Surat Al-Isra Ayat 111

وَقُلِ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ شَرِيكٌ فِى ٱلْمُلْكِ وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ وَلِىٌّ مِّنَ ٱلذُّلِّ ۖ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيرًۢا

Arab-Latin: Wa qulil-ḥamdu lillāhillażī lam yattakhiż waladaw wa lam yakul lahụ syarīkun fil-mulki wa lam yakul lahụ waliyyum minaż-żulli wa kabbir-hu takbīrā

Artinya: Dan katakanlah: "Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.

« Al-Isra 110Al-Kahfi 1 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Tafsir Mendalam Terkait Surat Al-Isra Ayat 111

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Isra Ayat 111 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam tafsir mendalam dari ayat ini. Ditemukan bermacam penjelasan dari para pakar tafsir terkait isi surat Al-Isra ayat 111, di antaranya sebagaimana tertera:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan katakanlah (wahai rasul), ”segala puji bagi Allah yang memiliki sifat kesempurnaan dan puji-pujian, yang maha suci dari memiliki anak dan sekutu dalam uluhiyahNya, dan Dia tidak mempunyai pembela dari makhlukNya. Dia mahakaya lagi maha kuat, sedang mereka itu kekurangan lagi membutuhkan kepadaNya. Dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sempurna dengan memujiNya dan hanya beribadah kepadaNya, tiada sekutu bagiNya serta mengkhihlaskan seluruh agama (ketaatan) hanya kepadaNYa.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

111. Dan katakanlah wahai Rasul, "Segala puji bagi Allah yang berhak mendapatkan berbagai pujian yang tidak memiliki anak, dan tidak pula memiliki sekutu, sungguh Dia tidak memiliki sekutu dalam kerajaan-Nya, tidak ditimpa kehinaan dan kerendahan, tidak memerlukan bantuan dan pertolongan," dan agungkanlah Dia seagung-agungnya dan jangan sekali-sekali menyandarkan padanya anak, sekutu dan penolong dalam kerajaan-Nya.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

111. وَقُلِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِى لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا(Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak)
Sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani; serta orang-orang musyrik yang mengatakan para malaikat adalah anak-anak perempuan Allah.

وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ شَرِيكٌ فِى الْمُلْكِ (dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya)
Sebagaimana anggapan orang yang menyembah dua tuhan dan kelompok-kelompok lain yang mempercayai tuhan yang lebih dari satu.

وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ وَلِىٌّ مِّنَ الذُّلِّ ۖ (dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong)
Yakni Allah tidak butuh pertolongan orang lain dari kehinaan. Dia Maha Kaya dari segala penolong.

وَكَبِّرْهُ تَكْبِيرًۢا(dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya)
Yakni agungkanlah Dia seagung-agungnya, dan jadikanlah Dia Dzat yang paling agung dari segalanya.
Imam Ahmad dan at-Thabrani mengeluarkan hadits dari Mu’adz bin Anas, ia berkata: Rasulullah bersabda: “ayat kemuliaan ialah ayat: وَقُلِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِى لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا.....الآية


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

111. Katakanlah wahai Nabi: "Segala syukur dan pujian yang sempurna hanya bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya sebagai bantahan kepada orang musyrik, penyembah berhala yang mengatakan bahwa tuhan itu banyak. Ini sebagai bantahan kepada Nasrani, Yahudi, serta orang musyrik yang menyatakan bahwa malaikat adalah anak perempuan Allah. Dia tidak pula hina sehingga memerlukan penolong, agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya dari peranakan dan persekutuan. Ayat ini turun ketika Yahudi dan Nasrani berkata: “Allah memiliki putera.” Orang Arab berkata: “Aku memenuhi panggilan-Mu, Yang tidak memiliki sekutu kecuali sekutu yang Engkau miliki.” Adapun Shabi’ dan Majusi berkata: Kalau bukan karena sekutu Allah maka pasti hina.”


