Surat Thaha Ayat 73
إِنَّآ ءَامَنَّا بِرَبِّنَا لِيَغْفِرَ لَنَا خَطَٰيَٰنَا وَمَآ أَكْرَهْتَنَا عَلَيْهِ مِنَ ٱلسِّحْرِ ۗ وَٱللَّهُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰٓ
Arab-Latin: Innā āmannā birabbinā liyagfira lanā khaṭāyānā wa mā akrahtanā 'alaihi minas-siḥr, wallāhu khairuw wa abqā
Artinya: Sesungguhnya kami telah beriman kepada Tuhan kami, agar Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami dan sihir yang telah kamu paksakan kepada kami melakukannya. Dan Allah lebih baik (pahala-Nya) dan lebih kekal (azab-Nya)".
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Menarik Berkaitan Dengan Surat Thaha Ayat 73
Paragraf di atas merupakan Surat Thaha Ayat 73 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai kandungan menarik dari ayat ini. Terdokumentasikan pelbagai penafsiran dari kalangan ahli tafsir mengenai kandungan surat Thaha ayat 73, sebagiannya seperti berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Sesungguhnya kami telah beriman kepada Tuhan kami dan mengimani RasulNya, dan kami akan melaksanakan apa dia datang detang membawanya, agar Tuhan kami berkenan mengampuni dosa-dosa kami dan apa yang telah kamu paksakan kepada kami untuk mempelajari sihir untuk melawan Musa. Dan Allah lebih baik bagi kami daripada kamu (wahai Fir’aun) dari segi balasan bagi orang-orang yang menaatiNya, dan lebih kekal siksaanNya atas orang yang bermaksiat kepadaNya dan melanggar perintahNya.”
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
73. Sesungguhnya kami benar-benar telah beriman kepada Tuhan kami, dengan harapan agar Dia mengampuni amalan-amalan maksiat kami terdahulu berupa kekafiran atau lainnya, serta menghapus dosa-dosa sihir yang engkau paksa kami untuk mempelajarinya, mempraktekkannya, dan mengalahkan Musa dengannya, sungguh Allah lebih baik pahala-Nya dibandingkan balasan yang engkau janjikan kepada kami, dan Dia lebih kekal azab-Nya dibandingkan azab yang engkau ancamkan kepada kami."
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
73. إِنَّآ ءَامَنَّا بِرَبِّنَا لِيَغْفِرَ لَنَا خَطٰيٰنَا (Sesungguhnya kami telah beriman kepada Tuhan kami, agar Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami)
Yakni dosa-dosa yang telah kami lakukan seperti kekafiran dan lainnya.
وَمَآ أَكْرَهْتَنَا عَلَيْهِ مِنَ السِّحْرِ ۗ( dan sihir yang telah kamu paksakan kepada kami melakukannya)
Dan agar mengampuni dosa dari sihir yang kami lakukan karena paksaanmu untuk menakut-nakuti rakyat.
وَاللهُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰٓ( Dan Allah lebih baik (pahala-Nya) dan lebih kekal)
Yakni lebih baik pahala-Nya dan lebih kekal siksaan-Nya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
73. Sesungguhnya Kami beriman kepada Tuhan Kami yang Maha Pencipta supaya mengampuni dosa-dosa kami yang terdahulu berupa kekufuran dan dosa lainnya, dan mengampuni kegiatan sihir yang kau paksakan kepada kami (hal ini menunjukkan bahwa mereka mengetahui bahwa sihir itu menyesatkan dan tipu daya). Allah itu lebih baik pahalanya daripada kamu ketika ditaati dan lebih abadi azabnya ketika didurhakai
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Sesungguhnya kami telah beriman kepada Tuhan kami agar Dia mengampuni semua kesalahan kami dan sihir yang telah kamu paksa kepada kami. Allah lebih baik dan lebih kekal”} Allah lebih baik darimu pahalanya jika ditaati, dan lebih kekal azabnya darimu jika didurhakai
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
73. “Sesungguhnya kami telah beriman kepada Rabb kami, agar Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami,” yaitu kekufuran dan maksiat-maksiat kami. Sesungguhnya keimanan menghapuskan kesalahan-kesalahan, dan taubat menutup dosa silam. Perkataan mereka, “Dan sihir yang telah kamu paksakan kepada kami untuk melakukannya,” yang kami gunakan untuk melawan kebenaran. Ini merupakan dalil bahwa mereka tidak berkehendak sendiri dalam perbuatan mereka tadi. Fir’aun lah yang memaksa mereka dengan sekuat tenaga.
