Surat Al-Ghasyiyah Ayat 26

ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُم

Arab-Latin: ṡumma inna 'alainā ḥisābahum

Artinya: Kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka.

« Al-Ghasyiyah 25Al-Fajr 1 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Kandungan Mendalam Terkait Surat Al-Ghasyiyah Ayat 26

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Ghasyiyah Ayat 26 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam kandungan mendalam dari ayat ini. Ada bermacam penjabaran dari berbagai mufassirin terkait isi surat Al-Ghasyiyah ayat 26, misalnya sebagaimana berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

25-26. Sesungguhnya hanya kepada Kami lah tempat kembali mereka sesudah mati, kemudian tanggungan Kami lah pembalasan atas apa yang mereka kerjakan.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

26. Kemudian hanya Kami semata yang memberi perhitungan atas amal perbuatan mereka, bukan hakmu maupun hak seseorang selainmu.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

26. ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُم (kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka)
Yakni yang melakukan perhitungan amalan mereka, kemudian Kami akan membalas amalan mereka setelah mereka dibangkitkan kepada Allah.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

25-26. Sesungguhnya, setelah mereka mati, hanya kepada Kami-lah tempat mereka kembali. Kami yang berkuasa memberi balasan atas amal mereka di padang Mahsyar. Kami akan membalas segala perbuatan mereka di dunia


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Kemudian sesungguhnya Kamilah yang menghisab mereka}


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

25-26. “Sesungguhnya kepada Kami-lah mereka kembali,” yakni kembali dan berkumpulnya manusia pada Hari Kiamat. “Kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka,” atas kebaikan dan keburukan yang mereka lakukan.
Segala puji bagi Allah semata, Rabb semesta alam.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 17-26
Allah SWT berfirman seraya memerintahkan kepada para hambaNya untuk memperhatikan makhluk-makhlukNya yang menunjukkan atas kekuasaan dan kebesaranNya (Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan? (17)) karena sesungguhnya unta itu makhluk yang menakjubkan dan bentuknya aneh. ia sangat kuat dan keras, tetapi sekalipun demikian ia jinak untuk mengangkut barang berat dan tunduk pada pengendali yang lemah. Dapat dimakan, dan bulunya dapat dimanfaatkan, dan air susunya dapat diminum. Mereka diingatkan dengan itu, karena kebanyakan orang-orang Arab memakai unta sebagai hewan kendaraan mereka.
(Dan langit, bagaimana ditinggikan?) yaitu bagaimana Allah SWT meninggikannya dari bumi dengan ketinggian yang besar" sebagaimana Allah SWT berfirman: (Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikit pun? (6)) (Surah Qaf)
(Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? (19)) yaitu dijadikan tegak dan berdiri kokoh untuk pemancang agar bumi tidak mengguncangkan para penghuninya, kemudian Allah SWT menjadikan padanya banyak manfaat dan bahan-bahan mineral yang terkandung di dalamnya. (Dan bumi bagaimana ia dihamparkan? (20)) yaitu bagaimana dihamparkan, digelarkan, dan dijadikan sebagai tempat yang layak untuk dihuni. dan seorang Badui dengan kecerdikan akalnya dapat menyimpulkan melalui pemandangan yang disaksikan mata kepalanya sendiri, yaitu unta yang dia kendarai, langit yang ada di atas kepalanya, gunung-gunung yang ada di hadapannya, dan bumi yang ada di bawahnya itu berkat kekuasaan Penciptanya, yaitu Dialah Tuhan yang Maha Besar, yang Maha Pencipta, yang Merajai, dan yang Maha Mengatur, dan bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia.
Firman Allah SWT: (Maka berilah peringatan. karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan (21) Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka (22)) yaitu berilah peringatan, wahai Muhammad kepada manusia dengan apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya kepada mereka (sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan saja, sedangkan Kamilah yang menghisab amalan mereka) (Surah Ar-Ra'd: 40) Oleh karena itu Allah berfirman (Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka (22)) Ibnu Abbas, Mujahid dan selain keduanya berkata,”Kamu bukanlah orang yang bisa memaksa mereka” yaitu kamu bukan orang yang dapat menciptakan keimanan dalam hati mereka.
Ibnu Zaid berkata bahwa maknanya adalah kamu bukan seorang yang dapat memaksakan mereka untuk beriman.
Diriwayatkan dari Jabir, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga mereka mau mengucapkan, "Tidak ada Tuhan selain Allah” Maka apabila mereka mau mengucapkannya, maka mereka memelihara darah dan harta mereka dariku, kecuali berdasarkan alasan yang hak, sedangkan perhitungan mereka ada pada Allah SWT, kemudian Rasulullah SAW membaca firmanNya: (Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan (21) Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka (22))
Firman Allah SWT: (tetapi orang yang berpaling dan kafir (23)) yaitu berpaling dari mengamalkan rukun-rukunnya; kafir hatinya dan lisannya terhadap kebenaran. Ini sebagaimana firmanNya: (Dia tidak mau membenarkan (Rasul dan Al-Qur'an) dan tidak mau mengerjakan shalat (31) tetapi ia mendustakan (Rasul) dan berpaling (dari kebenaran) (32)) (Surah Al-Qiyamah) Oleh karena itu Allah berfirman: (maka Allah akan mengazabnya dengan azab yang besar (24))
Firman Allah: (Sesungguhnya kepada Kamilah kembali mereka (25)) yaitu kembali dan berpulangnya mereka (kemudian sesungguhnya kewajiban Kamilah menghisab mereka. (26)) yaitu, Kami akan melakukan perhitungan terhadap amal perbuatan mereka, dan Kami akan membalas mereka, jika kebaikan, maka balasannya kebaikan; dan jika keburukan, maka balasannya keburukan.


