Surat Thaha Ayat 25
قَالَ رَبِّ ٱشْرَحْ لِى صَدْرِى
Arab-Latin: Qāla rabbisyraḥ lī ṣadrī
Artinya: Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku,
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Berharga Berkaitan Surat Thaha Ayat 25
Paragraf di atas merupakan Surat Thaha Ayat 25 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa kandungan berharga dari ayat ini. Terdokumentasikan beberapa penjelasan dari kalangan mufassirun berkaitan isi surat Thaha ayat 25, antara lain seperti termaktub:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
25-35. Musa berkata, “Wahai Tuhanku, luaskanlah untukku dadaku, permudahlah bagiku urusanku, Lepaskanlah kekeluan pada lidahku dengan tutur kata yang lancar, Agar mereka memahami perkataanku, Dan adakanlah penolong bagiku dari keluargaku, Yaitu Harun saudaraku, Kuatkanlah aku dengannya dan teguhkanlah kekuatanku dengannya, Dan jadikanlah dia partner bersamaku dalam kenabian dan penyampaian risalah (Mu), Agar kami bisa menyucikanMu dengan bertasbih banyak-banyak, Dan kami banyak mengingatMu, dan kemudian kami memujiMu. Sesungguhnya Engkau Maha Melihat kami, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagiMu dari perbuatan-perbuatan kami.”
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
25-36. Musa mentaati perintah Allah itu dan memohon pertolongan kepada-Nya: “Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku, lancarkanlah urusan yang Engkau perintahkan kepadaku, fasihkanlah lisanku agar orang-orang memahami perkataanku, dan jadikanlah dari keluargaku orang yang dapat membantuku yaitu Harun, kuatkanlah aku dengannya dan jadikanlah dia nabi untuk menyampaikan risalah bersamaku agar kami dapat banyak bertasbih dan berzikir kepada-Mu. Sungguh Engkau Maha Melihat keadaan kami.”
Maka Allah mengabulkan permintaannya: “Hai Musa, Aku telah mengabulkan seluruh permintaanmu.”
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
25. Musa -'alaihissalām- berkata, "Wahai Tuhanku, lapangkanlah dadaku agar aku bersabar dalam mendapatkan berbagai rintangan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
25. قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِى صَدْرِى (Berkata Musa: “Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku)
Allah melapangkan dadanya agar mampu bersabar dari kejahatan orang lain yang ditujukan kepadanya dan mampu memikul risalah.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
25-33
1 ). Seorang pendakwah sangat membutuhkan dalam dirinya kelapangan hati, agar memudahkan baginya menyampaikan risalah, agar ia terlihat lebih bahagia dihadapan siapapn yang mendengarkan dakwahnya, sehingga ruh-ruh islam dapat sampai dengan baik kepada ummat, maka akan terwujud kebhagiaan dalam dirisetiap manusia, yang merupakan tujuan utama dari dakwah itu, namun jika seorang pendakwah berhati gelisah dan terasa sempit, juga kesabarannya berkurang, maka dapat dipungkiri bahwa tugasnya yang besar ini akan terbengkalai.
2 ). Salah satu Impian baik seseorang dalam doanya : { وَيَسِّرْ لِىٓ أَمْرِى } "Dan mudahkanlah untukku urusanku" jadilah kalian orang yang ambisius dalam berdoa, sebagaimana Musa yang tidak hanya meminta kemudahan dalam dakwahnya kepada Fir'aun, melainka ia juga meminta untuk kebaikan dan kemudahan dalam hidupnya sendiri.
3 ). { وَٱحْلُلْ عُقْدَةً مِّن لِّسَانِى , يَفْقَهُوا۟ قَوْلِى } "Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku
, Supaya mereka mengerti perkataanku" dua ayat ini mengajarkan kita bahwa baik dan fasihnya lisan seorang pendakwah dalam berbicara membantu pendengar untuk memahami pembicaraan sang pendakwah.