Secara eksplesit Nampak –wallahu a’lam- bahwasanya ketika Musa menyampaikan nasihat kepada mereka sebagaimana tertuang dalam Firman Allah, “Celakalah kamu, janganlah kamu mengadakan kedustaan terhadap Allah, maka Dia membinasakan kamu dengan siksa.” (Thaha:61), ternyata telah mempengaruhi mereka dan membekas pada diri mereka dengan kuat. Oleh karena itu, mereka saling berbantahan usai mendengarkan perkataan dan nasihat Musa. Kemudian Fir’aun menuntut dan memaksa mereka untuk melakukan makar yang telah mereka perbuat. Karena itu, para tukang sihir itu mengemukakan pernyataan Fir’aun tadi sebelum dia mendatangi mereka, di mana mereka mengatakan, “Sesungguhnya dua orang ini adalah benar-benar ahli sihir yang hendak mengusir kamu dari negeri kamu dengan sihirnya,” (Thaha:63), jadi mereka berbuat sesuai dengan cara yang sudah digasirkan Fir’aun dan dipaksakannya. Boleh jadi goresan yang mengendap di hati-hati mereka ini adalah disebabkan kebencian mereka untuk melawan kebenaran dengan kebatilan dan tindakan-tindakan yang telah mereka kerjakan dengan menutup mata. Itulah yang berpengaruh positif pada mereka, dan Allah merahmati mereka dengan itu dan mencurahkan taufik kepada mereka untuk beriman dan bertaubat.
“Dan Allah lebih baik (pahalanya),” dari apa yang engkau janjikan berupa upah, kedudukan, dan jabatan “dan lebih kekal,” hanjaran dan kebaikanNya, tidak seperti yang diomongkan oleh Fir’aun, “dan sesungguhnya kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksaannya.” (Thaha:71), dia bermaksud bahwa dirinya lebih pedih dan kekal siksaannya.
Seluruh yang dikemukakan tentang kisah Musa dan Fir’aun telah disebutkan oleh Allah di dalamnya, yaitu apabila datang berdasarkan kisah para tukang sihir bahwasanya Fir’aun telah mengancam mereka dengan hukuman potong anggota badan dan penyaliban. Namun Allah tidak menyebutkan tentang pelaksanaannya. Begitu pula tidak ada hadits shahih yang menyinggungnya. Kepastian tejadi atau tidaknya tergantung pada keberadaan dalil. Allah –lah Yang Mahatahu tentang kejadian itu dan kejadian lainnya. [Akan tetapi, ancaman Fir’aun kepada para tukang sihir dengan hukuman itu bersamaan dengan kemampuannya untuk melakukannya adalah menjadi bukti peristiwa itu terjadi. Pasalnya, bila tidak berlangsung sudah pasti Allah menyebutkannya dan para ulama yang menyampaikan ilmu pun tentu akan menyepakatinya].
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 71-73
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang kekufuran, keingkaran, sikap melampaui batasnya, dan kesombongannya terhadap kebenaran dengan kebathilan setelah dia melihat mukjizat besar yang menakjubkan dan melihat orang-orang yang tadinya membantunya menjadi beriman di hadapan semua orang. Fir'aun mengalami kekalahan fatal. Dan menambah kesombongan dan keingkarannya. dia menggunakan kekuasaan dan kedudukan terhadap para tukang sihir. dia mengancam dan memperingatkan mereka, dan berkata: (Apakah kalian telah beriman) yaitu apakah kalian mempercayainya (sebelum aku memberi izin kepadamu sekalian) yaitu aku tidak memerintahkan kalian untuk itu dan kalian membangkang terhadapku dalam hal itu. Fir'aun mengucapkan kata-kata yang diketahuia oleh dirinya sendiri, para tukang sihir, dan semua orang bahwa dia berdusta (Sesungguhnya dia adalah pemimpin kalian yang mengajarkan sihir kepada kamu sekalian) yaitu kalian belajar ilmu sihir dari Musa dan telah bersepakat dengannya untuk melawanku dan rakyatku agar kalian menampakkan kemenangan terhadapku. Sebagaimana Allah SWT berfirman di ayat lain: (sesungguhnya perbuatan ini adalah suatu muslihat yang telah kalian rencanakan di dalam kota ini, untuk mengeluarkan penduduknya darinya; maka kelak kalian akan mengetahui (akibat perbuatan kalian ini)) (Surah Al-A'raf: 123) Kemudian Fir'aun mulai mengancam mereka, dan berkata: (Maka sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kaki kamu sekalian dengan bersilang secara bertimbal balik, dan sesungguhnya aku akan menyalib kamu sekalian pada pangkal pohon kurma) yaitu sungguh aku akan menjadikan kalian dicincang, membunuh kalian, dan memamerkan tubuh kalian.
