Surat Al-Isra Ayat 29

وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَىٰ عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ ٱلْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَّحْسُورًا

Arab-Latin: Wa lā taj'al yadaka maglụlatan ilā 'unuqika wa lā tabsuṭ-hā kullal-basṭi fa taq'uda malụmam maḥsụrā

Artinya: Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.

« Al-Isra 28Al-Isra 30 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Tafsir Berharga Berkaitan Surat Al-Isra Ayat 29

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Isra Ayat 29 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai tafsir berharga dari ayat ini. Ada pelbagai penafsiran dari kalangan mufassirun mengenai isi surat Al-Isra ayat 29, di antaranya seperti tertera:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan janganlah engkau menahan tanganmu dari berinfak di jalan kebaiakan, sebagai tindakan menyempitkan dirimu, keluargamu dan orang-orang yang membutuhkan, dan janganlah pula berlebihan dalam berinfak, hingga engkau memberikan apa yang melebihi kemampuanmu, akibatnya engkau duduk dalam keadaan tercela, orang-orang mencaci dan mencelamu, lagi menyesal atas sikap mubadzirmu dan habisnya hartamu.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

29-30. Allah memberi petunjuk kepada orang-orang beriman untuk berinfak sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan: “Janganlah kamu menahan tanganmu untuk berinfak di jalan kebaikan dan jangan pula berlebih-lebihan dalam berinfaq sehingga tidak tersisa sedikitpun harta di tanganmu, karena itu akan membuatmu terhina di hadapan Allah dan para makhluk, dan membuatmu menyesal karena telah menghabiskan harta. Sungguh Tuhanmu akan meluaskan rezeki sebagian manusia dan menyempitkan rezeki sebagian lainnya. Allah Maha Mengetahui kemaslahatan bagi hamba-hamba-Nya dan Maha bijaksana dalam membagi rezeki.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

29. Dan janganlah menahan tanganmu dari memberi harta, dan jangan melampaui batas dalam memberi, nanti engkau akan dicela oleh manusia lantaran kekikiranmu bila enggan memberi, juga nanti engkau akan menyesal dan berhenti dari memberi lantaran habisnya hartamu yang engkau berikan secara berlebihan karena tidak ada lagi yang dapat engkau berikan setelahnya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

29. وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَىٰ عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ (Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya)
Yakni keadaan orang yang pelit adalah seperti keadaan orang yang tangannya terikat di lehernya sehingga tidak dapat menggerakkannya.

فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَّحْسُورًا(karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal)
Akibat sikap berlebih-lebihan yang kamu lakukan, kamu tidak dapat mencukupi kebutuhan karena kemiskinan.
Dalam ayat ini terdapat bantahan terhadap setiap orang yang berpendapat tentang orang yang menginfakkan seluruh hartanya tanpa menyisakannya sepersepun untuk bekal hari esok.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

29. Janganlah kamu cegah tangan kamu untuk berinfak sebagaimana orang yang membelenggu tangannya di leher, yaitu janganlah kamu pelit. Dan janganlah kamu melebarkan infak kamu sampai terlalu berlebihan sehingga kamu menjadi tercela di sisi Allah dan manusia, serta menjadi orang yang menyesal dan bersedih. Nabi SAW bersabda kepada Aisyah: “berinfaklah secukupnya saja” Kemudian Aisyah berkata: “Kalau begitu tidak ada yang tersisa sedikitpun” Lalu Allah menurunkan ayat {Wa Laa taj’al yadaka…}


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Janganlah menjadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu} Jangan menahan tanganmu untuk berinfak dalam kebaikan layaknya tangan yang terbelenggu di lehernya sehingga dia tidak menjulurkannya {dan jangan mengulurkannya secara berlebihan} dan janganlah memberikan infak secara berlebihan sehingga kamu memberi melebihi kemampuanmu {sehingga kamu menjadi} kamu menjadi {tercela} orang-orang mencela dan mengecammu {lagi menyesal} habis tidak memiliki sesuatu apapun di sisimu