4 ). Meminta pertolongan kepada oran-orang terdekat dari tali keluarga, atau persaudaraan dalam pendidikan, atau bahkan kepada sahabat sendiri menjadikan pertolongan itu lebih sempurna, karena adanya kesamaan dalam sosial, dan dengan itu pula permasalahan akan lebih muda terselesaikan, sebagaimana dalam firman Allah : { وَاجْعَلْ لِي وَزِيرًا مِنْ أَهْلِي , هَٰرُونَ أَخِى , وَأَشْرِكْهُ فِىٓ أَمْرِى } "Dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku , (yaitu) Harun, saudaraku , Teguhkanlah dengan dia kekuatanku , Dan jadikankanlah dia sekutu dalam urusanku"
5 ). Pada firman Allah : { قَالَ رَبِّ ٱشْرَحْ لِى صَدْرِى } sampai pada ayat { كي نسبحك كثيرا } adalah merupakan adab dalam berdoa, yaitu tujuan yang istimewa dan mulia.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
25. Musa berkata: “Wahai Tuhanku, lapangkanlah dadaku agar bisa menanggung beban risalah, dan bersabar atas kesukaran dalam menanggungnya dan atas fitnah manusia”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Dia berkata} Musa bekata {“Wahai Tuhanku lapangkanlah} lapangkanlah {dadaku
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
25. Saat itulah Musa mengetahui bahwa dia telah mengemban beban yang sangat berat sekali, diutus ke penguasa yang bertangan besi lagi keras kepala ini, yang tidak mempunyai tandingan di Mesir. Sementara Musa hanya seorang diri saja, dan pernah menjadi penyebab kematian (seseorang di sana). Kemudian beliau menyambut perintah Rabbnya dan menerimanya dengan hati terbuka dan tulus. Beliau memohon pertolongan kepadaNya dan kemudahan sebab kausalitas yang menjadi kesempurnaan dakwahnya. Beliau berkata, “Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku,” maksudnya luaskan dan lapangkanlah dadaku untuk menanggung beban perkataan dan tindakan yang tidak baik dan hatiku tidak menjadi kacau karenanya serta tidak merasa sempit. Sesungguhnya hati bila telah menyempit, niscaya pemiliknya tidak pantas mengemban misi memberi petunjuk dan mendakwahi manusia. Allah berfirman kepada NabiNya Muhammaad,
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya" (Ali Imran: 159).
Semoga manusia menerima kebenaran melalui kelembutan sikap dan kelapangan dada serta keterbukaannya bersama mereka.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 22-35
Hal ini merupakan mukjizat bagi nabi Musa yaitu bahwa Allah memerintahkan kepadanya untuk memasukkan tangannya ke saku bajunya, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain, dan di sini hal itu diungkapkan dalam firman Allah: (dan kepitkanlah tanganmu ke ketiakmu) dan di ayat lain: (dan dekapkanlah kedua tanganmu (ke dada)ww bila ketakutan, maka yang demikian itu adalah dua mukjizat dari Tuhanmu (yang akan kamu hadapkan) kepada Fir’aun dan pembantu-pembantunya) (Surah Al-Qashash: 32)
Mujahid berkata tentang firmanNya: (dan kepitkanlah tanganmu ke ketiakmu) yaitu telapak tanganmu ke bagian dalam lenganmu. Demikian itu apabila nabi Musa memasukkan tangannya ke saku bajunya, lalu dia mengeluarkannya, maka keluarlah cahaya seakan-akan seperti cahaya bulan.
Firman Allah: (niscaya ia keluar menjadi putih cemerlang tanpa cacat) yaitu bukan karena penyakit lepra, bukan karena penyakit lainnya, dan bukan karena cacat. Pendapat ini dikatakan Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, Qatadah, Adh-Dhahhak, As-Suddi serta lainnya.
Firman Allah: (Pergilah kepada Fir’aun; sesungguhnya ia telah melampaui batas (24)) yaitu, pergilah kepada Fir'aun Raja Mesir yang tinggalkan melarikan diri darinya, lalu ajaklah dia untuk menyembah hanya kepada Allah, tidak ada sekutu bagiNya. Perintahkanlah dia agar berbuat baik kepada Bani Israil, dan janganlah menyiksa mereka. Sesungguhnya dia adalah seorang yang sewenang-wenang, melampaui batas, lebih memilih kehidupan dunia, dan melupakan Tuhannya Yang Maha Tinggi.