Firman Allah: (dan sesungguhnya kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya) yaitu kalian berkata bahwa aku dan kaumku dalam kesesatan, dan kalian bersama Musa dan kaumnya berada pada jalan petunjuk. Maka kalian akan mengetahui siapa yang akan mendapat siksa dan siapa yang kekal dalam siksanya. Setelah Fir'aun menyerang para tukang sihir dengan ancaman itu, dan mereka bersedia mengorbankan jiwanya demi Allah SWT (Mereka berkata, "Kami sekali-kali tidak akan mengutamakan kamu daripada bukti-bukti yang nyata (mukjizat)) yaitu, kami tidak akan memilihmu atas petunjuk dan keyakinan yang telah kami terima (dan dari Tuhan yang telah menciptakan kami) Bisa saja hal ini mengandung makna sumpah, dan bisa juga di'athafkan pada kata “Al-Bayyinat”. Mereka bermaksud bahwa kami tidak akan memilihmu atas Pencipta kami yang telah menciptakan kami dari keadaan tidak ada yang memulai penciptaan kami dari tanah liat, maka Dialah yang berhak disembah dan ditaati, bukan kamu. (Maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan) yaitu lakukanlah apa yang kamu kehendaki dan apa yang dapat kamu capai oleh tanganmu (Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini saja) yaitu sesungguhnya kamu hanya berkuasa di dunia ini saja, di negeri yang lenyap, dan kami menginginkan dunia yang kekal (Sesungguhnya kami telah beriman kepada Tuhan kami, agar Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami) yaitu dosa kami, khususnya dosa yang kamu paksa kepada kami berupa sihir yang kamu gunakan untuk menentang tanda kekuasaan Allah SWT dan mukjizat nabiNya
Firman Allah: (Dan Allah lebih baik (pahalaNya) dan lebih kekal (azabNya)) yaitu lebih baik bagi kami daripada kamu (lebih kekal) yaitu lebih kekal pahalanya daripada apa yang kamu janjikan kepada kami. Hal itu merupakan riwayat Ibnu Ishaq.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Thaha ayat 73: Untuk melawan Musa.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Thaha Ayat 73
Wahai fir'aun, kami benar-benar telah beriman dan akan memegang teguh kepercayaan kami kepada tuhan pencipta kami yang selama ini kami durhakai dan ingkari. Kami beriman dengan harapan agar dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami yang telah mempersekutukan-Nya dan mengampuni dosa kami karena telah mempelajari dan mempraktikkan sihir yang telah engkau paksakan kepada kami. Dan Allah lebih baik pahala-Nya kepada orang yang taat daripada balasanmu kepada kami, dan dia lebih kekal kekuasaan serta azab-Nya bagi pendurhaka dibanding siksamu. 74. Sesungguhnya barang siapa meninggal dunia dan datang kepada tuhannya dalam keadaan berdosa dan tidak bertobat, maka sungguh, baginya adalah neraka jahanam. Dia tidak mati di dalamnya sehingga akan terus merasakan azab, dan tidak pula hidup dengan nyaman. ' demikianlah kondisi orang yang durhaka dan kafir.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah beberapa penjelasan dari berbagai ulama terkait isi dan arti surat Thaha ayat 73 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah bagi kita semua. Dukung syi'ar kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.