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)

Tidak ada kewajiban bagimu wahai Muhammad melainkan hanya menyampaikan nasehat dan peringatan dari Allah ﷻ , sedangkan pertanggung jawaban amal dan dosa akan kembali kepada Allah ﷻ, Allah ﷻ yang akan menghisab amalan hamba-Nya didunia, Dia akan meminta keterangan dari hamba-Nya yang taat dan yang berdusta, dan Dia ﷻ akan membalas amalan baik orang-orang bertaqwa dengan kebaikan pula, dan akan membalas keburukan dan kemasiatan yang diperbuat oleh para pelaku maksiat dengan keburukan pula, Allah ﷻ berfirman : { وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا } ( Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun”. ) [ Al-Kahfi : 49 ] tidak seorang pun akan disiksa dengan dosa orang lain, dan tidak pula seseorang akan mendapatkan surga dengan kebaikan orang lain, karena Allah ﷻ menginginkan kedudukan orang baik itu bertambah, dan tidak dengan orang-orang berdosa tanpa ada kebaikan yang mereka perbuat, Dia ﷻ memperlakukan orang-orang kafir dengan seadil-adilnya, dan memperlakukan orang-orang beriman dengan sangat istimewa. Dari keistimewaan surah ini adalah mencakup banyak hal yang berkaitan dengan nasehat-nasehat dan peringatan, surah ini juga menjelas perihal tempat kembali manusia di hari kiamat kelak .

Maka seharusnya setiap muslim mentadabburi surah ini dan surah-surah lainnya dalam Al-Qur'an, karena selurunya adalah perkataan Allah ﷻ, dan seluruhnya adalah pelajaran penting, Al-Qur'an juga membahas tentang hukum-hukum syari'at islam, juga mencakup berita-berita yang nyata, Al-Qur'an ini sluruhnya adalah hikmah, Al-Qur'an juga mengandung peringatan-peringatan dan nasehat, mengandung berita gembira untuk orang-orang beriman, serta ancaman bagi orang-orang kafir dan pelaku kesyirikan, inilah Al-Qur'an yang mulia, yang merupakan ucapan Tuhan seluruh alam, { لَا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِ ۖ تَنْزِيلٌ مِنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ } ( Yang tidak datang kepadanya (Al Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. ) [ Fussilat : 42 ] , dan tidak satupun yang bisa mengubah isi kandungan Al-Qur'an, Allah ﷻ berfirman : { إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ } ( Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya ) [ Al-Hijr : 9 ] .