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

29. Sementara itu, Allah berfirman disini, “Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu.” Ini adalah ungkapan kiasan bagi orang yang sangat bakhil “dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya,” akibatnya, engkau membelanjakannya bukan pada pos yang sepatutnya atau melebihi ukuran yang wajar “karena itu kamu,” apabila kamu melakukan hal itu “menjadi tercela,” maksudnya terkena cacian atas apa yang telah kamu lakukan dan “menyesal,” maksudnya bersedih hati, tangannya hampa, tidak tersisa sedikit pun harta di tangan, dan tidak pula digantikan oleh pujian maupun sanjungan.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 29-30
Allah SWT berfirman seraya memerintahkan untuk bersikap sederhana dalam kehidupan, mencela sifat kikir, dan melarang sifat berlebihan (Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu) yaitu, janganlah kamu menjadi orang kikir dan selalu menolak orang, tidak memberikan sesuatu kepada seseorang. Sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang Yahudi, (semoga laknat Allah menimpa mereka) (tangan Allah terbelenggu) (Surah Al-Maidah: 64) Mereka menghubungkan Allah dengan sifat kikir, Dia Maha Tinggi, Maha Suci, Maha Mulia dan Maha Pemberi.
Firman Allah: (dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya) yaitu janganlah berlebihan dalam membelanjakan harta dengan memberi di luar kemampuanmu dan mengeluarkan lebih banyak dari pemasukanm karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal. Hal ini termasuk dalam jenis keterangan laf nasyr. yaitu jika kamu kikir, maka kamu adalah orang yang tercela dimana orang-orang akan mencelamu, mencacimu dan tidak membutuhkanmu. Sebagaimana yang dikatakan Zuhair bin Abi Salma dalam Mu'aliaqatnya:
“Barangsiapa yang berharta, lalu dia kikir dengan hartanya terhadap kaumnya, maka dia tidak digauli oleh mereka dan dicela”
Ketika kamu membuka tanganmu melebihi kemampuanmu, maka kamu tidak akan memiliki sesuatu lagi untuk dibelanjakan, lalu kamu seperti hasir, yaitu hewan yang tidak kuat untuk berjalan, maka dia berhenti karena lemah dan tidak mampu. Hewan yang demikian disebut hasir, yakni hewan yang diambil dari kelelahan. Sebagaimana Allah berfirman: (Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu melihat sesuatu yang tidak seimbang? (3) Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemu­kan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah (4)) (Surah Al-Mulk) yaitu lemah dari melihat adanya cela. Demikianlah penafsiran ayat ini bahwa yang dimaksud dengan kikir dan berlebih-lebihan, menurut ibnu Abbas, Al-Hasan, Qatadah, Ibnu Juraij, Ibnu Zaid, dan lainnya.
Firman Allah SWT: (Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya) pemberitahuan bahwa Allah SWT adalah Dzat Yang Memberi, menyempitkan, dan mengatur rezeki untuk makhlukNya sesuai dengan apa yang Dia kehendai. Jadi Dia menjadikan kaya orang yang Dia kehendaki, dan menjadikan miskin orang yang Dia kehendaki. Dalam hal itu terdapat hikmah. Oleh karena itu Allah berfirman: (sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hambaNya) yaitu Maha Melihat dan Maha Mengetahui siapa saja yang layak menjadi kaya dan yang layak menjadi miskin. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits,”Sesungguhnya di antara hamba-hambaKu benar-benar terdapat orang yang tidak layak baginya kecuali hanya miskin. Seandainya Aku jadikan dia kaya, maka kekayaannya itu akan merusak agamanya. Dan sesungguhnya di antara hamba-hambaKu benar-benar terdapat orang yang tidak pantas baginya kecuali hanya kaya. Seandainya Aku jadikan dia miskin, tentulah kemiskinan itu akan merusak agamanya” Terkadang kekayaan itu pada manusia merupakan suatu pembiaran baginya, dan terkadang kemiskinan merupakan suatu hukuman Allah. Kami berlindung kepada Allah dari hal ini dan hal itu


📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi

Makna kata:
(مَغۡلُولَةً إِلَىٰ عُنُقِكَ) maghluulatan ilaa ‘unuqik : jangan menahan dari berinfak, seakan-akan tanganmu terikat di lehermu, tidak bisa memberikan apapun.
(وَلَا تَبۡسُطۡهَا كُلَّ ٱلۡبَسۡطِ) wa laa tabsuthhaa kullal basth : jangan menginfakkan seluruh apa yang engkau miliki sampai tidak tersisa sama sekali.
(فَتَقۡعُدَ مَلُومٗا) fataq’uda maluumaa : orang yang tidak mendapatkan infakmu akan mencelamu.
(مَّحۡسُورًا) mahsuuraa : engkau tidak bisa melangsungkan hidup karena tidak punya apa-apa.