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Katakanlah,“Segala puji bagi Allah yang tidak mengangkat seorang anak, tidak mempunyai sekutu dalam kerajaanNya, dan tidak memerlukan penolong dari kehinaan} penolong yang membantunya karena lemah dan butuh bantuan {Agungkanlah Dia seagung-agungnya”} agungkanlah Dia seagung-agungnya


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

111. “Dan katakanlah, ‘Segala puji bagi Allah’ ,” yang mempunyai kesempurnaan, pujian, dan kemurahan dalam segala sisi, yang terlepas dari segala cacat dan kekurangan, “Dzat yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaanNya,” bahkan kerajaan semuanya adalah milik Allah Yang Maha Esa dan Perkasa. Semua mahluk yang berada di atas dan di bawah, semua milik Allah. Tidak ada bagian sedikit pun bagi siapa saja dari kerajaan itu “dan Dia tidak memerlukan penolong disebabkan kehinaan,” maksudnya tidak mengangkat salah seorang dari makhlukNYa sebagai waliNya guna mengagungkan diri dan menolonNya. Sesungguhnya Dia Mahakaya dan Mahaterpuji, tidak membutuhkan seorang pun dari makhlukNya, baik yang di bumi maupun yang di langit. Akan tetapi, Allah mengambil wali-wali sebagai kebaikan dan rahmat dariNya untuk para hambaNya, "Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)" (Al-Baqarah:257).
“Dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya,” maksudnya besarkan dan agungkanlah Dia dengan memberitakan sifat-sifatNya yang agung, dan dengan memujiNya, dengan Asma’ul Husna, dengan memuji perbuatan-perbuatanNya yang suci, dan mengagungkanNya dengan beribadah kepadaNya semata tanpa sekutu dan mengikhlaskan agama ini semuanya hanya untuk Allah.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 110-111
Allah SWT berfirman kepada NabiNya, "Wahai Muhammad, katakanlah kepada orang-orang musyrik yang mengingkari sifat rahmat Allah," yaitu mereka yang tidak mau dengan sebutan Ar-Rahman: (Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai asmaul husna) yaitu tidak ada bedanya antara seruan kalian dengan sebutan Allah atau sebutan Ar-Rahman, karena sesungguhnya Dia mempunyai nama-nama yang terbaik. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (22)) (Surah Al-Hasyr) sampai firmanNya: (Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana) (Surah Al-Hasyr: 22-24).
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata bahwa ayat ini diturunkan ketika Rasulullah SAW sedang bersembunyi di Makkah, (dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan jangan pula merendahkannya) bahwa jika Nabi SAW shalat dengan sahabat-sahabatnya, maka beliau mengeraskan bacaan Al-Qur'annya; dan ketika orang-orang musyrik men­dengar bacaannya itu, mereka mencaci Al-Qur'an dan mencaci Dzat yang menurunkannya serta malaikat yang menyampaikannya. Lalu Allah SWT berfirman kepada NabiNya SAW: (dan janganlah kamu mengeraskan suaramu) yaitu bacaan Al-Qur'anmu, lalu orang-orang musyrik mendengarnya dan mereka mencaci Al-Qur'an. (dan janganlah pula kamu merendahkannya) dari sahabat-sahabatmu, maka mereka tidak dapat mendengarkan Al-Qur'an, sehingga mereka mene­rimanya dari bacaanmu. (dan carilah jalan tengah di antara kedua itu)
Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata tentang firmanNya: (dan carilah jalan tengah di antara kedua itu) dia berkata bahwa Ahli Kitab itu selalu merendahkan bacaan mereka lalu ada dari mereka yang mengeraskan bacaan suatu kalimat, maka orang-orang yang mengikutinya dengan keras di belakangnya. Lalu Allah SWT melarang Nabi SAW mengeraskan suara sebagaimana Ahli kitab mengeraskan suara mereka, dan melarang meren­dahkannya sebagaimana mereka merendahkan suara. Kemudian Allah SWT mem­beri jalan pertengahan di antara keduanya, yang dicontohkan Malaikat Jibril kepada nabi SAW dalam shalatnya.
Firman Allah: (Dan katakanlah, "Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak") Setelah Allah SWT menetapkan bahwa DzatNya mempunyai nama-nama terbaik, lalu Dia menyucikan DzatNya dari semua kekurang­an. Lalu Dia berfirman: (Dan katakanlah, "Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya”) bahkan Dialah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang bergantung kepadaNya segala sesuatu, tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak ada seorangpun yang setara denganNya.
(dan tidak mempunyai penolong (untuk menjaga-Nya) dari kehina­an) yaitu Dia tidaklah hina sehingga memerlukan penolong, pembantu atau penasihat, tetapi Dia Maha Tinggi, Pencipta segala sesuatu sendiri, tidak ada sekutu bagiNya, Dzat yang menga­tur dan memutuskan sesuai dengan apa yang Dia kehendaki, tidak ada sekutu bagiNya.
Mujahid berkata tentang firmanNya: (dan tidak mempunyai penolong (yang menjaga-Nya) dari kehina­an) yaitu, Dia tidak memerlukan pertolongan seorang pun. (dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya) yaitu agungkanlah Dia dengan apa yang dikatakan oleh orang-orang zalim dan melampaui batas dengan pengagungan yang setinggi-tingginya.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Al-Isra ayat 111: Yang memiliki kesempurnaan, pujian, kemuliaan dari segala sisi, dan bersih dari semua cela dan kekurangan.

