Surat Thaha Ayat 18
قَالَ هِىَ عَصَاىَ أَتَوَكَّؤُا۟ عَلَيْهَا وَأَهُشُّ بِهَا عَلَىٰ غَنَمِى وَلِىَ فِيهَا مَـَٔارِبُ أُخْرَىٰ
Arab-Latin: Qāla hiya 'aṣāy, atawakka`u 'alaihā wa ahusysyu bihā 'alā ganamī wa liya fīhā ma`āribu ukhrā
Artinya: Berkata Musa: "Ini adalah tongkatku, aku bertelekan padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya".
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Penting Berkaitan Dengan Surat Thaha Ayat 18
Paragraf di atas merupakan Surat Thaha Ayat 18 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka kandungan penting dari ayat ini. Terdokumentasi beraneka penjelasan dari kalangan ahli ilmu mengenai makna surat Thaha ayat 18, misalnya seperti berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Musa menjawab, “Ia adalah tongkatku, aku bertumpu padanya saat berjalan dan aku gunakan memukul pepohonan agar kambing-kambingku memakan dari daun-daunnya yang berjatuhan, dan ada manfaat-manfaat lain bagiku padanya.”
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
18. Musa -'alaihissalām- menjawab, "Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya ketika berjalan, dengannya aku merontokkan dedaunan pohon agar menjadi makanan kambingku, dan bagiku tongkat ini masih memiliki manfaat lain selain yang aku sebutkan."
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
18. أَتَوَكَّؤُا۟ عَلَيْهَا (aku bertopang padanya)
Yakni aku menggunakannya untuk menopang diriku saat berjalan ketika aku sedang dalam keadaan lemah.
وَأَهُشُّ بِهَا عَلَىٰ غَنَمِى(dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku)
Dan aku gunakan untuk menggugurkan dedaunan sebagai makanan kambingku.
Pendapat lain mengatakan yang dimaksud adalah untuk menggiring kambingku.
وَلِىَ فِيهَا مَـَٔارِبُ أُخْرَىٰ( dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya)
Dan kegunaan tongkat sangat banyak yang sudah tidak asing lagi.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
18. Musa lalu menjawab: “Ini adalah tongkatku. Aku bersandar kepadanya saat lelah dalam berjalan, Aku juga menggunakannya untuk memukul-mukul pohon supaya daun-daunnya gugur untuk kambingku, sehingga dia bisa memakannya dan banyak lagi manfaat dan keperluan lain dalam tongkat ini, seperti untuk membawa perbekalan, kantong air dan mengusir serangga”. Musa AS sangat menikmati perbincangannya dengan Tuhan, sehingga dia bisa menjawab pertanyaan tambahan yang diberikan. Dan kalam terindah di akhir perbincangaan itu yaitu bahwa Tuhannya bertanya tentang kegunaan tongkat itu.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Dia berkata,“Itu adalah tongkatku. Aku bersandar padanya} Aku bersandar padanya ketika berjalan {dan merontokkan (daun-daun) dengannya untuk kambingku} Aku memukul pepohonan menggunakan itu agar daun-daunnya jatuh untuk menggembala kambingku {dan memiliki keperluan} keperluan dan manfaat {lain padanya”
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
18. Musa berkata, “INi adalah tongkatku, aku bertelekan kepadanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku.” Beliau menyebutkan dua kegunaannnya. Satu manfaat bagi manusia, yaitu beliau bersandar padanya saat berdiri dan berjalan. Padanya terdapat bantuan dan manfaat bagi binatang-binatang ternak. Yaitu, saat belliau sedang menggembalakan kambing, jika sedang menggembalakannya di pepohonan Khabath (yang berdaun rimbun) atau pohon lain yang serupa, beliau mengerak-gerakannya. Maksudnya, beliau memukuli pohon itu, supaya daun-daunnya rontok. Kambing pun memakannya. Ini perilaku yang baik dari Musa yang di antara pengaruhnya, adalah kecakapan dalam menggembalakan binatang ternak dan bersikap baik kepadanya yang menandakan inayah (perhatian) Allah, pengistimewaan dan pengkhususan baginya yang dituntut oleh rahmat Allah dan hikmahNya (padanya). “Dan bagiku ada lagi keperluan padanya,” maksudnya fungsi-fungsi “yang lain,” selain dua kegunaan ini.