(Musa berkata, "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku (25) dan mudahkanlah untukku urusanku” (26)) Ini adalah permintaan nabi Musa kepada Tuhannya SWT agar melapangkan dadanya dalam apa yang dibebankan kepadanya. Sesungguhnya dia telah diperintahkan atas suatu perkara yang agung dan tantangan yang berat. Allah mengutusnya kepada seorang raja paling besar, paling sewenang-wenang, paling keras kekafirannya, paling banyak tentaranya, paling makmur kerajaannya, paling durhaka, dan paling ingkar di muka bumi di masa itu. Keingkarannya sampai batas bahwa dia mengakui bahwa dirinya tidak mengenal Allah, dan mengajarkan kepada rakyatnya bahwa tidak ada tuhan selain dirinya sendiri.
Nabi Musa pernah tinggal di istana Fir'aun semasa kecilnya, dia menjadi anak angkat Fir'aun yang dipelihara dalam asuhannya. Kemudian nabi Musa membunuh seseorang dari mereka, jadi dia merasa takut mereka akan membunuhnya, lalu dia melarikan diri selama masa itu dari mereka. Kemudian setelah itu Allah mengutusnya sebagai seorang rasul kepada mereka sebagai pemberi peringatan yang menyeru mereka kepada Allah SWT, menyembahNya, dan mengesakanNya, tidak ada sekutu bagiNya. Oleh karena itu nabi Musa berkata: (Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku (25) dan mudahkanlah untukku urusanku (26)) yaitu jika Engkau tidak membantu, menolong, mendorong dan mendukungku, maka aku tidak mampu atas hal ini (dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku (27) supaya mereka mengerti perkataanku (28)) Demikian itu karena apa yang menimpa nabi Musa berupa lidah kaku sehingga. Nabi Musa tidak memohon agar Allah melenyapkan hal itu secara keseluruhan, melainkan melenyapkan ketidak fasihannya, dan mereka dapat memahami apa yang dia maksudkan, yaitu sebatas yang dibutuhkan. Seandainya nabi Musa meminta agar menyembuhkan secara keseluruhan maka hal itu akan diangkat. Akan tetapi, para nabi tidaklah meminta kecuali hanya sebatas yang diperlukannya. Oleh karena itu maka kekakuan lidahnya masih ada, seperti Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang Fir'aun yang berbicara: (Bukankah aku lebih baik daripada orang yang hina ini dan yang hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya)? (52)) (Surah Az-Zukhruf) yaitu fasih dalam berbicara.
Firman Allah: (dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku (29) (yaitu) Harun saudaraku (30)) Ini juga merupakan permintaan nabi Musa tentang perkara di luar dirinya, yaitu agar saudaranya nabi Harun membantunya.
Firman Allah: (teguhkanlah dengan dia kekuatanku (31)) Mujahid berkata yaitu punggungku (dan jadikanlah dia sekutu dalam urusanku (32)) yaitu dalam bermusyawarah denganku (supaya kami banyak bertasbih kepadaMu (33) dan banyak mengingatMu (34)) Mujahid berkata bahwa seseorang hamba bukanlah termasuk orang-orang yang mengingat Allah sehingga dia berdzikir kepada Allah baik sambil berdiri, duduk, maupun berbaring.
Firman Allah: (Sesungguhnya Engkau adalah Maha Melihat (keadaan) kami (35)) yaitu dalam pilihanMu kepada kami, pemberianMu kepada kami berupa kenabian, serta Engkau mengutus kami kepada musuhMu, yaitu Fir'aun. segala puji bagiMu atas semuanya itu
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Thaha ayat 25: Agar Beliau siap menerima gangguan baik berupa ucapan maupun perbuatan dan agar dadanya tidak sempit, karena jika dada sempit, maka ia tidak bisa menujuki manusia dan mendakwahkan mereka. Manusia biasanya akan menerima dakwah ketika hati da’i lunak dan dadanya lapang.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Thaha Ayat 25
25-28. Nabi musa menyadari betapa berat tugas yang Allah amanahkan kepadanya. Dia memohon kepada-Nya seraya berkata, 'ya tuhanku, lapangkanlah dadaku sehingga jiwaku mampu menanggung tantangan tugasku, dan mudahkanlah untukku urusanku sehingga dakwahku tidak menemui kesulitan, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku yang menghalangi kelancaranku dalam menyampaikan pesan-Mu agar mereka mengerti perkataanku dengan baik. '25-28
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah sekumpulan penjabaran dari banyak mufassirin berkaitan makna dan arti surat Thaha ayat 25 (arab-latin dan artinya), semoga memberi kebaikan bagi kita. Bantulah perjuangan kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.