Dan ilmu pengetahuan modern sekalipun tidak akan bisa berdusta untuk menjatuhkan keajaiban-keajaiban yang ada pada Al-Qur'an, akan tetapi Al-Qur'an lah yang mampu mengalahkan semua itu, dengan Al-Qur'an semua pengetahuan modern akan diketahui kebenarannya, begitupun dengan akal sehat manusia tidak akan mampu membantah kebenaran yang terkandung dalam Al-Qur'an, bahkan akal sehat akan selalu sejalan dengan aturan yang dituliskan dalam Al-ur'an, sedangkan akal yang rusak tidak akan dipandang kebenarannya.

Fitrah manusia adalah sepakat dengan apapun yang dikandung oleh Al-Qur'an, dia akan selalu merasa nikmat dengan Al-Qur'an, keajaiban-keajaiban yang terkandung dalam Al-Qur'an adalah salah satu nikmat Allah ﷻ yang paling besar, dan Al-Qur'an seluruhnya adalah keajaiban. dan hanya Allah ﷻ lah pemilik semua pengetahuan.


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H

ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْ " kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka."
Kami akan menghisabnya, Para ulama mengatakan: Cara menghisabnya bukan dengan berdebat, karena jika seorang insan didebat ia berarti akan disiksa, kalau Allah 'Azza Wa Jlla mendebatmu atas setiap hisab maka anda akan disiksa, andai anda dituntut pada sebuah nikmat dari nikmat-nikmat ini seperti penglihatan, anda tidak akan mungkin amalan apapun yang anda lakukan dapat mengimbangi nikmat pandangan, nikmat bernafas yang keluar dan masuk tanpa kesulitan dan beban sedikit pun, seorang insan berbicara dan tidur, makan dan minum, walau pun demikian, ia tidak merasakan nafas, dan tidak tahu betapa berharganya nafas kecuali setelah terkena penyakit yang menghalangi pernafasan, saat itulah baru menyadari nikmat Allah, tetapi selama dia sehat ia mengatakan: ini sesuatu yang bersifat alamiah, tetapi kalau saja dia terkena sesak nafas barulah ia sadar akan kenikmatan itu.
Jika ia didebat, pasti akan di azab, sebagaiman Nabi 'alaihissholaatu wassalaam berkata kepada 'Aisyah: مَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ هَلَكَ "Siapa saja yang didebat (saat hisab) akan binasa " atau bersabda عُذِّبَ "diazab"(1)
Namun proses hisab: ada pun orang yang beriman maka Allah Ta'ala akan bedua-duaan dengannya tidak ada seorang pun bersama mereka, mengikrarkan dosa-dosa, engkau telah berbuat ini, engkau telah berbuat ini, engkau telah berbuat ini sampai ia mengakuinya, Allah Ta'ala berfirman قَدْ سَتَرْتُهَا عَلَيْكَ فِي الدُّنْيَا وَأَنَا أَغْفِرُهَا لَكَ الْيَوْمَ "Sungguh telah aku tutupi atas mu di dunia dan aku mengampuninya untukmu pada hari ini"
Ada pun orang-orang Kafir: Mereka tidak dihisab dengan hisab ini, karena mereka tidak mempunyai kebaikan yang menghapus keburukan mereka, tetapi amalan-amalam mereka itu akan dihitung, dan mereka mengikrarkannya di hadapan alam dan mereka menghitungnya, dan akan diteriakkan di hadapan khalayak ramai: ُ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى رَبِّهِمْ أَلَا لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ " Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka". Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim."(QS. Hud: 18) Kita berlindung kepada Allah dari tidak memperoleh pertolongan-Nya.
Dengan demikian, selesailah pembahasan tentang surat yang agung ini, surat ini adalah salah satu dari dua surat yang nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam membacanya di sholat-sholat berjamaah besar, Beliau senantiasa membacanya di dua sholat ied: سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى " Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi," dan هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ " Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan?" begitu juga saat sholat jum'at (2) . terkadang juga saat sholat dua ied beliau membaca ق وَالْقُرْآنِ الْمَجِيد " Qaaf. Demi Al Qur'an yang sangat mulia." dan اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ " Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan."(3) dan saat jum'at membaca surat al-Jumu'ah dan al-Munafiqun(4), beliau membacanya berganti-ganti antara surat-surat tersebut.
Kita memohon kepada Allah Subhaanahu Wa Ta'ala agar menjadikan kita termasuk orang-orang yang wajah-wajahnya menikmati, ridha terhadap usahanya, dan memberi kita perlindungannya di dunia dan akhirat, sesungguhnya Dia maha kuasa atas segala sesuatu.
(1) dikeluarkan Muslim (2876) dari hadits Aisyah radhiyallaahu 'anha.
(2) dikeluarkan Muslim (878) dari hadits Nu'man Bin Basyir radhiyallaahu 'anhuma.
(3) dikeluarkan Muslim (891) dari hadits Abu Waqid al-Laitsiy radhiyallaahu 'anhu.
(4) dikeluarkan Muslim (2876) dari hadits Ibnu Abbas radhiyallaahu 'anhuma.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Ghasyiyah ayat 26: 25-26. Kemudian Allah tutup surat ini dengan penjelasan bahwa tempat kembali mereka (hamba) pada hari kiamat adalah hanya kepada Allah saja. Dan penolakan mereka, hanya Allah saja yang akan menghisabnya dan menghukumnya.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Yakni Kami yang menghisab mereka atas apa yang mereka kerjakan baik atau buruk.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Ghasyiyah Ayat 26