Alam semesta ini seluruhnya milik Allah, tidak ada seorang pun yang ikut serta dalam kerajaan-Nya.

Karena Dia Maha Kaya lagi Maha Terpuji, akan tetapi Dia mengambil wali-wali-Nya hanyalah karena ihsan-Nya kepada mereka dan rahmat-Nya.

Dari mempunyai anak, sekutu, dan dari kehinaan serta dari segala yang tidak layak bagi-Nya. Atau maksudnya, agungkanlah Dia dengan memberitahukan sifat-sifat-Nya yang agung, dengan memuji-Nya, dengan nama-nama-Nya yang indah, memuliakan-Nya karena perbuatan-perbuatan-Nya yang suci, mengagungkan dan membesarkan-Nya dengan beribadah kepada-Nya saja serta mengikhlaskan ibadah kepada-Nya. Selesai tafsir surah Al Israa’ dengan pertolongan Allah dan taufiq-Nya, wal hamdulillahi Rabbil ‘aalamiin.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Isra Ayat 111

Dan katakanlah wahai nabi Muhammad, segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak, sebagaimana dikatakan orang-orang yahudi bahwa malaikat adalah anak-anak Allah, dan demikian pula dipercaya oleh orang-orang nasrani bahwa nabi isa adalah anak Allah, dan tidak pula mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya, sebagaimana dipercaya oleh kaum musyrik yang percaya kepada tuhan-tuhan selain Allah, dan dengan demikian, dia tidak memerlukan penolong dari kehinaan yang dilontarkan oleh siapa pun yang menghina-Nya. Hanya dia saja yang mahaagung dan oleh karena itu agungkanlah dia seagung-agungnya. Pada akhir surah al-isra', rasulullah diperintah agar memuji Allah dan menyucikannya dari segala kekurangan. Surah ini dimulai dengan menyampaikan kewajaran Allah menyandang pujian itu dengan mengingatkan tentang keharusan memuji dan menaati perintahnya sesuai dengan yang digariskan agama dalam kitab suci Al-Qur'an. Segala puji hanya tertuju bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya, yaitu nabi Muhammad al-kitab, yakni Al-Qur'an, dan dia tidak membuat padanya kebengkokan, baik redaksi maupun maknanya. Ayat demi ayatnya saling menjelaskan tidak ada pertentangan satu dengan lainnya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian berbagai penjabaran dari banyak ahli ilmu terkait makna dan arti surat Al-Isra ayat 111 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat untuk kita semua. Sokong dakwah kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Link Tersering Dibaca

Terdapat berbagai materi yang tersering dibaca, seperti surat/ayat: Al-Qashash 77, Al-Buruj, Yasin 82, Ar-Rum 21, Ar-Rahman 13, Al-Isra. Ada juga An-Nisa 36, Ibrahim 7, Ayat 15 (Lima Belas), Innallaha Ma’ash Shabiriin, Al-Baqarah 177, Fatir 37.

  1. Al-Qashash 77
  2. Al-Buruj
  3. Yasin 82
  4. Ar-Rum 21
  5. Ar-Rahman 13
  6. Al-Isra
  7. An-Nisa 36
  8. Ibrahim 7
  9. Ayat 15 (Lima Belas)
  10. Innallaha Ma’ash Shabiriin
  11. Al-Baqarah 177
  12. Fatir 37

Pencarian: al maidah dan artinya, alhujurat 13, arti thaha ayat 41, surat al baqarah ayat 43 beserta artinya, al jatsiyah ayat 13

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.