Makna ayat:
Firman-Nya ta’ala “Dan jangan jadikan tanganmu terbelenggu di lehermu...” janganlah engkau bakhil atas apa yang telah Allah ta’ala berikan kepadamu, lalu engkau tidak memberikan hak orang-orang yang membutuhkan, seakan-akan tanganmu terikat di lehermu, tidak bisa memberikan infak. Firman-Nya ta’ala “dan jangan lapangkannya selapang-lapangnya...” jangan engkau buka tanganmu untuk memberi, sampai tidak tersisa apapun di kantungmu atau di perbendaharaanmu untuk dirimu dan keluargamu. Firman-Nya ta’ala “sehingga engkau menjadi tercela dan menyesal.” Jika engkau tidak memberikan orang yang memintamu, engkau akan dicela, adapun jika engkau menginfakkan segala yang engkau punya, lalu engkau tidak bisa melanjutkan kehidupanmu dan sisa umurmu, seperti seekor unta yang telah lelah karena perjalanan, ia tidak mampu melanjutkan perjalanan dan ditinggalkan dengan penuh penyesalan, pemiliknya tidak mampu mengembalikannya kepada keluarganya tidak pula melanjutkan perjalanan menuju tujuan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Al-Isra ayat 29: Ini merupakan kinayah (kiasan) sikap menahan tangannya dari berinfak (terlalu kikir).

Seperti mengeluarkan harta untuk hal yang tidak patut atau melebihi dari yang patut.

Karena tidak berinfak.

Karena terlalu pemurah, sehingga di tanganmu tidak ada harta.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Isra Ayat 29

Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenngu pada lehermu, yakni janganlah enggan mengulurkan tanganmu memberikan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan bantuan, dan jangan pula engkau terlalu mengulurkannya, yakni janganlah kamu boros dalam membelanjakan harta, karena itu kamu menjadi tercela karena kekikiranmu, dan menyesal karena keborosanmu dalam membelanjakan harta. Sebab utama sifat kikir manusia adalah karena takut terjerumus ke dalam kemiskinan. Ayat ini mengingatkan bahwa sungguh, tuhanmu melapangkan rezeki bagi siapa yang dia kehendaki untuk dilapangkan rezekinya dan menyempitkannya kepada siapa yang dia kehendaki untuk disempitkan rezekinya; sesungguhnya dia maha mengetahui segala sesuatu, maha melihat akan hamba-hambanya. Dia memberikan kepada hamba-Nya segala sesuatu yang menjadi kebutuhan dan kemaslahatannya apabila ia menjalani sebab-sebab untuk mendapatkannya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah beragam penafsiran dari banyak mufassirun berkaitan kandungan dan arti surat Al-Isra ayat 29 (arab-latin dan artinya), moga-moga menambah kebaikan bagi ummat. Sokonglah dakwah kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Konten Paling Banyak Dikaji

Kami memiliki berbagai topik yang paling banyak dikaji, seperti surat/ayat: Al-Baqarah 285-286, ‘Abasa, Yasin 9, Maryam, Al-Hujurat 10, At-Taubah 40. Ada juga Dua (2) Terakhir al-Baqarah, Al-Ma’idah 32, Luqman 13, An-Naas, Al-Fatihah 6, Al-Lail.

  1. Al-Baqarah 285-286
  2. ‘Abasa
  3. Yasin 9
  4. Maryam
  5. Al-Hujurat 10
  6. At-Taubah 40
  7. Dua (2) Terakhir al-Baqarah
  8. Al-Ma’idah 32
  9. Luqman 13
  10. An-Naas
  11. Al-Fatihah 6
  12. Al-Lail

Pencarian: surat al al, 10 ayat tentang akhlak, an nisa ayat 11 dan 12, al ghasyiyah 1-26, yasin ayat 16

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.