Kemudian, sesungguhnya kamilah pula yang akan membuat perhitungan atas mereka. Kami akan memberi mereka balasan sesuai tingkat kedurhakaan mereka supaya mereka tahu bahwa kehidupan ini bukan untuk bermain-main, melainkan harus dijalani dengan serius dan bertanggung jawab. 1-4. Demi fajar, yaitu awal mula terangnya bumi setelah kegelapan malam sirna. Pada waktu ini manusia memulai aktivitasnya. Di balik kemunculan fajar itu pasti ada zat yang mahaperkasa. Demi malam yang sepuluh, yaitu sepuluh hari pertama bulan zulhijah. Mereka yang beramal saleh pada hari-hari tersebut akan mendapat pahala yang sangat agung. Demi yang genap dan yang ganjil dari semua hal. Bisa juga dipahami bahwa yang genap itu adalah makhluk Allah, sedangkan yang ganjil adalah Allah. Dia maha esa dan tanpa bandingan. Allah tidak membutuhkan apa dan siapa pun, sedang makhluk sangat bergantung pada yang lain. Demi malam apabila berlalu dan digantikan siang.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah beberapa penjabaran dari para ulama tafsir berkaitan makna dan arti surat Al-Ghasyiyah ayat 26 (arab-latin dan artinya), moga-moga berfaidah untuk ummat. Dukunglah kemajuan kami dengan memberi tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Tersering Dikunjungi

Ada banyak materi yang tersering dikunjungi, seperti surat/ayat: Ali ‘Imran 97, Tentang Al-Quran, Al-Jin, Al-Isra 25, Al-Ma’idah 8, Al-Baqarah 43. Ada pula Ali ‘Imran 139, Al-Hadid 20, Ad-Dukhan, Al-Baqarah 45, At-Thalaq, Al-Qamar 49.

  1. Ali ‘Imran 97
  2. Tentang Al-Quran
  3. Al-Jin
  4. Al-Isra 25
  5. Al-Ma’idah 8
  6. Al-Baqarah 43
  7. Ali ‘Imran 139
  8. Al-Hadid 20
  9. Ad-Dukhan
  10. Al-Baqarah 45
  11. At-Thalaq
  12. Al-Qamar 49

Pencarian: ...

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.