalu aku pergi menghadap Umar bin Khattab dan berkata kepadanya, “Hai Amirul Mu’minin, apakah telah terjadi sesuatu kepada Islam?” sebanyak dua kali. Lalu Umar menjawab, “Tidak. Lalu mengapa?” Aku berkata, “Tidakm ada apa-apa, hanya saya aku baru saja bertemu Utsman di masjid, lalu aku mengucapkan salam kepadanya, tetapi matanya hanya memelototiku dan tidak menjawab salamku. Lalu dia berkata,”Umar memanggil Utsman, lalu berkata kepadanya,”Apakah yang menghalangimu dari menjawab salam saudaramu?” Utsman berkata, “Aku tidak melakukannya” Sa'd berkata,”Tidak, kamu benar melakukannya” sampai Utsman bersumpah dan aku pun bersumpah”. Sa'd berkata, "Kemudian Utsman mengingat sesuatu, dan berkata bahwa memang benar,”Aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepadaNya. Kamu tadi lewat di hadapanku, dan aku sedang mengingat suatu kalimat yang pernah aku dengar dari Rasulullah SAW, tetapi demi Allah, tidak sekali-kali aku mengingatnya, melainkan mata dan hatiku seakan-akan tertutup oleh penutup" Sa'd berkata,"Aku akan menceritakan kepadamu tentang kalimat itu. Sesungguhnya Rasulullah SAW ketika menceritakan kepada kami tentang permulaan doa, tiba-tiba datanglah seorang Arab Badui yang membuatnya sibuk melayaninya sehingga Rasulullah SAW bangkit dan pergi, lalu aku mengikuti beliau. Ketika aku merasa khawatir beliau SAW terlebih dahulu masuk ke dalam rumah beliau, lalu aku pukulkan kakiku ke tanah. Rasulullah SAW menoleh ke arahku dan bertanya,"Siapakah orang ini? Bukankah kamu Abu Ishaq?” Aku menjawab, “Benar, wahai Rasulullah” Rasululllah SAW bersabda,“Ada apa perlumu?” Aku menjawab, 'Tidak demi Allah, aku hanya mengingatkan, bahwa engkau tadi menceritakan kepada kami tentang permulaan doa, kemudian datanglah seorang Arab Badui ini yang membuat engkau sibuk” Lalu Rasulullah SAW menjawab,”Benar, doa itu adalah doa yang diucapkan oleh Dzun Nun ketika berada di dalam perut ikan paus (Tidak ada Tuhan selain Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim) Sesungguhnya tidak ada seorang muslim pun berdoa kepada Tuhannya dengan menyebut kalimat ini, melainkan Allah akan mengabulkannya"
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-Anbiya ayat 88: Karena kalimat yang diucapkannya itu.
Yakni sebagaimana Kami telah menyelamatkan dia.
Maksudnya, dari penderitaan mereka ketika mereka berdoa memohon pertolongan kepada Kami. Hal ini merupakan janji dan kabar gembira dari Allah untuk setiap mukmin yang sedang menderita, bahwa Allah akan menyelamatkannya, menghilangkan deritanya dan meringankannya karena keimanan yang ada dalam dirinya sebagaimana yang Dia lakukan terhadap Yunus ‘alaihis salam.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Anbiya Ayat 88
Karena ia berdoa dengan ikhlas serta menyadari kesalahannya, maka kami kabulkan (doa)-Nya dan kami selamatkan dia dari kedukaan dan kesedihan, karena berada dalam perut ikan besar. Dan demikianlah kami menyelamatkan orang-orang yang beriman dari segala kesulitan yang dihadapinya. 89. Dan ingatlah kisah zakaria, seorang rasul yang terus berusaha dan berdoa agar diberi keturunan, ketika dia berdoa kepada tuhannya dengan khusyuk, 'ya tuhanku, janganlah engkau biarkan aku hidup seorang diri tanpa keturunan yang akan melanjutkan tugasku membimbing umat; dan aku yakin, sekiranya engkau tidak memberikan keturunan kepadaku, engkaulah ahli waris yang terbaik yang akan memelihara agama ini setelah aku wafat.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah sekumpulan penjelasan dari banyak ahli tafsir terhadap kandungan dan arti surat Al-Anbiya ayat 88 (arab-latin dan artinya), semoga membawa manfaat untuk kita semua. Sokonglah syi'ar kami dengan memberi tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.