Di antara etika Nabi Musa, bahwa Allah ketika bertanya kepadanya tentang apa yang ada di tangan kanannya dengan pertanyaan yang mungkin mengarah kepada tangan itu sendiri atau manfaatnya, maka beliau menjawab dengan keterangan tentang tangan itu sendiri dan manfaatnya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 17-21
Ini merupakan bukti dari Allah SWT kepada nabi Musa, mukjizat yang agung, dan peristiwa yang luar biasa yang menunjukkan bahwa tidak ada seorang pun yang mampu melakukan hal sepert itu selain Allah SWT bahwa tidak akan ada seorang pun yang dapat mendatangkannya kecuali seorang nabi yang diutus. Firman Allah SWT: (Apakah itu yang di tangan kananmu, hai Musa (17)) Sebagian mufasir berkata,”Sesungguhnya Allah berfirman demikian kepadanya dengan maksud mengingatkan. DIkatakan juga bahwa sesungguhnya Allah SWT mengatakan demikian kepadanya dengan maksud menetapkan. Yaitu sesuatu yang ada di tangan kananmu yang merupakan tongkat yang kamu kenali, kamu akan melihat apa yang akan Kami lakukan terhadapnya sekarang. (Apakah itu yang di tangan kananmu, hai Musa? (17)) istifham yang mengandung makna penetapan (Berkata Musa, "Ini adalah tongkatku, aku bertelekan padanya”) yaitu aku menjadikannya sebagai pegangan dalam berjalan ("dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku”) yaitu aku menggoyangkan tangkai pohon agar daunannya rontok untuk menggembala kambingku.
Firman Allah: (dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya) yaitu untuk kebaikan, manfaat, dan kegunaan lainnya.
Firman Allah: (Allah berfirman, "Lemparkanlah itu, hai Musa!" (19)) yaitu lemparkanlah tongkat yang kamu pegang di tanganmu itu, waha Musa (Lalu dia melemparkan tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat (20) yaitu menjadi ular yang sangat besar dan panjang serta bergerak sangat cepat. Tiba-tiba tongkat itu bergerak dan berubah menjadi ular yang sangat cepat gerakannya, dan itu merupakan ular yang paling cepat gerakannya, tetapi itu lebih kecil. Hal ini tetap menunjukkan makna yang besar dan sangat cepat gerakannya, (merayap dengan cepat) maknannya adalah merayap dan bergerak
Oleh karena itu Allah berfirman (Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula) yaitu kepada keadaan yang biasa kamu kenal sebelumnya
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Thaha ayat 18: Seperti ketika berdiri dan ketika berjalan.
Inilah akhlak mulia Nabi Musa ‘alaihis salam, di mana di antara pengaruhnya adalah bagusnya Beliau dalam mengembala kambing. Ihsan Beliau terhadapnya menunjukkan perhatian Allah, pilihan-Nya dan pengkhususan-Nya.
Dalam kalimat ini terdapat dalil yang menunjukkan tingginya budi pekerti Nabi Musa ‘alaihis salam, yaitu ketika Allah bertanya tentang apa yang ada di tangan kanannya, sedangkan pertanyaan itu mengandung kemungkinan berkaitan dengan bendanya atau manfaatnya, maka Beliau menerangkan benda itu dan manfaatnya.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Thaha Ayat 18
Dia berkata, 'ini adalah tongkatku. Aku bertumpu padanya saat letih atau ingin bersandar, dan aku merontokkan daun dari ranting-ranting pohon dengannya untuk pakan kambingku atau menghalaunya pergi dan pulang kandang. Dan selain itu, bagiku masih ada lagi manfaat yang lain dari tongkat ini. '19. Dia berfirman, 'lemparkanlah ia, yaitu tongkatmu itu, wahai musa!'.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah berbagai penjabaran dari banyak ulama tafsir terkait kandungan dan arti surat Thaha ayat 18 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah bagi ummat. Support kemajuan kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.